3 Februari 2018.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/74/V
astus_lateralis2.png/250px-Vastus_lateralis2.png
Pemberian Obat Melalui Intra Muskular
4 Februari 2018.
https://materibidanekawahyuniegp.blogspot.co.id/2016/05/jeni
s-rute-untuk-injeksi.html
Pemberian Obat Secara Topical
Merupakan pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran area mata, hidung, lubang telinga,
vagina, dan rectum. Obat yang biasa digunakan
untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah
obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal
ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan
kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan
kulit yang terjadi.
Sumber :
https://mahasiswafarmasibicara.blogspot.co.id/2013/10/pembe
rian-obat-secara-topikal.html.
Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat melalui anus/rectum
Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukan obat melalui anus atau rectum dalam
bentuk suppositoria, dengan tujuan memberikan
efek lokal dan sistemik, efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
Sumber : https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-
suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html
Suppositoria
Cara menggunakan suppositoria rektal
• Pergi ke toilet dan jika perlu kosongkan isi
perut anda.
• Cuci tangan.
• Buang semua foil atau plastik pembungkus
suppositoria
• Lakukan dengan bejongkok atau rebah ke salah
satu sisi tubuh dengan satu kaki ditekuk dan
satu kaki lainya lurus.
Sumber :https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-
suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html
Suppositoria
Cara menggunakan suppositoria rektal
• Masukan obat suppositoria dengan lembut namun tegas
ke dalam anus. Jika perlu basahi ujung suppositoria
dengan sedikit air. Lalu dorong cukup jauh sehingga
suppositoria tidak keluar kembali.
• Tahan dan rapatkan kaki dengan duduk atau berbaring
diam selama beberapa menit.
• Cuci kembali tangan.
• Usahakan agar tidak BAB selama setidaknya satu jam,
kecuali obat suppositoria tersebut adalah jenis
pencahar.
Sumber :https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-
suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html
Pemberian Obat Sublingual
Merupakan pemberian obat melalui sub lingual
yakni dengan cara meletakan obat di bawah lidah,
hingga terjadi proses absorbsi ke dalam pembuluh
darah. Tujuan dari pemberian obat ini adalah agar
obat bereaksi secara cepat dibandingkan dengan
oral, menghindari kerusakan obat oleh hepar dan
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi
dari jenis obat.
Sumber : https://2.bp.blogspot.com/-
LJflymHbYeY/V85hpZ_jdoI/AAAAAAAAABk/hvU2aGontpgas8
CGPEay2hToPjI-SNDUACLcB/s1600/sublingua.jpg
Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen/bahan pemeriksaan
merupakan langkah awal yang sangat menentukan
hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh
jawaban yang menentukan penyebab infeksi.
Dapat terjadi bahwa yang disolasi bukan penyebab
tetapi organisme flora normal sehingga akan
memberikan intrepretasi hasil laboratorium yang
keliru dan menyebabkan langkah terapi yang
salah.
Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik
sangat ditentukan oleh cara pengambilan, saat
pengambillan, dan seleksi spesimen. Beberapa hal
penting yang perlu dilakukan untuk memperoleh
hasil pemeriksaan yang baik adalah :
• Bahan pemeriksaan sedapat mungkin diambil dari
lokasi yang paling besar kemungkinanya
mengandung penyebab infeksi pada stadium
tertentu.
Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
• Pada lokasi tubuh yang pada keadaan normal
mengandung flora normal, hasil laboratorium positif
sebaiknya dikorelasikan dengan keterangan klinik,
sehingga mendapatkan suatu interpretasi yang
bermakna.
• Hasil laboratorium positif sangat bermakna bila
diperoleh dari lokasi tubuh yang dalam keadaan
normal steril.
Agar diperoleh kualitas spesimen yang baik, pengambilan
spesimen harus memenuhi beberapa kriteria tertentu.
Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Dalam melakukan pengambilan spesimen klinik,
perlu diperhatikan beberapa hal khusus sesuai
lokasi pengambilan :
Pengambilan darah
Darah biasanya diambil pada saat demam tinggi, dari
vena cubiti. Pertama-tama dilakukan palpasi untuk
mencari letak vena yang akan diambil. Sebelum
pengambilan kulit sekitarnya diusap dengan antiseptik,
misalnya jodium tincture 2%, atau alkohol 80%. Setelah itu
tidak boleh dilakukan palpasi lagi, juga tidak boleh
mengusap jarum suntik dengan kapas alkohol.
Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Volume pengambilan : 10-20 ml untuk dewasa
1-5 ml untuk anak-anak
Karena organisme pada bakteri jumlahnya kecil, sebaiknya
segera dinokulasikan kedalam media kultur setelah
pengambilan.
Contoh media kultur darah yang digunakan:
a) Trypticase Soy Broth, untuk kultur aerob.
b) Brain Heart Infusion, untuk kultur bakteri aerob atau
anaerob.
c) Thiogikolat Broth, untuk kultur anaerob.
d) Gal medium, untuk kultur Salmonella.
Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/
Pengambilan Spesimen
Dapat pula ditransport secara strill dalam tabung
mengandung SPS
Interval pengambilan :
Endocarditis : 3 kali pengambilan (kultur) dalam
24 jam.
Bakterima : 3 kali pengambilan (kultur) dalam 24-
28 jam.
Pasien yang diberi antibiotik : 4-6 kali
pengambilan dalam 48 jam
Sumber
:https://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/pengambilan-
spesimen/