Anda di halaman 1dari 36

PENDAHULUAN

PENGANTAR (1)
• INDONESIA TERLETAK DI WILAYAH
MUSON TROPIS  KEBERADAAN AIR
SANGAT KHAS
(I) HUJAN BANYAK JATUH PADA BULAN-
BULAN BASAH YANG BERLANGSUNG
DALAM BEBERAPA BULAN.
(II) AIR CENDERUNG BERLIMPAH PADA
MUSIM BASAH
(III) MASYARAKAT INDONESIA SEJAK
AWAL TELAH AKRAB DENGAN BUDAYA
PENGAIRAN  MASYARAKAT HIDROLIK
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia, baik untuk kebutuhan langsung seperti bahan
baku air minum, air industri, sanitasi maupun keperluan
tidak langsung seperti irigasi, peternakan, pembangkit
listrik tenaga air maupun kebutuhan lainnya.
Sumber daya air merupakan sumber kehidupan dan
penghidupan yang sangat penting, oleh karena itu
potensi air yang melimpah di Indonesia harus
diberdayakan semaksimal mungkin, baik untuk bidang
pertanian maupun tenaga listrik.
Perancangan pemanfaatan air sungai memerlukan
adanya konsep untuk mencapai efisiensi yang tinggi
dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang
• Di sektor pertanian,
pembangunan sarana dan
prasarana pengairan, termasuk
bendungan/dam, dan saluran
irigasi, hampir tidak pernah
berhenti sepanjang
waktu. Meliputi waktu,
bendungan/dam dan saluran
irigasi. 
• Demikian juga dengan proyek
penyediaan air baku, instalasi
pengolahan air bersih dan
penanggulangan banjir
Sejarah Irigasi dan Bendung
Di Indonesia sawah sudah ada sejak sebelum jaman
Hindu. Pada jaman Hindu telah dilakukan usaha-usaha
pembangunan prasarana irigasi secara sederhana. Hal ini
dapat dibuktikan dengan peninggalan sejarahnya yaitu
usaha pembagian irigasi yang dapat disaksikan di
berbagai tempat. Misalnya irigasi subak di Bali, irigasi-
irigasi kecil di Jawa dan sistem pendistribusian air dengan
istilah minta air sebatu di Minangkabau.

Pembangunan irigasi pada waktu itu menyesuaikan diri


dengan keadaan dan kebutuhan. Prasarana irigasi
dibangun dengan cara sederhana, yaitu dengan
menumpukkan batu atau cerucuk-cerucuk yang diisi batu
sebagai bahan bendung. Seiring dengan perkembangan
jaman, irigasi Indonesia berkembang terus hingga
memasuki periode jaman penjajahan Belanda.
Bangunan air dibangun mulai dari yang sederhana
sampai dengan yang cukup besar, diantaranya:
Bendung Glapan di Kali Tuntang, Jawa Tengah Tahun 1852
Bendung Sedadi, bendung Nambo (1910), bendung-bendung
Kali Wadas, Sungapan, Cisadap dan lain-lain di Jawa
Tengah
Bendung di Jawa Timur seperti Bendung Pekalen (1856),
bendung Umbul (1909), bendung Sampean (1883), bendung
Jati dan sebagainya.
Bendung di Jawa Barat seperti bendung Cisuru, di sungai
Cisokan Cianjur (1886), Cipager di Cirebon (1909),
Jamblang, 1912, Rentang, 1910, Cigasong dan Pamarayan,
1911, Cipeles, 1920, Walahar dan Pasar Baru, 1925 dan
sebagainya.
Di Sumatera Barat yaitu Bendung Kuranji, 1920
Di lampung bendung Argoguruh, 1930
Di Sulawesi Selatan bendung Sadang
Pembangunan prasarana irigasi di Jawa sekitar tahun
1852 di latar belakangi oleh berbagai sebab, diantaranya
untuk perluasan tanaman tebu dan untuk usaha penyedian
pangan dalam rangka mengatasi bahaya keresahan akibat
kelaparan di daerah Demak sekitar tahun 1849.
Sampai dengan tahun 1885 pembangunan irigasi hanya
seluas 210.000 hektar. Luas sawah ini meningkat sampai
dengan periode 1940 yaitu menjadi 1.280.000 hektar.
Pada jaman Jepang sampai dengan periode 1968
perkembangAn irigasi di Indonesia kurang berarti.
Semenjak dicanangkan PELITA pertama hingga kini
perkembangan luas lahan irigasi bertambah dengan pesat.
Begitu pula pembangunan bendung sebagai prasarana
irigasi, telah ribuan jumlahnya baik yang dibangun baru,
maupun hasil rehabilitasi total maupun rehabilitasi
sebagian.
SIKLUS HIDROLOGI
 Apa itu siklus Hidrologi ?

 Siklus Hidrologi adalah proses perputaran dan


perubahan bentuk air di bumi yang dapat
berupa zat cair, zat padat maupun zat gas yang
terjadi secara berulang-ulang.
Siklus Hidrologi
Irrigated area

IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR HIDROLOGI


• Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke
udara setiap tahun.
• Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer
kubik – naik dari samudera. Tetapi sebanyak
62.000 kilometer kubik ditarik dari darat,
menguap dari danau, sungai dan tanah lembab
dan yang terpenting, dikeringkan dari permukaan
daun tetumbuhan hidup.
• Proses ini disebut evapotranspirasi (evaporasi dan
transpirasi). Dari air yang naik ke atmosfir,
sebagian besar 296.000 kilometer kubik langsung
jatuh kembali ke samudera.
• Sebanyak 38.000 kilometer kubik lainnya
jatuh ke tanah, tetapi mengalir ke sungai besar
dan kecil dan dikembalikan ke samudera
dalam hari, atau paling lambat dalam beberapa
pekan.
• Sisanya yang sebanyak 62.000 kilometer
kubik meresap ke dalam tanah dan tersedia
untuk ikut ambil bagian dalam proses
kehidupan tetumbuhan dan binatang..
Karakteristik siklus Hidrologi :
Pertama, daur hidrologi dapat berupa daur pendek,
misalnya hujan yang jatuh di laut, danau ataupun sungai
yang segera dapat mengalir kembali ke laut.

Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang


diperlukan oleh suatu daur. Pada musim kemarau
terlihat kegiatan daur berhenti, sedangkan pada musim
penghujan daur berjalan kembali.
Ketiga, intensitas dan frekuensi daur tergantung
pada keadaan geografis dan iklim. Hal ini
diakibatkan adanya letak matahari yang berubah-ubah
terhadap meridian bumi sepanjang tahun (pada
kenyataannya yang berubah-ubah adalah letak planet
bumi terhadap matahari).
Keempat, berbagai bagian dari daur dapat menjadi
sangat kompleks, sehingga kita hanya dapat
mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan yang
jatuh di permukaan tanah dan kemudian mencari jalan
untuk kembali ke laut.
Penjelasan gambar siklus Hidrologi :
Terjadi penguapan yang bersumber dari matahari,
penguapan (evaporasi) terjadi dari air laut, air sungai,
permukaan tanah maupun penguapan dari permukaan
tanaman (transpirasi).

Uap air tersebut akan naik dan terbawa oleh


angin. Pada ketinggian tertentu uap air tersebut
akan berubah menjadi awan yang kemudian
berubah menjadi awan penyebab hujan.
Jika kondisi alam memungkinkan maka akan
terjadi presipitasi baik itu berupa hujan, hujan
salju dan sebagainya.

Sebagian kecil air akan diuapkan kembali


sebelum sampai ke permukaan bumi. Air yang
jatuh di permukaan tanah sebagian akan
mengalir sebagai “overland flow” yang
kemudian menjadi “surface run-off”,
sedangkan yang lainnya akan meresap ke
dalam tanah (infiltrasi) dan menguap.
Apabila kondisi tanah memungkinkan sebagian
air terinfiltrasi akan mengalir secara
horisontal sebagai “interflow”, sebagian lagi
akan tinggal di dalam massa tanah sebagai
“soil moisture content” dan sisanya akan
mengalir secara vertikal yang kemudian
menjadi air tanah.
RINCIAN SIKLUS HIDROLOGI
 Air yg jatuh dipermukaan tanah mula-mula masuk ke
dalam tanah sebagai air infiltrasi.
 Jika laju presipitasi lebih besar dari laju infiltrasi,
maka akan terdapat kelebihan air di permukaan tanah
yg mengisi cekungan-cekungan dipermukaan tanah
yg disebut dg air simpanan depresi.
 Jika simpanan depresi telah terpenuhi dan presipitasi
masih terus berjalan dg laju lebih besar dari infiltrasi
maka akan terjadi aliran permukaan (surface run-off).
 Ailran permukaan ini yg dapat menimbulkan erosi
dan merupakan penyebab utama timbulnya banjir
• Air yg masuk ke dalam tanah mula-mula
membasahi/meningkatkan kelembaban tanah.
• Jika infiltrasi terus berjalan maka pada suatu
saat tanah mencapai keadaan jenuh dan
akhirnya air yg masuk ke dlam tanah yg telah
jenuh tsb tdk dapat diikat oleh tanah lagi dan
akan mengalir ke bawah secara gravitasi.
• Proses mengalirnya air dalam tanah yg telah
lewat jenuh disebut perkolasi
• Air tanah sebagian diambil tanaman
melalui akar yg selanjutnya digunakan
utk membentuk jaringan tanaman itu
sendiri dan diuapkan melalui proses
transpirasi.
• Disamping itu air tanah juga dapat
langsung menguap ke udara melalui
proses evaporasi.
 Air perkolasi akan bergerak terus ke bawah
sampai suatu saat mencapai lapisan yg kedap
air (impermeable) dan menjadi air bawah
tanah (ground water).
 Air bawah tanah ini dapat bergerak lateral dan
merupakan sumber air utama bagi sungai dan
danau di musim kemarau. Air bawah tanah
juga dapat merembes langsung ke laut atau ke
luar sebagai air mancur (artesis) pada tempat-
tempat tertentu
• Air yg mengalir di atas permukaan tanah
sebagian menguap diperjalanan melalui proses
evaporasi langsung dari permukaaan air dan
sebagian lagi akhirnya mencapai laut.
• Air yg berasal dari aliran permukaan maupun
aliran dalam tanah setelah mencapai laut
mengalami proses evaporasi dari permukaan
air laut menjadi uap air di udara.
 Uap air di udara yg berasal dr proses evaporasi
di daratan maupun lautan serta yg berasal dari
transpirasi akan mengalami proses kondensasi
membentuk awan dan akhirnya jatuh kembali
ke bumi sebagai presipitasi.
 Rangkaian peristiwa tsb di alam berlangsung
secara simultan dan terus menerus dan
merupakan fenomena alam yg sangat penting
dari kehidupan di bumi
Ada empat macam proses dalam daur hidrologi
yang harus dipelajari oleh para ahli hidrologi
dan teknisi bangunan air, yaitu :

1.evaporasi
2.infiltrasi
3.limpasan permukaan (surface run-off) dan
limpasan air tanah (subsurface run-off)
IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DARI
DAUR HIDROLOGI (1)
• Air lebih dapat • Manusia lebih dominan
dimanfaatkan manusia pengaruhnya
apabila perputaran daur • Juga mempengaruhi
lambat mutu air, karena air
• Laju perputaran daur juga sebagai pembawa
dipengaruhi oleh : larutan
- klimat
- bentuk muka
bumi
- manusia
IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DARI
DAUR HIDROLOGI (3)
• Sistem irigasi sejak awal • Maknanya 
abad ke 1 ? masyarakat telah
berkembang dan
mampu berorganisasi,
• Abad ke 5 masyarakat berpengetahuan lokal
Jawa Barat telah yang cukup sepadan
menguasai teknologi • Secara tertulis sistem
hidrolika irigasi telah dikenal
pada abad ke 8 dan 9 di
Jawa tengah dan Jawa
Timur
FUNGSI IRIGASI :

• memasok kebutuhan air tanaman


• menjamin ketersediaan air apabila
terjadi betatan
• menurunkan suhu tanah
• mengurangi kerusakan akibat frost
• melunakkan lapis keras pada saat

pengolahan tanah
Definisi irigasi :
Irigasi adalah proses penambahan air untuk
memenuhi kebutuhan lengas tanah bagi
pertumbuhan tanaman
israelsen & hansen, 1980

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air


untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi
irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi
pompa dan
irigasi rawa
PP 77/2001
Takrif irigasi :
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan,
pemanfaatan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi tambak.

(PP Irigasi no 20/2006)

Tindakan intervensi manusia untuk mengubah agihan


air dari sumbernya menurut ruang dan waktu serta
mengelola sebagian atau seluruh jumlah tersebut
untuk menaikkan produksi tanaman.

Small & Svendsen, 1992


IRIGASI SEBAGAI SISTEM
• Irigasi sebagai sistem sosio-teknis dan
transformasi sosio-kultural masyarakat
• Ciri- ciri :
– Interelasi antara struktur sosial dan teknologi
– Bersifat terbuka dan timbal balik dengan lingkungan
– Berwawasan pencapaian tujuan
KEBIJAKAN

n
nga
ku

Li
g

ng
n
Li

ku
Pola Pikir

ng
an
Sosial-Ek Artefak SOS-
FISIK
EK

technology
Non human
n a
ng u
gk

Li
ng
n
Li

ku
ng
an
Sistem irigasi
sebagai
Sistem sosio-kultural EKOLOGI

Masyarakat
Perubahan lingkungan strategis

• Perubahan lingkungan strategis dapat


terjadi karena beberapa sebab
• Perubahan ekologi, sosial ekonomi
masyarakat, kebijakan dan perubahan
fisik sistem  semuanya akan
mempengaruhi karakteristik keempat
subsistem
•PERUBAHAN KEBIJAKAN AKAN MERUBAH
KEEMPAT SUBSISTEM DALAM SISTEM
IRIGASI SEBAGAI SISTEM SOSIO-
KULTURAL MASYARAKAT TERMASUK
TEKNOLOGI

•DALAM BEBERAPA TAHUN TERAKHIR


PERUBAHAN KEBIJAKAN MENJADI
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEEMPAT SUBSISTEM
Definisi
• “Teknologi adalah cara atau metode serta
proses atau produk yang dihasilkan dari
penerapan dan pemanfaatan berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang
menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan
peningkatan mutu kehidupan manusia”.
(UU no 18/2001)
APLIKASI TEKNOLOGI DALAM
PERANCANGAN IRIGASI
• SELAMA INI PERANCANGAN SELALU
DITENGARAI SEBAGAI SUATU APLIKASI
TEKNOLOGI DAN TANPA MEMPERHATIKAN
DISIPLIN ILMU LAIN
• IRIGASI DIANGGAP SEBAGAI APLIKASI TEKNIK
SAJA TANPA MEMPERHATIKAN UNSUR SOSIO-
TEKNIS
• AKIBATNYA ADALAH ADANYA KESENJANGAN
DALAM PERANCANGAN DAN PENGELOLAAN
SISTEM IRIGASI  SISTEM IRIGASI MENJADI
KURANG EFEKTIF DIGUNAKAN

Anda mungkin juga menyukai