Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN MANAJEMEN

WABAH/ KEJADIAN LUAR BIASA


(KLB)
Oleh :
A.Ihtirami (70700119021)
Nurul Rahmadiani Ukfah (70700119022)
Triska Rezkiyanti Putri (70700119023)
Nuraeni Azizah Amalia (70700119024)
Pembimbing :
dr. Utami Murti Pratiwi , M. Kes

KEPANITRAAN KLINIK DEPARTEMEN IKM & IKP


PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASAAR
2020
WAB PERMENKES Indonesia No. 1501/MENKES/PER/X/2010

AH
Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

Penyakit menular tertentu yang dapat


menimbulkan wabah ditetapkan oleh
Menteri
PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG DAPAT
MENIMBULKAN WABAH

Demam Berdarah
Kolera Pes Campak
Dengue

Polio Difteri Pertusis Rabies

Avian Influenza
Malaria Antraks Leptospirosis
H5N1

Influenza A baru
Hepatitis Meningitis Yellow Fever
(H1N1)

Chikungunya
CARA PENEMUAN PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG
DAPAT MENIMBULKAN WABAH
Penemuan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dapat dilakukan secara pasif dan
aktif.

Penemuan secara pasif melalui penerimaan laporan/informasi kasus dari fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi diagnosis secara klinis dan konfirmasi laboratorium.

Penemuan secara aktif melalui kunjungan lapangan untuk melakukan penegakan diagnosis secara
epidemiologi berdasarkan gambaran umum penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan
wabah yang selanjutnya diikuti dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium.

Selain pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium, dapat dilakukan pemeriksaan


penunjang lainnya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai gambaran umum penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan wabah, tata cara pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
penunjang lainnya
KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB)
PERMENKES Indonesia No. 1501/MENKES/PER/X/2010

Timbulnya atau meningkatnya kejadian


kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu, dan merupakan
keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.

Kepala dinas kesehatan Menetapkan daerah dalam


kabupaten/kota, kepala dinas keadaan KLB, apabila
kesehatan provinsi, atau memenuhi salah satu kriteria
Menteri dari KLB
KRITERIA KLB
apabila Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah.
memenuhi
salah satu
Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
kriteria di minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
bawah :
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.

Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.
Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Terhadap
Wabah / Kejadian Luar Biasa
Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB
• Deteksi Dini KLB

Deteksi Dini KLB


• Deteksi Dini KLB melalui Pelaporan Kewaspadaan KLB oleh
Masyarakat
Kesiapsiagaan Menghadapi KLB
• Tindakan Penanggulangan KLB Yang Cepat Dan Tepat.

Advokasi dan Asistensi Penyelenggaraan SKD-KLB


Langkah-Langkah Penyelidikan
Wabah / Kejadian Luar Biasa

Penyelidikan KLB mempunyai tujuan utama


yaitu mencegah meluasnya
(penanggulangan) dan terulangnya KLB di
masa yang akan datang (pengendalian).
Langkah-Langkah Penyelidikan
Wabah / Kejadian Luar Biasa
Mempersiapkan penelitian lapangan

Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu


KLB

Memastikan diagnosa etiologis

Mengidentifikasikan dan menghitung kasus


atau paparan

Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang,


waktu, dan tempat
Langkah-Langkah Penyelidikan
Wabah / Kejadian Luar Biasa
Membuat cara penanggulangan sementara dengan
segera (jika diperlukan)

Mengidentifikasi sumber penularan dan keadaan


penyebab KLB

Merencanakan penelitian lain yang sistematis

Menetapkan saran cara pengendalian dan penanggulangan

Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat


dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
TUJUAN DAN PERSIAPAN PENYELIDIKAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Tujuan umum : Tujuan Khusus :

• mencegah meluasnya • Diagnosis kasus yang terjadi


(penanggulangan ) dan mengidentifikasi
• Mencegah terulangnya KLB penyebab penyakit
di masa yang akan datang • Memastikan bahwa
(pengendalian) keadaan tersebut
merupakan KLB
• Mengindentifikasi sumber
dan cara penularan
• Mengindentifikasi keadaan
yang menyebabkan KLB
• Mengindentifikasikan
populasi yang rentan atau
daerah yang beresiko akan
terjadi KLB
TUJUAN DAN PERSIAPAN PENYELIDIKAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Persiapan Penyelidikan KLB → Pemantapan (konfirmasi ) informasi :

Asal informasi adanya KLB, dapat berasal dari:


• Laporan wabah
• Analisis system kewaspadaan dini didaerah tersebut
• Hasil laboratorium , laporan rumah sakit (atau masyarakat
b. Gambaran tentang penyakit yang sedang berangkit, meliputi :
• Gejala klinis
• Pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan hasil pemeriksaannya,
komplikasi yang terjadi (misalnya kematian, kecacatan, kelumpuhan dan lainya)
c. Keadaan geografi dan transportasi yang dapat digunakan didaerah KLB
TUJUAN DAN PERSIAPAN PENYELIDIKAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Persiapan Penyelidikan KLB → Pembuatan rencana kerja (rencana
penyidikan) yang minimal berisi :
a. Tujuan penyidikan KLB
• Memastikan diagnosis penyakit
• Menetapkan KLB
• Menentukan sumber dan cara penularan
• Mengetahui keadaan penyebab KLB
b. Definisi kasus awal

c. Hipotesis awal mengenai agent penyebab (penyakit), cara dan sumber penularan

d. Macam dan sumber data yang diperlukan

e. Strategi penemuan kasus

f. Sarana dan tenaga yang diperlukan


TUJUAN DAN PERSIAPAN PENYELIDIKAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Persiapan Penyelidikan KLB → Pertemuan dengan pejabat setempat:

Membucarakan rencana dan pelaksanaan penyidikan KLB.

Kelengkapan sarana dan tenaga didaerah

Memperoleh ijin dan pengamanan


PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
PENETAPAN DENGAN CARA

Pemastian diagnosis penyakit dengan cara :


• Mencocokkan gejala/tanda penyakit yang terjadi pada individu.
• Menyusun distribusi frekuensi gejala klinisnya.
• Cara menghitung distribusi frekuensi dari tanda-tanda dan
gejala-gejala yang ada pada kasus adalah sebagai berikut :
• Buat daftar gejala yang ada pada kasus
• Hitung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut
• Susun ke bawah menurut urutan frekuensinya
PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
PENETAPAN DENGAN CARA
Contoh kasus :
KLB dengan jumlah kasus 50 Orang, diketahui kasus
dengan gejala panas 50 Orang, nyeri sendi 48 orang,
diare 45 Orang. Distribusi Gejala Klinis adalah sebagai
berikut
PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
PENETAPAN DENGAN CARA

Penetapan KLB
• Dilakukan dengan membandingkan insidensi membandingkan
insidensi penyakit penyakit yang tengah yang tengah berjalan
dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada
populasi yang dianggap beresiko, pada tempat dan waktu tertentu.
• Dengan Pola Maxiumum dan Minimum 5 tahunan atau 3 tahunan.
• Membandingkan frekuensi penyakit pada tahun yang sama bulan
berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda .
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KLB

Herd Immunity Yang Rendah


• Proporsi penduduk yang kebal,
• Kemampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier, dan
• Kebiasaan hidup penduduk
Patogenesitas
• merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada
pejamu sehingga timbul sakit.
Lingkungan Yang Buruk
• Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi mempengaruhi
kehidupanataupun perkembangan organisme tersebut.
DEFINISI
Coronavirus adalah keluarga besar virus
yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat.
Dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
SARS ditransmisikan dari kucing luwak
(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke
manusia.
ETIOLOGI
Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2

Pada awalnya diketahui virus ini mungkin memiliki kesamaan dengan SARS
dan MERS CoV

Hasil evaluasi genomik  kesamaan mencapai 99% yang menunjukkan suatu virus baru, dan
menunjukkan kesamaan (identik 88%) dengan batderived severe acute respiratory syndrome (SARS)- like
coronaviruses, bat-SL-CoVZC45 dan bat-SLCoVZXC21. yang diambil pada tahun 2018 di Zhoushan, Cina
bagian Timur, kedekatan dengan SARS-CoV adalah 79% dan lebih jauh lagi dengan MERS-CoV (50%)
EPIDEMIOLOGI
Secara epidemiologi, prevalensi coronavirus disease 2019 (covid
2019), meningkat secara cepat di seluruh dunia. WHO menetapkan
penyakit COVID 19 sebagai pandemi global.

Kasus covid -19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di


Wuhan, Cina. Setelah itu, dalam beberapa minggu, virus ini menyebar
ke seluruh bagian negara Cina dan dalam kurun wakru 1 bulan
menyebar ke negara lainnya, termasuk Italia, Amerika Serikat dan
Jerman.

Kasus COVID 19 pertama di Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2


Maret 2020 berjumlah 2 orang. Sampai 3 September 2020, kasus COVID
19 di Indonesia sudah mencapai 184.268 kasus konfirmasi yang
menempati peringkat ke 23 total kumulatif kasus COVID 19 di dunia.
PENULARAN
COVID-19
MANIFESTASI KLINIK
Beberapa pasien  mengalami rasa nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri
Paling umum  demam, rasa lelah, dan batuk
kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan,
kering.
diare, hilang penciuman dan pembauan atau
ruam kulit

Negara-negara yang terkena dampak awal


pandemic  40% kasus akan mengalami
penyakit ringan, 40% akan mengalami Pasien dengan gejala ringan dilaporkan
penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% sembuh setelah 1 minggu
kasus akan mengalami penyakit parah, dan
5% kasus akan mengalami kondisi kritis

Pada kasus berat akan mengalami Acute Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk seperti tekanan darah tinggi, gangguan
gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga jantung dan paru, diabetes dan kanker
berakibat kematian berisiko lebih besar mengalami keparahan.
DIAGNOSIS
• gambaran riwayat perjalanan atau riwayat kontak erat dengan
kasus terkonfirmasi atau bekerja di fasyankes yang merawat
Anamnesis pasien infeksi COVID-19 atau berada dalam satu rumah atau
lingkungan dengan pasien terkonfirmasi COVID-19 disertai
gejala klinis dan komorbid

• (utama) demam, batuk, mialgia, sesak, sakit kepala, diare,


Gejala klinis mual dan nyeri abdomen. Gejala yang paling sering ditemui
hingga saat ini adalah demam (98%), batuk dan mialgia.

• Pneumonia  foto toraks, computed tomography scan (CT


scan) toraks dengan kontras.
• Gambaran foto toraks pneumonia yang disebabkan oleh infeksi
COVID-19 mulai dari normal hingga ground glass opacity,
konsolidasi. CT scan toraks dapat dilakukan untuk melihat
Pemeriksaan lebih detail kelainan, seperti gambaran ground glass opacity,
penunjang konsolidasi, efusi pleura dan gambaran pneumonia lainnya.
• Diagnosis pasti atau kasus terkonfirmasi ditentukan
berdasarkan hasil pemeriksaan ekstraksi RNA virus severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) 
reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk
mengekstraksi 2 gen SARS-CoV-2 (WHO)
TATALAKSANA
Tatalaksana Klinis Pasien terkonfirmasi COVID-19 Tanpa Gejala,
Sakit Ringan Atau Sakit Sedang
Pasien terkonfirmasi sakit
Pasien terkonfirmasi tanpa Pasien terkonfirmasi sakit
sedang dan pasien sakit ringan
gejala ringan
dengan penyulit
• Pada prinsipnya pasien • Pada prinsipnya tatalaksana • Pasien terkonfirmasi COVID-19
terkonfirmasi COVID-19 yang pasien terkonfirmasi COVID-19 yang mengalami sakit sedang
tanpa gejala tidak memerlukan yang mengalami sakit ringan dan pasien yang sakit ringan
rawat inap di Rumah Sakit, sama dengan pasien tetapi memiliki faktor penyulit
tetapi pasien harus menjalani terkonfirmasi yang tanpa gejala. atau komorbid akan menjalani
isolasi selama 10 hari sejak pasien harus menjalani isolasi perawatan di Rumah Sakit.
pengambilan spesimen minimal selama 10 harisejak
diagnosis konfirmasi, baik muncul gejala ditambah 3 hari
isolasi mandiri di rumah bebas gejala demam dan
maupun di fasilitas publik yang gangguan pernafasan. Isolasi
dipersiapkan pemerintah dapat dilakukanmandiri di
rumah maupun di fasilitaspublik
yang dipersiapkan Pemerintah.
Pasien yang sakit ringan dapat
diberikan pengobatan
simptomatik misalnya
pemberian anti-piretik bila
mengalami demam
Tatalaksana PasienTerkonfirmasiCOVID-19
yang Sakit Berat

Lakukan pemantauan ketat pasien


dengan gejala klinis yang mengalami
perburukan seperti gagal napas,
Terapi suportif dini dan pemantauan
sepsis dan lakukan intervensi
perawatan suportif secepat
mungkin.

Pahami pasien yang memiliki


Melakukan manajemen cairan secara
komorbid untuk menyesuaikan
konservatif pada pasien dengan
pengobatan dan penilaian
ISPA berat tanpa syok.
prognosisnya.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-
19 Pada Kondisi Tertentu
Pemberian antibiotik empirik berdasarkan kemungkinan etiologi pada kasus
yang dicurigai mengalami sepsis

Tatalaksana pada pasien hamil, dilakukan terapi suportif dan sesuai dengan
kondisi kehamilannya.

Jangan memberikan kortikosteroid sistemik secara rutin untuk pengobatan


pneumonia karena virus atau ARDS di luar uji klinis kecuali terdapat alasan
lain.

Perawatan pada PasienTerkonfirmasiCOVID-19 yang berusia lanjut

Perawatan pada Pasien COVID-19 anak


Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi
COVID-19 yang Sakit Kritis

Manajemen
Gagal Napas Manajemen
Hipoksemi dan Syok Septik
ARDS
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai