Anda di halaman 1dari 26

PETA LAUT

KULIAH KE 6
Definisi
Peta Laut :
Peta adalah merupakan gambaran sebagian dari
permukaan bumi pada suatu bidang datar. Sebagian
dari pemukaan bola tidak dapat dipindahkan secara
datar, hal tersebut karena dalam penggambaran
sebagian dari permukaan bentuk bola pada bidang
datar elalu terjadi perubahan bentuk.
Skala Peta :
Perbandingan antara gambaran dibanding dengan
ukuran yang sebenarnya, dalam hal ini skala adalah
P’Q’ dibanding PQ. Skala peta dapat berbeda-beda
dari titik ke titik, juga skala pada sustu titik di peta
tidak perlu sama ke semua arah.
Contoh
1: Diketahui skala 1 : 100.000
Berarti 1 mm di peta mewakili 100.000 mm pada ukuran yang
sebenarnya, tetapi juga 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm dari
ukuran sebenarnya.
2. Diketahui skala di suatu titik di peta 1 : 100.000
Ditanyakan : Berapa mm kah 1 mill laut di peta dititik ini ?
Jawab : 1 / 100.000 = x / 1852000 mm
X = 1852000 mm / 100.000
= 18,52 mm
3. Diketahui jarak satu mill laut di peta dengana panjang 7.408 mm
Ditanyakan: Skala peta di titik tersebut
Jawab : Skala = 7.408 mm / 1852.000 mm
= 1 / 1852.000 : 7.408
= 1 / 250.000
Proyeksi Peta
Dalam pembuatan peta tidak terlepas dari
penerapan proyeksi dan kontruksi, hal
tersebut karena akan sangat sukar untuk
menggambarkan secara langsung sebagian
permukaan bumi ke bidang datar. Untuk
pembuatan peta laut, proyeksi yang sering
digunakan adala :
a. Proyeksi mercator atau peta lintang
bertumbuh
b. Proyeksi gnomonis
c. Proyeksi stereografis
Proyeksi Mercator

Pembuatan peta menggunakan proyeksi


mercator, permukaan bola bumi
digambarkan dalam sebuah silinder, dimana
titik singgung bumi dalam silinder atau garis
normal tepat pada ekuator. Pola penataan
satuan dari garis bujur [derajah] dan garis
lintang [paralel/jajar] dikenal dengan pola
jaring.
Garis bujur [derajah] digambarkan di peta
sebagai garis lurus yang sejajar dengan jarak
antara garis bujur yang satu dengan yang lain
berjarak sama.

Sedangkan garis lintang [ jajar] digambarkan


di peta sebagai garis yanag sejajar dan tegak
lurus garis bujur, dengan jarak antara garis
lintang yang satu dengan yang lain tidak
sama.
Proyeksi Gnomonis
Pembuatan peta dengan menggunakan proyeksi
Gnomonis adalah untuk suatu tempat di wilayah yang
akan dipetakan, diletakkan bidang datar yang
menyinggung permukaan bola bumi dengan titik
singgung merupakan titik pusat proyeksi.
Bidang datar proyeksi tersebut tegak lurus dengan bidang
datar dari lingkaran besar, dengan demikian terdapat
dua bidang datar yang saling tegak lurus. Dari titik
tengah bumi ditarik garis sampai ke bidang datar
proyeksi dengan titik singgung di titik [A].
Ciri-ciri spesifik dari proyeksi ini adalah bahwa setiap
lingkaran besar akan tergambar sebagai garis lurus, oleh
kerena sifat ini maka proyeksi ini dikenal dengan peta
lingkaran besar.
Bidang datar proyeksi [PQRS] menyinggung
permukaan bumi dan tegak lurus bidang datar
lingkaran besar. Perpotongan kedua bidang
datar tersebut pada garis lurus [FG].
Pada proyeksi ini semua lingkaran besar memotong
bidang datar diproyeksikan sebagai garis lurus,
sehingga semua bujur [derajah] bersama
meruakan seberkas garis lurus yang
berkonvergensi ke kutub.
Garis lintang [jajar] adalah potongan-potongan
kerucut [lingkaran elips, parabola, atau
hiperbola]. Peta gnomonis seringkali digunakan
untuk peta detail.
Proyeksi Stereografis
Pada proyeksi ini titik tengah dari wilayah yang akan
dipetakan diletakkan sebuah bidang datar singggung
yangb menyinggung permukaan bumi [atau sebuah
bidang datar yang sejajar dengan bidang datar
singgung, dimana bidang datar tersebut memotong
bumi/ bidang datar potong].
Pada titik yang berlawanan [titik lawan titik singgung
berada pada permukaan bumi namun berposisi kebalikan
dari titik singgung] dengan titik singgung diproyeksikan
permukaan bumi pada bidang datar singgung atau pada
bidang datar potong, dengan setia lingkaran
diroyeksikan sebagai lingkaran, kecuali untuk lingkaran
yang memotong titik lawan bidang datar singgung [titik
proyeksi], karena akan terbentuk garis lurus.
Pembuatan peta dengan proyeksi ini untuk cakupan
wilayah yang kecil, maka garis bujur [derajah]
tergambar dalam bentuk garis lurus, namun garis-
garis bujur ini tidak sejajar antara yang satu dengan
yang lain.
Garis lintang [jajar/paralel] digambarkan sebagai garis
lurus yang terpotong-potong dan tegak lurus garis
bujur. Karena garis bujur tidak sejajar, maka arah
utara akan berbeda-beda dari titik yang satu dengan
titik yang lain.
Proyeksi ini sangat tepat untuk pemetaan wilayah
kutub, dengan titik proyeksi lawan dari kutub yang
akan dipetakan, sehingga untuk pemetaan kutub
utara maka titik pusat proyeksi adalah kutub selatan .
Bentuk istimewa dari proyeksi stereografis adalah
proyeksi stereografis kutub. Untuk pemetaan
wilayah ini bidang datar tempat proyeksi
menyinggung salah satu kutub.
Semua derajah merupakan garis lurus yang melalui
kutub, garis lintang menjadi lingkaran-lingkaran
konsentris dengan kutub sebagai titik tengahnya.
Peta cuaca yang diterbitkan oleh KNMI adalah
proyeksi stereografis kutub.
 
Loxodrom
Suatu garis di bumi yang membuat sudut yang
sama dengan semua derajah-derajah. Jika
kapal mengemudikan haluan yang sama
untuk beberaa waktu, dan semua derajah-
derajah dipotong dengaan sudut yang sama,
pada keadaan jejak kapal pada permukaan
bumi dikenal dengan nama loxodrom.
Pada peta mercator juga dapat diperoleh
loxodrom, jika haluan kapal memotong
derajah dengan sudut yang sama.
Syarat-syarat Peta Laut
Syarat-syarat peta pada umumnya dan peta laut khususnya,
yang terpenting adalah :
a. Garis haluan, loxodrom harus merupakan garis lurus.
b. Sudut di peta harus sama dengan sudut di permukaan
bumi [konform]
c. Perubahan skala harus kecil
Konform dari peta adalah sudut-sudut di bumi bersesuaian
dengan sudut-sudut berkaitan di peta secara akurat
[cermat]. Untuk proyeksi mercator memenuhi persyaratan
a dan b dan pada lintang yang tidak terlalu tinggi serta
kisaran lintang yang tidak terlalu besar. Untuk peta
gnomonis didekat titik singgung juga dapat diangga
konform, dan pada peta stereografis adalah konform.
Pembagian Peta Menurut Skala
Pembagian Peta Menurut Skala adalah :
a. Peta penyebarangan
b. Peta haluan atau peta tarik
c. Peta pantai
d.Peta detail atau peta rencana
Peta Penyeberangan
Peta penyeberangan adalah peta berskala sangat kecil,
sehingga menggambarkan bagian yang besar dari wilayah
permukaaan bumi. Biasanya peta ini dilengkai data-data
tentang route pelayaran yang dianjurkan, arah angin, gunung
es, dan variasi diinformasikan dalam bentuk isogona.
Peta Haluan
Peta haluan digunakan untuk bernavigasi untuk
jarak yang jauh dari pantai, yang dilengkapi
dengan gambaran umum yang lengkap dari
wilayah yang cuku luas, juga informasi-informasi
yang penting bagi pelaut.
Peta Pantai
Peta ini dibuat dengan maksud untuk menuntun
bernavigasi mendekati pantai dn berlayar
menyusur pantai. Dengan demikian informasi-
informasi penting tentang kedalaman air,
merkah navigasi, penerangan pantai dan bahaya-
bahaya navigasi.
Peta detai dan rencana
Peta detai dibuat dengan maksud untuk
memberikan kemudahan untuk bernavigasi di
jalur pelayaran semit dan berlayar mendekati
pelabuhan, tempat labuh. Seringkali peta
detai dilengkapi dengan ‘PLAN” yaitu wilayah
kecil namun penting dengan skala ekstra
besar.
Peta Laut Internasional
Peta laut diterbitkan oleh biro hydrografi, dalam hal ini di
Indonesia diterbitkan oleh BAKORSURTANAL. Negara-
negara yang memiliki armada yang besar sering
mengeluarkan seri peta laut yang mencaku seluruh dunia.
Sebagian dari data-datanya berasal dari penilikan [survai]
sendiri. Dengan demikian survai ini dilengkapi dengan
survai-survai dari biro hydrografi negara lain.
Peta-peta laut yang diselenggarakan biro hidrografi nasional,
dari perairan teretorialnya sendiri, sebagian besar sangat
akurat dan terkini. Namun untuk mengerjakan [koreksi]
peta-peta tersebut dapat mengalami kesukaran.
Di kapal-kapal Belanda terdapat hampir semata-
mata Brirish Admiralty Charts yang oleh
Organisasi Hydrografi Internasional [badan
pelaksana dari International Hydrograhic
Beureu], diusahakan untuk menerbitkan seri
lengkap dari peta laut internasional.
Setiap peta internasional diselenggarakan oleh
dinas hidrografi ini, peta-peta ini dapat dikenal
dengan dicantumkan ‘Int’ yang diikuti dengan
nomor peta.
Kedalaman Peta, Duduk Air, Kedalaman Air
Kedalaman air di laut lepas tidak konstan, secara setempat selisih
kedalaman air pada air tinggi dan air rendah dapat besar sekali. Di
peta laut dapat diperoleh angka kedalaman dan garis kedalaman,
dimana angka dan garis kedalaman tersebut merupakan jarak dari
dasar laut sampai MUKA SURUTAN.
MUKA SURUTAN adalah garis datar / horisontal yang letaknya rendah
dan merupakan dasar acuan semua pemeruman. Sebagian besar pada
tempat-tempat tertentu informasi kedalaman di peta berbeda dengan
kondisi sebenarnya, hal tersebut atau jarak dari dasar laut sampai
muka surutan yang merupakan kedalaman peta, karena kondisi air
setiap saat berubah.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan kedalaman di peta adalah :
Kedalaman peta = jarak dari dasar laut samai muka surutan
Duduk air = jarak dari muka surutan samai permukaan laut
Kedalaman air = jarak dari dasar laut sampai permukaan air
 
