(3) Kendaraan Bermotor listrik untuk memenuhi aspek
keselamatan wajib dilengkapi dengan suara dengan tingkat
kebisingan dan jenis suara tertentu. (4) Tingkat kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling rendah 31 (tiga puluh satu) desibel dan paling tinggi tidak melebihi ambang batas Kendaraan Bermotor yang menggunakan motor bakar biasa. (5) Tingkat kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) minimum sebagai berikut: a. pada kecepatan 10 (sepuluh) km/jam minimum 50 (lima puluh) desibel; b. pada kecepatan 20 (dua puluh) km/jam minimum 56 (lima puluh enam) desibel; c. untuk mundur minimum 47 (empat puluh tujuh) desibel. (6) Suara yang ditimbulkan oleh Kendaraan Bermotor listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disesuaikan dengan kategori jenis kendaraan dan tidak menyerupai jenis suara: a. hewan; b. sirene; c. klakson; dan d. musik. (7) Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh Kendaraan Bermotor listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti tingkat kecepatan Kendaraan Bermotor. (8) Ambang batas uji kebisingan suara untuk Kendaraan Bermotor yang motor penggeraknya hanya menggunakan motor listrik (9) Ambang batas uji kebisingan suara untuk Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (7) sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup 1. Kendaraan harus dilengkapi dengan vitur AVAS (Aucostic Vehicle Alert System)
2. Tingkat suara untuk kendaraan yang dilengkapi dengan AVAS
maksimal 75 dB
3. The vehicle may emit a sound when stationary.
4. AVAS tidak boleh dilengkapi dengan fitur Pause Mode (Tombol