OLEH :
ENGRI ESNA HULKIAWAR
NIM. 117471624
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK)
FAMIKA MAKASSAR
2020
LATAR BELAKANG
Berdasarkan 7 artikel jurnal yang saya buat dalam literatur review ditemukan,
terdapat berbagai masalah internasional dan nasional berhubungan dengan
prevalensi pasien stroke. masalah utama pasien stroke dalam perawatan
adalah terkait dukungan keluarga dan konsep diri dari pasien stroke itu sendiri.
Banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti bagaimana
peran dukungan keluarga terhadap konsep diri pasien stroke. Stroke merupakan
penyakit tidak menular yang merupakan salah satu masalah di seluruh dunia.
Menurut survei tahun (2015), stroke merupakan pembunuh nomor satu di RS
Pemerintah di seluruh Indonesia. Diperkirakan ada 550.000 penduduk yang
terkena stroke. Stroke merupakan gejala yang terjadi akibat gangguan sirkulasi
darah di otak. Penyakit stroke memiliki urutan kematian ketiga di dunia setelah
penyakit jantung dan kanker. Dukungan keluarga yang baik sangat diperlukan
dalam meningkatkan konsep diri bagi penderita stroke, .Keluarga memiliki
peran yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pasien yang mengalami
stroke Salah satu masalah yang sering dialami oleh penderita stroke adalah
ketidak mampuan melakukan aktivitas sehari-hari akibat kelemahan pada
ekstermitas. Dukungan keluarga sangat penting dalam pendampingan dan
perawatan untuk meningkatkan kemandirian penderita dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
TUJUAN
Hasil penelitian menurut Pomarida Simbolon (2017) Hasil dari penelitian diperoleh bahwa
dukungan keluarga yang baik (55,9%) dan konsep diri yang negatif (67,6%). Hasil uji
statistik dukungan keluarga dengan konsep diri dengan nilai p = 0,004 (p< 0,05) artinya
ada hubungan bermakna dukungan keluarga dengan konsep diri pasien stroke.
Hasil penelitian menurut Devi Hariyanti Pramita.dkk ( 2017) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa responden dengan dukungan keluargan baik dan mengalami gangguan citra tubuh
positif sebanyak 8 responden (18,97%), negatif sebanyak 12 responden (28,08%). Responden
dengan dukungan keluargan cukup baik dan mengalami gangguan citra tubuh positif
sebanyak 34 responden (42,79%), negatif sebanyak 14 responden (10,16 %). Hasil analisa
bivariate didapatkan P value= 0,000 dengan koefisien korelasi (r) = 0,508.
Hasil penelitian menurut Weni Lidya Hendayani.dkk (2018) Hasil uji-T untuk dukungan
keluarga pada pasien stroke sebelum dan sesudah dilaksanakan penyuluhan kesehatan
didapatkan p-value 0,000 (α≤0,05) artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara
dukungan keluarga yang diberikan pada pasien stroke sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan kesehatan. Hasil uji-T pada konsep diri pasien stroke sebelum dan sesudah
didapatkan pvalue 0,000 (α≤ 0,05) artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara
konsep diri pasien stroke sebelum dan sesudah dilakukan penelitian
LANJUT PEMBAHASAN
Hasil penelitian menurut Kartini.dkk (2013) Hasil dari penelitian ini
didapatkan gambaran bahwa dukungan keluarga pada pasien pasca
stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan sebagian besar baik (66,7%), sebagian besar pasien
stroke mengalami perubahan konsep diri di Poliklinik Saraf Rumah
Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (70,0%), ada
hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Khusus Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.
Hasil penelitian menurut Melti Suriya, Dkk ( 2018) Hasil penelitian
menunjukan bahwa kurang dari separuh 43,5% memiliki konsep diri
negatif. Kurang dari separuh 41,3% memiliki keluarga tidak
mendukung. Ada hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri
(p value = 0,010).
Dari hasil sintesis 7 jurnal di dapatkan ada hubungan Dukungan
keluarga terhadap konsep diri pasien stroke
KESIMPULAN