Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 8

1. Dwi Rahayu (3334200073)


2. M. Randi A (3334200050)
3. Herlina Pebriani (3334200020)
4. Falah Mandira I (3334200032)
5. Fikral Aditya A (3334200091)
6. M. Vindra A (3334200001)
Masjid
Madani
A Picture
Always
Dari segi bahasa, kata masjid terambil dari
Reinforces
akar kata the‫ س‬sujud, 
‫س جد‬sajada ‫جود‬
yang berarti  patuh, taat,
Concept
tunduk dengan penuh hormat dan takzim.
Makna simbolik masjid

Makna simbolik
pembangunan masjid adalah usaha pembebasan masyarakat dari
  syirik dalam berbagai bentuknya sekaligus menyucikan jiwa,
hati, pikiran, tubuh, dan tindakan manusia dengan berzikir dan
beribadah  hanya kepada Allah.
“Sesungguhnya  masjid‐masjid  itu  adalah  milik  Allah,
maka janganlah kamu menyembah sesuatu apa pun, selain
Allah”(Qs. Al‐Jin [72]: 18)
Vitalitas Masjid
Dari segi doktrin maupun kesejarahan, 
Masjid merupakan institusi penting
dalam tradisi Islam, bukan hanya sebagai 
pusat peribadatan,
tetapi juga pendidikan dan pembudayaan.
Manusia  membutuhkan  proses  pendidikan  untuk 
mengenalAllah dan syariat‐Nya.

Mengenalkan Allah melalui nama-nama-Nya yang indah (asma’ al ‐husna) dan


firman‐Nya yang termaktub dalam Alquran. Itulah salah satu argumen penting
mengapa Allah dengan sifat kasih sayang‐Nya perlu mengutus Nabi dan Rasul
kepada manusia untuk mengingatkan akan hakikat dan tujuan hidupnya yang sejati.
Mengingat, bahwa masjid adalah tempat sujud, maka pelaksanaan pendidikan
tauhid dan beribadah itu secara teoritik maupun praktik sangat efektif
diselenggarakan di Masjid. Tradisi ini sudah dilaksanakan oleh para Nabi, sebelum
Nabi Muhammad Saw.
Masjid  merupakan  institusi  paling  penting  dalam  sejarah 
Kemanusiaan.
Bangunan pertama di muka bumi yang dibangun bapak moyang manusia,
Nabi Adam AS, adalah Ka’bah. Kemudian bangunan itu direnovasi oleh the
religious father, Nabi Ibrahim Khalilullah beserta sang putera, Nabi Ismail AS.
Ka’bah itu kemudian menjadi kiblat saat salat dan merupakan pusat kegiatan
ibadah haji bagi umat Muslimin.
“Sesungguhnya rumah yang mulamula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagisemua manusia.” (Qs. Ali Imran [3]: 96).
Masjid  adalah  benteng  kegiatan  dakwah  dan  pengajaran 
Islam. 
Dakwah Rasulullah Saw., pada era Makkah dimulai secara rahasia, mulai dari keluarga
dan kerabat, dengan menggunakan pendekatan individual. Tempat pembinaan kader pada masa
awal Islam yang terkenal adalah Dar al‐Arqom, rumah milik al‐Arqam bin Abu al ‐Arqam,yang
terletak di kaki bukit Shofa dekat Masjidil Haram di Makkah. Di masjid dilaksanakan salat lima
waktu secara berjamaah, terutama pada hari Jumat, di waktu zuhur. Pada salat Jumat itu
terdapat khotbah yang berisi mau’izhah, berupa perintah dan washiyat (pesan moral) yang
disampaikan khatib. Pesan tersebut bersumber dari Alquran dan sunah Nabawiyah serta mutiara
hikmah para ulama, dan disampaikan dalam rangka menjawab problematika umat. Jadi,
khotbah Jumat itu dapat dikatakan sebagai “stadium general” pekanan yang membangun jiwa
umat untuk menjernihkan hati dan pikiran dalam menghadapi ujian hidup.
Masjid sebagai tempat mengkaji kitab suci Alquran  (tadarrus 
Alquran) dan pembudayaan nilai‐nilai Islam. 

