Anda di halaman 1dari 19

SECTIO CAESAREA

 
Disusun oleh :
Afrillia mustahansya
Ajeng ayu intan karunia
Aries raffly firdaus
Leni widya astuti
A.    Definisi

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut

dan dinding uterus. (Sarwono , 2015)

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding

uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin

dari dalam rahim. (Mochtar, 2013)

B.     Etiologi

Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah :

a.  Prolog labour sampai neglected labour.

b.  Ruptura uteri imminen

c.  Fetal distress

d. Janin besar melebihi 4000 gr

e.  Perdarahan antepartum

    (Manuaba, I.B, 2011)


INDIKASI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin

akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan

pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan

normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia)

Fetal distress

His lemah / melemaH

Janin dalam posisi sungsang atau melintang

Bayi besar ( BBL≥4,2 kg )

Kalainan letak
Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea
a. Abdomen (SC Abdominalis)
1. Sectio Caesarea Transperitonealis
- Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada
corpus uteri.
- Sectio caesarea profunda : dengan insisi pada segmen bawah uterus.
2. Sectio caesarea ekstraperitonealis
Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan
dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
b. Vagina (sectio caesarea vaginalis)
• Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila :
• Sayatan memanjang (longitudinal)
• Sayatan melintang (tranversal)
• Sayatan huruf T (T Insisian)
Lanjutan...
c. Sectio Caesarea Klasik (korporal)

• Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-

kira 10cm. Mengeluarkan janin lebih memanjang akan tetapi Infeksi

mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonial

yang baik.

d. Sectio Caesarea (Ismika Profunda)

• Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen

bawah rahim kira-kira 10cm. Penjahitan luka lebih mudah, Penutupan luka

dengan reperitonialisasi yang baik akan tetapi Luka dapat melebar ke kiri,

ke kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan arteri uteri putus yang

akan menyebabkan perdarahan yang banyak.


Komplikasi
a. Infeksi Puerperalis

b. Perdarahan

c. Luka kandung kemih

d. Embolisme paru – paru


Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi
efek kehilangan darah pada pembedahan.
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu
pembekuan darah
4. Urinalisis / kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit
Penatalaksanaan Medis Post SC
a.  Pemberian cairan

b.  Diet

c.  Mobilisasi

d.  Kateterisasi

e.  Pemberian obat-obatan (Antibiotik dan Analgetik)

f.  Perawatan luka

Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan

berdarah harus dibuka dan diganti

g.  Perawatan rutin

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan

darah, nadi,dan pernafasan. (Manuaba, 1999)


Konsep asuhan keperawatan
• Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Identitas Klien

Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan, diagnosa medis,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, no RM, dan alamat.

b. Identitas Penanggung jawab

Nama, umur, agama , pendidikan, pekerjaan, suku dan alamat.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian

b. Riwayat kesehatan sekarang

Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan, sampai dirumah sakit, hingga saat
dilakukan pengkajian tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan yang
didapat setelah masuk RS.  
c. Riwayat menstruasi

Kaji menarche, siklus mens, banyaknya haid yang keluar keteraturan mens, lamanya,
keluhan yang menyertai.

d. Riwayat obstetri

Kaji tanggal partus, jenis partus

e. Riwayat keluarga berencana

KB klien, jenis kontrasepsi yang digunakan sejak kapan

f. Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan penyakit yang pernah dialami

g. Riwayat pernikahan

Kaji usia pernikahan, lamanya pernikahan

h. Riwayat seksual

Kaji usia pertama kali melakukan hubungan seks

i. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama


j. Riwatyat kebiasaan sehari – hari

1) Personal hygiene, kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi

keadaan kulit, rambut, mulut dan gigi, vulva hygiene.

2) Pola makan

Kebiasaan makan dalam porsi makan, frekuensi, alergi atau tidak

3) Pola eliminasi

a) BAB : Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi, dan keluhan saat BAB

b) BAK :Kalifrekuensi, warna, bau, dan keluhan saat berkemih

4) Pola aktifitas dan latihan

Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang

5) Pola tidur dan istirahat

Kaji waktu, lama tidur/ hari, kebiasaan saat tidur, dan kesulitan

6) Riwayat penggunaan zat

Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok 


7) Riwayat psikososial dan spiritual

a) Psikososial

Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini.

b) Spiritual

Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan dirumah dan di RS

8) Pemeriksaan Fisik

Kaji keadaan umum, kesadaran, BB dan tinggi badan dan TTV

a) Kepala

Keluhan pusing, warna rambut, keadaan, kebersihan

b) Mata

Kesimetrisan mata, warn konjungtiva, sklera kornea

c) Hidung

Kesimetrisan, keadaan kebersihan penciuman

d) Mulut

Kelembaban mukosa bibir, keadaan gigi


e) Telinga

Kelaianan bentuk, keadaan dan fungsi

f) Leher

Kaji adakah pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid

g) Daerah dada

Keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, frekuensi nadi

dan tekanan darah.

h) Abdomen

Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, nyeri tekan

i) Genetalia

Pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal

j) Ekstrimitas

Kaji kekuatan otot, varises, konfraktur pada persendian dan kesulitan pergerakan
9) Pemeriksaan penunjang
Pre op : kaji hemoglobin, pembekuan darah dan
USG
10) Analisa data
Analisa data adalah mengkaitkan data,
menghubungkan data dengan konsep, teori dan
kenyatan yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah
keperawatan klien
Diagnosa keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik dibuktikan dengan tampak meringis
• Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran
mengalami kegagalan dibuktikan dengan tampak
gelisah
• Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur
invasif
Intervensi keperawatan
Nyeri akut

Manajemen nyeri

Tindakan :

Observasi

• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri

• Identifikasi skala nyeri

• Identifikasi respon nyeri non verbal

Terapeutik

• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi musik, aromaterapi)

• Kontrol lingkungan yang mempererat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)

Edukasi

• Jelaskan Penyebab dan pemicu nyeri

• Jelaskan strategi meredakan nyeri

• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri


Ansietas

Reduksi ansietas

Observasi :

• Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, stressor)

• Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

• Monitor tanda tanda ansietas (verbal dan non verbal)

Terapeutik :

• Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

• Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan

Edukasi :

• Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami

• Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, prognosis

Kolaborasi :

• Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu


Risiko infeksi
Pencegahan infeksi
Tindakan :
Observasi :
• Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik :
• Batasi jumlah pengunjung
• Berikan perawatan kulit pada daerah edema
Edukasi :
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai