Anda di halaman 1dari 20

KODE ETIK KEPERAWATAN

DISUSUN
O
L
E
H
NS. SAITO,S.KEP
Pengertian Kode Etik
 Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan
penentuan dalam mempertahankan dan meningkatkan standar
profesi. Kode etik menunjukan bahwa tanggung jawab
terhadap kepercayaan masyarakat telah diterima oleh
profesi(Kelly, 1987). Jika anggota profesi melakukan suatu
pelanggaran terhadap kode etik tersebut, maka pihak
organisasi berhak memberikan sanksi bahkan bisa
mengeluarkan pihak tersebut dari organisasi tersebut. Dalam
keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai penghubung
antara perawat dengan tenaga medis, klien, dan tenaga
kesehatan lainnya, sehingga tercipta kolaborasi yang
maksimal.
Latar Belakang Lahirnya Pelanggaran Kode Etik
Keperawatan
 Perawat professional tentu saja memahami kode etik atau aturan yang harus
dilakukan, sehingga dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mampu
berpikir kritis untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan sesuai
prosedur yang benar tanpa ada kelalaian. Namun mengapa masih banyak
terjadi berbagai bentuk kelalaian tanpa tanggung jawab dan tanggung gugat?
Hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan perawat dalam memahami
kode etik itu sendiri. Sehingga tindakan yang dilakukan adakalanya akan
berdampak pada keselamatan pasien. Oleh sebab itu, banyak perawat dimata
masyarakat di anggap kurang berpotensi dalam melakukan asuhan
keperawatan yang pada akhirnya berdampak pada persepsi masyarakat pada
seluruh tenaga keperawatan. Oleh karena itu, sebagai calon perawat maupun
para perawat harus mampu memahami dengan baik dan benar tentang kode
etik dan salah satu kuncinya yaitu banyak membaca dan memahami
pentingnya keselamatan pasien sehingga keinginan untuk mempelajari kode
etik sebagai landasan tindakan bisa lebih bermanfaat.
KODE ETIK DALAM
KEPERAWATAN
 Dalam ilmu keperawatan terdapat suatu standar yang akan menjadi
pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan atau praktik
keperawatan profesional. Standar tersebut adalah kode etik
keperawatan. Dengan kode etik tersebut, perawat dapat bertindak
sesuai hukum atau aspek legal perawat. Selain itu, kode etik juga
dapat membantu perawat ketika mengalami masalah yang tidak
adil. Karena kode etik  adalah pernyataan standar profesional yang
digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi kerangka kerja
dalam  membuat keputusan. Kode Etik juga memberikan
pemahaman kepada perawat untuk melakukan tindakan sesuai
etika dan moral  serta akan menghindarkan dari tindakan kelalaian
yang akan menyebabkan klien tidak nyaman atau bahkan
menyebabkan nyawa klien terancam
Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini  berfungsi sebagai landasan 
atau pedoman bagi status perawat  profesional yaitu dengan cara:
 Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat
 Menjadi pedoman bagi perawat dalam  berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
 Menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu
hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat
dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan
 Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Kode Etik Keperawatan Indonesia

 Dalam profesi perawat, seorang perawat harus


mampu memahami dan menerapkan berbagai kode
etik yang menjadi dasar mereka bertindak
khususnya dalam tindakan asuhan keperawtan.
Beberapa kode etik yang ada di Indonesia yang
harus di miliki oleh seorang perawat professional
yaitu:
Tanggungjawab Perawat terhadap Individu, Keluarga,
dan Masyarakat

 Perawat berpedoman kepada tanggungjawab dari  kebutuhan akan keperawatan individu,


keluarga dan masyarakat.
 Perawat memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat,
dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
 Perawat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.
 Menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga, dan masyarakat dalam mengambil
prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan.
 Tanggungjawab terhadap Tugas
 Memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam
menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga dan masyarakat.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
 Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk tujuan
yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
Lanjutan…...

 Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
 Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan
tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
 Tanggungjawab terhadap Sesama Perawat dan Profesi Kesehatan Lainnya
 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
 Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada
sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka
meningkatkan kemampuannya.
 Tanggungjawab terhadap Profesi Keperawatan
 Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri dan
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
Lanjutan……

 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan


dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
 Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan dan pendidikan keperawatan.
 Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
 Tanggungjawab terhadap Pemerintah, Bangsa, dan Negara
 Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
 Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan keperawatan kepada masyarakat.
Secara umum, tujuan kode etik keperawatan
adalah sebagai berikut(kozier, Erb. 1990)
 Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat dengan
perawat, pasien, dan anggota tenaga  kesehatan lainnya.
 Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jika
terdapat perawat yang melakukan pelanggaran berkaitan kode
etik dan untuk membantu perawat yang tertuduh  suatu
permasalahan secara tidak adil.
 Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan
keperawatan dan untuk mengorientasikan lulusan keperawatan 
dalam memasuki jajaran praktik keperawatan profesional.
 Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
profesional.
Standar Etik dan Legal dalam Keperawatan

 Setiap saat bekerja dan berhubungan dengan klien, rekan kerja, dan
seluruh komunitas tentu saja perawat selalu dihadapkan dengan
pengambilan keputusan dalam setiap tindakan yang dilakukan
berkaitan dengan etika dan moral. Terdapat dua aturan yang harus
ditaati oleh perawat professional dalam mengambil tindakan yaitu:
 Standar etik
Panduan perilaku moral yaitu seseorang yang memberikan layanan
kesehatan harus bersedia secara sukarela dalam mengikuti standar
etik.
 Hukum legal
Panduan berperilaku sesuai hukum yang sah. Jika aturan tersebut
tidak dipatuhi maka perawat wajib menerima  tanggung gugatnya.
Asas Etik dalam Keperawatan

 Asas menghormati otonomy klien( autonomy)


 Asas manfaat( beneficence)
 Asas tidak merugikan (non –maleficence)
 Asas kejujuran( veracity)
 Asas kerahasiaan ( confidentiality)
 Asas keadilan( justice)
 Autonomy yaitu klien memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam
pengambilan tindakan terhadapnya. Seorang perawat tidak boleh
memaksakan suatu tindakan pengobatan kepada klien.
 Beneficence yaitu semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat bagi
klien. Oleh karena itu, perlu kesadaran perawat dalam bertindak agar
tindakannya dapat bermanfaat dalam menolong klien.
 Non- maleficence yaitu setiap tindakan harus berpedoman pada prinsip
primum non nocere ( yang paling utama jangan merugikan). Resiko fisik,
psikologis, dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.
 Veracity yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakan sejujur-
jujurnya tentang apa yang dialami klien serta akibat yang akan dirasakan
oleh klien. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan klien agar klien mudah memahaminya.
 Confidentiality yaitu perawat maupun dokter harus mampu menjaga
privasi klien meskipun klien telah meninggal dunia.
 Justice yaitu seorang perawat profesional maupun dokter harus mampu
berlaku adil terhadap klien meskipun dari segi status sosial, fisik, budaya,
dan lain sebagainya.
Karakteristik  Perawat Profesional
 Otoriter yaitu memiliki kewenangan sesuai
keahliannya yang akan mempengaruhi proses
asuhan melalui peran profesional. Accountability
yaitu tanggung gugat terhadap apa yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan
bertanggung jawab terhadap klien, diri sendiri, dan
profesi serta mengambil keputusan sesuai dengan
asuhan. Jika perawat profesional dalam melakukan
tindakan atau praktik keperawatan tidak sesuai etik
MASALAH LEGAL DALAM ETIK
KEPERAWATAN

 Hukum dikeluarkan oleh badan  pemerintah dan harus


dipatuhi oleh setiap warganya. Jika tidak mematuhi hukum 
maka setiap orang akan terikat denda atau bahkan hukuman
penjara. Namun secara hukum, kita tidak perlu takut akan
terikat denda atau hukuman penjara jika :
1. Hanya melakukan hal-hal yang diajarkan dan hanya ada
pada cakupan pelatihan anda.
2. Selalu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
terbaru.
3. Menempatkan keselamatan dan kesejahteraan pasien
sebagai hal yang terpenting.
Bentuk  Kelalaian  Perawat dalam Melakukan
Tindakan Asuhan Keperawatan
 Pada dasarnya, bentuk kelalaian yang dilakukan
perawat tersebut dapat diketahui dari hasil kerjanya.
Untuk lebih jelasnya, 2 bentuk kelalaian tersebut
adalah:
I. Tidak melakukan pekerjaan maupun tindakan sesuai
yang diharapkan, misalnya: pasien terbakar karena
cairan enema yang disiapkan terlalu panas.
II. Tidak melakukan tugas dengan hati-hati, misalnya:
pasien terjatuh dan cedera karena perawat tidak
memperhatikan penghalang tempat tidur klien.
Contoh Pelanggaran Kode Ktik Perawat

 Berbagai macam pelanggaran kode etik perawat yaitu:


1) Tindakan Aborsi adalah menggugurkan kandungan
2) Euthanasia adalah keinginan pasien untuk mati
dengan bantuan tenaga medis, karena nyawa pasien
tersebut akan mati beberapa waktu kemudian.
3) Diskriminasi pasien HIV yaitu membedakan pasien
terkena HIV
4) Diskriminasi SARA yaitu membedakan pasien dari
segi status, budaya,ras dan agama.
Karakteristik Perawat
 Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasus tindakan medik yang
dilakukan oleh perawat khususnya perawat yang berada di daerah pedesaan,
disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan
peranannya.
 Tingkat Pendapatan
Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Sebagai
gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antara Rp 300.000,- – 
Rp1.000.000,-  per bulan tergantung golongan, sementara perawat di Filipina tak
kurang dari Rp 3.500.000,-. Wajar jika para perawat melakukan tindakan medik
mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kompas, 2007).
 Lama kerja
Lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbeda terhadap kemungkinan
berbagai tindakan keperawatan lainnya. Semakin lama seorang perawat
menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga tindakan medik yang mampu
untuk dilakukan.
Karakteristik Pasien
 Norma dan Nilai
Seorang wanita hamil cenderung akan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ditangani oleh seorang wanita. Hal
ini menyebabkan banyak wanita tidak nyaman untuk bersalin
pada fasilitas kesehatan yang ditangani oleh dokter atau
perawat  laki-laki.
 Teknologi
Kemajuan teknologi dapat menurunkan pemanfaatan
pelayanan kesehatan, sebagai contoh dengan ditemukannya
berbagai macam vaksin pencegahan penyakit menular yang
dapat mengurangi angka penyakit.
Faktor Interaksi Konsumen dan Provider (penyedia
pelayanan)

a) Faktor yang berhubungan dengan konsumen, dipengaruhi oleh:


 faktor sosio demografi, meliputi: umur, seks, ras, bangsa, status perkawinan,

jumlah anggota keluarga, status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, dan


penghasilan).
 faktor sosio psikologi, meliputi: persepsi sakit, gejala sakit, dan keyakinan

terhadap perawatan medis/dokter, dan


 faktor epidemiologis, meliputi mortalitas, morbilitas, disability, dan faktor

resiko.
b) Faktor yang berhubungan dengan provider, dipengaruhi oleh:
 Faktor ekonomi, yaitu adanya keterbatasan konsumen untuk mengakses

pelayanan kesehatan.
 Faktor karakteristik provider, meliputi tiga tipe pelayanan kesehatan, sikap

petugas, keahlian petugas, dan fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan


kesehatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai