GGK ( HD,CAPD)
Edukasi pasien untuk menghindari factor resiko yang dapat di ubah seperti :
Obesitas
Status social dan ekonomi yang di tembukan dalam studi epidemiologi
Kebiasaan merokok
Obat obat yang bersifat nefrotoksik dan alcohol
Gagal ginjal akut
Diabetes mellitus
Hipertensi
Obstructive sleep apnea
GEJALA TANDA BAHAYA
Batasan asupan protein sebanyak < 0.8 gr/kg/hari pada laju filtrasi
glomerulus < 30 ml/min/1.73 m2
Pada pembatasan protein ini,doket perlu secara teratur melakukan
pengawasan status nutrisi
Bila terdapat tanda dan gejala malnutrisi,jumlah asupan protein yang di
berikan perlu di lakukan penyesuaian asupan protein kembali.
Batasan kalori untuk usia di bawah 60 tahun adalah 35 kkal/kgBB/hari.Pada
usia di atas 60 tahun dengan aktifitas fisik yang menurun adalah 30 -35
kkal/kgBB/hari.
Batasan asupan garam maksimal 2 gram nutrisi atau 5 gram garam dapur per
hari.kecuali bila di kontraindikasikan.
Batasan cairan perhari dilihat dari tingkat keparahan PGK dan berat badan
kering pasien,batasan cairan ini di pertimbangkan untuk menghindari
terjadinya kelebihan volume cairan di dalam tubuh.
Batasan asupan fosfat dan kalium :
Beberapa contoh makanan tinggi fosfat ; minuman kaleng,keju,kerang,ikan
sarden,telur ikan,jeroan,hari ayam dan sapi,makanan siap saji.
Beberapa makanan tinggi kalium : alpukat,pisang,biah
kering,manga,papaya,brokoli,kacang-kacangan,kentang,dan biji bijian.
KAITAN HD DENGAN PASIEN GGK
Pasien gagal ginjal kronik yang berada pada stadium akhir memerlukan
terapi pengganti fungsi ginjal seperti transplantasi ginjal, dialisis berupa
hemodialisis dan peritoneal dialisis. Gagal ginjal kronik merupakan masalah
kesehatan dunia, dengan jumlah penderita yang bertambah setiap tahun.
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal secara perlahan yang
berkaitan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Pasien gagal ginjal
kronik biasanya diberikan terapi hemodialisis untuk mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengeluarkan produk sisa
metabolisme. Hemodialisis menjadi salah satu terapi yang sangat
dibutuhkan oleh penderita gagal ginjal kronik untuk mengeluarkan sisasisa
metabolisme dalam darah.
APA ITU CAPD ?
CAPD belum tentu tepat bagi semua penderita gagal ginjal.Kondisi yang
membuat cuci darah lewat perut sulit atau tidak bisa di lakukan adalah :
Obesitas.
Pernah menjalani operasi perut beberapa kali atau ada bekas luka
operasi besar di perut.
Penyakit hernia,kanker usus,infeksi bakteri,serta penyakit hati stadium
akhir dengan asites.
Adanya lubang atau stoma pada perut (ileoustomi atau kolostomi)
Kurang mampu merawat diri sendiri atau terbatasnya bantuan orang
lain.
APA SAJA RESIKO YANG TERJADI?
Meski semuanya metode cuci darah memiliki efek samping atau resiko,namun ada
beberapa kondisi yang lebih rentan terjadi akibat CAPD,seperti :
1. Hernia ( adanya lubang pada otot perut tempat masuknya kateter serta tekanan
dari dalam rongga perut akibat cairan dialisis dapat mengakibatkan munculnya
hernia di dekat pusar,selangkangan,dan di dekat tempat masuknya kateter)
2. Perut membesar (selama cairan dialisis ada di perut,perut mungkin membesar
dan terasa seperti kembung atau penuh.Namun,umumnya tidak sampai
menyebabkan nyeri)
3. Masalah pencernaan (pasien yang menjalani CAPD kebih sering mengalami
masalah pencernaan,seperti penyakit asam lambung,sakit
maag(dyspepsia),obstruksi usus(penyumbatan usus),atau pelengketan usus,di
bandingkan dengan pasien yang menjalani HD.
4. Infeksi (komplikasi yang serius adalah infeksi.Infeksi bisa
terjadi pada kulit di sekitar tempat masuknya kateter atau di
dalam rongga perut (peritonitis) akibat masuknya kuman
melalui kateter.
Cuci darah bisa membantu mengurangi keluhan dan
memperpanjang harapan hidup,namun tidak dapat mengobati
penyakit gagal ginjal.Konsultasikan dengan dokter spesialis
penyakit dalam , mengenai pemilihan metode cuci darah yang tepat
untuk anda,termasuk CAPD, dengan mempertimbangakan kelebihan
serta kekurangannya.
TERIMAKASIH ☻