Anda di halaman 1dari 19

Money Laundry

MUHAMMAD SABILI KAMDI (170221100056)


Money laundering merupakan suatu aspek perbuatan kriminal karena
sifat kriminalitasnya adalah berkaitan dengan latar belakang dari
perolehan sejumlah uang yang sifatnya gelap, haram atau kotor, lalu
sejumlah uang kotor ini kemudian dikelola dengan aktivitas-aktivitas
tertentu seperti dengan membentuk usaha, mentransfer atau
mengkonversikannya ke bank atau valuta asing sebagai langkah
untuk menghilangkan latar belakang dari dana kotor tersebut.
Dalam prakteknya, money laundering di Indonesia disebabkan karena
Indonesia menganut system devisa bebas. Sistem devisa bebas
memungkinkan setiap orang bebas memasukkan atau membawa
keluar valuta asing dari wilayah yuridiksi Indonesia.
Penyebab lainnya karena munculnya system teknologi perbankan
secara elektronik yang disebut electronic money atau E-money.
Sistem perbankan ini dapat bertransaksi dengan system internet
cyberpayment yang kemudian dimanfaatkan oleh si pencuci uang.
Cara pemutihan atau pencucian uang dilakukan dengan melewatkan
uang yang diperoleh secara illegal melalui serangkaian transaksi
finansial yang rumit guna menyulitkan berbagai pihak untuk
mengetahui asal usul uang yang didapatkan oleh si pencuci uang.
Transaksi derivatif merupakan cara yang paling disukai karena
kerumitannya dan daya jangkauannya menembus batas-batas
yurisdiksi. Kerumitan inilah kemudian dimanfaatkan para pakar
money laundering guna melakukan tahap proses pencucian uang.
Money laundering sangat erat hubungannya dengan tindak pidana
/kejahatan, oleh karena itu pemberantasannya juga berarti
penanggulangan kejahatan yang melatar belakanginya, terutama terhadap
organized crimes, seperti ketentuan tindak pidana lain, antara lain seperti:
korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, penyelundupan tenaga kerja,
penyelundupan imigran, perbankan, pasar modal, Asuransi, narkotika,
psikotropika, perdagangan manusia, perdagangan gelap senjata,
terorisme, penculikan, pencurian, penggelapan, penipuan,pemalsuan
uang, perjudian, prostitusi, perpajakan, kehutanan dan lingkungan hidup.
Proses pencucian uang biasanya
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
Placement
Merupakan penempatan uang/asset hasil kejahatan pada sistem keuangan
baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri dengan tujuan
untuk memindahkan uang/asset tersebut dari sumber asalnya. Untuk
menghindarkan pengawasan pihak berwajib, uang/asset tersebut biasanya
dikonversi ke dalam bentuk asset yang berbeda, misalnya dengan
memanfaatkan instrument perbankan seperti deposito/tabungan atas nama
orang lain, traveller cheque, giro, e-cash, dan lain-lain. Modus lainnya
adalah menggabungkan uang hasil kejahatan dengan uang hasil kegiatan
yang sah dalam satu instrumen perbankan.
Layering
Merupakan pelapisan uang haram untuk memperpanjang jalur pelacakan
dengan cara melakukan berlapis-lapis transaksi keuangan yang dirancang
untuk menghilangkan jejak dan menciptakan anonim.
Modus operasinya adalah dana ditransfer ke luar negeri misalnya sebagai
bagian dari pembayaran impor melalui LC yang dibayarkan kepada
perusahaan yang sah.
Modus lainnya dapat pula dilakukan melalui pembukaan rekening bank atas
nama sebanyak mungkin perusahaan-perusahaan fiktif dengan
memanfaatkan ketentuan rahasia bank.
Integration
Merupakan penempatan uang/aset hasil kejahatan yang telah
melalui tahap placement dan layering untuk menjadi uang/ asset
yang benar-benar terlihat legal. Pada tahap ini, uang/asset tersebut
diintegrasikan ke dalam sistem keuangan yang legal dan
diasimilasikan dengan semua uang/ asset yang ada. Pelaku dalam
hal ini berusaha untuk menjelaskan bahwa uang/asset yang dimiliki
adalah berasal dari kegiatan dan transaksi yang sah.
Dari uang /asset yang telah terintegrasi inilah, pelaku kemudian
melakukan transaksi / pembayaran-pembayaran dengan
memanfaatkan instrumen bank.
Modus operandinya adalah dilakukan transaksi yang bersih. Dana
yang telah terlapis tadi baru kemudian digunakan untuk melakukan
pembayaran atas transaksi yang dilakukan dengan/melalui lembaga
keuangan biasa sebagai bagian dari transaksi yang sah. Misalnya
