17014101308 Hiperopia (hipermetropia, penglihatan jauh/farsighteness) adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina.
Dibagi menjadi 3 : Hipermetropia manifes, Hipermetropia
laten dan Hipermetropia total • Hipermetropia manifes : adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang dapat memberikan tajam penglihatan normal. • Hipermetropia laten: dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. • Hipermetropia total : hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia. 1. Hipermetropia axial, merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek. 2. Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina. 3. Positional hypermetropia sebagai akibat ditempatkannya lensa kristalina lebih ke posterior. 4. Tidak adanya lensa kristal baik kongenital maupun didapat (operasi pengangkatan lensa atau dislokasi posterior) 1. Asimtomatik. 2. Penderita hipermetropia sukar untuk melihat dekat dan tidak sukar melihat jauh 3. Gejala astenopia seperti kelelahan mata, nyeri kepala bagian frontal atau fronto-temporal, fotofobia ringan. 4. Penglihatan kabur dengan gejala astenopia. 1. Visual Acuity, Mempergunakan beberapa alat untuk mengetahui kemampuan membaca dalam jarak dekat. Seperti Jaeger Notation, Snellen metric distance dan Lebehnson. 2. Refraksi, Retinoskopi untuk menilai hipermetropia secara objektif. Prosedur yang dilakukan meliputi static retinoscopy, subjective refraction dan autorefraction. 3. Assesmen kesehatan okuler dan Skreening Kesehatan sistemik. • Pemeriksaan yang dapat dilakukan dapat berupa: a) respon pupil b) uji konfrontasi c) uji penglihatan warna d) pengukuran tekanan intraokuler e) pemeriksaan posterior bola mata dan adnexa Ketajaman penglihatan Tes Refraksi Gerakan konjugasi, Lapang pandang dan akomodasi Pemeriksaan Slit-lamp Glaucoma testing Pemeriksaan segmen posterior • Koreksi optik – kacamata sferis plus – lensa kontak • Terapi visual • Farmakoterapi – Miotics • Modifikasi kebiasaan dan lingkungan pasien • Prosedur bedah refraktif: – PHOTOREFRAKTIVE KERATEKTOMI/ KERATOPLASTY (PRK) – LASER THERMAL KERATOPLASTY (LTK) – LASIK (Laser In Situ Keratomileusis) Komplikasi • Myopia • Glaukoma • Astigmatisma • Komplikasi mayor pada anak = – Amblyopia • Anisometropia – Strabismus • Diabetic lens (bila diabetes • Bila tidak dikoreksi pe↓ belum terdiagnosis) perkembangan motorik dan kognitif pd anak usia 9 bl s/d 6 th • Komplikasi pembedahan = – “over-” atau “under-” koreksi visual – Melihat starburst atau halo – Infeksi – Dry Eye Syndrome Ilyas, S. 2004. Hipermetropia dalam Kelainan Refraksi dan Koreksi Penglihatan.
Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 35-45.
Riordan, Paul, Whitcher, John P. 2000. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.
Jakarta: EGC. Hal: 401-402.
James, Bruce,Chris C., Anthony B..2005. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta :
Erlangga. Hal: 35.
Ilyas, S. 2003. Pemeriksaan Hipermetropia dalam Dasar – Teknik Pemeriksaan
dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 31-34.
Ilyas, S. 2001. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 6-8. Ilyas, Sidarta, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia