Anda di halaman 1dari 23

SISTEM

INFORMASI
2020

KELOMPOK 11
Abdillah Nur Ridho
NIM: 2009116068 (SI A) Ari Satria Darmawan
NIM: 2009116065 (SI A)

Gusva Pratama
NIM: 2009116025 (SI B) Kalam Aulia
NIM: 2009116005 (SI A)

Sharfina Erma N
NIM: 2009116036 (SI B)
ZAKAT
PENGERTIAN
ZAKAT MENURUT BAHASA:
ZAKAT MENURUT ISTILAH:

Artinya bersih, bertambah(ziyadah), dan


Zakat adalah mengeluarkan
terpuji. Jika di ucapkan, zaka al-zar,
sebagian harta benda sebagai
artinya adalah tanaman itu tumbuh dan
sedekah wajib, sesuai perintah
bertambah. Jika diucapkan zakat al-
Allah SWT. kepada orang-
nafaqah, artinya nafkah, tumbuh dan
orang- orang yang memenuhi
bertambah, diberkati. Kata ini juga
syarat-syaratnya dan sesuai
sering dikemukakan untuk makna
dengan ketentuan hukum islam.
thaharah(suci).

Zakat diperintahkan kepada Muzakki, yaitu orang-


orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya untuk
berzakat, sesuai dengan syariat islam (hukum islam)
dan diberikan kepada orang-orang dhuafa (lemah)
yang kategorinya sebagai mustahiq.
MACAM-MACAM ZAKAT

1. ZAKAT FITRAH Zakat ini wajib dikeluarkan dalam bulan


Ramadhan sebelum shalat ‘ied, sedangkan bagi
orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah
dilaksanakan shalat ’ied maka apa yang diberikan
Zakat fitrah adalah sejumlah harta yang wajib bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi merupakan
ditunaikan oleh setiap mukallaf dan setiap sedekah, hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw
orang yang nafkahnya ditanggung olehnya dari ibnu Abbas, ia berkata,
dengan syarat-syarat tertentu. Zakat fitrah
dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang “Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang
hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang kotor dan sebagai
bulan Syawal. Hukum Zakat fitrah wajib bagi makanan bagi orang yang miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan
umat islam baik laki-laki maupun perempuan, sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu shadaqah biasa.” (HR Abu
besar kecil, merdeka maupun hamba. Daud dan Ibnu Majjah).

Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah


Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai
makanan pokok (yang mengenyangkan) menurut
shalat hari raya hukumnya makruh karena tujuan
tiap-tiap tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter
utamanya membahagiakan orang-orang miskin pada hari
atau 2,5 kg, atau bisa diganti dengan uang
raya, dengan demikian apabila dilewatkan pembayaran
senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok
hilanglah separuh kebahagiannya pada hari itu.
yang harus dibayarkan.
2. Zakat Mal (Harta) Syarat Zakat Mal

Dalam bahasa Arab, Mal berarti harta.


1. Islam
Jadi, zakat mal adalah zakat
kekayaan yang harus dikeluarkan 2) Merdeka (bukan budak)
dalam jangka satu tahun sekali yang 3) Hak milik yang sempurna
sudah memenuhi nishab mencakup
4) Telah mencapai nisab
hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, 5) Masa memiliki sudah sampai satu tahun / haul (selain
harta 7 temuan, emas dan perak serta tanaman dan buah-buahan).
hasil kerja (profesi). Masing-masing
6) Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat
tipe memiliki perhitungannya sendiri-
sendiri. hendaklah orang yang kebutuhan minimal / pokok
untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.
7) Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang
yang bila dikonversikan ke harta yang dizakatkan
mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan
dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut
bebas dari kewajiban zakat
Zakat Mal
(harta)

Harta Benda Yang Wajib Dizakati dan Nisabnya

1. Emas dan Perak


Islam telah mensyariatkan wajibnya zakat pada emas dan perak dan sesuatu yang menggantikan
keduanya, yakni uang. Menurut Abu Zahrah harus dizakati dan dinilai dengan uang. Harta yang
dalam keadaan yang digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta, karena barang-barang yang
digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan. Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya
telah cukup setahun dan telah sampai ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 20 misqal yakni 20
dinar setara dengan 85 atau 96 gram. Sedangkan perak adalah 200 dirham atau 672 gram keatas,
dan masing-masing zakatnya 2,5%. Sabda Rasulullah yang artinya“Apabila engkau mempunyai perak
200 dirham dan telah cukup satu tahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib atasmu zakat
emas hingga engkau mempunyai 20 dinar. Apabila engkau mempunyai 20 dinar dan telah cukup satu
tahun, maka wajib zakat adanya setengah dinar”

Lanjutan 
2. Harta Perniagaan atau Perdagangan

Yang dimaksud harta perdagangan adalah harta yang dijual atau dibeli guna memperoleh
keuntungan. Harta ini tidak hanya tertentu pada harta kekayaan, tetapi semua harta benda yang
diperdagangkan. Para ulama bersepakat tentang wajibnya zakat pada harta perdanganan ini. Yang
menjadi dasar hukum zakat bagi barang dagangan adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-
Qur’an.“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk
untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha Terpuji.”
Harta perniagaan yang telah mencapai nisab dan haul maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Jika
masa haul telah sempurna pada harta dagangannya lalu keuntungannya tidak mencukupi nisab,
maka ia tidak wajib menunaikan zakat. Kemudian saat harga barang dagangan naik hingga
mencapai nisab maka ia tidak wajib menunaikan zakat sampai haul yang kedua datang. Sebab haul
yang pertama telah selesai dan ia tidak wajib zakat. Tidak diwajibkan untuk zakat hingga haulnya
sempurna

Lanjutan 
3. Hasil Pertanian

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis, seperti biji-
bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 750 kg. apabila hasil pertanian termasuk
makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll maka nisabnya adalah 750 kg dari hasil
pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, daun dll maka nisabnya disetarakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang
paling umum di daerah tersebut.Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila dialiri dengan air hujan
atau sungai/mata air sebesar 10%, apabila dialiri dengan cara disiram/irigasi (ada biaya tambahan)
maka zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya
5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan.

Lanjutan 
4. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas
(ayam, itik, burung).

 Sapi, Kerbau Dan Kuda


Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor. Artinya jika seseorang telah
memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah terkena wajib zakat
Jumlah Ternak(ekor) zakat
30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)
60- 69 2 ekor sapi tabi'
70- 79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor
tabi'
80- 89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan :
a) Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b) Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'. Dan jika setiap
jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.
Lanjutan 
 Kambing/domba
Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40 ekor kambing/domba
maka ia telah terkena wajib zakat.
Jumlah Ternak(ekor) Zakat

40-120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)

121-200 2 ekor kambing/domba

201-300 3 ekor kambing/domba

Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor.

Lanjutan 
 Ternak Unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan Perikanan
Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni)
atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir
tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau
setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %

Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup buku)
terdapat laporan keuangan sbb:
1. Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
 

2. Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000


 
 
3. Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
 
4. Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
5. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp26.000.000

Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000

Catatan : Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang wajib dizakati.
Lanjutan 
 Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta maka ia terkena kewajiban zakat.
JUMLAH(EKOR) ZAKAT
5-9 1 ekor kambing/domba
(a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu
Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun
(c)
45-60 1 ekor unta Hiqah (d)
61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun
(c)
91-120 2 ekor unta Hiqah (d)

Keterangan :

(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor bintu Labun, dan
setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
Lanjutan 
5. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk
didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Zakat barang
temuan tidak mensyaratkan baik haul (lama penyimpanan) maupun nisab (jumlah minimal untuk
terkena kewajiban zakat), sementara kadar zakatnya adalah sebesar seperlima atau 20% dari jumlah
harta yang ditemukan. Jadi setiap mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib
dikeluarkan zakatnya. Hadits yang mendasari kewajiban mengeluarkan zakat ini adalah Dari Abu
Hurairah r.a, bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda: " ...dan pada rikaz (diwajibkan zakatnya) satu
perlima ".

6. Hasil Tambang
Mengenai jenis barang tambang yang wajib dizakatkan terjadi perbedaan pendapat anatar ulama.
Menurut pendap ahmad,barang tambang yang wajib dizakatkan adalah segala hasil bumi yang
berharga, seperti emas,perak, permata, besi, tembaga, timah, intan, berlian, batu-bara, belerang,
minyak bumi, dan lain sebagainya. Adapun nisab barang tambang ini bisa diukur dari jumlah barang
itu sendiri maupun dari harganya. Menurut abu hanifah, zakat barang tambang yang wajib
dizakatkan adalah 13 semua barang yang dapat dilebur dan dapat dicetak dengan api, seperti emas,
perak, besi dan tembaga. Pendapat ini tidak mensyaratkan adanya nisab dan haul, kadar zakat yang
dikeluarkan adalah sebesar 1/5 bagian (20%) dbari jumlah barang tambang yang ditemukan.

Lanjutan 
7. Zakat Profesi
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah
mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris,
akuntan, artis, dan wiraswasta.
Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan
dari profesi tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai
tipe zakat profesi tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat yang
lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena zakat secara
hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta untuk
diberikan kepada golongan yang membutuhkan.
Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan
sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras
adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp
2.080.000. Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan
tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan
dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor.
Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara:

1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, setelah penghasilan
diterima. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang tidak mempunyai tanggungan/ kecil
tanggungannya.

• Contoh: Seseorang yang masih lajang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib
membayar zakat sebesar:
• 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per bulan atau Rp 900.000 per tahun.
2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan
kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang mempunyai tanggungan.
• Contoh: Seseorang yang sudah berkeluarga dan punya anak dengan penghasilan Rp 3.000.000,-
dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.500.000 tiap bulannya, maka wajib membayar
zakat sebesar:
• 2,5% X (3.000.000-1.500.000)=Rp 37.500 per bulan atau Rp 450.000,- per tahun. Dengan catatan,
apabila sudah mencapai nisab. Dalam contoh ini Rp. 1.500.000 seolah-olah sudah mencapai nisab.
HAUL DAN NISAB DALAM ZAKAT

Haul

Haul secara bahasa berasal dari


bahasa arab merupakan bentuk
tunggal kata ahwalun ataupun
hu’ulun yang juga semakna
dengan kata assanah yang
diartikan dengan satu tahun.
Dari makna bahasa ini dapat
Nisab
diartikan bahwa haul dalam
zakat yaitu batasan setahun
kepimilikan kekayaan yang
wajib dikeluarkan zakatnya. Hal Nisab diartikan sebagai batasan atau kadar
ini juga dapat diartikan, jika kekayaan minimum yang diwajibkan zakat.
kekayaan yang kita miliki belum Bilamana batasan minimun ini tidak tercapai maka
genap setahun maka tidak wajib tidak diwajibkan membayar zakat. Ketentuan nisab
dikeluarkan zakatnya. pada harta kekayaan memiliki perbedaan masing-
masing, dimana ditentukan berdasarkan spesifikasi
harta dan jenisnya.
MUSTAHIQ

