Oleh : kelompok 4
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul
karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian.
Devinisi
Berdasarkan data diatas penyebab dari stroke non hemoragik yaitu (Jeklin, 2019).:
Emboli
Sumber emboli dapat terletak di arteri karotis maupun vertebralis akan tetapi dapat
juga di jantung dan sistem vaskular sistemik.
Embolus yang dilepaskan oleh arteri karotis atau vertebralis, dapat berasal dari
trombus yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.
Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada penyakit jantung dengan shunt yang
menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel.
Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai emboli septik, misalnya
dari abses atau bronkiektasis, dapat juga akibat metaplasia neoplasma yang sudah
ada di paru.
Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
(termasuk sistem arteri karotis dan percabangannya) dan pembuluh darah kecil.
Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik percabangan arteri
serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna. Adanya stenosis
arteri 9 dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah.
Etiologi
Adapun tanda dan gejala atau manifestasi
klinis pada stroke non hemoragik dan
hemoragik yaitu (Jeklin, 2019):
Stroke non-haemorrhagic (SNH)
Gejala utamanya adalah timbulnya defisit
neurologis. Secara mendadak/ subakut,
didahului gejala prodromal,
Manifestasi klinis
Stroke Heamorrhagic (SH) menurut WHO
diklasifikasikan menjadi :
Perdarahan Intraserebral
Mempunyai gejala prodromal yang tidak jelas,
kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan ini
sering kali pada siang hari, saat aktifitas atau
emosi/ marah. Sifat nyeri kepala yang hebat sekali.
Perdarahan Subarakhnoid
Gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan
akut. Kesadaran sering terganggu dan sangat
bervariasi. Ada gejala/ tanda rangsangan meningea.
Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan
perfusi darah pada pada otak akan menyebabkan
keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung
lama dapat menyebabkan iskemik otak. Iskemik
yang terjadi dalam waktu yang singkat kurang
dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit
sementara dan bahkan defisit permanen.
Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu
lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan
mengakibatkan infark pada otak.
Patofisiologi
Komplikasi stroke non hemoragik yaitu
(Jeklin, 2019):
Dini (0-48 jam pertama)
Dapat menyebabkan Edema Serebri.
Defisit neurologis cenderung memberat,
dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan intrakranial (TIK), herniasi dan
akhirnya menimbulkan kematian.
Komplikasi
Jangka Pendek (1-14 hari)
Pneumonia akibat mobilisasi lama
Infark miokard.
Emboli paru, cenderung terjadi 7-14 hari pasca
stroke, sering kali terjadi pada saat penderita mulai
mobilisasi.
Stroke rekuren : dapat terjadi setiap saat.
Jangka panjang (>14hari)
Stroke rekuren.
Infark Miokard.
Gangguan Vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer.
Adapun pemeriksaan penunjang pada pasien stroke yaitu
(Jeklin, 2019):
Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri.
Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang
juga mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke
(sebelum nampak oleh pemindaian CT).
CT scan
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema,
posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia dan posisinya secara pasti.
Pemeriksaan penunjang
MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk
menentukan posisi dan besar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah
yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark
sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan
otak.
Terapi Biopsikologi (Ambar & Dadang,
2017)
Terapi yang diberikan berupa metode
terpadu Biopsikologi dengan memberikan
masase pada jalur-jalur akupunktur
dikombinasi dengan mendengarkan,
membaca, dan memahami ayat-ayat Al
Quran, serta pengaturuan diet.
Penatalaksanaan
Terapi khusus (Terapi Farmakologi)
Ditujukan untuk reperfusi dengan
pemberian antiplatelet seperti aspirin dan
antikoagulan, atau yang dianjurkan
dengan trombolitik rt-PA (Recombinant
Tissue Plasminogen Activator). Dapat juga
diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikoin
atau pirasetam (jika didapatkan afasia)
(Jeklin,2019).
Pengkajian Keperawatan
Identitas pasien
Meliputi: nama, umur, suku/ bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal MRS
Riwayat penyakit sekarang
keluhan utama yang dirasakan pasien saat MRS dan
keluhan yang dirasakan pasien saat dikaji.
Riwayat penyakit dahulu
apakah pasien pernah dirawat sebelumnya, apakah
pasien mempunyai riwayat penyakit kronik dan
menular, apakah pasien mempunyai riwayat alergi dan
riwayat operasi sebelunya.
Asuhan keperawatan
Riwayat penyakit keluarga
Meliputi genogram keluarga. Apakah dari keluarga mempunyai riwayat penyakit
menular maupun tidak menular.
Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : umumnya mengalami penurunana kesadaran.
Suara bicara : kadang mengalami gangguan seperti sukar dimengerti saat berbicara.
Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat
Pemeriksaan integument
Kulit : terlihat pucat dan turgor kulit jelek. Di samping itu juga perlu dikaji tanda-
tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena pasien CVA Bleeding
harus bed rest 2-3 minggu.
Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, sianosis.
Rambut : umumnya tidak ada kelainan.
Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : bentuk normosephalik.
Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi.
Leher : kaku kuduk jarang terjadi.
Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan kesadaran.
Resiko aspirasi berhubungan dengan
penurunan tingkat kesadaran.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular.
Diagnosa
Click icon to add picture
Terima kasih