Anda di halaman 1dari 31

FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN FILSAFAT

• Etimologi :
Philos berarti kekasih, suka atau senang. Shopia
berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Secara
harfiah filsafat berarti mencintai kebijaksanaan atau
pengetahuan.
• Istilah :

Menurut Plato: filsafat adalah ilmu pengetahuan


yang berusaha meraih kebenaran yang asli atau
murni,
LATAR BELAKANG LAHIRNYA
FILSAFAT
• Ketakjuban terhadap objek

• Ketidakpuasan

• Hasrat bertanya

• Keraguan
SIFAT DASAR FILSAFAT
 Berfikir radikal yaitu berfikir mendalam untuk
mencari akar persoalaan.
 Mencari asas yang paling hakiki / esensi dari
keseluruhan realitas
 Memburu kebenaran hakiki tentang seluruh realitas
 Mencari kejelasan dan penjelasan mengenai
seluruh realitas
 Berfikir rasional yakni logis, sistematis dan kritis.s
PENGERTIAN PENGETAHUAN

 Pengetahuan menunjuk pada apa yang


diketahui seseorang tentang suatu objek.
 Pengetahuan memiliki subjek yang
mengetahui dan objek yang diketahui.
 Pengetahuaan berkaitan dengan kebenaran.
KATEGORI PENGETAHUAN

 Pengetahuan (biasa/pra-ilmiah) yaitu pengetahuan


hasil pencerapan panca indra terhadap objek
tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
 Pengetahuan ilmiah adl pengetahuan yang
diperoleh melalui metode ilmiah. Ilmu memiliki ciri-
ciri sistematis, metode ilmiah tertentu dapat diuji
kebenarannya.
 Pengetahuan filsafat adl pengetahuan tentang
hakekat, prinsip dan asas dari seluruh realitas yang
ada.
 Pengetahuan agama yang didasarkan pada
keyakinan dan ajaran agama tertentu
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
(EPISTIMOLOGI)
 Cornelius Benyamin:
cabang pengetahuan filsafat yang menelaah
secara sistematis mengenai sifat dasar ilmu,
metode-metodenya dan konsep-konsepnya.

 Ruang lingkup: sejarah perkembangan ilmu, sifat


dasar ilmu pengetahuan, metode ilmiah,
praanggapan ilmiah dan sikap etis dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
OBJEK MATERIAL FILSAFAT
ILMU

1. Objek material adl pokok bahasan/materi yg


menjadi objek penyelidikan.

2. Objek material filsafat ilmu adl ilmu


pengetahuan yakni pengetahuan yang telah
disusun secara sistematis dengan metode
ilmiah tertentu.
OBJEK FORMAL
FILSAFAT ILMU

 Objek formal adalah pendekatan untuk


memahami objek material.

 Objek formal filsafat ilmu adalah hakekat


ilmu pengetahuan yang lebih fokus pada
problem-problem mendasar ilmu
pengetahuan.
OBJEK
FILSAFAT ILMU

PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU

HAKEKAT PENGETAHUAN
PERSOALAN FILSAFAT ILMU

 Asal usul pengetahuan


 Peran pengalaman dan akal
 Hubungan pengetahuan dengan
keniscayaan
 Skeptisisme universal
 Bentuk-bentuk perubahan pengetahuan
TUJUAN FILSAFAT ILMU

 Sarana pengujian penalaran ilmiah.


 Usaha merefleksi, menguji, mengkritik
asumsi dan metode keilmuan.
 Memberikan landasan logis terhadap
SUMBER ILMU
PENGETAHUAN
 Akal budi atau rasio.
Akal pikiran memiliki fungsi penting dalam proses
mengetahui. Pengetahuan pada hakekatnya
berdasar pada akal/rasio. Tanpa akal pikiran tidak
ada yang dipikirkan, tidak ada yang diketahui dan
tidak ada pengetahuan.

 Pengalaman indrawi.
Pengetahuaan pada hakekatnya berdasarkan
pengalaman melalui alat indra.
DELAPAN ASPEK PEMBENTUK
STRUKTUR PENGETAHUAN
1. Mengamati
2. Menyelidiki
3. Percaya
4. Hasrat
5. Maksud
6. Mengatur
7. Menyesuaikan
8. Menikmati
METODE ILMU
PENGETAHUAN

 DEDUKTIF
 INDUKTIF
 KONTEMPLASI
 DIALEKTIKA
DEDUKTIF

TEORI/HUKUM

FAKTA FAKTA FAKTA

KONKLUSI KONKLUSI KONKLUSI


INDUKTIF

TEORI

TEORI TEORI TEORI


SUBSTANTIF SUBSTANTIF SUBSTANTIF

GENERALISASI GENERALISASI GENERALISASI

FAKTA FAKTA FAKTA


DIALEKTIKA

TESIS TESIS

ANTI - TESIS ANTI - TESIS

SINTESIS SINTESIS TESIS


KONTEMPLASI

INTUISI

AKAL BUDI AKAL BUDI

PENGETAHUAN PENGETAHUAN
CIRI ILMU PENGETAHUAN

 Berlaku umum tidak tergantung faktor


subjektif
 Bersifat otonom tidak terpengaruh faktor-
faktor eksternal
 Memiliki dasar pembenaran
 Sistematik
 Intersubjektif
CIRI ILMU PENGETAHUAN

RASIONAL

EMPIRIS

UNIVERSAL

ILMU
PENGETAHUAN AKUMULATIF

SISTEMATIS

OBJEKTIF
KARAKTERISTIK
PENGETAHUAN
1. Pengetahuan indrawi yang didasarkan
pengalaman manusia sehari-hari
2. Pengetahuan akal budi yang didasarkan kekuatan
rasio
3. Pengetahuan intuitif yang didasarkan kekuatan
intuisi
4. Pengetahuan kepercaayaan atau pengetahuan
otoritaatif yakni pengetahuan yang dibangun atas
kredibilitas seorang tokoh/kelompok yang
profesional di bidangnya.
PERAN FILSAFAT BARAT
TERHADAP PERKEMBANGAN
ILMU
•Perkembangan Pemikiran Filsafat Barat:
-Zaman Yunani Kuno: Kosmosentrisme
-Abad pertengahan: Teosentrisme
-Abad modern: Antroposentrisme
-Abad kontemporer: Logosentrisme
ZAMAN YUNANI KUNO
(6 SM-6M)
•Pemikiran Filsafat:
- Thales : air merupakan arche (asal mula) dari segala
sesuatu.
- Anaximenes: udara merupakan asal mula segala
sesuatu
- Pythagoras: asas segala sesuatu dapat diterangkan
atas segaala bilangan.
- Parmenides: gagasan tentang “ada” / metafisika,
empirisme
- Socrates: dialektika
- Plato: ide tentang dualisme yaitu dunia ide (tetap)
dan dunia bayangan (berubah)
ZAMAN YUNANI…
• Pemikiran Filsafat:
- Aristoteles: tugas utama ilmu pengetahuan
ialah mencari penyebab-penyebab objek
yang diselidiki. Ada empat penyebab:
1. penyebab material
2. penyebab formal
3. penyebab efisien
4. final
ZAMAN PERTENGAHAN
(6M-16M)
•Thomas Aquinas:
Teori penciptaan alam yakni Tuhan
menciptakan alam semesta. Tuhan
menciptakan dari ketiadaan. Mencipta berarti
secara terus menerus menghasilkan serta
memelihara ciptaan.
ZAMAN RENAISANS
(14M-16M/ TRANSISI)
• Semakin berkurangnya kekuasaan gereja.
• Era kelahiran kembali kebebasan manusia
dalam berfikir, melepaskan diri dari otoritas
kekuasaan gereja yang mengungkung.
• Teori geosentrisme dari ptolomeus yang
didukung oleh gereja dipatahkan dengan
teori heliosentrisme (copernicus)
• Semakin bertambahnya kekuasaan ilmu
pengetahuan
ZAMAN MODERN
(17M-19M)
• Wacana filsafat yang menjadi topik utama ialah persoalan
epistemologi.
• Berkembang paham rasionalisme (Rene Descartes,
Spinosa, dan Leibness) sumber pengetahuan adalah akal /
rasio.
• Pengalaman empiris hanya dapat digunakan untuk
mengukuhkan kebenaran pengetahuan yang telah
diperoleh melalui akal.
• Berkembang paham empirisme (Francis Bacon, David
Hume), mereka menolak rasionalisme yang bersifat apriori.
Sumber pengetahuan adalah pengalaman.
• Menurut empirisme manusia tidak punya ide bawaan/
innate ideas
ZAMAN MODERN
(17M-19M)

• KRITISISME
• IDEALISME
• POSITIVISME
• MARXISME
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu,
Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,
1998.
REFERENSI
• Rizal Mustansyir,Misnal Munir, Filsafat
Ilmu,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007.
• Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Jakarta, Pustaka
Sinar Harapan, 1998.
• Jujun S Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif Jakarta,
Yayasan Obor Indonesia, 1997.
• Conny Semiawan dkk., Panorama Filsafat Ilmu,
Jakarta, Teraju, 2007.
• TIM Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM,
Filsafat Ilmu, Yogyakarta, Liberty, 2007

Anda mungkin juga menyukai