Mustahiq Dalam Al-Quran


Sesuai ayat tersebut, 8 golongan yang berhak
menerima zakat yaitu: Fakir, miskin, amil zakat,
muallaf, untuk memerdekakan budak, orang-orang
Mustahik adalah orang-orang yang
yang berhutang, fīsabīlillāh dan Ibnu sabil. Agar
berhak menerima zakat. Ketentuan
salah satu tujuan zakat untuk mendekatkan
tentang siapa saja yang berhak
kesenjangan seperti yang telah disebutkan di
menerima zakat telah diatur dengan
atas, dan tentunya untuk mensejahterakan umat
jelas dalam QS at-Taubah [9]: 60.
Islam tercapai, maka zakat harus benar-benar
diberikan kepada orang yang berhak menerima
ّ ِ ‫االص َد ٰقتُلِلۡفُقَ َرٓا ِء َوال َۡم ٰس ِكيۡ ِن َوال ٰۡع ِملِيۡن َ َعلَي َۡه َاوال ُۡم َؤلَّـفَ ِة ُقلُوۡبُ ُهم َۡو ِف‬
‫ىالرقَا ِب‬ َ ّ ‫اِن ّ ََم‬ zakat. Yaitu delapan golongan yang terdapat
ٌ‫ح ِكيۡم‬َ ‫الس ِبي ِۡل‌ؕف َِري َۡض ًة ِ ّمنَالل ّ ٰ ِ‌ه َؕوالل ّ ٰ ُه َعلِي ٌۡم‬
َّ ‫َوالۡ ٰغ ِر ِميۡن َ َو ِفى َۡس ِبيۡلِالل ّ ٰ ِه َوابۡ ِن‬ dalam QS. At-Taubah ayat 60

Artinya: “Sesungguhnya Zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk
(memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang
berutang, untuk kepentingan di jalan Allah, dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui, Mahabijaksana.”(QS at-Taubah [9]: 60).
MUSTAHIQ DALAM SKALA PRIORITAS

1. Al-Fuqara
(Fakir)
2. Al-Masakin (Miskin)
Orang-orang fakir atau
melarat adalah orang Orang miskin berbeda dengan
yang hidupnya amat orang fakir. Dalam keadaan
sengsara, tidak memiliki miskin, orang masih memiliki
harta dan tidak memiliki penghasilan dan pekerjaan
tenaga untuk mencukupi tetap, namun dalam keadaan
kebutuhan diri dan serba kekurangan untuk
keluarganya. mencukupi kebutuhan
keluarganya. Dalam Islam,
Seseorang disebut fakir ketika yang bersangkutan orang miskin juga masuk
membutuhkan Rp100.000 untuk mencukupi kebutuhan dalam salah satu mustahiq
hariannya, namun hanya mampu mengumpulkan Rp 25.000 zakat yang wajib dibantu agar
per harinya. Oleh karena itu, golongan orang seperti ini dapat memenuhi
disebut sebagai mustahiq zakat dan berhak menerima zakat kebutuhannya dengan lebih
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. baik.
MUSTAHIQ DALAM SKALA PRIORITAS

3. Al-Amilin (Panitia Zakat) 4. Mualaf


Al’Amilin atau amil zakat
merupakan orang yang
bertugas mengumpulkan Istilah mualaf merujuk pada orang
serta membagikan zakat yang baru masuk Islam dan belum
kepada golongan yang mantap dari segi iman dan
berhak menerimanya. taqwa.Mualaf sendiri terbagi atas
Karenanya, Al-Amilin juga tiga bagian antara lain: Orang
termasuk sebagai mustahiq yang masuk Islam dan hatinya
zakat sehingga berhak masih bimbang, maka harus
menerima pembagian zakat diberikan saran dan masukan agar
yang dipilih terlebih dahulu mendapatkan zakat.Lalu, ada
oleh imam masjid. orang yang masuk Islam agar
diberikan zakat bila bersungguh-
Panitia zakat sendiri memiliki beberapa syarat agar sungguh belajar dan menjauhi
terpilih sebagai amil zakat, antara lain merdeka larangan, dan yang terakhir
(tercukupi), adil, akil dan baligh, seorang muslim, mualaf yang adil dan perlu
mampu melihat, seorang laki-laki dan mengerti tentang bimbingan.
dasar hukum agama Islam dan zakat khususnya.
MUSTAHIQ DALAM SKALA PRIORITAS

5. Dzur Riqab (Budak) 6. Algharim (Berutang) 7. Fisabilillah Al-Muhajidin


(Pejuang Islam)
Para penerima zakat Istilah ini merujuk pada orang yang
berikutnya adalah berutang dan tidak sanggup Fisabilillah atau Al-Muhajidin
hamba sahaya atau membayar. Namun, perlu diingat merupakan orang yang berjuang di
budak yang ingin bahwa utang tersebut digunakan jalan Allah (sabilillah) tanpa upah
emerdekakan dirinya untuk kepentingan pribadi dan bukan dan imbalan demi membela dan
dari majikan dan untuk kebutuhan maksiat.Hal ini mempertahankan Islam dan kaum
membutuhkan sesuai dengan sabda Nabi Muhamamd muslimin untuk mendapatkan hak
tebusan uang.Zakat SAW dalam H.R. Abu Daud: beribadah, hak asasi manusia serta
bagi Dzur riqab juga memperjuangkan kebebasan
mencakup “Zakat tidak halal bila diberikan beribadah bagi seluruh umat Muslim.
pembebasan seorang kepada orang kaya, kecuali lima
muslim yang ditawan sebab: Berperang di jalan Allah,
oleh orang-orang 8. Ibnu Sabil
pengurus sedekah, orang yang
jahat, atau berutang atau yang membeli
membebaskan Mustahiq zakat yang terakhir adalah
sedekah dengan hartanya, atau musafir atao orang yang sedang dalam
seorang muslim dari orang kaya yang mendapat hadiah
penjara karena tidak perjalanan (ibnu sabil) yang
dari orang miskin dari hasil bertujuan untuk mencari akidah, ilmu
mampu membayar sedekah.”
denda atau diat. dan ridha Allah SWT.
Badan Amil Zakat menurut UU No.23 Tahun
2011

Pengelolaan dana zakat dalam rangka


pemberdayaan ekonomi umat merupakan salah
satu hasil ijtihad kontemporer yang berkembang UU No. 23/2011 adalah bentuk
sekarang ini. Ijtihad dalam bidang zakat, telah peng-qanun-an syariah ke dalam
dilaksanakan di Indonesia, baik secara individual hukum positif sekaligus upaya
maupun konstitusi. Munculnya hasil ijtihad yang untuk mencapai good governance
demikian itu karena melihat realitas umat Islam dalam pengelolaan zakat nasional.
yang selalu terpuruk pada lapisan bawah kegiatan Sebagaimana pendapat Majelis
ekonomi; produksi, distribusi dan konsumsi, baik Ulama Indonesia (MUI) yang
dalam wacana global maupun lokal. dihadirkan dalam persidangan uji
materi di Mahkamah Konstitusi
Sesuai tujuan besar pengelolaan zakat sebagaimana yang menyatakan bahwa, UU No.
diamanahkan UU No.23/2011, meningkatkan efektivitas dan 23/2011 telah sesuai dengan nilai-
efesiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan meningkatkan nilai Alquran, hadis, dan fi kih,
kesadaran manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan yang tidak tertampung dalam UU
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan 9, maka ada No.38/1999 sebelumnya
beberapa hal yang bisa dikaji kembali untuk diberi penguatan
dalam ketentuan yang termaktub dalam undang-undang zakat
agar tujuan tersebut dapat terealisasi secara efektif sebagaimana
yang dicita-citakan.
ZAKAT KONSUMTIF

Zakat konsumtif adalah zakat yang


ditujukan untuk kebutuhan konsumsi
berupa kebutuhan dasar mustahik. Jika
kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi,
maka zakat dapat disalurkan secara
produktif. Zakat konsumtif umumnya Dalam banyak penelitian
disalurkan dalam bentuk santunan fakir terdahulu, zakat produktif
miskin, beasiswa pendidikan, dan terbukti dapat mengurangi
pelayanan kesehatan, sedangkan zakat kemiskinan dan sekaligus
produktif umumnya disalurkan dalam dapat meningkatkan
bentuk modal usaha. kesejahteraan dibandingkan
dengan zakat konsumtif yang
tidak dapat berkembang.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai