Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN KADER PKK

UPT PKM GARUDA


KOTA BANDUNG

BANDUNG, 8 OKTOBER 2019


Latar Belakang

Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab


kematian anak di bawah 3 tahun yaitu sebesar 19% atau
sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap
tahunnya dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3%
dari Produk Domestik Bruto (studi World Bank, 2007).
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah
air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil
studi Indonesia Sanitation Sector Development Program
(ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih
berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun
dan tempat terbuka.
Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di
Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam
mencuci tangan adalah:
setelah buang air besar 12%,
setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%,
sebelum makan 14%,
sebelum memberi makan bayi 7%, dan
sebelum menyiapkan makanan 6 %.
dari angka kejadian diare nasional pada tahun
2006, sebesar 423 per seribu penduduk pada
semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian
Luar Biasa (KLB) diare
Pengertian

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya


disebut sebagai STBM adalah pendekatan untuk
merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan.
Pemicuan  cara untuk mendorong perubahan
perilaku hygiene dan sanitasi individu atau
masyarakat atas kesadaran sendiri dengan
menyentuh perasaan, pola pikir,prilaku dan
kebiasaan individu atau masyarakat
Hasil yang ingin dicapai STBM

Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap


sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas
yang bebas dari buang air besar di sembarang tempat (ODF).
Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum
dan makanan yang aman di rumah tangga.
Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam
suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan,
puskesmas, pasar, terminal), tersedia fasilitas cuci tangan
(air,sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua
orang mencuci tangan dengan benar.
Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
Setiap rumah tanga mengelola sampahnya dengan benar.
Dampak dari STBM Menurunnya kejadian
penyakit diare dan penyakit berbasis
lingkunganlainnya yang berkaitan dengan sanitasi
dan perilaku.
PILAR STBM

 Perilaku hygienis dan saniter yang digunakan


sebagai acuan dalam penyelengaaraan STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat menekankan
pada 5 (lima) perubahan perilaku hygienis, yang
biasa dikenal sebagai 5 pilar STBM.
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum-Makanan Rumah
Tangga (PAMM RT)
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS RT)
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC
RT).
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan
(Stop BABS)

Kondisi dimana setiap individu dalam masyarakat


tidak lagi melakukan prilaku buang air besar
sembarangan yang berpotensi menyebarkan
penyakit.
Kondisi ini bisa diwujudkan melalui kegiatan
seperti :
- Membudayakan prilaku buang air besar tdk
sembarangan
- Menyediakan dan memelihara sarana buang air
besar yang memenuhi syarat
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Untuk memutus mata rantai penyebaran


penyakit kedalam tubuh manusia, salah
satu metode yang murah dan bisa
dilaksanakan oleh masyarakat adalah
membiasakan cuci tangan pakai sabun
6 WAKT PENTIN CTPS
U G
Ÿ Sebelum makan;*
Ÿ Setelah buang air besar;*
Ÿ Sebelum memegang bayi;
Ÿ Setelah menceboki anak;*
Ÿ Sebelum menyiapkan makanan;
Ÿ Setelah kontak dengan binatang.
* TIGA WAKTU CTPS YANG SANGAT
PENTING UNTUK
MENGHINDARI TRANSMISI
SETELA KONTA DENGA BINATAN
H K N G
KUMAN

SEBELUM MEMEGANG BAYI DAN


SEBELUM DAN
SETELAH BUANG AIR MAKAN
MENYIAPKAN SEBELUM
SETELAH MENCEBOKI ANAK
BESAR MAKANAN
Kriteria sarana CTPS :
Menggunakan air bersih dan mengalir
Menggunakan sabun

CTPS di 5 tatanan :
1. Institusi rumah tangga
2. Institusi pendidikan
3. Institusi kesehatan
4. Institusi tempat – tempat umum
5. Institusi tempat kerja
3. Pengelolaan Air Minum-Makanan Rumah Tangga (PAMM RT)

Salah satu cara lain yang dapat memutus mata rantai


penularan penyakit adalah mengelola air minum dan
makanan dengan baik dan sehat. Hal yang dapat
dilakukan oleh masyarakat adalah merebus terlebihn
dahulu air yang digunakan untuk keperluan minum
sehari-hari, proses memasak yang higienis dan
menyimpan makanan dan minuman yang benar.
Air Minum adalah air bersih yang sudah dimasak dan
tidak mengandung bibit penyakit/kuman penyakit,
mineral berbahaya bagi tubuh
4. Pengelolaan sampah rumah tangga
( PS RT)

Apa itu sampah ?

Benda yang sudah tidak terpakai

Bahaya sampah :
- pengotoran udara,air
- mengganggu pemandangan
PARADIGMA BARU PENGELOLAAN SAMPAH :
1. Reuse  menggunakan kembali sampah yang masih
dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi
yang lainnya,
2. Reduce  Mengurangi segala sesuatu yang
mengakibatkan sampah
3. Recycle  Mengolah kembali (daur ulang) sampah
menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat
.
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
(PLC RT).

Air Limbah  air bekas dari kamar mandi,dapur atau


cucian yang dapat mengotori sumur,sungai yang
selanjutnya dapat mengganggu kesehatan.

Air Limbah  mengganggu pemandangan


menimbulkan bau
menjadi sarang nyamuk
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah
daridapur kama mandi cucian dll, yangbuka darijamban
PRINSIP , r , , n .
Ÿ Tidak mencemari sumber air minum (air permukaan maupun air
tanah);
Ÿ Tidak menjadi media berkembang biaknya binatang pembawa
penyakit;
Ÿ Tidak mengotori permukaan tanah, menimbulkan bau;
Ÿ Konstruksi sederhana dengan bahan yang murah dan mudah didapat;
Ÿ Pelestarian sumber saya air (misalnya, pemanfaatan kembali air limbah
rumah tangga).
Hatur Nuhun

Anda mungkin juga menyukai