Anda di halaman 1dari 36

Case Report Session Rotasi II

Konjungtivitis Virus
Oleh :
Handre Putra
Witha Budiartina

Preseptor :
Dr. Syarif Indra, Sp. S
Tinjauan Pustaka
Definisi
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu
adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan
pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi
bagian berwarna putih pada mata dan permukaan
bagian dalam kelopak mata.
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang
membatasi permukaan dalam dari kelopak mata dan
melipat ke belakang membungkus permukaan depan
dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah
mata (kornea).
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva terdiri dari tiga bagian:
Konjungtiva palpebralis
Konjungtiva bulbaris
Konjungtiva forniks
Etiologi
infeksi oleh virus atau bakteri.
reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu
binatang.
iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya;
sinar ultraviolet
dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan
oleh salju.
pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka
panjang
Etiologi
Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Konjungtivitis
semacam ini bisa disebabkan oleh:
entropion atau ektropion.
kelainan saluran air mata.
kepekaan terhadap bahan kimia.
pemaparan oleh iritan.
infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia)
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
produksi air mata berlebihan (epifora).
kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis)
seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan
peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya
sebagai reaksi nonspesifik peradangan.
pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen
protein).
dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
Manifestasi Klinis
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan
mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan
kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus
atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa
membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena
alergi.
Gejala lainnya adalah:
mata berair
mata terasa nyeri
mata terasa gatal
pandangan kabur
peka terhadap cahaya
terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari
Komplikasi
glaukoma
katarak
ablasi retina
komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala
penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus
kornea
komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan
pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan
jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat mengganggu
penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta
komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan
sikratik dapat mengganggu penglihatan
Diagnosis
Gejala Subyektif
Konjungtivitis flikten biasanya hanya menyebabkan
iritasi dengan rasa sakit dengan mata merah dan
lakrimasi. Khasnya pada konjungtivitis flikten apabila
kornea ikut terlibat akan terdapat fotofobia dan
gangguan penglihatan. Keluhan lain dapat berupa rasa
berpasir. Konjungtivitis flikten biasanya dicetuskan
oleh blefaritis akut dan konjungtivitis bakterial akut.
Diagnosis
Gejala Obyektif
Dengan Slit Lamp tampak sebagai tonjolan bulat
ukuran 1-3 mm, berwarna kuning atau kelabu,
jumlahnya satu atau lebih yang di sekelilingnya
terdapat pelebaran pembuluh darah konjungtiva
(hiperemia). Bisa unilateral atau mengenai kedua
mata.
Diagnosis
Laboratorium
Dapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan
kuman dan adanya tuberkulosa paru dan pemeriksaan
kultur konjungtiva. Pemeriksaan dengan pewarnaan
gram pada sekret untuk mengidentifikasi organisme
penyebab maupun adanya infeksi sekunder
Penatalaksanaan
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi
penyebab. Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati
dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau
antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5
%). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang
sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan
terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan
antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %)
atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).
Penatalaksanaan
Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk
memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan
kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears
dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala
pada kasus ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid
topikal atau kombinasi antibiotik-steroid. Sikloplegik
hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis.
Status Pasien
Identitas Pasien
Nama/Kelamin/Umur : Erlier/Wanita/24 tahun
Pekerjaan/pendidikan : Tidak Bekerja/Mahasiswa
Alamat : Ikur Koto, Padang
Latar Belakang sosial-ekonomi-
demografi-lingkungan keluarga
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Anak : Anak ke-2 dari 3
bersaudara
Status Ekonomi Keluarga : Cukup, penghasilan
Rp. 2.000.000,- perbulan
KB : Tidak ada
Latar Belakang sosial-ekonomi-
demografi-lingkungan keluarga
Kondisi Rumah :
Rumah permanen, perkarangan cukup luas, luas
bangunan 220m2
Listrik ada
Sumber air : PDAM
Jamban ada 2 buah, di dalam rumah
Sampah di buang ke TPA
Kesan : hygiene dan sanitasi baik
Latar Belakang sosial-ekonomi-
demografi-lingkungan keluarga
Kondisi Lingkungan Keluarga
Jumlah penghuni rumah 5 orang; pasien, kakak
pasien, adik pasien dan kedua orang tua pasien. Kakak
pasien bekerja di Bandara Internasional Minangkabau
usia 27 tahun, adik pasien kelas 3 SMA, ayah pasien
berusia 61 tahun, ibu pasien berusia 58 tahun.
Tinggal di daerah pinggiran kota.
Aspek Psikologis di keluarga
Hubungan dengan keluarga baik
Faktor stress dalam keluarga (-)
Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit
Keluarga
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya.
Adik pasien juga menderita penyakit yang sama
dengan pasien.
Keluhan Utama
Mata kanan merah dan berair sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Mata kanan merah dan berair sejak 2 hari yang lalu.
Awalnya pasien menggosokkan mata berulang kali
kemudian mata menjadi semakin merah dan berair.
Ketajaman penglihatan tidak terganggu
Disertai dengan rasa gatal pada mata merah
Mata merah yang kanan mengeluarkan sekret cair
berwarna bening terutama terkena debu atau digosok.
Adik pasien juga mengeluhkan penyakit yang sama
dengan pasien, dan adik pasien terlebih dahulu
menderita penyakit ini.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 78x/ menit
Nafas : 19x/menit
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,7 0C
BB : 50 Kg
TB : 162 cm
Pemeriksaan Fisik
Mata : Status Ophtalmikus
Kulit : Turgor kulit baik
Dada :
Paru :
Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus ki=ka
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing
(-/-), ronkhi (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Kanan : LSD
Atas: RIC II
Auskultasi: bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan –
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Pemeriksaan Fisik
Status Ophtalmikus OD OS
Visus tanpa koreksi 5/5 5/5
Visus dengan koreksi - -
Refleks Fundus
Silia/Supersilia Madarosis(-) Trikiasis(-) Madarosis(-) Trikiasis(-)
Papebra Superior Edema (-) Edema (-)
Palpebra Inferior Edema (-) Edema (-)
Margo Palpebra Hordeolum (-) Hordeolum (-)
Khalazion (-) Khalazion (-)
Aparat Lakrimalis Hiperlakrimasi Lakrimasi normal
Konyungtiva Taralis Folikel (-) hiperemis (+) Folikel (-) hiperemis (-)
papil (-) papil (-)
Konyungtiva Fornics Khemosis (-) Khemosis (-)
Konyungtiva Bulbi Hiperemis (+), Injeksi Hiperemis (-), Injeksi
Konjungtiva (+), Injeksi Konjungtiva (-), Injeksi
Siliaris (-), Sekret (+) Siliaris (-), Sekret (-)
serosa
Sklera Putih Putih
Kornea Bening Bening
Kamera okuli anterior Cukup dalam Cukup dalam
Iris Coklat, Rugae (+) Coklat, Rugae (+)
Pupil Bulat , diameter 3 mm, Bulat, diameter 3 mm,
Refleks Pupil (+) Refleks Pupil (+)
Lensa Bening Bening
Korpus vitreum Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Fundus - Papila optikus Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- Retina
- Makula
- aa/vv Retina
Tekanan bulbus okuli Palpasi (+) N Palpasi (+) N
Gerakan bulbus okuli Bebas kesegala arah Bebas kesegala arah
Laboratorium Anjuran
Tidak ada
Diagnosis Kerja
Konjungtivitis Virus Oculi Dextra
Diagnosis Banding
Konjungtivitis Bakterialis
Manajemen
Preventif :
Hindari menggosok-gosok kelopak mata dan daerah
disekitar mata yang sakit jika terasa gatal
Hindari menyentuh mata yang sehat selama masa
pengobatan
Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan
Promotif :
Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya dan cara-cara
penularannya
Edukasi kepada pasien mengenai kebersihan diri dan
lingkungan
Manajemen
Kuratif :
 Sulfasetamid 15 % (3-4 kali/hari, 1-2 tetes/hari selama 4
hari)
CTM tablet 4mg (3 x 1 tablet/hari)Rehabilitatif :

Rehabilitatif :
 Kontrol teratur ke Puskesmas, jika terjadi gangguan
ketajaman penglihatan atau sekret kental, maka segera
konsulkan ke puskemsmas atau RS terdekat.
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Air Dingin
Tanggal : 27 desember 2010
 
R/ Sulfasetamid 15 % fls No. X
S 3 gtt I £
  
R/ CTM tab 4 mg No. X
S 3 dd tab 1 £
 
 
Pro : Erlier
Umur : 24 tahun
Alamat : Ikur Koto, Padang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai