Start!
Bencana
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial
1. Bencana alam 2. Bencana non alam
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. penyakit
3. Bencana sosial
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
Psikososial ?
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya.
Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan
memengaruhi satu sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspek
psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubungan eksternal individu
dengan orang-orang di sekitarnya (pusat krisis fakultas psikologi ui). Istilah psikososial berarti menyinggung relasi sosial
yang mencakup faktor-faktor psikologis (chaplin, 2011
Spiritual ?
Spiritualitas merupakan faktor penting yang membantu individu mencapai keseimbangan yang diperlukan untuk
memelihara kesehatan dan kesejahteraan, serta beradaptasi dengan penyakit (Potter & Perry, 2010).
spiritual menurut Hidayat (2006) adalah suatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang
lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan atau kecintaan terhadap Tuhan, dan permohonan maaf atas segala
kesalahan yang telah dilakukan. Spiritual adalah keyakinan dalam hubunganya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pencipta. Sebagai contohnya adalah seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa
(Hamid, 2008).
Dampak psikososial
Dari Aspek Psikososial, Bencana Dapat Berdampak Pada :
1. Extreme peritraumatic stress reactions (reaksi stres & 2. Acute stress disorder (ASD)
trauma) Gejala ini muncul pada masa 2 s.d 30 hari/4 minggu yang ditandai dengan:
a. Individu/korban mengalami peristiwa traumatik yang
Gejala ini muncul pada masa kurang dari 2 hari. Gejala ini
mengancam jiwa diri sendiri maupun orang lain, atau
ditandai dengan simptom-simptom yang muncul setelah bencana,
menimbulkan kengerian luar biasa bagi dirinya (horor).
di antaranya:
b. Peningkatan keterbangkitan psikologis, misalnya
a. Dissosiasi (depersonalisasi, derelisasi, amnesia).
kewaspadaan tinggi, mudah kaget, sulit konsentrasi, sulit tidur, mudah
b. Menghindar (menarik diri dari situasi sosial).
tersinggung dan gelisah.
c. Kecemasan (cemas berlebihan, nervous, gugup, merasa
c. Gangguan efektifitas diri di area sosial dan pekerjaan.
tidak berdaya).
d. Intrusive re-experiencing (flashback, mimpi buruk).
3. Post traumatic stress disorder (PTSD)
Gejala ini muncul di atas 30 hari/1 bulan yang ditandai dengan:
a. Gangguan muncul akibat suatu peristiwa hebat yang mengejutkan, bahkan sering tidak terduga dan akibatnya
pun tidak tertahankan oleh orang yang mengalaminya.
b. Terulangnya bayangan mental akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami.
c. Ketidakberdayaan/ke-”tumpul”an emosional dan “menarik diri”.
d. Terlalu siaga/waspada yang disertai ketergugahan/keterbangkitan secara kronis.
e. Terjadi gangguan yang menyebabkan kegagalan untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sosial (pekerjaan, rumah
tangga, pendidikan, dll).
Berdasarkan hasil penelitian empiris, dampak psikologis dari bencana dapat diketahui bendasarkan tiga faktor yaitu faktor pra
bencana, faktor bencana dan faktor pasca bencana (Tomoko, 2009)
1. Faktor pra bencana. Dampak psikologis pada faktor pra bencana ini dapat ditinjau dari beberapa hal dibawah
ini:
• Jenis kelamin
• Usia dan pengalaman hidup
• Faktor budaya , ras , karakter khas dan etnis
• Sosial ekonomi
• Keluarga
• Tingkat kekuatan mental
2. Faktor bencana. Pada faktor ini, dampak psikologis dapat ditinjau dari beberapa hal dibawah ini:
• Tingkat keterpaparan
• Ditinggal sanak
• ditinggal mati oleh sanak keluarga atau sahabat
• diri sendiri atau keluarga terluka
• Merasakan
• ancaman keselamatan jiwa atau mengalami ketakutan yang luar biasa
• mengalami situasi panik pada saat bencana
• pengalaman berpisah dengan keluarga, terutama pada korban usia muda
• kehilangan harta benda dalam jumlah besar
• pindah tempat tinggal akibat bencana
• bencana yang menimpa seluruh komunitas.
3. Faktor pasca bencana. Dampak psikologis pasca bencana dapat diakibatkan oleh kegiatan tertentu dalam siklus
kehidupan dan stres kronik pasca bencana yang terkait dengan kondisi psykitrik korban bencana. Hal ini perlu adanya
pemantauan dalam jangka panjang oleh tenaga spesialis. Hal lain yang penting diperhatikan pasca bencana adalah
menginventarisasi semua sumber daya yang ada secara terinci, konkrit dan diumum
Dampak spiritual
Kejadian bencana dapat merubah pola spiritualitas seseorang. Ada yang bertambah meningkat aspek spiritualitasnya ada
pula yang sebaliknya. Bagi yang meningkatkan aspek spiritualitasnya berarti mereka meyakini bahwa apa yang terjadi
merupakan kehendak dan kuasa sang Pencipta yang tidak mampu di tandingi oleh siapapun. Mereka mendekat dengan cara
meningkatkan spiritualitasnya supaya mendapatkan kekuatan dan pertolongan dalam menghadapi bencana atau musibah
yang dialaminya. Sedangkan bagi yang menjauh umumnya karena dasar keimanan atau keyakinan terhadap sang pencipta
rendah, atau karena putus asa.
Perawatan psikososial dan spiritual
pada korban bencan
(Inayat Khan) dalam bukunya Dimensi Spiritual Psikologi menyebutkan bahwa kekuatan psikis yang dimiliki oleh seseorang
dapat dikembangkan melalui olah spiritual yang dilakukan melalui beberapa tahapan.
1. berlatih melakukan konsentrasi
2. berlatih mengungkapkan hasil konsentrasi melalui pikiran
3. agar dapat mengekspresikan kekuatan psikis, seseorang harus memiliki kekuatan tubuh (kesehatan fisik
4. berlatih menjaga kestabilan dan ketenangan dalam berpiki
5. berlatih mengumpulkan kekuatan psikis yang selanjutnya digunakan untuk bertindak
Pada fase penyadaran diri, para korban akan melalui proses pensucian diri dari bekasan atau hal-hal yang menutupi keadaan jiwa
melalui cara penyadaran diri, penginsyafan diri, dan pertaubatan diri. Fase ini akan menguak hakikat persoalan, peristiwa, dan
kejadian yang dialami oleh para korban. Pun menjelaskan hikmah atau rahasia dari setiap peristiwa tersebut.
pada fase pengembangan diri, para korban akan didampingi dan difasilitasi untuk tidak hanya sehat fisikal, namun juga sehat
mental dan spiritual. Kesehatan mental terwujud dalam bentuk keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta
mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan
dirinya. Adapun kesehatan spiritual mencakup penemuan makna dan tujuan dalam hidup seseorang, mengandalkan Tuhan (The
Higher Power), merasakan kedamaian, dan merasakan hubungan dengan alam semesta