Anda di halaman 1dari 38

ANESTESI UMUM PADA MIOMA UTERI

Laporan kasus ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam menjalani kepaniteraan klinik senior di SMF
ANESTESI RSU Dr. Pirngadi Medan

Disusun Oleh :
Defrina Aprilia -FK UISU-71170891282
Kresensia Veridinia Pinem-FK UMI 214210060
Riski Amira -FK UMI-214210132
Joko Risman Sipayung-FK UMI-214210056
Yuni Lestari -FKUISU-71170891251

DOKTER PEMBIMBING:

dr. Rusdian N, M.Ked (An), Sp. An

SMF ANESTESI
RSU Dr. PIRNGADI
MEDAN
2019
Anastesi umum

Anestesi umum merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara sentral


disertai hilangnya kesadaran (reversible).Pada tindakan anastesi umum
terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah anastesi umum dengan
teknik intervenaanastesi dan anastesi umum dengan inhalasi yaitu dengan
face mask (sungkup muka) dan dengan teknik intubasi yaitu pemasangan
endotracheal tube atau dengan teknik gabungan keduanya yaitu inhalasi dan
intravena.( Latief,2007)
Klasifikasi

• Anestetikum lokal adalah suatu bahan kimia yang


Anastes mampu menghambat konduksi syaraf perifer
tanpa menimbulkan kerusakan permanen pada
i lokal syaraf tersebut

• tindakan menghilangnya nyeri yang dilakukan


Anastes dengan cara menyuntikkan anestetikum lokal
pada lokasi syaraf yang menginervasi regio
i Umum atau daerah tertentu sehingga menyebabkan
hambatan konduksi inpuls yang reversibel

Anastes • merupakan suatu keadaan dimana hilangnya


i kesadaran disertai dengan hilangnya perasaan
sakit di seluruh tubuh akibat pemberian obat-
Regiona obatan anestesi dan bersifat reversible.

l
• Anestetikum yang sering digunakan sebagai
anestetikum lokal adalah procaine HCI 2% - 4%,
ANASTESI Lidocaine 0,5 - 2%, Lidocaine 4%, Tetracaine,
bupivacaine 0,25% atau 0,5%, Dibucain, Pehacaine,
LOKAL Lidonest, dan Chlor buthanol dengan dosis
pemberian secukupnya.

• Mekanisme kerja dan jenis anestetikum yang


digunakan sama dengan anestetikum lokal, tetapi
daerah atau luasan pada tubuh yang dipengaruhi
ANASTESI adalah daerah atau regio tertentu. Anestesi regional
UMUM dibedakan berdasarkan rute pemberiannya, yaitu
secara epidural, spinal atau intrathekal atau
subaraknoid, dan blok pleksus brakhialis.

• . Anestetika umum inhalasi yang sering


digunakan adalah halotan, isofluran,
sevofluran, desfluran, dietil eter, nitrous
oksida dan xenon. Anestetika umum yang
ANASTESI diberikan secara injeksi meliputi
barbiturate (tiopental, metoheksital, dan
REGIONAL pentobarbital), cyclohexamin (ketamine,
tiletamin), etomidat, dan propofol.
Stadium I
Anastesia

Stadium II
Stadium Eksitasi

Anastesia
Stadium III
Analgesia

Stadium IV
Depresi
medula
oblongata
oblongata
Persiapan Pre-Anastesia

KLASIFIKASI
ANAMNESIS STATUS FISIK
(ASA 2014)

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK LABORATORIUM
PREMEDIKASI
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesI

Analgetik opium : - Morfin 0,15 mg/kgbb, intramuskuler


- Petidin 1,0 mg/kgbb, intramuskuler
Sedatif : - Diazepam 0,15 mg/kgbb, oral/intramuskuler
- Pentobarbital 3 mg/kgbb per oral atau, Dewasa
1,5 mg/kgbb intramuskuler
- Prometazin 0,5 mg/kgbb per oral Anak -
Kloral hidrat sirup 30 mg/kgbb

Vagolitik antisialogog : - Atropin 0,02 mg/kgbb, intramuskuler atau


intravena pada saat induks maksimal 0,5 mg

Antasida : - Ranitidine 150 mg per oral setiap 12 jam dan


2 jam sebelum operasi
- Omeprazole 40 mg, 3-4 jam sebelum operasi
- Metoclopramide 10 mg per oral sebelum operasi
INDUKSI ANASTESI
Induksi intravena

Induksi
Intramuskular

Induksi Inhalasi
Intubasi Endotrakeal
 Yang dimaksud dengan intubasi
endotrakeal ialah memasukkan
pipa pernafasan yang terbuat
dari portex ke dalam trakea guna
membantu pernafasan penderita
atau waktu memberikan anestesi
secara inhalasi. (Randy, 2016)

Indikasi intubasi endotrakeal :


-Menjaga jalan nafas yang bebas oleh
sebab apapun
-Mempermudah ventilasi positif dan
oksigenasi
-Pencegahan terhadap aspirasi dan
regurgitasi
-Operasi-operasi pada kepala, leher,
mulutm hidung dan tenggorokan,dll
KOMPLIKASI
Komplikasi pada intubasi endotrakeal :
 Memar & oedem laring
 Strech injury
 Non specific granuloma larynx
 Stenosis trakea
 Trauma gigi geligi
 Laserasi bibir, gusi dan laring
 Aspirasi, spasme bronkus 
Obat-obat anastesi Umum
Propovol Tiopental Ketamin Diazepam Midazolam
Farmakok • Onset • onset • Onset • puncak • puncak
inetik kerja cepat kerja 30 kerja 30 level level
(30 detik) detik detik plasma setelah 30-
dan • Lama •Waktu didapat 90 menit
tersadar kerja 20 paruh dalam 1-2 • paruh
juga cepat menit distribusiny jam waktu
•Waktu • paruh a 10-15 • paruh distribusi
paruh 2-8 waktu menit dizepam 30 awal 3-10
menit eliminasi 3- •dimetaboli jam menit
•konjugasi 12 jam sme di •Metabolis •
di hepar •metabolis hepar me di Metabolism
•diekskresi me di hati • diekskresi hepar e di hepar
lewat ginjal •ekskresi melalui •Ekskresi • ekskresi
melalui ginjal lewat ginjal lewat ginjal
ginjal
Efek pada Organ
Propofol Tiopental Ketamin Diazepam Midazolam

Kardiovask • ↓ BP • ↓ BP • aktivasi Tekanan Midazolam


ular • • ↑ denyut simpatis darah cenderung
vasodilatas jantung • ↑ BP arterial, lebih
i karena • • ↑ denyut cardiac menurunka
penurunan vasodilatas jantung output dan n tekanan
respon i perifer tahanan darah dan
simpatis ↑ jumlah vaskuler tahanan
• darah di perifer vaskuler
menghamb perifer dan turun perifer
at ↓ venous secara daripada
barorefleks return pelan, diazepam.
shg kadang
menurunka denyut
n respon jantung
takikardi meningkat
terhadap
hipotensi
Efek pada Organ
Propovol Tiopental Ketamin Diazepam Midazolam

Respiras • depresan •depresi • efek • menekan • menekan


respiratori pusat minimal respon respon
i yang ventilasi di terhadap ventilatori ventilatori
menyebabk medula pusat nafas terhadap terhadap
an apnea menurunka •dosis CO2 CO2
• infus n respon tinggi dapat • Apnea • Apnea
propofol ventilasi menyebabk lebih jarang lebih jarang
mencegah sehingga an apnea terjadi terjadi
arus terjadi tapi jarang daripada daripada
ventilatori hiperkapnia terjadi setelah setelah
hipoksik dan •bronkodila induksi induksi
dan hipoksia tor yang barbiturat barbiturat
menekan •Bronkospa poten dan
respon sme baik untuk
normal pasien
terhadap asma
hiperkarbi
Propofol Tiopental Ketamin Diazepam Midazolam
Otak • ↓aliran darah • konstriksi • efek disosiasi •↓ •↓ Cerebral
otak pada • perubahan Cerebral Metabolic
• ↓tekanan pembuluh tingkat Metabolic Rate untuk
intrakranial darah di otak kesadaran Rate konsumsi
•menyebabkan • ↓aliran disertai tanda untuk O2
reduksi CPP darah otak khas pd mata konsumsi (CMRO2)
(<50 mmHg) (CBF) berupa kelopak O2 •↓Cerebral
• dapat • ↓tekanan mata terbuka (CMRO2) Blood Flow
memproteksi intrakranial spontan, pupil •↓Cerebral (CBF)
otak selama • dapat berdilatasi Blood •↓tekanan
terjadi iskemia mengontrol sedang dan Flow intrakranial
fokal kejang tipe timbul (CBF)
• efek grand mall nistagmus •↓tekanan
antipruritik • pada periodik intrakrania
pemulihan l
sehingga pasien
mengalami
agitasi
• ↑
metabolisme
serebral, CBF,
dan TIK
Propovol Tiopental Ketamin Diazepam Midazolam
Efek • ↓ BP • ↓ BP • ↑ BP • ↓ BP • lebih
samping • • apnea • takikardia menurunka
bradikardia • • n BP
• apnea hiperkapnia perubahan daripada
• eksitasi • hipoksia kesadaran diazepam
ringan •bronkospa dengan
•Trombofle sme kelopak
bitis mata
•mual, terbuka
muntah, spontan,
dan nyeri pupil
kepala berdilatasi
setelah sedang dan
siuman timbul
nistagmus
• mimpi
buruk dan
halusinasi
• ↑ tek
intraokuler
• kejang
Propovol Tiopental Ketamin Diazepam Midazolam

Antidotum No PROCAIN No Flumazenil Flumazenil


antidotum 10 ml 1 % antidotum
MIOMA UTERI

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang


berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya dan sering juga disebut
sebagai fibromioma, leiomioma, fibroid. Mioma
uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan
berasal dari otot polos jaringan fibrous
sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi
padat jika jaringan ikatnya dominan, dan
berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang
dominan. Diduga penyebab timbulnya mioma
uteri paling banyak oleh stimulasi hormon
estrogen.
GEJALA MIOMA UTERI
LAPORAN ANASTESI
 3.1 Ilustrasi Kasus
Laporan kasus ini membahas seorang perempuan, usia 40 tahun dengan
diagnosis Mioma Uteri, jenis tindakan TAH dengan rencana anastesi umum.
•Identitas Pasien
Nama : LM
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam
Status : Menikah

Tinggi / Berat badan : 158 cm / 50 kg


No. RM : 01.09.03.06
Alamat : Jl. Bambu no 26
MRS : 20 Agustus 2019
Tanggal Operasi : 21 Agustus 2019
 Anamnesis (Autoanamnesis) (20 Agsutus 2019)
 Keluhan utama : Perut membesar
 Riwayat penyakit sekarang :
 Hal ini dialami OS sejak ± 2 tahun ini. Awalanya
kecil semakin lama semakin membesar. Tidak
disertai nyeri. Nyeri pada saat haid dijumpai. Nyeri
dirasakan pada saat haid hari ke 2 dan 3. Keluar
darah diluar siklus haid disangkal.. Riwayat kusuk
disangkal. Riwayat haid memanjang disangkal.
Riwayat kehamilan P2A0.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
 Riwayat sakit serupa : disangkal
 Riwayat dirawat : disangkal
 Hipertensi : disangkal
 Asma : disangkal
 Alergi obat-obatan : disangkal
 Alergi makanan : disangkal
 Alergi udara dingin: disangkal
 Diabetes : disangkal
 Penyakit Jantung : disangkal
 Penyakit Paru : disangkal
 Kejang : disangkal
 Penyakit Hati : disangkal
 Penyakit Ginjal : disangkal
 Riwayat Operasi dan Anestesi : disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat penyakit serupa : disangkal
 Riwayat Hipertensi: disangkal
 Riwayat kencing manis : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat Kebiasaan
 Merokok : disangkal
 Minum alkohol : disangkal
 Narkotik : disangkal
 Olahraga : -
Keadaan Pra Bedah (Follow Up Anestesi 10 Januari 2019)
 
B1 (Breath)
Airway : Clear
Frekuensi pernafasan : 20 x/i
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : (-)
Riwayat asma/sesak/batuk/alergi: -/-/-/-
Pernapasan cuping hidung : -
JMH : 3 jari
Malampati : 1
Buka mulut : 3 jari
Gerak leher :bebas
Gerakan Dada :simetris
Maxillofacial injury :-
B2 (Blood)
Akral : Hangat/merah/kering
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 84 x/i
T/V : Cukup
Temperatur : 37,2oC
Konj.palp inferior pucat/hiperemis/ikterik :-/-/-
 
B3 (Brain)
Sensorium : Compos Mentis
GCS : 15
RC : +/+
Pupil : Isokor
Reflek fisiologis : +/+
Reflek patologis : -/-
Riwayat kejang/ muntah proyektil/ nyeri kepala/ pandangan kabur : -/ -/ -/ -
 
B4 (Bladder)
Urine :+
Volume : Cukup
Warna : Kuning
Kateter :-
 
B5 (Bowel)
Abdomen : simetris membesar, distensi (-), nyeri tekan (-), teraba massa (-)
Peristaltik : (+)
Mual/Muntah : -/-
BAB/Flatus : +/+
NGT :-
 
B6 (Bone)
Fraktur :-
Luka bakar :-
Oedem :-
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hematologi
Hb : 9,4 gr/dl (N: 12-16 gr/dl)
Ht : 31,0 % (N : 37-47 %)
Eritrosit : 4,42 juta/ul (N: 4,3-6,0 juta/ul)
Leukosit : 6,80 /ul (N: 4800-10800/ul)
Trombosit : 299.000/ul (N: 150000-400000/ul
Kimia klinik
SGOT (AST) : 11,90 mU/dl (N: 0-32 mU/dl)
SGPT (ALT) : 8,34 mU/dl (N: 0-33 mU/dl)
Ureum : 19,63 mg/dl (N: 20-50 mg/dl)
Creatinin : 0,53 mg/dl (N: 0,5-1,5 mg/dl)
Natrium : 141 mmol/dl (N : 136-155 mmol/dl)
Kalium : 3,7 mmol/dl (N:3,5-5,5 mmol/dl)
Chlorida : 109 mmol/dl (N: 95-103 mmol/dl)
KGD : - mg/dl
Rontgen Thorax : tidak dijumpai kelianan pada cor dan pulmo (02
Agustus 2019)
USG : uterus tampak membesar dengan eko yang kuat
berukuran 20x10 cm, adnexa : dalam batas normal

 
Diagnosa Kerja
Mioma Uteri
 
Penggolongan Status Fisik Pasien Menurut ASA
ASA II
 
Rencana Tindakan
TAH (Total Abdominal Histerectomi )
Rencana Anestesi
Anestesi Umum dengan Endotrakeal Tube Nafas Terkendali
Premedikasi : Fentanyl, Midazolam
Induksi : Propofol
Relaksan : Rocuronium
 
Kesimpulan
Pasien perempuan usia 40 tahun, berat badan 50 kg, status fisik ASA II diagnosis Mioma Uteri,
jenis tindakan TAH (Total Abdominal Histerectomi ) dengan diagnosis rencana anastesi umum
dengan endotrakeal tube napas terkendali.
 
 Persiapan Pasien
 Sebelum Operasi (20 Agsutus 2019)
 Pasien di konsultasikan ke spesialis anestesi untuk menilai kondisi fisik pasien,
apakah pasien dalam kondisi fisik yang layak untuk dilakukan tindakan operasi.
 Setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis anestesi, pasien di periksa 1 hari
sebelum operasi (kunjungan pre-operatif), hasil dari kunjungan pre-operatif ini telah
dijabarkan sebelumnya.
 Diruang perawatan (20 Agustus 2019)
 Informed consent : Bertujuan untuk memberitahukan kepada pasien dan keluarga
pasien tindakan medis apa yang akan dilakukan kepada pasien bagaimana
pelaksanaannya, kemungkinan hasilnya, resiko tindakan yang akan dilakukan.
 Surat persetujuan operasi : merupakan bukti tertulis dari pasien atau keluarga pasien
yang menunjukkan persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan sehingga bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan keluarga pasien tidak akan mengajukan tuntutan.
 Pasien dipuasakan sejak pukul 00.00 WIB tanggal 21 Agustus 2019, tujuannya untuk
memastikan bahwa lambung pasien telah kosong sebelum pembedaha|n untuk
menghindari kemungkinan terjadinya muntah dan aspirasi isi lambung yang akan
membahayakan pasien.
 Pengosongan kandung kemih pada pagi harinya pada pukul 06.00 WIB.
 Pembersihan wajah dan kuku pasien dari kosmetik agar tidak mengganggu
pemeriksaan selama anastesi, misalnya bila ada sianosis. Gigi palsu dilepaskan agar
tidak mengganggu kelancaran proses intubasi dan bila ada perhiasan sebaiknya
diberikan kepada keluarga pasien.
 Di Ruang OK (21 Agustus 2019)
 Identifikasi Pasien
 Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di
ruang persiapan.
 Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan :
TD=130/90 mmHg, nadi = 80x/menit, suhu=370C, RR =
20x/menit
 Pendataan kembali identitas pasien di ruang operasi.
Anamnesa singkat kepada keluarga yang meliputi BB,
umur, riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat
kebiasaan, dan lainnya.
 Pasien masuk kamar operasi dan dibaringkan di meja
operasi kemudian dilakukan pemasangan EKG, manset,
infus, dan oksimeter.
 Pemeriksaan tanda tanda vital.
Persiapan Obat-Obatan Anestesi
1. Premedikasi : Fentanyl 100 µg/2cc
Dosis : 2-5 µg/kgBB  96 - 240µg
Pemberian : 100 µg
 
Midazolam 5 mg/5cc
Dosis : 0,05-0,1 mg/kgBB2,4 - 4,8 mg
Pemberian : 3 mg
2. Induksi : Propofol 200 mg/20cc
  Dosis : 2-2,5 mg/kgBB 36 – 45 mg
Pemberian : 100 mg
4. Relaksan : Rocuronium 50 mg/5cc
  Dosis : 0,6-1 mg/kgBB  mg
Pemberian : 30 mg
5. Maintenance (rumatan) Isoflurane 1%, N2O, O2
:  
  Antibiotik : -
•Persiapan Obat-Obatan Anestesi
  Steroid : Dexametasone 10 mg

  Anti emetic selama op : Ondansetron 4 mg

  Antifibrinolitik : Asam traneksamat 500 mg

  Anti emetic post op : Ondansetron 4 mg/12 jam

  Analgetik post op : Ketorolac 30 mg/8 jam

  Obat emergency : * Sulfas Atropin dosis 0,25 mg-5 mg IV


  * Epinephrine dosis 1 mg atau 0.02 mg/kg
larutan 1:10.000
PELAKSANAAN ANESTESI
Di Ruang Operasi

JAM (WIB)  

09. 10 * Pasien dari ruang tunggu masuk ke ruang operasi


* Pindahkan pasien ke meja operasi dengan posisi supinasi
* Memasang monitor EKG dan oksimeter pulse
* Mengukur tekanan darah, nadi, saturasi prainduksi (TD: 130/90 mmHg, Nadi :
80x/m, SPO2 : 99%)
* Pemberian obat analgetik fentanyl 100 mcg iv, midazolam 2,5 mg iv
(premedikasi).
 
TD: 140/100 mmHg, Nadi : 80x/m, SPO 2 : 99%.
09.15
• Induksi dengan Propofol 100 mg iv
• Pastikan pasienn tidak sadar dengan memeriksa refklek bulu mata, kemudian
diberika n muscle relaksan yaitu rocuronium 30 mg
• Dilakukan preoksigenasi dengan sungkup muka menggunakan O2 sebanyak 6L/i
• Pasien di intubasi dengan ETT no 7,5 cuff (+), pack (+), guedel (-), untuk memastikan
ETT terpasang dengan benar dengarkan suara nafas dengan stetoskop bahwa paru
kanan dan kiri
09.30  Tutup mata kanan dan kiri pasien dengan plester.
 ETT dihubungkan dengan konektor ke sirkuit nafas alat
anestesi, kemudian N2O dibuka 2 liter/menit dan O2 2
liter/menit kemudian isofluran dibuka 1%.
 Nafas pasien dikendalikan dengan respirator. Inspirasi
370 ml dengan frekuensi 14 kali per menit. (Bila
menggunakan respirator setiap inspirasi (volume tidal)
diusahakan kurang lebih 6-8 ml/kg BB dengan
frekuensi 12-20x/menit).
 Perhatikan apakah gerakan nafas pasien simetris
antara yang kanan dan kiri.
TD: 140/90 mmHg, Nadi : 102x/m, SPO2 : 99%.
09.35 Operasi dimulai
TD : 140/ 90mmHg, nadi : 98x/menit SPO2 : 99%
09.35 TD : 140/ 80mmHg, nadi : 102x/menit SPO2 : 99%
10.05 TD : 140/90 mmHg, nadi : 102x/menit SPO2 : 99%
10.20 TD : 120/90 mmHg, nadi : 90x/menit SPO2 : 99%
10.35 TD : 140/90 mmHg, nadi : 95x/menit SPO2 : 99%
10.50- 11.05 TD : 140/90 mmHg, nadi : 102x/menit SPO2 : 99%

11.20 TD : 130/90 mmHg, nadi : 98x/menit SPO2 : 99%

11.35 TD : 130/90 mmHg, nadi : 98x/menit SPO2 : 99%

11.50 TD : 140/90 mmHg, nadi : 110x/menit SPO2 : 99%

12.05 TD : 140/90 mmHg, nadi : 102x/menit SPO2 : 99%


12.20 TD : 120/80 mmhg, Nadi : 88 x/menit SPO2 :
99%
* Operasi selesai
* Pemberian obat anastesi dihentikan,
pemberian O2 dipertahankan
* TD 12/80 mmHg, Nadi 88x/menit,
SPO299%, ETT dan guedel dicabut setelah
pasien dapat dibangunkan. Lendir
dikeluarkan dengan suction lalu pasien
diberi oksigen murni selama 5 menit.
Setelah semua peralatan dilepaskan (EKG,
manset tensimeter, oksimeter) pasien dibawa ke
ruang Recovery Room
Monitoring perdarahan
Perdarahan
Kassa basah : 20 x 10 cc = 200 cc
Kassa ½ basah : 10 x 5 cc = 50 cc
Suction : 400 cc
Total : 650 cc
Infus RL o/t regio dorsum manus dextra
Pre operasi : RL 2100cc/24jam (30gtt/i)
Durante operasi : RL 90cc (30gtt/i)
Urine output :
Durante operasi : Terpasang kateter (± 20 cc/jam)
KETERANGAN TAMBAHAN
EBV : 65 x 50 kg = 3250 cc
EBL : 10% = 325 cc
20% = 650 cc
30% = 975 cc
Post Operasi
Di Ruang Pemulihan
Setelah operasi selesai pukul 12.20, sekitar pukul 12.25 pasien dibawa ke
recovery room, lalu diberikan oksigen via nasal canul sebesar 2 liter/menit,
kemudian dilakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran, pada pasien
kesadarannya adalah compos mentis. Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital ditemukan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi
18x/menit dan saturasi O2 100%.
Pasien di observasi di recovery room
Instruksi Pasca Bedah :
Bed rest
O2 2 L/i via nasal kanul
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
Injeksi Ondansentron 4 mg/12 jam
Antibiotik dan terapi lain sesuai TS Obgyn
Pantau vital sign per 15 menit selama 2 jam.

Anda mungkin juga menyukai