Bronkiektasis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

BRONKIETASIS

SMF Ilmu Penyakit Dalam


RSI Jemursari Surabaya Kepaniteraan Klinik
2020
Definisi
Bronkiektasis adalah penyakit paru dengan:

• Dilatasi patologis bronkus


• Disertai obliterasi percabangan selanjutnya
• Disertai banyak sekret dan radang kronis setempat
EPIDEMIOLOGI

• Bronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat penting pada


negara-negara berkembang. Di negara-negara maju seperti AS,
bronkiektasis mengalami penurunan seiring dengan kemajuan
pengobatan. Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada penduduk
dengan golongan sosioekonomi yang rendah. 1,5
• Data terakhir yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo tahun 1990
menempatkan bronkiektasis pada urutan ke-7 terbanyak. Dengan kata
lain didapatkan  221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien rawat inap.

3
JENIS BRONKIEKTASIS
• Bronkiektasis Kongenital (jarang)

• Bronkiektasis Didapat (lebih sering)

4
BRONKIEKTASIS KONGENITAL
• Jarang terjadi, biasanya sebagai akibat dari defisiensi sistim imunitas paru

• Sering merupakan penyakit penyerta dari mukovisidosis (cystic fibrosis)

• Merupakan salah satu komponen dari sindroma Kartagener (dekstrokardia,


sinusitis dan bronkiektasis kongenital)

5
PENYEBAB BRONKIEKTASIS DIDAPAT (AQUIRED)

• Akibat proses radang paru yang parah pada masa kanak-kanak yang
tidak sembuh sempurna :
• akut : pneumoni/bronkopneumoni (karena komplikasi morbili atau
pertussis) 🡨 sekarang sudah jarang (vaksinasi MMR/DPT)
• kronis : tuberkulosis
• Karena aspirasi benda asing pada anak:
• Benda asing menyangkut pada salah satu percabangan bronkus,
lama-lama timbul keluhan khas bronkiektasis yang akan bertambah
parah sesuai bertambahnya umur.

6
PATOLOGI ANATOMI
• Lumen bronkus dilatasi (melebar) secara patologis, ireversibel
• Terjadi obliterasi dari percabangan bronkus di sebelah distal dari ujung
yang sakit :
• Tidak dapat ditemukan kelanjutan percabangannya. Bronkus
seolah-olah terputus tepat sesudah atau tak jauh dari pelebarannya.
• Ujungnya akan tertutup jaringan radang menahun dengan
hipersekresi yang mukopurulen sampai dengan purulen betul

7
TIPE BRONKIEKTASIS
Berdasarkan bentuk pelebarannya, bronkiektasis dapat dibedakan menjadi:

• Tipe silinder
• Tipe kantong (saccular)
• Tipe varikosa

8
PATOGENESIS
• Kelainan dapat terjadi hanya pada satu bronkus saja, tetapi lebih sering kelainan
terdapat pada lebih dari satu bronkus.
• Volume paru yang masih berfungsi berkurang sesuai dengan banyaknya
percabangan bronkus yang hilang (gangguan restriksi paru 🡺VC <80%)

Napas menjadi pendek

Penderita mengalami hipoksemia kronis

9
PATOGENESIS
Karena ada sarang infeksi kronis dapat:
• Menjadi sumber infeksi fokal 🡪 mikro-abses di otak, ginjal, dll
• Menjadi radang akut 🡪 pneumoni/bronkopneumoni
• Terjadi perdarahan
• Timbul super infeksi dengan kuman lain, misal kuman anaerob 🡨 caries dentis

10
PATOFISIOLOGI

11
GAMBARAN KLINIS
• Batuk-batuk yang lama, bisa minggu atau bulan
• Dahak makin lama makin banyak, terutama pagi hari sewaktu bangun tidur
• Jumlah dahak bisa sampai sekitar 1 gelas atau lebih setiap pagi
• Dahak berkisar antara mukopurulen (saat remisi) sampai purulen (saat eksaserbasi
akut)

12
GAMBARAN KLINIS
• Dahak 24 jam (tidak diencerkan/dikocok/diaduk):
-lapis bawah: nanah kental dengan gumpalan2
(🡪sisa jaringan bronkus yang nekrotis)
-lapis tengah: agak keruh, keatas semakin jernih
-lapis atas: berbusa
• Dahak berbau nanah atau berbau busuk
• Penderita sering mengeluh sesak (tanpa suara ngiik/wheezing) walau beraktifitas
sedikit

13
GAMBARAN KLINIS
• Hemoptoe (dari sedikit sampai banyak) pada separuh penderita 🡪
nekrosis/destruksi mukosa bronkus→pecah→perdarahan

• Suhu badan agak hangat-hangat sedikit (tanda infeksi kronis). Suhu badan akan
meninggi kalau sedang eksaserbasi akut

14
GAMBARAN KLINIS
• Keadaan Umum:
o jari tabuh (clubbing fingers)
o kuku gelas arloji (hour glass nails)
🡪menunjukkan adanya hipoksemia kronis

• Palpasi toraks (daerah bronkus yang terserang):


- vibrasi di dekat hilus, saat gumpalan dahak melintasi cincin tulang rawan
dinding bronkus

• Auskultasi (daerah bronkus yang terserang):


- ronki basah sedang sampai kasar parahiler dan/atau parakardial
(tergantung letak bronkus yg terserang)

15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto paru :
⮚ Gambaran cincin-cincin kecil di daerah para-hiler/para-kardial di atas dasar yang
agak suram (infiltrat) 🡪 cincin ini adalah bayangan dinding bronkus yang
menebal dan mengalami dilatasi
⮚ Bila gambaran cincin terlalu banyak akan terbentuk gambaran sarang tawon
(honeycomb appearance) di daerah parakardial kiri atau kanan atau keduanya

• Bronkografi (dengan memasukkan lipiodol ke dalam broncheal tree):


⮚ Jelas terlihat pelebaran bronkus serta obliterasi percabangan distalnya (gambaran
bronkus yang mendadak melebar dan hilang bagian distalnya)
⮚ Pada umumnya juga tampak bentuk bronkiektasis yang dihadapi

• CT scan juga dapat menunjukkan kelainan-kelainan dasar ini

16
17
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Darah (hanya dapat memperkuat dugaan saja):
• Rutin:
o Lekositosis ringan (tidak selalu) dengan shift to the right (pergeseran ke
kanan) 🡪 tanda infeksi kronis
o Lekositosis berat dengan shift to the left 🡪eksaserbasi akut

• Kultur darah: bakteriemia (sering negatif, bila +) 🡪 kemungkinan


metastasis pernanahan

• Analisis gas darah : hipoksemia ringan (semakin parah penderita 🡪


hipoksemia semakin nyata)

18
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Sputum :
⮚ Makroskopis 🡪 indikasi bagaimana keadaan penderita
▪ Makin purulen 🡪 makin bahaya, karena sedang/hampir terjadi
eksaserbasi akut/super-infeksi
▪ Bau busuk 🡪 indikasi infeksi bakteri anaerob
▪ Kumpulan sputum selama 24 jam (tidak diencerkan, tidak
dikocok, tidak diaduk): volume? warna? bau? konsistensi?

19
TERAPI
• Indikasi absolut untuk reseksi segera: 🡪life saving (hemoptoe profus yang tidak
dapat diatasi dengan obat saja)
• Prasyarat untuk reseksi elektif:
- kontraindikasi umum operasi
- gangguan sistim imunitas paru
- adanya penyakit paru lainnya, mis. COPD,
Carcinoma

20
TERAPI
• Terapi konservatif :
⮚ Meningkatkan higiene paru
-Membatukkan keluar dahak setuntas mungkin, dengan:
o Ekspektoran
o Ambroxol HCl 🡪 surfaktan >> 🡪 dahak longgar
o Inhalasi uap air 🡪 dahak longgar
o Memilih posisi tubuh yang tepat untuk evakuasi sputum
(postural drainage)
o Tidak merokok/hindari polutan udara (debu/kimia)

21
TERAPI
• Optimalisasi kesehatan umum
• Gizi tinggi kalori tinggi protein
• Antioksidan (vitamin C/E/SOD/Ubiquinone) untuk melindungi jaringan paru yang
masih sehat maupun yang sudah mulai sakit
• Antibiotika dibatasi hanya bila terjadi eksaserbasi akut atau bila ada superinfeksi,
untuk mencegah resistensi kuman terhadap antibiotika yang sering dipakai

22
KOMPLIKASI
• Hemoptoe
• Timbulnya radang akut berupa ISPB, abses paru, atau empiema
• Emboli pus yang akan dapat mencapai otak dan ginjal 🡪 terjadinya abses
• Sumber infeksi fokal

23
PROGNOSIS
• Bila proses patologis terbatas dan tidak ada kontraindikasi 🡪reseksi
paru/lobektomi 🡪 penyembuhan untuk selamanya

• Bila operasi tidak dapat dilakukan🡪 kelainan dasar akan selalu tetap ada 🡪 tetapi
terapi konservatif dapat meminimalkan keluhan penderita dan mencegah
timbulnya komplikasi yang tidak diinginkan

24
TERIMAKASIH

25

Anda mungkin juga menyukai