INFORMASI
2020
KELOMPOK 11
Abdillah Nur Ridho
NIM: 2009116068 (SI A) Ari Satria Darmawan
NIM: 2009116065 (SI A)
Gusva Pratama
NIM: 2009116025 (SI B) Kalam Aulia
NIM: 2009116005 (SI A)
Sharfina Erma N
NIM: 2009116036 (SI B)
ZAKAT
PENGERTIAN
ZAKAT MENURUT BAHASA:
ZAKAT MENURUT ISTILAH:
Lanjutan
2. Harta Perniagaan atau Perdagangan
Yang dimaksud harta perdagangan adalah harta yang dijual atau dibeli guna memperoleh
keuntungan. Harta ini tidak hanya tertentu pada harta kekayaan, tetapi semua harta benda yang
diperdagangkan. Para ulama bersepakat tentang wajibnya zakat pada harta perdanganan ini. Yang
menjadi dasar hukum zakat bagi barang dagangan adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-
Qur’an.“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk
untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha Terpuji.”
Harta perniagaan yang telah mencapai nisab dan haul maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Jika
masa haul telah sempurna pada harta dagangannya lalu keuntungannya tidak mencukupi nisab,
maka ia tidak wajib menunaikan zakat. Kemudian saat harga barang dagangan naik hingga
mencapai nisab maka ia tidak wajib menunaikan zakat sampai haul yang kedua datang. Sebab haul
yang pertama telah selesai dan ia tidak wajib zakat. Tidak diwajibkan untuk zakat hingga haulnya
sempurna
Lanjutan
3. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis, seperti biji-
bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 750 kg. apabila hasil pertanian termasuk
makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll maka nisabnya adalah 750 kg dari hasil
pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, daun dll maka nisabnya disetarakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang
paling umum di daerah tersebut.Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila dialiri dengan air hujan
atau sungai/mata air sebesar 10%, apabila dialiri dengan cara disiram/irigasi (ada biaya tambahan)
maka zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya
5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan.
Lanjutan
4. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas
(ayam, itik, burung).
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'. Dan jika setiap
jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.
Lanjutan
Kambing/domba
Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40 ekor kambing/domba
maka ia telah terkena wajib zakat.
Jumlah Ternak(ekor) Zakat
Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor.
Lanjutan
Ternak Unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan Perikanan
Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni)
atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir
tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau
setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %
Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup buku)
terdapat laporan keuangan sbb:
1. Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
Catatan : Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang wajib dizakati.
Lanjutan
Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta maka ia terkena kewajiban zakat.
JUMLAH(EKOR) ZAKAT
5-9 1 ekor kambing/domba
(a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu
Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun
(c)
45-60 1 ekor unta Hiqah (d)
61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun
(c)
91-120 2 ekor unta Hiqah (d)
Keterangan :
(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor bintu Labun, dan
setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
Lanjutan
5. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk
didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Zakat barang
temuan tidak mensyaratkan baik haul (lama penyimpanan) maupun nisab (jumlah minimal untuk
terkena kewajiban zakat), sementara kadar zakatnya adalah sebesar seperlima atau 20% dari jumlah
harta yang ditemukan. Jadi setiap mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib
dikeluarkan zakatnya. Hadits yang mendasari kewajiban mengeluarkan zakat ini adalah Dari Abu
Hurairah r.a, bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda: " ...dan pada rikaz (diwajibkan zakatnya) satu
perlima ".
6. Hasil Tambang
Mengenai jenis barang tambang yang wajib dizakatkan terjadi perbedaan pendapat anatar ulama.
Menurut pendap ahmad,barang tambang yang wajib dizakatkan adalah segala hasil bumi yang
berharga, seperti emas,perak, permata, besi, tembaga, timah, intan, berlian, batu-bara, belerang,
minyak bumi, dan lain sebagainya. Adapun nisab barang tambang ini bisa diukur dari jumlah barang
itu sendiri maupun dari harganya. Menurut abu hanifah, zakat barang tambang yang wajib
dizakatkan adalah 13 semua barang yang dapat dilebur dan dapat dicetak dengan api, seperti emas,
perak, besi dan tembaga. Pendapat ini tidak mensyaratkan adanya nisab dan haul, kadar zakat yang
dikeluarkan adalah sebesar 1/5 bagian (20%) dbari jumlah barang tambang yang ditemukan.
Lanjutan
7. Zakat Profesi
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah
mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris,
akuntan, artis, dan wiraswasta.
Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan
dari profesi tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai
tipe zakat profesi tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat yang
lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena zakat secara
hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta untuk
diberikan kepada golongan yang membutuhkan.
Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan
sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras
adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp
2.080.000. Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan
tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan
dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor.
Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara:
1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, setelah penghasilan
diterima. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang tidak mempunyai tanggungan/ kecil
tanggungannya.
• Contoh: Seseorang yang masih lajang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib
membayar zakat sebesar:
• 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per bulan atau Rp 900.000 per tahun.
2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan
kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang mempunyai tanggungan.
• Contoh: Seseorang yang sudah berkeluarga dan punya anak dengan penghasilan Rp 3.000.000,-
dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.500.000 tiap bulannya, maka wajib membayar
zakat sebesar:
• 2,5% X (3.000.000-1.500.000)=Rp 37.500 per bulan atau Rp 450.000,- per tahun. Dengan catatan,
apabila sudah mencapai nisab. Dalam contoh ini Rp. 1.500.000 seolah-olah sudah mencapai nisab.
HAUL DAN NISAB DALAM ZAKAT
Haul
1. Al-Fuqara
(Fakir)
2. Al-Masakin (Miskin)
Orang-orang fakir atau
melarat adalah orang Orang miskin berbeda dengan
yang hidupnya amat orang fakir. Dalam keadaan
sengsara, tidak memiliki miskin, orang masih memiliki
harta dan tidak memiliki penghasilan dan pekerjaan
tenaga untuk mencukupi tetap, namun dalam keadaan
kebutuhan diri dan serba kekurangan untuk
keluarganya. mencukupi kebutuhan
keluarganya. Dalam Islam,
Seseorang disebut fakir ketika yang bersangkutan orang miskin juga masuk
membutuhkan Rp100.000 untuk mencukupi kebutuhan dalam salah satu mustahiq
hariannya, namun hanya mampu mengumpulkan Rp 25.000 zakat yang wajib dibantu agar
per harinya. Oleh karena itu, golongan orang seperti ini dapat memenuhi
disebut sebagai mustahiq zakat dan berhak menerima zakat kebutuhannya dengan lebih
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. baik.
MUSTAHIQ DALAM SKALA PRIORITAS