Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyna Maria Septiani

Nim : 203020303088

Kelas / Jurusan : B / Akuntansi

Mata Kuliah : Internal Audit

Dosen Pengampu : Dra.Hj.Mutmainah,Ak.,MM

Jawaban

1. a.) Institute of Internal Auditors (IIA), menjelaskan kegiatan internal audit sebagai kegiatan
independen yang mendukung pencapaian sasaran organisasi, dan aktivitas konsultasi yang
dirancang untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasi organisasi. Aktivitas
ini membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan
sistematik dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko, pengendalian, dan proses governance. Tugas inti auditor internal berkaitan dengan
manajemen risiko adalah untuk memberikan kepastian bahwa kegiatan manajemen risiko
telah berjalan dengan efektif dalam memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian
sasaran organisasi. Dua cara penting untuk menjalankan tugasnya adalah dengan:
Memastikan bahwa risiko utama dari bisnis telah ditangani dengan baik dan Memastikan
bahwa kegiatan manajemen risiko dan pengendalian internal telah berjalan dengan efektif.
b.) Tugas auditor internal antara lain adalah meng-audit risiko melakukan evaluasi risiko,
mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat manajemen risiko,
atau menyatakan dukungan atas program manajemen risiko. Auditor internal
menerima instruksi & bagian peran audit internal dalam manajemen risiko dari Dewan
Audit atau Komite Audit, agar secara independen auditor mengevaluasi manajemen risiko
dan program memerangi risiko. Auditor internal pada umumnya bersikap abstain untuk
manajemen risiko departemen auditor internal sendiri, kecuali diminta Dewan Audit untuk
melakukan self-assessment.
2. Tujuan standar audit ini adalah untuk: (a) menetapkan prinsip-prinsip dasar yang
merepresentasikan praktik-praktik audit intern yang seharusnya, (b) menyediakan
kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit intern yang memiliki nilai
tambah, (c) menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja audit intern, (d) mempercepat
perbaikan kegiatan operasi dan proses organisasi (APIP), (e) menilai, mengarahkan, dan
mendorong auditor untuk mencapai tujuan audit intern, (f) menjadi pedoman dalam
penugasan audit intern, dan (g) menjadi dasar penilaian keberhasilan penugasan audit
intern.
3. a.) Peran Internal Audit terkait Manajemen Risiko dua cara penting untuk menjalankan
tugasnya adalah dengan: memastikan bahwa risiko utama dari bisnis telah ditangani
dengan baik; dan. memastikan bahwa kegiatan manajemen risiko dan pengendalian
internal telah berjalan dengan efektif.
b.) Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni yaitu risiko dengan kemungkinan
kerugian tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada, dan risiko spekulatif yaitu risiko
dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Di samping
kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara risiko dinamis yang
muncul dari perubahan kondisi tertentu (perubahan kondisi masyarakat, perubahan
teknologi, yang dapat memunculkan jenis-jenis risiko baru) dan risiko statis yang muncul
dari kondisi keseimbangan tertentu (secara praktis risiko tidak berubah dari waktu ke
waktu). Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif, risiko yang berkaitan
dengan persepsi seseorang terhadap risiko, dan risiko objektif, risiko yang didasarkan
pada observasi parameter yang objektif.
4. a.) Pengendalian internal ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau
pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan
sumber daya perusahaan yang tidak efesien. Mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
b.) Mempelajari dan mengevaluasi struktur pengendalian internal perusahaan diperoleh
dengan cara: Mempertimbangkan hasil audit tahun sebelumnya, Mewawancarai
manajemen, supervisor, dan staf, Mereview dokumen dan catatan terkait dengan kegiatan
transaksi dan operasional perusahaan dan Mengamati aktivitas dan operasi perusahaan.
5. a.) Survei pendahuluan dalam audit internal adalah suatu cara yang digunakan untuk
dapat mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan,
sebagaimana yang kemudian mereka ketahui pada saat audit telah selesai.
b.) Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan informasi sehingga dapat digunakan
sebagai bukti audit adalah kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi tersebut
yang terdiri dari relevansi informasi, yakni informasi yang dibutuhkan sebagai bukti
audit harus berkaitan dengan tujuan audit.
c.) Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan temuan audit adalah:
Pertimbangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat kejadian, bukan pada
saat dilakukan audit, Harus dipertimbangkan sifat, kompleksitas dan besarnya kegiatan
(keuangan dan fisik) program dan fungsi yang sedang diaudit.
d.) Temuan Audit adalah masalah-masalah penting (material) yang ditemukan
selama audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan
dikomunikasikan dengan entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap
perbaikan dan peningkatan kinerja-ekonomi, efisiensi, dan efektifitas-entitas yang
diaudit. Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan, lingkup kerja, hasil temuan
dan kesimpulan yang berupa opini auditor internal terhadap dampak temuan dari aktivitas
yang diaudit. Laporan temuan antara lain harus bersifat objektif, jelas, singkat, dan
konstruktif.

Anda mungkin juga menyukai