Anda di halaman 1dari 45

Matematika Ekonomi

Ir. Ginanjar Syamsuar,


ME.
MATEMATIKA
KEUANGAN

ANUITAS
DEFINISI ANUITAS
 Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran /penerimaan
sejumlah uang, umumnya sama besar, dengan periode
waktu yang sama untuk setiap pembayaran.
Contoh: Pembayaran bunga pinjaman, bunga obligasi,
deposito, cicilan kredit rumah, dll.
 Jenis-jenis anuitas

A. Anuitas biasa (ordinary annuity)  pembayaran


dilakukan setiap akhir periode atau satu periode lagi
B. Anuitas di muka (annuity due)  pembayaran
dilakukan setiap awal periode atau mulai hari ini
C. Anuitas ditunda (deferred annuity)  pembayaran
dimulai setelah beberapa periode.
ANUITAS BIASA

PERSAMAAN ANUITAS NILAI


SEKARANG
n
(1  (1  i) )
PV  A
i
dengan
PV = present value atau nilai di awal
periode atau nilai sekarang
i = tingkat bunga per periode
n = jumlah periode
A = anuitas atau pembayaran per periode
disebut
n faktor anuitas nilai sekarang
(1  (1  i)dan) dinotasikan dengan
a
i n i
ANUITAS BIASA

KEGUNAAN DAN PENGHITUNGAN PV


PV dapat digunakan untuk menghitung :
a. Cicilan KPR, KPA, KKB (mobil dan motor)
b. Cicilan sewa guna usaha (leasing)
c. Tingkat bunga efektif dari suatu pinjaman
d. Lamanya periode waktu yang diperlukan
e. Nilai sekarang dari rangkaian pembayaran di kemudian hari
f. Saldo pinjaman pada saat tertentu

Cara menghitung PV:


1. Mendiskontokan satu per satu

2. Menggunakan tabel anuitas biasa untuk nilai sekarang


3. Menggunakan persamaan anuitas (kalkulator ilmiah)
4. Menggunakan kalkulator finansial (TI BA II Plus)
5. Menggunakan excel
ANUITAS BIASA

Contoh A.1
Hitunglah nilai sekarang dari uang Rp 1.000.000 yang
diterima setiap tahun selama lima tahun mulai satu tahun
lagi jika tingkat bunga yang relevan adalah 15% p.a.
Jawab:
1 2 3 4 5
i = 0,15
A = Rp 1.000.000 1 Januari
2010
1 Januari
2011
1 Januari
2012
1 Januari
2013
1 Januari
2014
1 Januari
2015

N = 5 tahun Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1
PV ? juta juta juta juta juta

(1  (1  i )  n )
PV  A
i
(1  (1  0 ,15 )  5 )
PV  Rp 1 . 000 . 000
0 ,15
PV  Rp 3 . 352 . 155 ,10
ANUITAS BIASA

MENGHITUNG BESAR CICILAN


PV PV

A 
A n
a n (
1(
1 i
) )
i
i
Contoh A.2
Rina meminjam uang sebesar Rp 10.000.000 dengan
bunga 12% p.a. Jika pinjaman tersebut harus ia lunasi
dalam 24x cicilan bulanan, berapakah besarnya cicilan
yang harus ia bayar setiap bulannya?
ANUITAS BIASA

Jawab:
PV = Rp 10.000.000
n = 24
i = 12%
 1%  0,01
12
PV PV
A 
a n a24
i 1%

PV Rp
10.000.000
A n

(1(1i) ) (1(10,01 )24)
i 0,01
ARp470 .734,72
ANUITAS BIASA

MENGHITUNG JUMLAH PERIODE


 PV  i 
log 1  
 A 
n
log (1  i)
Contoh A.3
KPR sebesar Rp 210.000.000 dikenakan bunga 18% p.a.
Jika besarnya angsuran per bulan adalah Rp
3.783.889,18, dalam berapa lama KPR tersebut akan
lunas?
Jawab:
PV = Rp 210.000.000
A = Rp 3.783.889,18
18%
i =  1,5%  0,015
12
ANUITAS BIASA

 PV  i 
log 1  
 A 
n
log (1  i)
 Rp 210.000.000  0,015 
log 1  
 Rp 3.783.889,18 
n
log (1  0,015)
log 0,167523188
n
log 1,015
n  120 bulan atau 10 tahun

Jadi, KPR tersebut akan lunas dalam 120 bulan atau 10 tahun.

10
ANUITAS BIASA

MENGHITUNG TINGKAT BUNGA


 Pencarian nilai i dilakukan dengan metode
trial and error jika menggunakan scientific
calculator.

Contoh A.4
Sebuah perhiasan bernilai Rp 30.000.000 tunai
dapat dibeli dengan 12 kali angsuran bulanan
masing-masing sebesar Rp 2.758.973,49.
Berapakah tingkat bunga yang dikenakan?
ANUITAS BIASA

Jawab:
A = Rp 2.758.973,49
PV = Rp 30.000.000
n = 12
(1  (1  i)  n )
PV  A
i
(1  (1  i) 12 )
Rp 30 . 000 . 000  Rp 2 . 758 . 973 ,49
i
Rp 30 . 000 . 000 (1  (1  i) 12 )

Rp 2 . 758 . 973 ,49 i
(1  (1  i) 12 )
10 ,8736 
i
Dengan metode trial and error, kita memperoleh i =
1,55% per bulan atau 18,6% p.a.
ANUITAS BIASA

ANUITAS TAK TERHINGGA


(PERPETUAL ANNUITY)
A
PV 
Contoh : i
Pertanyaan pada bagian awal presentasi dapat dijawab
dengan membandingkan nilai sekarang dari kedua
alternatif. Jika tingkat bunga relevan adalah 12% p.a.,
nilai sekarang dari Rp 1.000.000 setiap 3 bulan seumur
hidup mulai 3 bulan lagi adalah:
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
PV    Rp 33.333.333,33
 12%  3%
 
 4 
Jadi, hadiah yang harus dipilih adalah hadiah Rp
50.000.000 sekali saja pada hari ini karena nilai
sekarangnya lebih besar dengan asumsi j4 = 12%.
ANUITAS BIASA

PERSAMAAN ANUITAS
NILAI AKAN DATANG
((1  i)n  1)
FV  A
i

dengan:
FV = future value atau nilai pada akhir periode atau
nilai akan datang

((1  i)n disebut


1) faktor anuitas nilai akan datang dan
i dinotasikan dengan Sn
i
ANUITAS BIASA

KEGUNAAN FV
FV dapat digunakan untuk perencanaan
keuangan, tepatnya untuk menghitung :
1. Mencari nilai akhir suatu tabungan atau
nilai tabungan pada saat tertentu
2. Lamanya waktu yang diperlukan untuk
bisa mencapai jumlah tabungan tertentu
3. Besarnya tabungan yang harus dilakukan
setiap periode untuk bisa memperoleh
jumlah tertentu.
ANUITAS BIASA

Contoh A.5
Hitunglah nilai akan datang (FV) dari tabungan Rp
1.000.000 yang disetorkan setiap tahun selama 5
tahun, mulai tahun depan, apabila tingkat bunga
adalah 10% p.a. diperhitungkan tahunan.
Jawab: 1 2 3 4 5
n= 5
Rp 1 juta Rp 1 juta Rp 1 juta Rp 1 juta Rp 1 juta
i = 10% = 0,1
A = Rp1 juta I Mei 1 Mei 1 Mei 1 Mei 1 Mei 1 Mei
2010 2011 2012 2013 2014 2015

FV ?
((1  i)n  1)
FV  A
i
((1  0,1)5  1)
FV  Rp 1 .000 .000
0,1
FV  Rp 6 .105 .100
ANUITAS BIASA

MENGHITUNG BESAR
TABUNGAN PERIODIK
FV FV
 n
A 
atau
A

((
1i)1
) Sn
i
i
Contoh A.6
Ibu Aisyah ingin memiliki uang sebesar Rp 500.000.000
pada saat ia pensiun nanti, tepatnya 20 tahun lagi.
Untuk tujuan tersebut, ia menyisihkan gajinya setiap
bulan untuk ditabung di Bank Pasti Jaya. Berapakah
besarnya gaji bulanan yang harus Ibu Aisyah sisihkan
untuk ia tabung apabila tingkat bunga tabungan 9% p.a.
perhitungan bunga bulanan?
ANUITAS BIASA

Jawab:
FV = Rp 500.000.000
n = 20 x 12 = 240
I = 9%
 0,75%  0,0075
12
FV
A
((1  i)n  1)
i
Rp 500.000.000
A
((1  0,0075 )240  1)
0,0075
A  Rp 748.629,78
ANUITAS BIASA

MENGHITUNG JUMLAH PERIODE


TABUNGAN
 FV  i 
log 1  
 A 
n
log (1  i)

Contoh A.7
Seorang pedagang kecil berencana untuk menabung
Rp 1.000.000 setiap bulan agar dapat memperoleh
uang sebesar Rp 200.000.000. Jika tingkat bunga
tabungan yang ditawarkan adalah 6% p.a., berapa lama
dia harus menabung?
ANUITAS BIASA

Jawab:
FV = Rp 200.000.000
A = Rp 1.000.000
i = 6%
 0,5%  0,005
12

 FV  i 
log 1  
 A 
n
log (1  i)
 Rp 200.000.000  0,005 
log 1  
 Rp 1.000.000 
n
log (1  0,005)
log 2
n
log 1,005
n  138,976 bulan atau 139 bulan
ANUITAS BIASA

MENGHITUNG TINGKAT BUNGA TABUNGAN


Pencarian nilai i dilakukan dengan metode trial and error
dan metode interpolasi linier jika menggunakan scientific
calculator, atau dengan tabel anuitas.
Contoh A.8
Delapan kali setoran masing-masing Rp 350.000 menjadi Rp
3.342.500, berapa tingkat bunga per periode?

Jawab: FVRp 3
.342
.500
S n i
 
A Rp 350
.000
9,55

Langkah selanjutnya kita lihat pada tabel anuitas nilai akan


datang, pada baris n = 8 yang angkanya mendekati 9,55.
Ternyata yang mendekati adalah 9,54910888 yaitu jika i =
5% per periode.
Bila kita melakukan trial and error, hasil yang diperoleh akan
sama.
ANUITAS DIMUKA

ANUITAS DIMUKA
 Pembayaran dilakukan setiap awal periode atau mulai hari ini.
 Pembayaran pertama pada anuitas biasa (akhir periode 1) sama
dengan pembayaran kedua pada anuitas dimuka (awal periode 2).
 Perbedaan anuitas di muka dengan anuitas biasa adalah
pembayaran pertama pada anuitas di muka diganti dengan
pembayaran terakhir pada anuitas biasa, sementara (n-1)
pembayaran lainnya adalah sama.
 Pembayaran ke-2 pada anuitas di muka = pembayaran ke-1 anuitas
biasa, pembayaran ke-3 anuitas di muka = pembayaran ke-2
anuitas biasa, demikian seterusnya.
ANUITAS DIMUKA

ANUITAS DI MUKA UNTUK NILAI


SEKARANG
 (1  (1  i) n 1 ) 
PVDUE   1 A
 i 
dengan:
PV = present value atau nilai di awal periode
atau nilai sekarang
i = tingkat bunga per periode
n = jumlah periode
A = anuitas atau pembayaran per periode
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.1
Hitunglah nilai sekarang dari Rp 1.000.000 yang
diterima setiap bulan selama 5 kali mulai hari ini jika
tingkat bunga yang relevan adalah 18% p.a. atau 1,5%
per bulan.
Jawab: 1 2 3 4 5

1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan


Hari ini
lagi lagi lagi lagi

Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1
juta juta juta juta juta

PV ?

 (1  (1  i)  n 1 ) 
PV    1 A
 i 
 (1  (1  0,015) 51 ) 
PV    1 Rp 1.000.000
 0,015 
PV  Rp 4.854.380
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.2
Bimbi meminjam Rp 10.000.000 dengan bunga 12% p.a.
Jika pinjaman harus dilunasi dalam 24 kali cicilan
bulanan mulai hari ini, berapa besar cicilan?

PV Rp10.000.000
A 
 1 (1  i)n 1    1 (1  0,01)23  
  1   1
 i    0,01  
A  Rp 466.073,98
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.3
Seorang karyawan yang sudah bekerja selama
30 tahun harus purnabakti dan mendapatkan
uang pensiun sebesar Rp 200.000.000 sekaligus.
Dia memutuskan untuk mengambil sebesar Rp
6.000.000 setiap 3 bulan mulai hari ini dan
menyimpan sisanya dalam deposito 3 bulanan
dengan bunga sebesar 6% p.a. Dalam berapa
tahun depositonya akan habis?
ANUITAS DIMUKA

Jawab:
Karena uang pensiun pertama sebesar Rp 6.000.000 akan langsung
diambil dari Rp 200.000.000 maka PV = Rp 194.000.000 dengan i =
1,5% per 3 bulan, A = Rp 6.000.000

 PV  i 
log 1  
 A 
n
log (1  i)
 Rp 194.000.000  0,015 
log 1  
 Rp 6.000.000 
n
log (1  0,015)
log 0,515
n
log 1,015
n  44,570 periode atau 44,570  3  11,14 tahun
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.4
Sebuah perhiasan berharga tunai Rp 30.000.000 bisa
dibeli dengan 12 kali angsuran bulanan masing-masing
sebesar Rp 2.758.973 dimulai pada hari pembelian.
Berapa tingkat bunga yang dikenakan?

Jawab:
Karena pembayaran pertama adalah pada tanggal
transaksi jual beli maka soal tersebut dapat
disederhanakan menjadi utang Rp 27.241.027 (Rp
30.000.000 – Rp 2.758.973) dibayar dengan 11 kali
cicilan bulanan sebesar Rp 2.758.973 mulai bulan
depan.
ANUITAS DIMUKA

Sehingga mencari i pada kasus ini sama seperti


mencari i pada kasus anuitas biasa.
(1  (1  i )  n )
PV  A
i
(1  (1  i ) 11 )
Rp 27.241.027  Rp 2.758.973
i
Rp 27.241.027 (1  (1  i ) 11 )

Rp 2.758.973 i
(1  (1  i ) 11 )
9,8736 
i
Dengan trial and error, diperoleh i = 1,85% per bulan
atau 22,2% p.a.
ANUITAS DIMUKA

ANUITAS DI MUKA UNTUK NILAI


AKAN DATANG
 (1  i) n  1) 
FVDUE    A(1  i)
 i 

dengan
FV = future value atau nilai di akhir periode ke-n
atau nilai akan datang
i = tingkat bunga per periode
n = jumlah periode
A = anuitas atau pembayaran per periode
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.5
Hitunglah nilai akan datang (pada akhir tahun ke-5) dari
tabungan Rp 1.000.000 yang disetorkan setiap tahun
selama 5 kali mulai hari ini jika tingkat bunga 10% p.a.
diperhitungkan tahunan.
Jawab: 1 2 3 4 5

1 Januari 1 Januari 1 Januari 1 Januari 31 Desember


Hari ini
2011 2012 2013 2014 2014

Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1 Rp 1
juta juta juta juta juta FV ?

 (1  0,1) 5  1) 
FVDUE   Rp 1.000.000 (1  0,1)
 0,1 
FVDUE  (6,1051)  Rp 1.000.000  1,1
FVDUE  Rp 6.715.610
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.6
Seseorang ingin memiliki uang sebesar Rp
500.000.000 pada saat ia pensiun nanti,
tepatnya 20 tahun lagi. Untuk tujuan itu, dia
akan menyisihkan gajinya setiap bulan untuk
ditabung mulai hari ini karena hari ini adalah
hari gajian selama 20 tahun ke depan. Berapa
besar tabungan bulanan yang harus ia lakukan
jika tingkat bunga 9% p.a.?
ANUITAS DIMUKA

JAWAB:
FV
A
 (1  i) n  1  
 (1  i) 
 i  
Rp 500 .000 .000
A
 (1  0 ,0075 ) 240  1  
 (1,0075 ) 
 0 ,0075  
A  Rp 743 .056 ,85
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.7
Seorang pedagang kecil berencana untuk
menabung Rp 1.000.000 setiap bulan untuk bisa
mendapatkan uang sebesar Rp 20.000.000. Jika
tingkat bunga yang bisa didapatnya adalah 6%
p.a., berapa lama waktu yang diperlukan?
JAWAB:
 FV i 
log 1  
 A(1  i) 
n 
log (1  i)
 Rp 200 .000 .000  0 ,005 
log 1  
 Rp 1 .000 .000 (1  0 ,005 ) 
n 
log (1  0 ,005 )
n  19 ,02 bulan  19 bulan
ANUITAS DIMUKA

CONTOH B.8
Delapan kali setoran masing-masing Rp 350.000 mulai hari ini
menjadi Rp 3.342.500 pada akhir bulan ke-8. Berapa tingkat
bunga per periode?

FV  (1  i) n  1) 
  (1  i)
A  i 
Rp 3 .342 .500  (1  i) 8  1) 
  (1  i)
Rp 350 .000  i 
 (1  i) 8  1) 
9,55   (1  i)
 i 
Dengan trial and error, kita akan mendapatkan i = 3,92%
ANUITAS DITUNDA

ANUITAS DITUNDA
 Dalam anuitas biasa, periode pertama angsuran
adalah satu periode lagi atau di akhir setiap periode
 Dalam anuitas di muka, periode pertama angsuran
adalah mulai hari ini atau di awal periode, sehingga
periode keduanya adalah satu periode lagi.
Karenanya, angsuran kedua dalam anuitas di muka
adalah persis angsuran pertama dalam anuitas biasa
 Dalam anuitas ditunda, periode pertama angsuran
adalah bukan satu periode lagi, bukan di akhir
periode, dan juga tidak di awal periode atau hari ini;
tetapi setelah beberapa periode berlalu
ANUITAS DITUNDA

PERSAMAAN ANUITAS DITUNDA


 Persamaan anuitas ditunda adalah gabungan dari persamaan
nilai sekarang anuitas biasa dan persamaan nilai sekarang untuk
nilai tunggal.
 Pertama, kita mencari PV pada periode m-1.
 Selanjutnya, kita mendiskontokan nilai ini untuk memperoleh
PV pada t = 0.
 n 
 1  (1  i) A
 i 
PV   
(1  i) m -1
dengan:
PV = present value atau nilai sekarang untuk
anuitas ditunda
i = tingkat bunga per periode
n = jumlah periode pembayaran
m = jumlah periode penundaan
A = anuitas atau pembayaran per periode
ANUITAS DITUNDA

CONTOH C.1
Hitunglah nilai sekarang dari aliran kas sebesar Rp
1.000.000 setiap tahun selama 4 kali yang dimulai 5
tahun lagi jika i = 10% p.a.
 1  (1  i)  n 
 A
Jawab:  i 
PV 
m = 5 (1  i) m 1
i = 10% = 0,1  1  (1  0,1)  4 
 Rp 1.000.000
n = 4 0,1
PV   
A = Rp 1.000.000 (1,1) 4
PV  Rp 2.165.060,75
ANUITAS DITUNDA

CONTOH C.2
Berapa nilai sekarang dari contoh di atas jika
pembayaran pertama adalah di awal tahun ke-5?
Jawab:

 1  (1  i)  n 1 
  1  A
 i 
PV 
(1  i) m 1
 1  (1,1)  3 
  1  Rp 1.000.000
 0,1 
PV 
(1,1) 4
PV  Rp 2.381.566, 83
PENGARUH PAJAK PADA ANUITAS

PENGARUH PAJAK TABUNGAN


Jika ada pajak tabungan, maka tingkat bunga yang
digunakan adalah tingkat bunga setelah pajak.

i = iat = (1 – t) ibt

dengan ibt = tingkat bunga sebelum pajak


iat = tingkat bunga sesudah pajak

Contoh:
Hitunglah nilai akan datang (FV) dari tabungan Rp
1.000.000 yang disetorkan setiap tahun selama 5
tahun, mulai tahun depan, apabila tingkat bunga
adalah 10% p.a. diperhitungkan tahunan dan terdapat
pajak atas bunga tabungan sebesar 20%.
Jawab:
n =5
A = Rp 1.000.000
i = iat = (1 – t) ibt
i = (1 - 20%) 10% = 8% = 0,08

((1  i)n  1)
FV  A
i
5
((1  0,08 )  1)
FV  Rp 1.000.000
0,08
FV  5,8666  Rp 1.000.000
FV  Rp 5.866.600
TINGKAT BUNGA FLAT VS TINGKAT
BUNGA EFEKTIF
 Kepada pemegang kartu kredit Visanya yang setia dan
membayar tepat waktu, Bank Mandiri pada akhir tahun 2004
menawarkan pinjaman sebesar Rp 60.000.000 (untuk mereka
yang mempunyai credit limit di atas Rp 60.000.000) yang
harus dilunasi dengan 12 angsuran bulanan sebesar Rp
5.300.000 dimulai satu bulan setelah pinjaman diterima,
dengan perincian Rp 5.000.000 untuk pelunasan pokok (Rp
60.000.000 / 12) dan Rp 300.000 untuk pembayaran bunga
bulanan (0,5% x Rp 60.000.000). Dalam promosinya, mereka
menyebutkan tingkat bunga pinjaman hanya 0,5% flat per
bulan.
 Benarkah tingkat bunga pinjaman di Indonesia sudah
sedemikian rendah? Apakah Bank Mandiri masih memperoleh
laba dengan bunga serendah itu mengingat bunga deposito
juga sekitar 6%)?
TINGKAT BUNGA FLAT VS
TINGKAT BUNGA EFEKTIF
 Tingkat bunga flat adalah tingkat bunga yang dihitung
berdasarkan saldo pinjaman awal. Muncul untuk
pelunasan pinjaman dengan angsuran.
 Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang
relevan untuk dipertimbangkan bagi para peminjam.
 Besarnya tingkat bunga efektif adalah 1,5x–2x
tingkat bunga flat.
 Tingkat bunga efektif bisa didapat dengan
menggunakan metode trial and error.
Sebenarnya, kita bisa mendapatkan tingkat bunga
efektif yang lebih akurat dengan melakukan trial and
error melalui persamaan anuitas nilai sekarang
(1  (1  i)  n )
PV  A
i
(1  (1  i) 12 )
Rp 60.000.000  Rp 5.300.000
i
Rp 60.000.000 (1  (1  i) 12 )

Rp 5.300 .000 i
(1  (1  i) 12 )
11,3208 
i

Dengan trial and error, kita akan mendapatkan i =


0,908% per bulan atau i = 10,896% p.a.  10,9% p.a.
Thank you
See you in Final
Test

Anda mungkin juga menyukai