Anda di halaman 1dari 14

TANTANGAN JURNALISME

ERA DIGITAL

Oleh Chelin Indra Sushmita


Webinar Literasi Jurnalistik di Dunia Digital
Universitas Veteran Bangun Nusantara
Sukoharjo, 21 November 2020
• Apa itu Jurnalisme Digital?
Jurnalisme digital dipahami sebagai segala produk
jurnalistik baik berupa teks, audio, video, maupun grafis
yang diunggah di Internet.

• Mengapa Jurnalisme Digital berkembang?


Juranisme digital berkembang sebagai dampak
kemajuan serta pemanfaatan internet yang tidak
terhindarkan.
Apa Manfaatnya?

• Kehadiran internet mengubah pola


masyarakat dalam mengakses informasi.
Berbagai informasi bisa diakses dengan
cepat di mana pun dan kapan pun.

• Masyarakat juga bisa beraksi langsung


terhadap produk jurnalistik yang
sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Apa Masalahnya? Apa Masalahnya?

• Internet telah membebaskan pasar informasi, dan jurnalisme


tidak bisa lagi hidup seolah mereka memonopoli informasi.
• Digitalisasi mengubah cara kerja jurnalis.
• Jurnalisme yang dikembangkan media massa harus
menyesuaikan perkembangan zaman.
• Produk jurnalisme digital bisa diakses gratis padahal butuh
biaya produksi yang tidak murah.
• Persaingan dengan media sosial menciptakan dilema etis.
• Sejumlah media mengikuti kecepatan media sosial dengan
berita cepat dan juga berusaha menjual atau mengemas berita
agar lebih banyak dibaca (click bait) sehingga bisa mendapatkan
iklan.
Jurnalisme Multitasking Jurnalisme Interaktif

• Contoh paling nyata: • Dengan perkembangan


Jurnalis media cetak yang internet, masyarakat bisa
selama ini hanya menulis beraksi langsung terhadap
berita, mulai diminta untuk produk jurnalistik yang
membuat berita yang bisa sebelumnya tidak mungkin
dipakai untuk radio, surat dilakukan karena
kabar online, atau TV. tersedianya kolom
komentar baik di surat
• Ada juga jurnalis yang kabar online, Youtube,
diminta membuat konten Instagram, maupun Twitter.
video untuk Instagram
maupun Youtube.
Jurnalisme Media Sosial
• Jika dulu wartawan sering menelepon
kantor humas untuk mendapatkan
informasi, sekarang hal tersebut mulai
ditinggalkan.

• Berbagai informasi publik bisa diakses


melalui situs web pemerintah maupun
akun media sosial. Cara semacam ini
dikenal denngan istilah crowdsourcing
yang menghadirkan jenis pekerjaan
baru di dunia jurnalisme digital, yaitu
content writer.

• Jurnalis juga dapat memantau berita


menggunakan hashtag atau tagar yang
ramai diperbincangkan di media sosial.
Clickbait Clickbait

• Clickbait merupakan keniscayaan yang tidak terhindarkan dalam


pola jurnalisme digital.

• Clickbait dimaknai sebagai judul berita yang dibuat untuk


menggoda pembaca.

• Tujuannya hanya untuk menarik pembaca mengunjungi situs web


atau mengeklik video guna mendulang jumlah klik. Judul clickbait
memantik konsekuensi emosional yang sering kali menjebak
pembaca hingga menimbulkan perdebatan.
Kenapa harus clickbait?
• Jurnalisme digital bukan hanya mengabarkan peristiwa apa yang
terjadi dengan memenuhi 5W+1H dengan cepat, melainkan juga
seberapa menarik peristiwa itu untuk diketahui. Artinya harus ada
unsur WOW dalam setiap berita yang disajikan jika ingin
mendapatkan banyak perhatian.
• Masalahnya, judul clickbait yang kerap menjebak pembaca itu
menimbulkan perdebatan tentang penerapan Kode Etik Jurnalistik.
Sampai saat ini belum ada aturan yang jelas tentang clickbait,
namun selama judul itu tidak menipu maka dianggap sah-sah saja,
bergantung pada nilai-nilai etika yang dipegang teguh wartawan.
Jurnalisme Digital

Semua orang seolah bisa


jadi jurnalis

Kini
Peran media massa
diguncang eksistensi media
sosial
Jurnalisme Digital

Ruang redaksi medi massa


adalah satu-satunya
Dulu penyambung antara berita
dengan masyarakat.
Jurnalis Profesional
itu siapa?

• Jurnalis adalah orang yang bekerja di


media massa sebagai pencerita.
Mereka bertugas memilah serta
menentukan, meliput, dan menulis
berita tentang berbagai hal mulai dari
isu sosial, politik, olahraga,
kesehatan, bencana, hingga hiburan.

• Jurnalis bukan profesi biasa karena


tidak bisa dilakukan orang yang biasa-
biasa saja.
Kriteria Jurnalis Profesional

Memiliki
ketajaman dan
naluri dalam
melakukan
peliputan

Mau
mempelajari
Jeli memotret
hal baru di luar
bidang
Jurnalis peristiwa
keilmuan

Mampu
menceritakan
sesuatu
dengan detail
dan menarik
• Media massa butuh biaya operasional untuk memproduksi konten yang bisa diakses Konten
secara gratis. gratisan
• Masyarakat belum mau membayar atau berlangganan untuk mendapatkan informasi
dari media massa.
Algoritma
• Algoritma Google sebagai mesin pencari sekaligus aggregator membuat persaingan
antar media massa semakin sengit.
Google
• Kecepatan seolah menjadi pijakan utama dibandingkan dengan ketepatan.
• Keberlimpahan informasi dan kecepatan akses media sosial menciptakan tantangan
Media Sosial
media massa di era digital.
• Jurnalis yang tidak mengikuti isu di media sosial sering kali bakal ketinggalan
informasi update
Tantangan Media Massa di Era Digital
Epilog
• Tugas jurnalisme bukanlah menambah kebisingan, melainkan
membantu khalayak memaknai kebisingan yang terjadi akibat
keberlimpahan informasi di internet.
• Data mengisyaratkan bahwa jurnalisme yang punya masa depan
adalah jurnalisme yang berani berfokus pada kualitas dan expertise
(keahlian).
• Apakah media massa yang melakukan praktik jurnalistik berani
melawan arus jika kultur dan literasi digital masyarakat di era
disrupsi masih seperti ini?
Sekian dan Terima Kasih

Kontak saya:

Telepon: 085729100395
Email: chellyneindra@gmail.com
Instagram: @chellynesushmita

Anda mungkin juga menyukai