Askep Ca. Gaster KK 1 2019
Askep Ca. Gaster KK 1 2019
KANKER LAMBUNG
Pengertian
Neopasma kumpulan sel abnormal yang
terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus
secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
Suatu keadaan dimana sel tumor pada mukosa
lambung dengan erosi-erosi mungkin berdarah,
sering kali nyeri epigastrum tiba-tiba
hematemesis.
Kanker lambung suatu neoplasma yang
terdapat pada Gaster/lambung.
Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma
gastrointestinal yang paling sering terjadi dan
menyebabkan sekitar 2,4 % kematian akibat
kanker.
Gastritiskronis.
Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
Herediter.
Sering Makan daging hewan dengan cara
dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
Sering makan makanan yang terlalu pedas.
Kurang makanan yang mengandung serat.
Makan makanan yang memproduksi bahan
karsinogenik dan ko-karsinogenik
Tanda & Gejala
Nyeri Regurgitasi.
Penurunan Berat Mudah kenyang.
badan. Asites ( perut
Muntah membesar).
Anoreksia. Kram abdomen
Disfagia. Darah yang nyata atau
Nausea. samar dalam tinja
Kelemahan. Pasien mengeluh rasa
Hematemasis. tidak enak pada perut
terutama sehabis
. makan
Prognosis dan stadium
Data Subyektif :
Klien mengatakan nyeri pada dada bagian atas
perut
Klien mengatakan pada saat BAB kotorannya
keras
Klien mengatakan takut apabila penyakitnya
tidak sembuh
Klien mengatakan sering mual dan muntah
Klien mengatakan susah BAB
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Data Obyektif :
Tanda ansietas : gelisah, pucat, berkeringat
Nyeri tekan pada abdomen
Porsi makan tidak dihabiskan
Keadaan umum lemah
Peristaltik usus 4 kali/menit
Bunyi tumpul pada perkusi abdomen
Perubahan pada kelembaban turgor kulit
BB menurun
Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit
Feses keras
Diagnosa Keperawatan
Pre-Op :
1. Nyeri berhubungan dengan proses
pertumbuhan sel-sel kanker
2. Kecemasan berhubungan dengan rencana
pembedahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
nafsu makan
4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik.
Post-Op :
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh
anastesi.
2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh
sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status puasa.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
peningkatan kerentanan sekunder terhadap
prosedur invasive.
5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian
tentang hasil pengobatan kanker.
Intervensi
Pre Op
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi.
3. Manajemen nyeri
4. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut,
marah, cemas)
5. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
7. Kaji kebiasaan makan klien.
8. Timbang berat badan bila
memungkinkan.
9. Kaji kemampuan klien dalam
beraktivitas.
10. Kolaborasi pemberian terapi
Post OP
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas
misalnya mengi, krekels, ronchi.
2. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan
“lapar udara”, gelisah, ansietas, distress
pernafasan, penggunaan otot bantu.
3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya
peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.
4. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
5. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap,
batuk pendek, basah.
6. Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya
batuk.
7. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti
makanan.
8. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
hangat.
9. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Observasi tanda-tanda vital, adanya demam,
menggigil, berkeringat.
10. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan,
pus, eritema.
Evaluasi
1. Kebutuhan cairan klien kembali adekuat
2. Nyeri klien hilang / berkurang
3. Infeksi tidak terjadi
4. Kebutuhan nutrisi klien kembali adekuat
5. Pengetahuan klien dan keluarga
bertambah.
TERIMAKASIH