Ketinggian, Garis Pantai
Dalam peta laut dilengkai dengan rambu-rambu yang salah
satunya berguna sebagai penuntun navigasi, antara lain
mercusuar, dataran tinggi, gunung dll. Ketinggian dari
mercusuar [menara suar] dsb. Diinformasikan terhadap datar
penjabaran ketinggian. Pada peta laut Belanda datar penjabaran
ketinggian ini adalah datar duduk tengah.
British Admiralty Charts menggunakan acuan dasar pengukuran
ketinggian berdasarkan air tinggi perbani [MHWS : Mean
Hight Water Spring]. Ketinggian sebenarnya dari suatu
mercusuar dari permukaan air pada umumnya tidak sama
dengan ketinggian yang diberikan di peta, sebagai
pengecualian adalah ketinggian suar dari kapal suar. Pada
setiap peta dicantumkan di dalam judul peta acuan yang
digunakan untuk dasar pengukuran ketinggian.
Dasar pengukuran ketinggian di peta adalah datar
penjabaran ketinggian, dibawah datar ini merupakan
permukaan air, di bawahnya lagi merupakan muka
surutan.
Ketinggian suatu suar yang sebenarnya adalah jarak dari
ermukaan air ke puncak mercusuar, sedangkan
ketinggian yang dicantumkan di peta diukur mulai
dari datar penjabaran tinggi samapi ke puncak suar
tersebut, di atas datar ini dinamakan daratan.
Daratan di peta laut ditunjukan dengan warna kuning
dan batas antara daratan dan air, jika air berada pada
datar penjabaran ketinggian dikenal dengan nama
garis pantai.
 
Gosong, Garis Pantai Air Rendah
Batas antara daratan dengan air, jika air berada pada
muka surutan disebut garis pantai air rendah.
Bagian dari dasar laut antara garis pantai air
rendah dengan garis pantai disebut gosong.
Gosong dapat ditemukan di pantai, namun dapat
juga di ambang.
Ketinggian gosong di atas muka surutan ditunjukan
dengan angka yang digarisbawahi. Namun jika
angka itu sendiri tidak dapat digambarkan pada
gosong itu sendiri maka dicantumkan di
sebelahnya di antara tanda kurung.
Pemberitahuan di Peta laut
Judul Peta
Di peta laut dapat diperoleh sejumlah informasi
yang sangat berguna bagi pemakai, informasi
yang dapat diperoleh dalam judul peta adalah
nama peta, skala, satuan [untuk menyatakan
kedalaman dan ketinggian], mukasurutan
dan datar penjabaran ketinggian, metode
proyeksi yang diterapkan.
Peta-pola-jaring(latticed charts)
Peta-pola-jaring adalah peta yang dalamnya terdapat cetak-
rangkap berwarna dari garis-posisi, yang dapat berupa : garis-
Decca, garis-Loran-C atau garis-Omega, yang kadang peta-
pola-jaring ini adalah peta laut biasa, karenanya PPM yang
diperoleh dari penentuan-posisi elektonis tergambar
langsung di peta.
Pada peta-pola-jaring yang lain, peta itu hanya digunakan untuk
mendapatkan PPM. Sehingga PPM yang diperoleh harus
dipindahkan ke peta-laut biasa, misalnya dengan bantuan
bujur dan lintang. Nomor dari peta-pola-jaring didahului
dengan huruf L, disusul dengan D (Decca),L-C (Loran-C) atau
Om (Omega). Pada peta-Decca dicantumkan nomor dari
perangkat-Decca (Decca-chain) di belakang huruf D.
PETA LAUT
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai