Nusantara
Oleh:
Firdaus, M.Pd
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Peta Penyebaran Islam di Nusantara
Teori Masuknya Tempat
Islamasal
kekedatangan
NusantaraIslam; para pembawanya;
ktu kedatangannya
I. Teori India (dikemukakan oleh Pijnappel)
• Abad ke-12 sebagi awal penyebaran
• Orang Arab bermadzhab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah
Gujarat & Malabar (Anak Benua India) yang membawa Islam ke Nusantar
a
• Snouck Hurgronje: Muslim Deccan dari Anak Benua India datang ke Melay
u-Indonesia, kemudian disusul oleh orang-orang Arab.
• Bukti: batu nisan di Pasai, utara Sumatera, bertanggal 17 Dzulhijjah 831 H
/ 27 September 1428, mirip dengan batu nisan di makam Maulana Malik Ib
rahim di Gresik Jawa Timur, sama bentuknya dengan batu nisan di Camba
y, Gujarat.
II. Teori Arab (dikemukakan ole
h Hamka)
Islam dikenalkan pada abad pertama Hijriyah (abad ke-7 Masehi)
Islam dikenalkan kepada masyarakat langsung dari Tanah Arab, meskipun hubungan bangs
a Melayu-Indonesia dengan umat Islam di pesisir Timur India juga merupakan faktor penting.
Didasarkan pada persamaan madzhab Syafi’i yang dominan di Indonesia.
Kemungkinan banyaknya hubungan orang-orang Islam dari Arab, Persia, dan India dengan o
rang-orang di Asia Tenggara dan Asia Timur dikarenakan kemajuan perhubungan pelayaran
dan persaingan di antara kerajaan-kerajaan besar ketika itu (Bani Umaiyyah, Sriwijaya, dan d
inasti T’ang/China)
M. Naquib al-Attas: bukti ada pada karakteristik internal Islam di kawasan Melayu-Indonesia.
Adanya perubahan konsep & istilah kunci dalam literatur Melayu (historiografi tradisi lokal) pa
da abad ke-10 sampai ke-11 M..atau abad ke-16 sampai ke-17 M.
Ekspansi Para Sahabat Nabi di Asia Tenggara
1. Ali bin Abi Thalib, pernah datang dan berdakwah di Garut, Cirebon, Jawa Barat (Tanah Sunda), Indonesia, tahun
625 Masehi. Perjalanan dakwahnya dilanjutkan ke dari Indonesia ke kawasan Nusantara, melalui: Timur Leste, B
runai Darussalam, Sulu, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, Myanmar, Kampuchea.
2. Ja'far bin Abi Thalib, berdakwah di Jepara, Kerajaan Kalingga, Jawa Tengah (Jawa Dwipa), Indonesia,sekitar tah
un 626 M/ 4 H
3. Ubay bin Ka'ab, berdakwah di Sumatera Barat, Indonesia, kemudian kembali ke Madinah. sekitar tahun 626 M/ 4
H.
4. Abdullah bin Mas'ud, berdakwah di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah. sekitar tahun 626 M/ 4 H.
5. Abdurrahman bin Mu'adz bin Jabal, dan putera-puteranya Mahmud dan Isma'il, berdakwah dan wafat dimakamka
n di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. sekitar tahun 625 M/ 4 H.
6. Akasyah bin Muhsin Al-Usdi, berdakwah di Palembang, Sumatera Selatan dan sebelum Rasulullah Wafat, ia kem
bali ke Madinah. sekitar tahun 623 M/ 2 H.
7. Salman Al-Farisi, berdakwah Ke Perlak, Aceh Timur dan Kembali Ke Madinah. sekitar tahun 626 M/ 4 H.
(Sumber: H.Zainal Abidin Ahmad, Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang, Bulan Bintang, 1979; Habib Bahruddin Azmatkhan, Qis
hshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)
III. Teori Persia (didukung oleh P.A. Hoes
ein Djajadiningrat)
Islam datang dari Persia, berdasarkan pada beberapa unsur kebudayaan Per
sia, khususnya Syi’ah, yang ada dalam kebudayaan Islam di Nusantara.
Pengaruh sufisme Persia terhadap beberapa ajaran mistik Islam (sufisme) Ind
onesia:
Ajaran “manunggaling kawula gusti “ Syeikh Siti Jenar merupakan pengar
uh dari ajaran “wahdat al-wujud” al-Hallaj di Persia.
Penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem mengeja huruf Arab, terut
ama tanda-tanda bunyi harakat dalam pengajaran al-Qur’an.
Peringatan Asyura atau 10 Muharram, yakni wafatnya Husain bin Ali bin A
bi Thalib di Karbala.
IV. Teori China (H.J. de Graaf)
Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan dan ada di Nusantara pad
a abad-abad pertama Hijriyah (Pendapat Thomas W. Arnold),
Akan tetapi, pengaruh Islam terlihat lebih nyata setelah abad ke-12.
Akselerasi proses Islamisasi antara abad ke-12 dan ke-16.
Mengapa Islam cepat menyebar di Mela
yu?
1. Ajaran Islam menekankan prinsip ketauhidan dalam sistem ke-Tuhanan
yang identik dengan liberasi (pembebasan)
2. Fleksibelitas (daya lentur) ajaran Islam, merupakan kodifikasi nilai-nilai
universal. Dapat berhadapan dengan berbagai bentuk dan jenis situasi
masyarakat.
3. Sifat-sifat Islam dipandang oleh masyarakat Indonesia sebagai institusi y
ang amat dominan dalam melawan kolonialisme bangsa Eropa.
Proses Perkembangan Islam di Nusantara