Anda di halaman 1dari 8

HADITS-HADITS NABI DARI

SEGI KUANTITAS SANAD


Anggota Kelompok :
1.Lailatul Amalia N. (H01219007)
2. Wiwit Wulandari (H01219015)
3. Fadila Kamilia A. (H91219043)
PENGERTIAN HADITS MUTAWATIR

Hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh


perawi yang banyak dimana perawi tersebut tidak pernah
berdusta dan memalsukan hadits.
PERBEDAAN HADITS MUTAWATIR LAFDZI DAN MAKNAWI
Perbedaan dari hadits mutawatir lafdzi dan hadits mutawatir maknawi
yaitu, jika hadits mutawatir lafdzi memiliki kesamaan lafadz dan makna
dengan perawi yang berbeda, sedangkan hadits mutawatir maknawi memiliki
kemiripana makna antar hadits satu dengan yang lain meskipun lafadznya
berbeda.
CONTOH HADITS MUTAWATIR MAKNAWI :

“Rasulullah SAW tidak mengangkat


kedua tangan beliau dalam doa- Hadits semakna yang ditakrijkan oleh
doanya selain dalam salat Istisqa’ dan Imam Ahmad, Al-Hakim, dan Abu
beliau mengangkat tangannya, Daud :
sehingga nampak putih-putih kedua “Rasulullah SAW mengangkat tangan
ketiaknya.” sejajar dengan pundak beliau.”
HADITS MASYHUR
Secara bahasa, masyhur berasal dari kata ‫ ش هر‬yang memiliki arti
mengumumkan. Secara istilah, hadits masyhur merupakan hadits yang
diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun belum mencapai
derajat mutawatir.

Kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis masyhur antara lain:


1) Al-Maqashid al-Hasanah fi Ma Isytahara’ala al-Alsianah, karya al-Sakhawi.
 2) Kasyf al-Khafa wa Muzil al-Albas fi Ma Isytahara min al-Hadis ‘ala
Alsinat al-Nas, karya al-‘Ijlawani
3) Tamyiz al-Thayyib min al-Khabits fi Ma Yadur ‘Ala Alsinat al-Nas
min al-Hadis, karya Ibn Daiba’ al-Syaibani
 
HADITS AHAD
• Secara bahasa, al-ahad merupakan bentuk jama’ dari ahad dengan
makna al-wahid yang memiliki arti perseorangan.
• Sedangkan menurut istilah, hadits ahad merupakan hadits yang
diriwayatkan satu orang perawi dalam satu thabaqat atau pada
semua thabaqat dengan diriwayatkan oleh dua perawi atau lebih
namun tidak mencapai jumlah perawi tingkat mutawatir.
HADITS GHARIB
Menurut Bahasa hadits ghorib berarti al-munfarid ( menyendiri ) atau al-
ba’id-an aqaribihi ( jauh dari kerabatnya ). Sedangkan menurut Istilah ialah
hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi sendirian, atau satu orang
rawi. Adapun menurut Musthalah, gharib itu ditujukan kepada: “suatu hadits
yang diriwayatkan hanya dengan satu sanad”. Tegasnya, satu hadits yang
seorang rawi bersendiri dalam meriwayatkanya, yaitu tidak ada orang lain
menceritakanya, melainkan dia.
CONTOH :
 
ِ َ‫شعْ َب ٌة ِمنْ ا‬
ْ‫ال ْي َمان‬ َ ‫شعْ َب ًة َو ْا‬
ُ ‫لح َيا ُ ُء‬ ُ ‫اَالِ ْي َمانُ ِبضْ ٌع َوسِ ُّت ْو َن‬
Artinya :
“Iman itu ada enampuluh cabang lebih, dan malu itu satu cabang dari iman”.
(HR. Bukhori Muslim)
HADITS AZIZ
Menurut bahasa hadits aziz berarti musyabbahah (sifat yang
dibentuk dari Masdar Tsulati Lazim, sebagai penunjukan suatu makna
yang menetap pada yang disifati secara tetap). Sedangkan menurut
istilah ialah hadits yang diriwayatkan oleh tidak kurang dari dua orang
dalam seluruh tingkatan sanad.
CONTOH :
  َ‫اس أَ ْج َمعِين‬
ِ ‫ َح َّتى أَ ُكونَ أَ َح َّب إِ َل ْي ِه مِنْ َوالِ ِد ِه َو َو َل ِد ِه َوال َّن‬،‫َا ُي ْؤمِنُ أَ َح ُد ُك ْم‬

Artinya :
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintainya
daripada bapaknya, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari, Muslim,
At-Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai