Anda di halaman 1dari 48

Teknik Pemeriksaan Fisik Dengan

Mengaplikasikan Etika Keperawatan


Prinsip Etika Keperawatan dalam Melaksanakan
Pemberian Obat :
• Paroral • Suposutoria
• IM • Sublingual
• IV • Pengambilan
• SC Spesimen
• Topical

By Mayor CKM (K) Ida Karyati, S.Kep


Pemberian Obat Melalui Oral
Merupakan pemberian obat melalui mulut dengan
tujuan pengobatan sesuai kebutuhan terapi, yakni
proses reabsorbsi lebih lambat, memudahkan
dalam pemberian, mengurangi rasa sakit sesuai
dengan efek terapi dari jenis obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Oral
Persiapan alat dan bahan
• Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
• Obat dan tempatnya
• Baki berisi obat
• Gelas air minum
• Pipet
• Sedotan sendok
• Gelas pengukur
• Martil dan lumpang penggerus
• Alat pemotong obat

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Oral
Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dillakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis, tepat waktu, tepat tempat dan tepat dalam
pendokumentasian.
4. Kaji kemampuan untuk minum obat per oral, seperti
menelan, adanya mual, muntah dan lain-lain.
5. Ambil obat sesuai dengan kebutuhan/dosis yang dibutuhkan
dan gunakan teknik aseptik dalam menjaga kebersihan obat.
6. Bantu untuk meminumkanya dengan cara :

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Oral
Obat dalam bentuk tablet/kapsul:
• Tuangkanlah jumlah yang dibutuhkan ke dalam
mangkuk/tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan.
Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan
pembungkusnya.
• Kaji kesulitan menelan, bila ada kesulitan dalam menelan
jadikan tablet dalam bentuk bubuk dengan menggerus
obat dengan martil dan lumpang penggerus dan campur
dengan minuman. Lakukan pengecekan sebelum
menggerus obat apakah obat dianjurkan untuk digerus
atau tidak, sebab ada beberapa obat yang tidak dianjurkan.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Oral
Obat dalam bentuk cair (sirup):
• Kocok obat agar bercampur hingga menjadi keruh.
• Buka penutup botol dengan menghadap ke atas.
• Tuangkan obat sesuai dengan jumlah yang dianjurkan ke dalam
mangkuk atau sendok.
• Usaplah bagian tutup botol dengan menggunakkan tisu untuk
mencegah lekatan bila dibuka kembali.
• Tutuplah botol
• Berikan obat pada pasien dengan mengatur posisi terlebih
dahulu (duduk) apabila memungkinkan dalam posisi lateral
untuk mempermudah proses penelanan.
• Beri minum air secukupnya untuk membantu menelan obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Oral
Prosedur Pelaksanaan
7. Cuci tangan.
8. Catat perubahan, seperti denyut nadi dan
tekanan darah, serta reaksi terhadap
pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat
dengan mencatat hasil pemberian obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
Merupakan pemberian obat dengan cara
memasukan obat ke dalam jaringan otot dengan
menggunakan spuit. Lokasi penyuntikan dapat
pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal
(dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi
tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tuuanya
agar absorbsi obat lebih cepat pada jaringan otot.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
Persiapan alat dan bahan
• Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
• Obat dalam tempatnya.
• Spuit sesuai dengan ukuran (2-5 ml)
• Kapas alkohol dalam tempatnya.
• Cairan pelarut.
• Bak Injeksi.
• Bengkok.
• Sarung tangan.
• Plester.
• Kassa Steril.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
Prosedur pelaksanaan:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat kemudian masukan ke dalam spuit
sesuai dengan dosis, setelah itu letakan pada bak
injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
(lihat lokasi penyuntikan) dan atur posisi yang
nyaman.
5. Gunakan sarung tangan.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
Prosedur pelaksanaan:
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang
akan dilakukan penyuntikan dengan gerakan
sirkuler diameter 5 cm, tunggu hingga kering.
7. Pegang kapas alkohol pada tangan yang tidak
dominan.
8. Lakukan penyuntikan:
• Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara
anjurkan pasien untuk berbaring terlentang dengan
lutut sedikit fleksi.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
• Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
miring, tengkurap atau terlentang dengan lutut dan
pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi.
• Pada daerah dorso gluteal dengan cara anjurkan
pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar ke arah
dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan
pinggul fleksi dan diletakan di depan tungkal bawah.
• Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara
anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar
lengan atas fleksi.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
Prosedur pelaksanaan:
9. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm
dengan tangan tidak dominan untuk
menegangkan kulit.
10.Lakukan penusukan dengan jarum, dengan
posisi tegak lurus yakni 90 derajat.
11.Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit,
bila tidak ada darah semprotkan obat secara
perlahan-lahan hingga habis.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
Prosedur pelaksanaan:
12.Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit, tekan daerah
penusukan selama 2 menit, observasi adanya hematoma,
kalau perlu berikan plester, dan siapkan obat baru untuk
penusukan lanjutan.
13.Setelah selesai ambil spuit atau cabut spuit dengan menarik
spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol,
kemudian spuit yang telah digunakan letakan pada bengkok.
14.Buka sarung tangan.
15.Cuci tangan.
16.Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular

3 Februari 2018.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/74/V
astus_lateralis2.png/250px-Vastus_lateralis2.png
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular

3 Februari 2018. http://nursingfile.com/wp-


content/uploads/2011/06/Dorsogluteal-Injection-Site.png
Pemberian Obat Melalui Intra Vena

Merupakan cara memberi obat dengan


menambakan atau memasukan obat ke dalam
wadah cairan intravena yang bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Vena

Persiapan alat dan bahan:


• Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.
• Obat dalam tempatnya.
• Wadah cairan (kantong/botol).
• Kapas alkohol.
• Sarung tangan.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Vena
Prosedur pelaksanaan:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian
masukan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop
aliran.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Vena
Prosedur pelaksanaan:
7. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukan obat perlahan-lahan
ke dalam kantong/wadah cairan
8. Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan
membalikan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu
ujung ke ujung lain.
9. Periksa kecepatan infus.
10.Buka sarung tangan.
11.Cuci tangan.
12.Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian
obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Intra Vena

3 Februari 2018. https://lh3.googleusercontent.com/-


4BofAvRwTNM/VeUHA14S66I/AAAAAAAAADE/JWHrDlXwx6
E/s1600/20150831_093407.jpg
Pemberian Obat Melalui Subcutan
Merupakan cara pemberian obat dengan
memasukan obat ke dalam jaringan subcutan
dibawah kulit dengan spuit. Tempat suntikan
diantaranya pada daerah lengan atas sebelah luar
atau 1/3 bagian bahu, paha sebelah luar, daerah
dada, dan daerah sekitar umbilikus (abdomen).
Pemberian obat melalui subcutan ini pada
umumnya dilakukan dalam program pemberian
insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar
gula darah.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Subcutan
Persiapan alat dan bahan:
• Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
• Obat dalam tempatnya.
• Spuit insulin.
• Kapas alkohol dalam tempatnya.
• Cairan pelarut.
• Bak injeksi.
• Bengkok.
• Perlak dan alasnya.
• Sarung tangan.
• Kasa steril.
• Plester

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Subcutan
Prosedur pelaksanaan:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
menggunakan baju maka buka atau ke ataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan
dosis yang akan diberikan, setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Subcutan
Prosedur pelaksanaan:
5. Gunakan sarung tangan.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol dengan
gerakan sirkuler tunggu sampai kering.
7. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang
akan dilakukan suntikan subcutan)
8. Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat
dengan permukaan kulit.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Subcutan
Prosedur pelaksanaan:
9. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan
obat perlahan-lahan hingga habis.
10.Setelah itu tarik spuit dan tahan dengan kapas
alkohol dan spuit yang telah dipakai masukan ke
dalam bengkok.
11.Buka sarung tangan.
12.Cuci tangan.
13.Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian,
dan jenis/dosis obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Melalui Subcutan

4 Februari 2018.
https://materibidanekawahyuniegp.blogspot.co.id/2016/05/jeni
s-rute-untuk-injeksi.html
Pemberian Obat Secara Topical
Merupakan pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran area mata, hidung, lubang telinga,
vagina, dan rectum. Obat yang biasa digunakan
untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah
obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal
ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan
kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan
kulit yang terjadi.

Sumber :
https://mahasiswafarmasibicara.blogspot.co.id/2013/10/pembe
rian-obat-secara-topikal.html.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat melalui anus/rectum
Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukan obat melalui anus atau rectum dalam
bentuk suppositoria, dengan tujuan memberikan
efek lokal dan sistemik, efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat melalui vagina
Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukan obat melalui vagina, yang bertujuan
untuk mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini
tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang
digunakan untuk mengobati infeksi lokal.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit
dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi
iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian
obat kullit dapat bermacam-macam, seperti krim,
losien, aerosol, dan sprei.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes
mata atau salep mata yang dapat digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata
dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran
refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk
menghilangkan iritasi mata.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat telinga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes
telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada
umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga
khususnya pada telinga tengah (otitis media),
dapat berupa obat antibiotik.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat melalui hidung
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes
hidung yang dapat dilakukan pada seseorang
dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring, yang bertujuan untuk mengencerkan
sekresi dan memfasilitasi drainase.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Suppositoria
Merupakan obat solid (padat) berbentuk peluru
yang dirancang untuk dimasukan ke dalam
anus/rektum (suppositoria rektal), vagina
(suppositoria vagina) atau uretra (suppositoria
uretra), Suppositoria umumnya terbuat dari minyak
sayuran solid yang mengandung obat. Suppositoria
rektal akan hancur atau larut dalam suhu tubuh,
dan akan menyebar secara bertahap ke lapisan
usus rendah (rektum), dimana disana ia akan
diserap oleh aliran darah.

Sumber : https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-
suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html
Suppositoria
Cara menggunakan suppositoria rektal
• Pergi ke toilet dan jika perlu kosongkan isi
perut anda.
• Cuci tangan.
• Buang semua foil atau plastik pembungkus
suppositoria
• Lakukan dengan bejongkok atau rebah ke salah
satu sisi tubuh dengan satu kaki ditekuk dan
satu kaki lainya lurus.

Sumber :https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-
suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html
Suppositoria
Cara menggunakan suppositoria rektal
• Masukan obat suppositoria dengan lembut namun tegas
ke dalam anus. Jika perlu basahi ujung suppositoria
dengan sedikit air. Lalu dorong cukup jauh sehingga
suppositoria tidak keluar kembali.
• Tahan dan rapatkan kaki dengan duduk atau berbaring
diam selama beberapa menit.
• Cuci kembali tangan.
• Usahakan agar tidak BAB selama setidaknya satu jam,
kecuali obat suppositoria tersebut adalah jenis
pencahar.

Sumber :https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-
suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html
Pemberian Obat Sublingual
Merupakan pemberian obat melalui sub lingual
yakni dengan cara meletakan obat di bawah lidah,
hingga terjadi proses absorbsi ke dalam pembuluh
darah. Tujuan dari pemberian obat ini adalah agar
obat bereaksi secara cepat dibandingkan dengan
oral, menghindari kerusakan obat oleh hepar dan
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi
dari jenis obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Sublingual
Persiapan alat dan bahan :
• Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian
obat.
• Obat dan tempatnya.
• Baki berisi obat

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Sublingual
Prosedur pelaksanaan :
• Cuci tangan.
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
• Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien,
tepat dosiis, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat
dalam pendokumentasian.
• Kaji kemampuan untuk meletakan obat di bawah lidah.
• Ambil obat sesuai dengan kebutuhan/dosis yang
dibutuhkan dan gunakan teknik aseptik dalam
menjaga kebersihan obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Sublingual
Prosedur pelaksanaan :
• Letakan obat di bawah lidah, tidak boleh ditelan
dan biarkan berada di bawah lidah sampai
habis di absorbsi seluruhnya.
• Cuci tangan.
• Catat perubahan, seperti denyut nadi dan
tekanan darah, serta reaksi terhadap
pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat
dengan mencatat hasil pemberian obat.

Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012.


Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health BOOKS
Publishing. Surabaya.
Pemberian Obat Sublingual

Sumber : https://2.bp.blogspot.com/-
LJflymHbYeY/V85hpZ_jdoI/AAAAAAAAABk/hvU2aGontpgas8
CGPEay2hToPjI-SNDUACLcB/s1600/sublingua.jpg
Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen/bahan pemeriksaan
merupakan langkah awal yang sangat menentukan
hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh
jawaban yang menentukan penyebab infeksi.
Dapat terjadi bahwa yang disolasi bukan penyebab
tetapi organisme flora normal sehingga akan
memberikan intrepretasi hasil laboratorium yang
keliru dan menyebabkan langkah terapi yang
salah.

Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik
sangat ditentukan oleh cara pengambilan, saat
pengambillan, dan seleksi spesimen. Beberapa hal
penting yang perlu dilakukan untuk memperoleh
hasil pemeriksaan yang baik adalah :
• Bahan pemeriksaan sedapat mungkin diambil dari
lokasi yang paling besar kemungkinanya
mengandung penyebab infeksi pada stadium
tertentu.

Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
• Pada lokasi tubuh yang pada keadaan normal
mengandung flora normal, hasil laboratorium positif
sebaiknya dikorelasikan dengan keterangan klinik,
sehingga mendapatkan suatu interpretasi yang
bermakna.
• Hasil laboratorium positif sangat bermakna bila
diperoleh dari lokasi tubuh yang dalam keadaan
normal steril.
Agar diperoleh kualitas spesimen yang baik, pengambilan
spesimen harus memenuhi beberapa kriteria tertentu.

Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Dalam melakukan pengambilan spesimen klinik,
perlu diperhatikan beberapa hal khusus sesuai
lokasi pengambilan :
Pengambilan darah
Darah biasanya diambil pada saat demam tinggi, dari
vena cubiti. Pertama-tama dilakukan palpasi untuk
mencari letak vena yang akan diambil. Sebelum
pengambilan kulit sekitarnya diusap dengan antiseptik,
misalnya jodium tincture 2%, atau alkohol 80%. Setelah itu
tidak boleh dilakukan palpasi lagi, juga tidak boleh
mengusap jarum suntik dengan kapas alkohol.

Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Volume pengambilan : 10-20 ml untuk dewasa
1-5 ml untuk anak-anak
Karena organisme pada bakteri jumlahnya kecil, sebaiknya
segera dinokulasikan kedalam media kultur setelah
pengambilan.
Contoh media kultur darah yang digunakan:
a) Trypticase Soy Broth, untuk kultur aerob.
b) Brain Heart Infusion, untuk kultur bakteri aerob atau
anaerob.
c) Thiogikolat Broth, untuk kultur anaerob.
d) Gal medium, untuk kultur Salmonella.

Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Dapat pula ditransport secara strill dalam tabung
mengandung SPS
Interval pengambilan :
Endocarditis : 3 kali pengambilan (kultur) dalam
24 jam.
Bakterima : 3 kali pengambilan (kultur) dalam 24-
28 jam.
Pasien yang diberi antibiotik : 4-6 kali
pengambilan dalam 48 jam

Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/

Anda mungkin juga menyukai