DUSUSUN
O
L
E
H
NS. SAITO,S.KEP
Prinsip Legal etis pada pengambilan keputusan
dalam konteks keperawatan
Keperawatan merupakan suatu profesi yang sangat
menuntut kedisiplinan dan rasa tanggung jawab yang
tinggi. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya kepada pasien, perawat dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan yang memenuhi etika
keperawatan, dimana pelayanan yang diberikan oleh
perawat selalu berdasarkan cita-cita yang luhur dan
niat yang murni dan tidak membedakan suku dan ras.
tika merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Ethos, yang berarti kebiasaaan atau model perilaku, atau
standar yang diharapkan dan criteria tertentu untuk sesuatu
tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan. Dan hal ini menegaskan bahwa
moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu
tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang
dipakai manusia sebagai dasar perilakunya. Maka etika
keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.
c) Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
D) Nonmaleficience (Tidak merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
E)Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki
otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling
percaya.
f) Fidelity (Menepati janji)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan
H)Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
TANGGUNG JAWAB PERAWAT
Perawat memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga, dan masyarakat. serta dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan tanpa membedakan
agama, suku, golongan, dan ras.
Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan
tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
dan keperawatan.
KEWAJIBAN PERAWAT
1. Perawat wajib memiliki :
a.Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan
diseluruh wilayah Indonesia.
b.Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang
diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek
keperawatan di sarana kesehatan
c.Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis
yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktek
perawat perorangan / kelompok.
d.Surat Tanda Registrasi (STR) : adalah bukti tertulis dari
pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi sesuai ketentuan perundang-undangan.
• Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan
perundang- nundangan yang berlaku
Perawat wajib memberikan informasi kepada pasien / keluarga
yang sesuai bbatas kewenangan perawat
Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat sesuai dengan kondisi pasien baik secara tertulis
maupun secara lisan
Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan
keperawatan ) secara akurat sesuai peraturan yang berlaku.
Lanjutan…….
Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia
dalam melaksanakan praktik profesi keperawatan
Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan
Iptek keperawatan & kesehatan.
Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa
pasien sesuai batas kewenangan .
Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Mentaati semua peraturan
perundang-undangan
Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk memperoleh SIK ulang &
SIPP Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama
perawat maupun dengan anggota tim kesehatan lain.
Aspek- aspek legal tentang Perawat antara lain
Hubungan Perawat Dan Klien
C. Model partisipasi mutual Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama
ataukesejahteraan antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini
mencerminkan asumsi dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model
ini,menyebutkan kekuasaan yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang
dilakukan akan memberikan kepuasan kedua pihak.