untuk melakukan pembayaran utang atau tagihan- tagihan lainnya.
Setidaknya terdapat empat faktor yang
menjadi tujuan pencucian uang, yakni:
1. Merahasiakan siapa pemilik sebenarnya dari uang yang diperoleh
dari hasil kejahatan tersebut.
2. Memperoleh bentuk penempatan/pelapisan/integrasi atas uang yang
diperoleh dari hasil kejahatan tersebut ke dalam sistem/instrumen
keuangan yang mudah di bawa ke mana-mana, misalnya ke dalam
instrumen Traveller Cheque.
3. Merahasiakan proses pencucian uang sehingga sulit untuk dilacak.
4. Mudah diawasi oleh pemilik sebenarnya dari uang hasil kejahatan
ini.
Faktor Penyebab Money Laundering
Dampak Kemajuan Teknologi dalam Sistem Transfer Keuangan.
Timbulnya praktik money loundering dapat dikatakan sebagai dampak
dari kemajuan teknologi dalam sistem transfer keuangan, karena
pengiriman keuangan /pemindah bukuan keuangan secara elektronik dapat
berlangsung mudah dan hanya dalam waktu beberapa detik saja, misalnya
dengan memanfaatkan Automatic Teller Machines (ATM) atau Anjungan
Tunai Mandiri (ATM), dan Electronic Wire Transfer.
Kemajuan teknologi di bidang transfer keuangan ini memudahkan tumbuh
suburnya praktik Money loundering, karena:
a. Beroperasi selama 24 jam,
b. Memiliki kecepatan bertransaksi secara elektronik.
Dampak Perkembangan Globalisasi Ekonomi.
Perkembangan globalisasi ekonomi telah menyebabkan terbukanya
ekonomi negara bagi arus dana dari negara-negara maju. Kebijakan
pemerintah Indonesia yang membuka kran selebar-lebarnya bagi
penanaman modal asing jika tidak dilakukan secara cermat dan akurat akan
berdampak negatif, yaitu terbukanya potensi masuknya arus money
laundering dari Negara-negara lain ke Indonesia.
Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan
keuntungan secara cepat tapi tidak halal, misalnya mempraktikkan
penyelamatan uang dari hasil kejahatan narkotika, pelacuran,
penyelundupan, penjualan senjata api illegal, dan sebagainya.
Ketentuan rahasia bank yang sangat ketat
Penerapan ketentuan kerahasian bank secara ketat, dapat menumbuh
suburkan kegiatan pencucian uang. Uang yang disembunyikan di
bank sulit untuk dilacak dan disita oleh penegak hukum. Setiap ada
upaya hukum, pelaku berlindung dibalik kerahasian bank yang ketat.
Dalam penyelidikan dan penyidikan financial crime, atau tindak pidana yang
dilakukan dengan tujuan mencari uang atau kekayaan, kita mengenal
pendekatan follow the money dan follow the Suspect. Pendekatan follow the
money merupakan istilah lain bagi Pendekatan Anti Pencucian Uang.
Pendekatan follow the money mendahulukan mencari uang atau harta
kekayaan hasil tindak pidana dibandingkan dengan mencari pelaku kejahatan.
Setelah hasil tindak pidana diperoleh melalui pendekatan analisa transaksi
keuangan (financial analysis) kemudian dicarilah pelakunya dan tindak pidana
yang dilakukan.
Untuk melacak terjadinya transaksi, pelacakan dapat dilakukan ke
belakang untuk mengetahui sumber dana. Demikian juga pelacakan ke
depan untuk mengetahui siapa lawan transaksi, yang menerima atau
menikmati hasil transaksi tersebut.
Pelacakan dapat dilakukan semaksimal mungkin, sesuai kebutuhan
untuk mencari adanya indikasi tindak pidana yang dilakukan seseorang.
Hasil financial analysis ini dapat memberikan petunjuk atau indikasi
mengenai dugaan adanya suatu tindak pidana telah dilakukan seseorang.
Dari pendekatan follow the money ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh :
jangkauannya lebih jauh sehingga dirasakan lebih adil
• Dapat dilakukan dengan “diam-diam”, sehingga lebih mudah, dan risiko lebih
kecil karena tidak berhadapan langsung dengan pelaku yang kerap memiliki
potensi melakukan perlawanan
• Pendekatan merampas hasil kejahatan mengurangi atau
menghilangkan motivasi orang untuk melakukan tindak pidana.
Harta atau uang merupakan tulang punggung organisasi kejahatan.
Sehingga dengan mengejar dan merampas harta kekayaan hasil
kejahatan akan memperlemah pelaku kejahatan sehingga tidak
membahayakan kepentingan umum
• Palam pendekatan pencucian uang, terdapat pengecualian ketentuan
rahasia bank atau rahasia lainnya sejak pelaporan transaksi oleh
penyedia jasa keuangan sampai pemeriksaan selanjutnya oleh
penegak hukum.

Anda mungkin juga menyukai