Lebih khusus belajar dan mendalami Alquran (tafaqquh fi ad ‐Din)sebagai


sumber nilai dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Dalam hal ini, Islam
memperkenalkan dua medan jihad, yakni jihad bis‐Saif wal Qital di medan perang,
dan jihad intelektual, jihad bil hujjah wal burhan, dengan Masjid sebagai pusat.
Firman Allah:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap‐tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.” (Qs.At‐Taubah9:122).
Masjid adalah milik Allah
Masjid adalah milik Allah (Qs. 72:18) yang dibangun di atas lahan wakaf,
yang secara hukum milik publik, dan pengelolaannya diserahkan kepada
kenadziran yang ditunjuk. Kenadziran adalah pelaksana administratif yang
memimpin, mengelola, memelihara, merawat, dan melindungi Masjid dari
gangguan musuh Allah; membela rakyat dan menjamin supremasi syari’ah dan
terwujudnya izzatul Islam wal muslimin. Masjid bukan miliki pribadi atau
golongan, sehingga Masjid berfungsi sebagai pusat integrasi umat.
Masjid dan Rekayasa Sosial
Di dalam masjid terdapat jamaah. Di dalam jamaah terdapat
imamah. Relasi imamah dan jamaah itu tergambar dalam utam
a masjid, yakni salat fardhu yang lima waktu. Dalam sejarah
Alquran terlihat dengan nyata bahwa masjid dengan aktivitas
ibadah di dalamnya berhasil melakukan perekayasaan sosial
atas dasar iman dan takwa kepada Allah Ta’ala.
Masjid dan Pencerahan Intelektual 
Di antara salat itu, terdapat ritual Islam yang wajib dilaksanakan
oleh muslim dewasa laki‐laki setiap satu pekan sekali, yakni Salat Jumat.
 Allah memerintahkan kita meninggalkan segala aktivitas,
ketika azan sudah dikumandangkan, dan diperintahkan
untuk bergegas melaksanakan salat Jumat. Dalam salat Jumat itu terdapat
khotbah yang berisi mau’zhah, berupa arahan, perintah dan larangan,
yang disertai janji dan ancaman.
Sistem Pendidikan Masjid, Eksistensi Ulama, 
dan Martabat Negara 
Masjid sebagai wadah belajar berakar kuat sejak awal kehadiran Islam pada
abad ke‐6, Pada zaman Nabi, sudut masjid yang digunakan sebagai tempat belajar sekaligus
tempat tinggal pelajar dari kalangan muda yang belum menikah di masjid Nabawi di sebut
shuffah. Dalam perkembangan berikutnya, belajar agama dilakukan di setiap sudut atau tiang
masjid dalam bentuk halaqoh ilmiah (lingkar studi).

Pada masa kekhalifahaan Umar ibn Khaththab, masjid berfungsi sebagai madrasah


umat Islam secara formal dan sejumlah tenaga pengajar pun secara resmi diangkat oleh
khalifah

Sekitar awal abad ke‐4/10, masjid sebagai lembaga pendidikan mulai dilengkapi


dengan asrama bagi para santri.

sistem pendidikan Masjid pun berevolusi menjadi Madrasah dan dikembangkan secara  pesat 


oleh Nizham al‐Mulk (w. 485/1092),
Sistem asrama (pondok) dalam  tradisi sufi dikenal pada sekitar abad ke‐13 M
dengan sebutan zawiyah.

Dalam sistem pendidikan masjid itu, muatan kurikulum pendidikan bukan hanya
pelajaran Alquran dan Hadis, tetapi juga menawarkan bidang kajian yang jauh 
lebih bervariasi, mencakup  bahasa dan sastra Arab, tafsir, qiraat, fikih, kalam,
hukum Islam, astronomi, dan kedokteran.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai