Anda di halaman 1dari 13

Diabetes Melitus

Disusun Oleh :
Weni Alfia (1811020271)
Mitha Aulia R (1811020273)
Purbo Asmoro Widagdo (18110275)
Elok Irnanda Dewi (1811020287)
Syahrizal Listyanto (1811020298)
Miftakhus Salam (1811020327)
Nadeli Triwiono (1811020317)
Definisi

 Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002 dalam
www.ilmukeperawatan.com).

 Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Noer, 2003 dalam
www.trinoval.web.id).

 Kesimpulan DM adalah penyakit karena kelebihan gula.


 
KLASIFIKASI

• Diabetes Melitus tipe 1


• Diabetes Melitus tipe 2
• Diabetes Melitus tipe 3
• Diabetes Melitus tipe Gestasional
Etiologi

• Diabetes Melitus tipe 1 ( IDDM )


a. . Faktor genetic
b. Faktor-faktor imunologi
c. . Faktor lingkungan Virus atau toksin
• . Diabetes Melitus tipe 2 ( NIDDM )
a. Usia
b. Obesitas
• Diabetes gestasional (GDM )
a. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
 b. ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Tanda dan Gejala

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)


2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Patofisiologi

• Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang


mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300–
1200 mg/dl.

• Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak


yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang
abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding
pembuluh darah.

• Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh. Pasien– pasien


yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah
makan.
Pathway
Pemeriksaan Penunjang

• Glukosa darah sewaktu


• Kadar glukosa darah puasa
• Tes Toleransi Glukosa Oral standar
• Tes Benedict
• Tes Rothera
Penatalaksanaan

1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi
5. Pendidikan (keperawatan medical bedah, brunner and suddarth,
2002: 1226)
Pengkajian

1. Identitas
2. Keluhan Utama Pasien
3. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Kesehatan Keluarga
4. .Pola Aktivitas
5. Pengkajian fisik
6. Pemeriksaan Lab.
Diagnosa Keperawatan
1. . Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral

2. . Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


 pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi,  prosedur
invasif dan kerusakan kulit.
Intervensi dan Implementasi
• Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi
R : Mengetahui pemasukan makan yang adekuat.
 
• Tentukan program diet dan pola makanan pasien dibandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
R: Mengindentifikasi penyimpangan dari kebutuhan.
• Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung,
mual,muntah, pertahankan puasa sesuai indikasi
R : mempengaruhi pilihan intervensi.
• Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat
kesadaran, dingin/lembab, denyut nadi cepat, lapar dan pusing.
R : secara potensial dapat mengancam kehidupan, yang harus dikali dan
ditangani secara tepat.
• Kolaborasi dalam pemberian insulin, pemeriksaan gula darah dan diet
R : Sangat bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula darah.

Anda mungkin juga menyukai