Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dewi Wulandari

NIM : 1706617041
S1 Akuntansi A 2017

Resume Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko


1. Pengertian
Internal Control merupakan sistem pengendalian intern yang dirancang mampu mengelola
risiko-risiko bisnis secara terintegrasi. Dalam surat keputusan Menteri Negara BUMN
nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002, sistem pengendalian intern tersebut
mencakup : Lingkungan Pengendalian, Pengkajian dan Pengelolaan Risiko Usaha,
Aktvitas Pengendalian, Sistem Informasi dan Komunikasi dan Monitoring.

2. Tujuan Pengendalian Intern


Pengendalian intern dirancang dengan tujuan :
a. Untuk menilai eketivitas dan efisiensi operasi
b. Untuk menilai keandalan (dapat dipercayainya) laporan keuangan
c. Untuk menilai ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku

3. Komponen Pengendalian Intern

Unsur-unsur (komponen) pengendalian intern saat ini tidak lagi sekedar dipandang
sebagai perangkat saja yang teterdiri dari delapan unsur (organisasi, kebijakan, perencanaan,
personalia, prosedur, pencatatan, pelaporan dan pengawasan intern), melainkan juga
pentingnya penekanan pada pengelompokan area pengendalian yang terdiri dari:

a. Lingkungan pengendalain (control environment)


b. Pengkajian risiko (risk assessment)
c. Aktivitas pengendalian (control activity)
d. Informasi dan komunikasi (information and communication)
e. Pemantauan (monitoring)

A. Lingkungan pengendalain (control environment)


Lingkungan pengendalian adalah habitat tempat tumbuhnya pengendalian, yaitu faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Unsur paling dominan
dalam lingkungan pengendalian adalah sumber daya manusia yang melakukan pengendalian.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern adalah sebagai
berikut :
a. Integritas , nilai-nilai etika dan kompetensi karyawan;
b. Filosofi dan gaya manajemen
c. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggungjawabnya;
d. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
e. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi.

B. Pengkajian risiko (risk assessment)


Pengkajian risiko (risk assessment)yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis,
menilai dan mengelola risiko usaha relevan.

Proses pengelolaan risiko meliputi serangkaian kegiatan yang terdiri dari :


a. Penentuan tujuan/filosofi risiko
b. Identifikasi risiko dan pembuatan peta risiko untuk memperoleh prifil risiko
c. Kuantifikasi, pengukuran risiko dan penentuan toleransi terhadap risiko
d. Penyusunan prioritas untuk menentukan pengendalian yang diperlukan.
e. Menentukan pengendalian intern dan tindakan yang diambil untuk mengoptimalkan
penanganan risiko
f. Penentuan kebijakan manajemen risiko
g. Mekanisme, sistem dan prosedur terinci dari pengelolaan risiko harus dibuat sebagai
panduan bagi satuan kerja/divisi dan unit terkait dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari

Tiga kategori utama risiko :


a. Risiko pada tingkat Strategis
b. Risiko pada tingkat Operasional
c. Risiko Keuangan

Organisasi manajemen risiko :


a. Komite manajemen risiko di tingkat Komisaris
b. Satuan kerja/divisi pelaksana manajemen risiko
c. Satuan Pengawasan Intern
d. Fungsi Pengendalian pada unit bisnis

C. Aktivitas pengendalian (control activity)


Aktivitas pengendalian (control activity) merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam
suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam
struktur organisasi BUMN, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi,
rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan pengamanan terhadap aset
perusahaan.

D. Informasi dan komunikasi (information and communication)


Unsur yang berkaitan dengan kualitas informasi dan komunikasi antara lain mencakup :
a. Identifikasi, pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi dalam bentuk
dan pada waktu yang tepat
b. Akses terhadap informasi baik internal maupun eksternal tidak dibatasi
c. Arus informasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan pengendalian

E. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan (monitoring) atas efektivitas pengendalian intern harus dilaksanakan sedemikian
rupa dan berlangsung secara terus menerus sehingga penurunan (deficiency) efektivitas
pengendalian intern dapat segera dikenali, diatasi dan dilaporkan.
Bentuk kegiatan pemantauan dapat berupa :
• On going monitoring. Yaitu pemantauan yang berkesinambungan yang melekat dengan
proses kegiatan, misalnya keluhan karyawan, pelanggan, dan komentar pihak ketiga atas
pelayanan perusahaan juga kegiatan-kegiatan inspeksi yang dilakukan oleh manajemen.
• Separate Evaluation. Yaitu pemantauan yang dilakukan secara periodik yang merupakan
tugas Satuan Pengawasan Intern dan Akuntan Publik.
Dalam gambar balok tersebut di bawah ini membantu menjelaskan bahwa tujuan
pengendalian intern (digambarkan dalam tiga lajur bagian atas balok), komponen
pengendalian intern (digambarkan pada sisi depan balok) dan struktur proses bisnis yang
terdiri dari unit bisnis dan aktivitas (digambarkan pada sisi sebelah kanan balok) merupakan
matrix yang saling berkaitan secara tersetruktur. Matrix tersebut dapat dijadikan pola dalam
melaksanakan kegiatan pengkajian risiko dan evaluasi pengendalian intern.

SUMBER :

 https://www.e-akuntansi.com/peran-pengendalian-internal-dan-manajemen-risiko/
 https://www.academia.edu/33892026/SISTEM_INFORMASI_DAN_PENGENDALIAN_I
NTERNAL_SI-
PI_KONSEP_DASAR_PENGENDALIAN_INTERNAL_HUBUNGAN_ANTARA_PENGENDALI
AN_INTERNAL_MANAJEMEN_RISIKO_CORPORATE_GOVERNANCE_DAN_IT_GOVERN
ANCE
 https://www.slideshare.net/shopiaulianisa/pengendalian-intern-dan-manajemen-
resiko

Anda mungkin juga menyukai