Anda di halaman 1dari 14

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asal Mula Pancasila


Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,
bukan terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya
Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara Kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara
nilai-nilainya telah ada serta berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai
adat istiadat, kebudayaan, serta religious. Kemudian para pendiri Negara Indonesia
merumuskan secara musyawarah mufakat dalam sidang BPUPKI I, sidang Panitia
Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila
yang peetama, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI II. Setelah kemerdekaan
Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar pada filsafat
negara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya tanggal 18 Agustus 1945
disahkan oleh PPKI sebagi dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Secara kuasalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal
mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.
sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada serta
berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai adat istiadat, kebudayaan,
serta religious. Kemudian para pendiri Negara Indonesia merumuskan secara
musyawarah mufakat dalam sidang BPUPKI I, sidang Panitia Sembilan yang
kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang
peetama, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI II. Setelah kemerdekaan
Indonesia
sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar pada filsafat negara
dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya tanggal 18 Agustus 1945
disahkan oleh PPKI sebagi dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Secara kuasalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal
mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.

a. Asal Mula yang Langsung


Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati dibedakan atas empat macam
yaitu:Kausa Materialis, Kausa Formalis, Kausa Efficient dan Kausa Finalis
(Bagus,1991:158). Teori ini dikebangkan oleh Aristoteles, Pancasila adalah asal
mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat Negara yaitu
asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak
dirumuskan oleh para pendiri Negara sejak sidang BPUPKI I, Panitia Sembilan,
sidang BPUPKI II serta sidang PPKI sampai pengesahannya. Rincian asal
mula langsung Pancasila menurut Notonagoro:
1) Asal mula bahan (Kausa Materialis)
Bangsa Indonesia adalah sebagai asal nilai-nilai Pancasila, merupakan
unsur-unsur Pancasila yang berupa nilai adat istiadat serta religious yang
terdapat dikehidupan bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila
adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian
dan pandangan hidup.
2) Asal mmula bentuk (Kausa Formalis)
Sebagaimana telah dirumuskan dalam UUD 1945. Maka asal mula
bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta serta anggota
BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam
hal bentuk, rumusan, dan nama Pancasila.
3) Asal mula karya (Kausa Effisien)
Yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar Negara
yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik dalam sidang-sidang
BPUPKI, Panitia Sembilan.
4) Asal mula tujuan (Kausa Finalis)
Tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar Negara. Oleh karena itu
para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta,
yang sebelumnya ditetapkan oleh PPKI. Juga berfungsi sebagai kausa
sambungan karena yang merumuskan dasar filsafat Negara.

b. Asal mula yang tidak langsung.


Secar kuasalitas yaitu asal mula sebelum prokalamasi kemerdekaan.
Berarti terdapat dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama bangsa
Indonesia. Dengan demikian ada kepribadian dalam pandangan hidup sehari-
hari. Maka asal mula tidak langsung pancasila bilamana dirinci adalah sebagai
berikut :
1) Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum dirumuskan, nilai-nilainya
yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Nilai
Keadilan.
2) Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup
masyarakat
Indonesia, dan menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan
bangsa Insonesia.
3) Jadi pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri sebagai “Kausa Materialis”.

c. Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam “Tri Prakara”


Bahwa Pancasila sebelum disahkan oleh PPKI sebagai Dasar Filsafat
Negara Indonesia secara Yurisdis, dalam kenyataannya unsu-unsur seperti
atat-istiadat, kebudayaan dan religious telah melekat dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian unsur-unsur tersebut disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Berdasarkan Pengertian tersebut maka pada hakekatnya bangsa Indonesia
ber-Pancasila dalam Tiga asas atau ‘Tri Prakara’ yang isinya :
Pertama: Bahwa unsur-unsur Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar
filsafat Negara filsafat secara Negara yurisdis sudah dimiliki oleh
Kedua: Pancasila telah terdapat
bangsa Indonesia pada
sebagai bangsa Indonesia
asas-asas sebagai asas-
dalam adat-istiadat dan
asas dalam agama-agama
kebudayaan dalam arti luas /(Pancasila
nilai-nilai Religius (Pancasila Asas
Asas Kebudayaan).
Religius)
Ketiga: Unsur-unsur tadi kemudian diolah, dibahas dan dirumuskan
secara saksama oleh para pendiri Negara dalam sidang
PBUPKI, Panitia ‘Sembilan’. Setelah bangsa Indonesia merdeka
rumusan pancasila tersebut Kemudian disahkan oleh PPKI
sebagai dasar Filsafat Nega Indonesia dan terwujudlah
Pancasila sebagai asas kenegaraan (Pancasila Asas
Kenegaraan).

B. Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Pancasila sebagai dasar Negara memiliki pengertian yang berbeda dengan
fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, demikian pula
berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila yang lainnya.
Sebagai titik sentral pembahasan adalah kedudukan dan fungsi pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Namun perlu dipahami asal mulanya
adalah digali dari unsur-unsur yang berupa nilai-nilai yang terdapat pada bangsa
Indonesia sendiri yang berupa pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu
kedudukan dan fungsi pancasila dapat dipahami melalui uraian berikut:

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan yang maha esa, dalam perjuangan
untukmencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-
nilai luhur yang di junjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur
yaitu merupakan tolok ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia, seperti cita-cita yang hendak
dicapainya dalam hidup manusia.
Pandangan hidup hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata
kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam
masyarakat serta dalam alam sekitarnya.
Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa(nasional),
dan pandangan hidup Negara dapat disebut sebagai ideologi Negara. Dalam
proses penjabaran dalam kehidupan modern antara pandangan hidup bangsa
memiliki hubungan yang bersifat timbale balik. Yang tercermin dalam kehidupan
Negara yaitu Pemerintah terikat oleh kewajiban konstitusional yaitu kewajiaban
Pemerintah dan penyelenggara Negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral (Darmodiharjo,
1996:35)

Pandangan hidup
masyarakat

Pandangan hidup bangsa


Hubungan Timbal (ideologi nasional)
balik
Pandangan hidup negara
(ideologi negara)
Pandangan yang ada pada msyarakat yang ada dalam masyarakat Indonesia
tersebut semakin menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang telah trintis
sejak zaman Sriwijaya, majapahit kemudian Sumpah Pemuda 1982. Kemudian
diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri Negara dalam sidang BPUPKI,
Panitia Sembilan, dan PPKI. Maka Pancasila disepakati sebagai Pandangan
Hidup Negara dan sekaligus sebagai Ideologi Negara.
Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan
memiliki pegangan dan pedoman ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya.
Dengan suatu pandangan hidup yang diyakininya bangsa Indonesia akan
mampu membendung dan memecahkan berbagai masalah polotik, social
ekonomi, hukum, hankam dan persoalan lainnya.dalam gerak
budaya,
masyarakat yang semakin maju.
Dengan demiakian pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang
Bhinneka Tunggal Ika tersebut harus meupakan asas persatuan bangsa
sehingga tidak boleh mematikan keanekaragaman.
Sebagai inti sari dari nilai bufaya masyarakat Indonesia, maka pancasila
merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman kekuatan
rohaniah bagi bangsa untuk berprilaku luhur dalam kehidupan sehari
dalambermasyarakarat,berbangsa dan bernegara.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai ddasar Filsafat
atau dasar Falsafah Negara(Philosofische Gronsliag) dari Negara, ideology
Negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu
dasar nilai serta norma untuk mengatur pemeintahan Negara atau pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Maka
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber Hukum, Pancasila merupakan
sumber kaidah Hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara
Replublik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta
pemerintah Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara hokum.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib
hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
kemudian dijabarkan dalam pokok-pokok pikiran, meliputi suasana
kebatinan
dari UUD 1945 yang pada akhirnya dijabarkan dalam pasal UUD 1945, serta
hukum positif lainnya. Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara tersebut
dapat dirincian sebagai berikut :
a) Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan sumber dari segala
sumber Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian
tertib hukum yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke
dalam empat pokok pikiran.
b) Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari UUD 1945.
c) Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (tertulis maupun tidak
tertulis).

d) Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang


mewajibkan pemerintah dan penyelenggara Negara memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok
pikiran keempat “….negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adik dan beradab.”
e) Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara Negara,
para pelaksana pemerintah. Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah
sangat penting bagi pelaksana dan penyelengara Negara. Dengan semangat
yang bersumber pada asas kerohanian Negara sebagai pandangan hidup
bangsa, Maka dinamika masyarakat dan Negara akan tetap diliputi dan
diarahkan asas kerohanian Negara.

3. Pancasila sebagai ideology Bangsa dan Negara Indonesia


Sebagai suatu ideologi bagsa dan negara indonesia maka pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan hasil perenungn atau pemikiran seseorang
ataru kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun
pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta Religius yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat indonesia Sebelum membentuk
Negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia
sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (bahan materi)
pancasila.
Unsusr-unsur pancasila tersebut kenmudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri Negara,sehingga pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara
dan ideology bangsa dan Negara Indonesia. Dengan demikian pancasila
sebagai ideology bangsa dan Negara Indonesia berakar pada pandangan
hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau pengambil ideology
dari bangsa lain. Oleh karena Ciri khas pancasila itu memiliki kesesuaian
dengan bangsa Indonesia.
a) Pengertian Ideologi
Istilah ideology berasal dari kata “idea” berate “gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita” dan “logos” berarti “ ilmu”. Kata “idea” berasal
dari kata bahasa yunani “eidos” artinya “bentuk”. Disamping kata itu ada
kata “idein” yang artinya “melihat” , maka secara harfiah ideology berarti
ilmu pengertian-pengertian dasar, dalam pengertian sehari-hari ”idea”
disama artikan dengan “cita-cita”. Cita-cita yang maksud adalah cita-cita
yang bersifat tetap dan harus dicapai yang sebernarnya dapat
merupakan satu kesatuan. Dengan demikan dapat disimpulkan ideology
mencangkup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan
dan cita-cita.
Pengertian “ideology” secara umum dapat dikatakan sebagai
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan, serta kepercayaan
yang menyeluruh yang menyangkut:
a. Bidang politik (termasuk didalamnya bidang
pertahanan dan keamanan)
b. Bidang social
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan (Soejoyo Soemargono, Ideologi Pancasila
sebagai Penjelmaan Filsafat Pancasila dan pelaksanaannya dalam
masyarakat Kita Dewasa ini, suatu makalah diskusi dosen Falkutas
Filsafat, hal.8).
maka ideology Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan
asaas kerohanian yang antara lain :
a. Memiliki derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
b. Oleh hal itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangakan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan serta dipertahankan dengan kesediaan
berkkorban (Notonegoro, Pancasila Yurisdis Kenegaraan, tanpa
tahun, hal.2,3).
b) Ideologi Terbuka serta Ideologi Tertutup
Ideology sebagai Suatu sistem pemikiran( system of thought), maka
ideology terbuka merupakan suatu pemikiran terbuka. Padahal
ideology tertutup merupakan suatu metode pemikiran tertutup. Beserta
seperti itu ada menjadi identitas ideology tertutup. bahwa atas nama
ideology dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan
kepada masyarakat. Langsung berlaku identitas ideology tertutup yaitu
bahwa betapapun besarnya perbedaan antara tuntutan berbagai
ideology yang memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan selalu
ada tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada ideology tersebut.
Identitas ideology terbuka yaitu bahwa nilai-nilai serta cita-citanya
tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali serta diambil dari harta
kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri. Sebab hal
itu ideology terbuka yaitu milik seluruh rakyat serta masyarakat dalam
menemukan “dirinya”, “kepribadiannya” didalam ideology tersebut.
Kecuali itu sifat ideology terbuka juga senantiasa berkembanng seiring
dengan perkembangan aspirasi, pemikiran serta akselerasi dari
masyarakat dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa
dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.
c) Ideologi Partikulr dan Ideologi Komprehensif
Manheim membedakan dua jenis rupa kategori ideology secara
sosiologis, yaituideologi bersifat particular dan ideology yang bersifat
koherensif. Kategori pertama diartikan seperti suatu keyakinan-
keyakinan yang tertumpuk secara sistematis serta terkait erat dengan
kepentingan suatu kelas social tertentu dalam masrakat (mahendra,
1999). Kategori kedua diartikan seperti suatu metode pemikiran
menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan social.
Berdasarkan perlihatan Manheim seperti disebutkan oleh Yusril Ihza
Mahendra, sampai ideology Pancasila memiliki identitas menyeluruh,
yaitu tidak terpihak pada golongan tertentu telih-lebih ideology Pancasila
yang dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa
Indonesia itu mampu mengakomodasikan berbagai ideologisme yang
berkembang dalam masyarakat yang sifatnya majemuk tersebut.
d) Hububungan antara Filsafat dan Ideologi
Permasalahan ideology merupakan permasalahan yang di samping
berkadar kefilsafatan cita-cita dan normative dan sekaligus prakstis
karena menyangkut operasionalisasi, strategi, serta dokrin. Ideology
tidak hanya menuntut misalnya agar setiap warga nrgara bertindak adil,
saling tolong menolong, menghormati antar sesame manusia, lebih
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan dan lainnya, melainkan ideology akan menuntut
ketaatan konkrit, harus melaksanakan ini serta itu, bahkan seringkali
menuntut dengan mutlak orang harus bersikap serta bertindak tertentu.

Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara


Negara sebagai lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi hidup manusia
senantiasa memiliki cita-cita harapan, ide-ide serta pemikiran yang secara bersama
merupakan suatu orientasi yang bersifat dasar bagi semua tindakan dalam hidup
kenegaraan.
Pada hakikatnya ideology adalah merupkan hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bermetode ideology bersifat dialektis antara ideology dengan
masyarakat Negara. Sebab itu agar benar-benar ideology mampu menampung
aspirasi para pendukungnya untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat berbangsa
serta bernegara maka ideology tersebut seharusnya bersifat dinamis, terbuka,
antisipasif yang senantiasa mampu mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan
zaman.
Pancasila sebagai Ideologi yang reformatif, Dinamis, dan
Terbuka
Hal ini dimaksudkan bahwa Ideology Pancasila adalah bersifat actual, dinamis,
antisipasif, serta senantiasa mampu mneyesuaikan dengan perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaan ideology Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit,
sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk mencegah maslah-masalah
actual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat.

Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka :


 Nilai dasar, hakikat kelima sila pancasila yaitu ketuhanan kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Yang merupakan esensi nilai-nilai Pancasila
bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai yang baik dan benar yang tertuang dalamm Pembukaan UUD 1945.
 Nilai instrumental, merupakan arahan, kebijakan, stategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaannya. Misalnya, Garis-Garis Besar Haluan Negara yang lima
tahunsenantiasa disesuaikan dengan perkembangan zamanserta spirasi
masyaraka, undang-undang, departemen-departemen sebagai lembaga
pelaksanaannya. Aspek ini senantiasa dilakukan perubahan (reformatif).
 Nilai praktis, merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam realisasi
pengalaman yang bersifat nyata dikehidupan sehari-hari (lihat BP-7 Pusat.1994.8).
Maka penjabaran nilai Pancasila berkembang serta dapt dilakukan perubahan dan
perbaikan sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi.

Secara structural Pancasila sebagai ideology terbuka memiliki tiga dimensi :

1. Dimensi Idealistis, nilai dasar yang tekandung dalam Pancasila bersifat


sistematis, ssional, serta menyeluruh yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam
sila Pancasila “Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan”.

2. Dimensi Normatif, nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan


dalam metode norma. Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan norma tertib hokum tertinggi dalam Negara Indonesia serta
merupakan Staatsfundamentalnornm (pokok kaidah Negara yang fundamental).

3. Dimensi Realitis, ideology harus mampu mencerminkan realitas yang hidup


serta berkembang dalam masyarakat. Beserta sebagai itu Pancasila sebagai
ideology terbuka tidak bersifat “utopis” yang hanya berisi ide-ide bersifat
mengawang, melainkan bersifat “realities” artinya mampu dijabarkan dalam
segala aspek kehidupan nyata.
C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN
PAHAM IDEOLOGI BESAR LAINNYA DI DUNIA

1. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Ideologi Pancasila mengakui
kebebasan dan kemerdekaan individu yang berarti tetap mengakui dan
menghargai kebebasan individu lain.

2. Negara Pancasila
Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara.
Maka bangsa Indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik,
ciri khas tertentu yang karena ditentukan oleh keanekaragaman, sifat dan
karakternya. Maka bangsa ini mendirikan suatu negara berdasarkan Filsafat
Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, Negara Kebangsaan serta Negara
yang bersifat Integralistik.

a) Paham Negara Persatuan


Merupakan kesatuan unsur-unsur yang membentuknya berupa
rakyat, wilayah, dan kedaulatan pemerintah.
 Bhineka Tunggal Ika
Hakikat makna Bhineka Tunggal Ika yang memberikan suatu
pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri
atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat,
kebudayaan serta karakter yang berbeda, memiliki agama yang
berbeda dan terdiri dari beribu kepulauan wilayah nusantara
Indonesia, namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan yaitu
persatuan bangsa dan negara Indonesia.

b) Paham Negara Kebangsaan


Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa,
dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki
tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai negara.
 Hakikat Bangsa
Pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat
manusia dalam merealisasikan harkat dan martabat
kemanusiaannya.Namun, bangsa bukanlah suatu totalitas kelompok
masyarakat yyang menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana
terjadi pada bangsa sosialis komunis.
 Teori Kebangsaan
Dalam tumbuh berkembangnya suatu bangsa atau juga disebut
sebagai ‘Nation’ Terdapat berbagai macam teori besar di dalam
suatu bangsa, diantaranya :
o Teori Hans Kohn
Bangsa terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama,
peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Suatu bangsa
tumbuh dan berkembang dari anasir serta akar yang terbentuk melalui
suatu proses sejarah.”
o Teori Kebangsaan Ernest Renan
Pokok pikiran bangsa adalah sebagai berikut :
• Bangsa adalah suatu jiwa, asas kerohanian.
• Bangsa adalah solidaritas besar, hasil sejarah.
• Bangsa bukan sesuatu yang abadi.
• Wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa.
o Teori Geopolitik Frederich Ratzel
“Negara merupakan suatu organisme yang hidup yang memiliki
hubungan wilayah geografis dengan bangsa.”
o Negara Kebangsaan Pancasila
Pancasila bersifat mejemuk tunggal. Unsur-unsur yang membentuk
nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut :
• Kesatuan Sejarah
• Kesatuan Nasib
• Kesatuan Kebudayaan
• Kesatuan Wilayah
• Kesatuan Asas Kerohanian

c) Paham Negara Integralistik


Pancasila sebagai asas kerohanian bangsa dan negara Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu asas kebersamaan, asas
kekeluargaan serta religius. Dalam pengertian ini, Indonesia dengan
keanekaragamannya membentuk suatu kesatuan integral sebagai
suatu bangsa yang merdeka.
Berdasarkan pengertian paham integralistik tersebut maka rincian
pandangannya adalah sebagai berikut :
1) Negara merupakan suatu susunan
masyarakat yang integral.
2) Semua golongan bagian, bagian dan
anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya.
3) Semua golongan, bagian dan
anggotanya merupakan
persatuan masyarakat yang organis
4) Yang terpenting dalam kehidupan
bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya.
5) Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan, tidak
menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat.
6) Negara tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai
pusat.
7) Negara tidak hanya menjamin kepentingan seseorang atau
golongannya Saja.
8) Negara menjamin kepentingan manusia seluruhnya sebagai
suatu kesatuan integral.
9) Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya.
10) 10)
d) Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berketuhanan
Yang Maha Esa
Setiap individu yang hidup dalam suatu bangsa adalah sebagai
makhluk Tuhan. Maka, bangsa dan negara sebagai totalitas yang
integral adalah berketuhanan, demikian pula setiap warganya juga
berKetuhanan Yang Maha Esa.Negara wajib memelihara budi pakerti
yang luhur dari setiap warga Negara pada umumnya dan para
penyelenggara Negara khususnya, berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
1) Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa
Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofis
mengandung makna terdapat kesesuaian hubungan sebab
akibat antara Tuhan, manusia dan negara Yng merupakan
dasar untuk memimpin cita-cita kenegaraan untuk
menyelenggarakan yang baikbagi masyarakat dan
penyelenggara negara.

2) Hubungan Negara dan Agama


Negara pada hakikatnya merupakan suatu persekutuan
hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena
itu sifat dasar kodrat manusia tersebut merupakan sifat dasar
negara, sehingga negara sebagai manifestasi kodrat manusia
secara horizontal dalam hubungan dengan manusia lain untuk
mencapai tujua bersama. Oleh karena itu, negara memiliki
sebab akibat langsung dengan manusia karena manusia adalah
sebgaai pendiri negara. Hubungan ini sangat ditentukan oleh
dasar ontologis setiap individu.

 Hubungan Negara dan Agama Menurut Pancasila


Hubungan menurut Pancasila adalah sebagai berikut :
a. Negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa
b. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Berketuhanan yang
Maha Esa dengan konsekuensi setiap warga memiliki hak untuk
memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama masing-
masing.
c. Tidak mengakui atheisme dan sekularisme.
d. Tidak mengizinkan pertentangan agama, golongan agama, inter
serta antar pemeluk agama tertentu.
e. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama tertentu.
f. Memberikan toleransi terhadap pemeluk agama lain
yang menjalankan ibadah.
g. Segala peraturan harus sesuai dengan Ketuhanan Yang Maha
Esa.
h. Negara merupakan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

 Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Theokrasi


Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan
berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam
masyarakat, bangsa dan negara didasarkan atas firman Tuhan.
• Negara Theokrasi Langsung
Doktrin dan ajaran yang berkembang dalam negara
Theokrasi langsung sebagai upaya memperkuat dan
meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam negara.
• Negara Theokrasi Tidak Langsung
Bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam negara,
melainkan Kepala Negara atau Raja yang memerintah negara
atas kehendak Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai