Anda di halaman 1dari 57

KONSEP KEPERAWATAN

KRITIS

Ismafiaty, M.Kep
PENGERTIAN
Merupakan salah satu spesialisasi di bidang
keperawatan yang menangani respon manusia
terhadap masalah yang mengancam hidup

perawat profesional yang bertanggung jawab


untuk menjamin pasien yang kritis dan akut
beserta keluarganya mendapatkan pelayanan
keperawatan yang optimal.
(AACN, 2006)
• Asuhan keperawatan kritis  diagnosis
dan penatalaksanaan respon manusia
terhadap penyakit aktual atau potensial
yang mengancam kehidupan.
• Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis
didefinisikan dengan interaksi perawat
kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan
lingkungan yang memberikan sumber-
sumber adekuat untuk pemberian
perawatan.
(AACN, 2012)
Pasien kritis  pasien dengan disfungsi
atau gagal pada satu atau lebih sistem
tubuh, tergantung pada penggunaan
peralatan monitoring dan terapi. Pasien
dalam kondisi gawat membutuhkan
pemantauan yang canggih dan terapi yang
intensif.
(vicky, 2011)
Intensif Care Unit (ICU)

Ruang rawat  dilengkapi


dengan staf dan peralatan
khusus  merawat dan
mengobati pasien yang
terancam jiwa  kegagalan
/ disfungsi satu organ atau
ganda akibat penyakit,
bencana atau komplikasi
yang masih ada harapan
hidupnya (reversible).
Sejarah ICU

• Tahun 1950 ICU mulai muncul dari


ruang pulih sadar paska bedah

• Tahun 1960  ICU modern 


penanganan respirasi dan jantung koroner
• Tahun 1970 perhatian terhadap ICU di
Indonesia semakin besar, terutama
dengan adanya penelitian tentang proses
patofisiologi, hasil pengobatan pasien
kritis dan program pelatihan ICU.

• Dalam beberapa tahun terakhir, ICU mulai


menjadi spesialis tersendiri, baik untuk
dokter maupun perawatnya.
PELAYANAN INTENSIF
DI RUMAH SAKIT
• GICU
• CICU
• NICU
• PICU
• NCCU
• Unit Luka Bakar
• Unit Hemodialisa
TUJUAN ICU

1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk
dan komplikasi melalui observasi dan
monitaring evaluasi yang ketat disertai
kemampuan menginterpretasikan setiap
data yang didapat dan melakukan tindak
lanjut.
3. Meningkatkan kualitas pasien dan
mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi
organ tubuh pasien.
5. Mengurangi angka kematian pasien kritis
dan mempercepat proses penyembuhan
pasien
Kemampuan Minimal ICU

1. Resusitasi jantung paru


2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi
trakeal dan penggunaaan ventilator
3. Terapi oksigen
4. Pemantauan EKG terus menerus
5. Pemasangan alat pacu jantung dalam
keadaan gawat
6. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
7. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan
cepat dan menyeluruh
8. Pemakaian infuse pump atau syiringe pump
untuk terapi
9. Kemampuan melakukan tekhnik khusus
sesuai dengan keadaan pasien
10.Memberikan bantuan fungsi vital dengan
alat-alat portabel selama transportasi pasien
gawat
Prosedur Pelayanan ICU
1. Diagnosis & penatalaksanaan spesifik
penyakit akut yang mengancam nyawa &
dapat menimbulkan kematian dalam
beberapa menit – beberapa hari.
2. Memberi bantuan & mengambil fungsi vital
tubuh.
3. Pemantauan fungsi vital tubuh ,
penatalaksanaan komplikasi yang
ditimbulkan penyakit.
4. Memberikan bantuan psikologis pada
pasien yang kehidupannya tergantung
pada alat / mesin & orang lain.
Peran Perawat Kritis

1. Advokat  dan melindungi klien dari efek


yang tidak diinginkan yang berasal dari
pengobatan atau tindakan diagnostik
tertentu
2. Care giver  memberikan bantuan
secara langsung pada klien dan keluarga
yang mengalami masalah kesehatan
3. Kolaborator  perawat bekerja bersama
tim kesehatan lainnya seperti dokter,
fisioterapis, ahli gizi, apoteker, dan
lainnya
4. Peneliti  dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan sistematis, dan terarah sesuai
metode pemberian pelayanan
5. Koordinator  mengarahkan,
merencanakan, dan mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
dalam melakukan asuhan
6. Konsultan  narasumber bagi keluarga
dalam mengatasi masalah keperawatan
terutama mengenai keamanan pasien
dan keluarga
Kriteria pasien masuk ICU :

1. Pasien prioritas 1 ( satu )


2. Pasien prioritas 2 ( dua )
3. Pasien prioritas 3 ( tiga )
4. Pengecualian
Kriteria masuk ICU
Prioritas 1 :
• Pasien sakit kritis.
• Tidak stabil, memerlukan terapi intensif & tertitrasi.
Ex : dukungan ventilasi, alat bantu suportif organ /
sistem yang lain.
• Infus obat-obatan vasoaktif kontinyu
• Obat antiaritmia kontinyu, pengobatan kontinyu
tertitrasi.
Contoh kasus : pasca bedah kardiotoraksik, pasien
sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa
cairan elektrolit yang mengancam nyawa.
• Terapi umumnya tidak mempunyai batas
Kriteria masuk ICU
Prioritas 2 :
Kriteria masuk ICU
Prioritas 3 :
• Pasien sakit kritis yang tidak stabil status
kesehatannya, penyakit yang mendasarinya
atau penyakit akutnya secara sendirian
maupun kombinasi.
• Kemungkinan sembuh atau manfaat terapi di
ICU pada golongan ini sangat kecil  pasien
dengan keganasan metastatik dengan penyulit
infeksi, pasien pericardial tamponade, pasien
dengan sumbatan jalan napas, pasien dengan
penyakit jantung stadium terminal
Kriteria masuk ICU
Pengecualian :

• Dengan pertimbangan luar biasa.


• Atas persetujuan Kepala ICU
• Indikasi masuk pada beberapa golongan
pasien bisa dikecualikan dengan catatan
sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari
ICU  digunakan pasien prioritas 1,2,3.
Contoh pasien pengecualian (Tidak perlu
masuk ICU) :
• Pasien mati batang otak (dipastikan secara
klinis dan laboratorium) kecuali
keberadaannya diperlukan sebagai donor
organ
• Pasien menolak terapi bantuan hidup
• Pasien secara medis tidak ada harapan
dapat disembuhkan lagi (contoh: karsinoma
stadium akhir, kerusakan susunan saraf
pusat dengan keadaan vegetatif).
Kriteria Pasien Keluar ICU

1. Pasien tidak memerlukan lagi terapi


intensif karena keadaan membaik atau
terapi telah gagal dan prognosis dalam
waktu dekat akan memburuk serta
manfaaat terapi intensif sangat kecil 
Dalam hal yang kedua perlu persetujuan
dokter yang mengirim.
2. Bila pada pemantauan intensif ternyata
hasilnya tidak memerlukan tindakan atau
terapi intensif lebih lama
3. Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak
perlu diteruskan lagi pada :
Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ atau
lebih yang tidak memberikan respon terhadap
terapi intensif selama 72 jam
Pasien mati otak atau koma (bukan karena
trauma) yang menimbulkan keadaan vegetatif
dan sangat kecil kemungkinan untuk pulih
Pasien dengan bermacam-macam diagnosis
seperti PPOM, jantung terminal, karsinoma
yang menyebar
Klasifikasi pelayanan ICU di RS
1. ICU primer ( pada
RS kelas C )
2. ICU sekunder ( pada
RS kelas B )
3. ICU tersier ( pada
RS kelas A )
Ketenagaan ICU
N JENIS ICU ICU SEKUNDER ICU
O TENAGA PRIMER TERSIER

1 Kepala • Dokter spesialis • Dokter Dokter


ICU anestesiologi. intensivis. intensivist
• Dokter spesialis • Dokter
lain yang terlatih spesialis
ICU ( jika belum anestesiologi
ada dokter ( jika belum
spesialis ada dokter
anestesiologi ) intensivist )
N JENIS ICU ICU ICU
O TENAGA PRIMER SEKUNDER TERSIER

2 Tim medis • Dokter spesialis • Dokter • Dokter


sebagai spesialis spesialis
konsultan dapat yang dapat yang dapat
dihubungi memberikan memberikan
setiap pelayananset pelayanan
diperlukan iap setiap
• Dokter jaga 24 diperlukan. diperlukan.
jam dengan • Dokter jaga • Dokter jaga
kemampuan 24 jam 24 jam
RJP dengan dengan
bersertifikat, kemampuan kemampuan
BLS & ACLS ALS/ACLS & ALS/ACLS
FCCS & FCCS
N JENIS ICU ICU ICU TERSIER
O TENAGA PRIMER SEKUNDER

3 Perawat Perawat terlatih Minimal 50% Minimal 75%


bersertifikat BLS perawat perawat terlatih
& ACLS terlatih & & bersertifikat
bersertifikat ICU dari jumlah
ICU dari seluruh
jumlah perawat ICU.
seluruh
perawat ICU
N JENIS ICU ICU ICU TERSIER
O TENAGA PRIMER SEKUNDER

4 Tenaga non • Tenaga • Tenaga • Tenaga administrasi


kesehatan administrasi di administrasi di ICU haru
ICU harus di ICU harus smempunyai
mampu mempunyai kemampuan
mengoperasik kemampuan mengoperasikan
an komputer mengoperasi komputer yang
yang kan komputer berhubungan dengan
berhubungan yang masalah
dengan berhubungan administrasi.
masalah dengan • Tenaga lab
administrasi. masalah • Tenaga kefarmasian
• Tenaga administrasi.
• Tenaga pekarya
pekarya • Tenaga
• Tenaga kebersihan
• Tenaga pekarya.
• Tenaga rekam medis
kebersihan • Tenaga
kebersihan • Tenaga untuk
kepentingan ilmiah &
penelitian
DISAIN ICU PRIMER SEKUNDER TERSIER

Area pasien : 1 tempat cuci 1 tempat cuci 1 tempat cuci


unit terbuka 12- tangan tiap 2 tangan tiap 2 tangan tiap 2
16 m tempat tidur tempat tidur tempat tidur

Unit tertutup 16 1 tempat cuci 1 temapt cuci 1 temapt cuci


20 m tangan tiap 1 tangan tiap 1 tangan tiap 1
tempat tidur temapt tidur tempat tidur

Outlet oksigen 1 2 3 / tempat tidur


Vakum - 1 3 / tempat tidur
Stop kontak 2 / tempat tidur 2 / tempat tidur 16 / tempat tidur
DISAIN ICU PRIMER SEKUNDER TERSIER

Area kerja

Lingkungan AC AC AC

Suhu 25 – 35 23 – 35 23 – 35

Humiditas 50 -70 % 50 – 70 % 50 – 70 %
DISAIN ICU PRIMER SEKUNDER TERSIER

Ruang isolasi - + +

Ruang penyimpanan - + +
peralatan & barang
bersih

Ruang tempat buang - + +


kotoran
Ruang perawat + + +

Ruang staf dokter - + +

Ruang tunggu keluarga - + +


pasien

Lab Terpusat 24 jam 24 jam


Peralatan ICU Primer Sekunder Tersier

Ventilasi mekanik Sederhana Canggih Canggih

Alat ventilasi manual & alat + + +


penunjang jalan napas

Peralatan akses vaskular + + +

Peralatan monitor

Invasif :
• Monitor TD invasif - + +
• Tekanan vena sentral + + +
• Tekanan a. pulmonalis - - +
(swanganz)
Peralatan ICU Primer Sekunder Tersier

Non Invasif :
• Tekanan darah + + +
• EKG & HR + + +
• SaO2 + + +
• Kapnograph - + +

Suhu + + +

EEG - + +

Defribilator & alat pacu jantung + + +


Peralatan ICU primer Sekunder Tersier

Alat pengatur suhu pasien + + +

Peralatan drain thorax + + +

Infusion & syringe pump - + +

Broncoscopy - + +

Peralatan portable untuk + + +


transportasi

Lampu tindakan + + +

Hemodialissi - + +

CRRT - + +
N ICU PRIMER SEKUNDER TERSIER
o
1 RJP RJP RJP

2 Pengelolaan jalan Pengelolaan jalan napas Pengelolaan jalan napas


napas termasuk termasuk intubasi trakeal termasuk intubasi trakeal
intubasi trakeal & & ventilasi mekanik & ventilasi mekanik
ventilasi mekanik

3 Terapi oksigen Terapi oksigen Terapi oksigen

4 Pemasangan Pemasangan kateter vena Pemasangan kateter vena


kateter vena sentral & arteri sentral, arteri, swanganz,
sentral ICP monitor

5 Pemantauan EKG, Pemantauan EKG, TD non Pemantauan EKG, TD non


TD non invasif, invasif, pulse oxy invasif, pulse oxy
pulse oxy & invasif & invasif swanganz, ICP,
Echo monitor
No ICU Primer Sekunder Tersier

6 Pelaksanaan terapi Pelaksanaan terapi Pelaksanaan terapi


secara titrasi secara titrasi secara titrasi

7 Pemberian nutrisi Pemberian nutrisi Pemberian nutrisi


enteral & enteral & parenteral enteral & parenteral
parenteral

8 Pemeriksaan lab Pemeriksaan lab Pemeriksaan lab


menyeluruh, cepat menyeluruh, cepat & menyeluruh, cepat &
& khusus khusus khusus
No ICU Primer Sekunder Tersier

9 Memberikan Memberikan tunjangan Memberikan


tunjangan fungsi fungsi vital dengan alat2 tunjangan fungsi vital
vital dengan portable selama dengan alat2
alat2 portable transportasi gawat portable selama
selama darurat transportasi gawat
transportasi darurat
gawat darurat

10 Kemampuan Kemampuan melakukan Kemampuan


melakukan fisioterapi dada melakukan fisioterapi
fisioterapi dada dada

11 Melakukan prosedur Melakukan prosedur


isolasi isolasi

12 Melakukan prosedur Melakukan prosedur


hemodialisa intermiten & hemodialisa
kontinyu intermiten & kontinyu
Masalah Umum Pada Pasien Kritis

1. Nutrisi
Tujuan utama dari dukungan nutrisi adalah
untuk mencegah atau memperbaiki
kekurangan gizi.
Hal ini biasanya dilakukan dengan
pemberian awal nutrisi enteral 
pengiriman kalori melalui sal.
gastrointestinal atau nutrisi parenteral 
pengiriman kalori intravena
2. Kecemasan
Sumber utama  ancaman yang
dirasakan atau diantisipasi kesehatan fisik,
kerugian aktual dari kontrol atau fungsi
tubuh, dan lingkungan yang asing.
Indikator klinis  agitasi, peningkatan
tekanan darah, peningkatan denyut
jantung, verbalisasi pasien kecemasan,
dan kegelisahan.
Perawat  mendorong pasien dan
keluarga untuk mengungkapkan
keprihatinan, mengajukan pertanyaan, dan
menyatakan kebutuhan mereka; dan
termasuk pasien dan keluarga dalam
semua percakapan dan menjelaskan
tujuan peralatan dan prosedur.
Pemberian obat anti ansietas dan terapi
komplementer untuk mengurangi stress
dapat dipertimbangkan
3. Pain
Kontrol nyeri pada pasien ICU  penting
 agitasi dan kecemasan  stres.
Pasien ICU yang berisiko tinggi mengalami
nyeri :
 Pasien dengan iskemik, infeksi
 Pasien yang terpasang alat-alat invasif
 CVC, Ventilator, ETT
 Pasien yang dijadwalkan untuk prosedur
invasif atau non-invasif.
4. Gangguan Komunikasi
Ketidakmampuan untuk berkomunikasi 
obat penenang, terpasang ETT 
menyedihkan bagi pasien
Peran perawat  mengeksplorasi metode
alternatif untuk komunikasi pasien  alat
tulis
Komunikasi non verbal penting bagi pasien
Keluarga harus didorong untuk
berkomunikasi dengan pasien walau dalam
keadaan koma
5. Delirium
 Berkisar 15% - 40%
Faktor predisposisi delirium :
 Usia
 Penyakit Cerebral
 Lingkungan  Cemas, sulit tidur
 Ketidakstabilan hemodinamik,
hipoksemia, ggn. Elektrolit, infeksi berat
 Obat-obatan tertentu  obat penenang,
furosemid, anti mikroba
 Manajemen Delirium
 Mengidentifikasi faktor predisposisi
delirium dan meningkatkan kesadaran
pasien  terapi oksigen
 Jika pasien mengalami hiperaktif, delusi,
insomnia  obat neuroleptik
 Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
6. Gangguan Tidur
Pasien mungkin mengalami kesulitan tidur
 kebisingan, kecemasan, nyeri, sering
monitoring, atau prosedur pengobatan.
Gangguan tidur  stressor yang signifikan
di ICU  delirium  sistem imun 
memperlambat proses penyembuhan
Mengkondisikan lingkungan pasien
Pemberian sedative  diazepam,
benzodiazepin
7. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Observasi keabu-abuan menyeluruh dan
sianosis pada “ jaringan hangat” seperti
daun telinga, bibir, lidah, dan membrane
lidah
Lakukan tindakan untuk
memperbaiki/mempertahankan jalan
nafas, misalnya: batuk atau suction.
Kaji status pernafasan.
Catat adanya dispnea dan penggunaan
otot bantu
 Pertahankan kepatenan jalan nafas (posisi
kepala dan leher netral anatomis, cegah
fleksi leher)
 Pertahankan elevasi kepala tempat tidur
30 – 45 derajat
 Beri oksigen dengan metode dan indikasi
yang tepat
8. Gangguan perfusi jaringan cerebral
Monitor status neurologi dan menentukan
faktor penyebab gangguan
Catat perubahan dalam penglihatan 
adanya kebutaan, kebutuhan lapang
pandang / kedalaman persepsi
Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi 
fungsi bicara jika klien sadar.
Berikan posisi kepala ditinggikan sedikit
dengan posisi netral (hanya tempat
tidurnya saja yang ditinggikan)
Kolaborasi pemberian oksigen
ISSUES RELATED TO FAMILIES
 Anggota keluarga berperan penting dalam
pemulihan pasien  dilibatkan dalam
pemulihan.
 Keluarga berperan dalam :
 Memberikan informasi kesehatan pasien
 Advising pasien dalam keputusan perawatan
kesehatan atau berfungsi sebagai pembuat
keputusan ketika pasien tidak bisa
 Membantu aktivitas sehari-hari
 Memberikan dukungan yang positif
 Untuk memberikan perawatan yang berpusat
pada keluarga secara efektif, perawat harus
terampil dalam intervensi krisis  pendengar
aktif, mengurangi kecemasan, dan sabar dalam
menghadapi keluarga yang kesal atau marah 
Anggota tim kesehatan lainnya (psikolog,
Rohaniawan)  membantu kecemasan keluarga
 Kebutuhan utama dari keluarga pasien sakit kritis
 kebutuhan informasi, jaminan kebutuhan, dan
kenyamanan  Keluarga membutuhkan
kepastian mengenai cara dan di mana perawatan
pasien dikelola dan keputusan dibuat oleh
keluarga
Kebutuhan Keluarga Pasien Kritis
 Harapan akan kesembuhan
 Informasi tentang pasien
 Mendapatkan jawaban jujur dari tenaga
kesehatan
 Mengetahui tentang kemajuan pasien
 Ruang tunggu yang dekat dengan pasien
 Di ijinkan untuk menjenguk pasien
 Mudah menghubungi tenaga kesehatan
 Di libatkan dalam perawatan atau penentu
keputusan

Anda mungkin juga menyukai