Kel 23 Metepn
Kel 23 Metepn
KELOMPOK 23 KELAS 6B
Windha Setyo Oetamie 1130017077
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah :
Masalah reproduksi yang dapat terjadi pada masa remaja adalah flour albus. Flour albus
yaitu salah satu tanda yang sangat rentan terjadi pada usia remaja. Flour albus seringkali
tidak ditangani dengan serius oleh remaja, padahal flour albus yang berlebihan
merupakan indikasi adanya penyakit. Pada umumnya hampir semua wanita pernah
menangani flour albus dan menganggap flour albus pada wanita adalah hal yang wajar
terjadi. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada beberapa faktor yang dapat
mengakibatkan flour albus. Flour albus yang baik ditandai dengan cairan yang berwarna
jernih maupun putih dan tidak berbau adalah hal yang bisa terjadi. Tetapi ada flour albus
yang tidak baik atau patologis ditandai dengan warna yang kekuning-kuningan atau hijau
dan yang memiliki bau yang tidak sedap yang menyengat yang dapat menandakan
adanya kelainan atau penyakit yang harus diobati (Djuanda, 2015)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Skala : Ditemukan penyebab utama kanker mulut Rahim di Indonesia adalah pembalut berkualitas
buruk. Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) Indonesia merupakan negara dengan penderita kanker
mulut Rahim (serviks) no.1 di dunia dan 62% nya diakibatkan oleh penggunaan pembalut yang kurang
berkualitas. Di RSCM, kematian akibat kanker serviks sekitar 66% (Rismaniar, 2015). Di Indonesia
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi terdapat di Yogyakarta (4,1%), diikuti Jawa
Tengah (2,1%), Bali (2%), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil. Kanker tertinggi di
Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Kronologi : Pertumbuhan fisik dan psikis sangat cepat terjadi pada usia remaja, begitulah pada organ
reproduksinya. Sehingga pada masa remaja pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
sangatlah penting untuk menjaga kebersihan organ genetalia dan jika mereka mendapatkan informasi
yang buruk maka akan memungkinkan terjadinya masalah flour albus. Dan salah satu faktor pencetus
terjadinya flour albus adalah perilaku penggunaan pantyliner. (Abrori, 2017)
Solusi : Meski tidak terlalu bahaya, tetapi keputihan ini cukup mengganggu dan membuat tidak nyaman.
Salah satunya dengan mengganti pantyliner tepat waktu minimal 3 kali sekali. (Azam, 2012)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu “Adakah hubungan antara penggunaan pantyliner dengan kejadian
flour albus di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan”
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan penggunaan pantyliner
dengan kejadian flour albus remaja putri di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan”.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
• Mengetahui hubungan antara penggunaan pantyliner dengan kejadian flour albus di
Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan.
Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi penggunaan pantyliner pada remaja putri di Desa Beji RT 01 RW 02
Kabupaten Pasuruan
• Mengidentifikasi kejadian flour albus akibat penggunaan pantyliner pada remaja
putri di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan.
• Menganalisis hubungan penggunaan pantyliner dengan kejadian flour albus pada
remaja putri di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penilitian ini adalah diharapkan dapat memberikan
kontribusi ilmiah berupa tambahan informasi, fakta, dan data bagi perpustakaan
dalam bidang kesehatan reproduksi, dan sekaligus sebagai refrensi yang dapat
digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
Manfaat Praktis
Memberikan informasi bagi masyarakat umum, dan khususnya responden
(remaja putri) yang mengalami keputihan untuk dapat meminimalisir terjadinya
keputihan.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pantyliner
Pengertian pantyliner
Ciri-ciri pantyliner
Komponen pantyliner
Faktor dalam penggunaan pantyliner
Dampak penggunaan pantyliner
Penggunaan pantyliner
Konsep Flour Albus
Pengertian Flour Albus
Klasifikasi dan ciri-ciri Flour Albus
Penyebab Flour Albus
Dampak Flour Albus
Pencegahan Flour Albus
Penanganan Flour Albus
Konsep Remaja
Pengertian Remaja
Cara mengetahui perkembangan remaja dan ciri-cirinya
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka konseptual
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Hipotesis
• Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan penggunaan pantyliner dengan kejadian (flour
BAB 4
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi yaitu penelitian untuk melihat hubungan antara penggunaan
pantyliner dalam kejadian flour albus di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan. Rancangan penelitian
menggunakan non eksperimen (Observasional) dengan pendekatan cross-sectional dan pendekatan survey analitik case
control (retrospektif).
Populasi Penelitian
Pada penelitian ini populasinya adalah semua remaja putri di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan sebesar 140
remaja putri
Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
Sampel
Pada penelitian ini sampelnya adalah remaja putri di Desa Beji RT 01 RW 02 Kabupaten Pasuruan.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Besar Sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan di jadikan sampel. Peneliti menentukan besar sampel
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan Probality Sampling (Simple Random Sampling), jumlah sampel 26 remaja putri dan
teknik pengambilan sampel dengan stratified random sampling.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di balai kelurahan Desa Beji Kabupaten Pasuruan. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas beberapa
pertimbangan antara lain:
Penelitian sudah mengenal lokasi penelitian, sehingga dapat mempermudah dalam pengambilan data.
Waktu penelitian
Di lakukan pada bulan Januari 2020 di Balai Desa Beji Kabupaten Pasuruan
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, penelitian terlebih dahulu telah mendapat surat izin penelitian dari pihak Universitas
Tahap Pelaksanaan
1. Peneliti memasuki balai desa yang sudah dipersiapkan oleh pengurus karang
taruna, peneliti menanyakan siapa saja yang pernah mengalami keputihan, dan
mencari responden yang sering menggunakan pantyliner dalam aktivitasnya.
2. Melakukan pendekatan pada responden
3. Menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian
4. Responden yang bersedia diminta untuk menanda tangani lembar persetujuan
responden
5. Peneliti mengumpulkan sebanyak 26 responden yang sesuai dengan kriteria,
lalu peneliti membagikan kuisoner yang telah di siapkan dan responden
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan dengan jujur sesuai dengan
keadaan atau pengalaman yang dirasakan.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Analisa Data
1. Uji Chi-Square pada analisis bivariate digunakan untuk menggambarkan pengaruh
variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis dilakukan terhadap dua variabel yang diduga memiliki hubungan yaitu pengguna
pantyliner (variabel bebas) dengan kejadian flour albus (variabel terikat). Analisis
bivariate dilakukan dengan uji Chi-Square. Untuk menginterpretasikan besar pengaruh
dinyatakan dengan crude odd Ratio (OR) dengan mengguakan Cofidence Interval sebesar
95 %.( α = 0,05). Interpretasi nilai OR yang lebih dari 1 menunjukkan faktro yang diteliti
memang merupakan faktor resiko, bila faktor risiko, bila OR = 1 atau mencakup angka 1
berarti bukan faktor resiko, dan bila kurang dari 1 berarti merupakan faktor protektif.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Etika Penelitian
1. Informed Consent (Lembar persetujuan)
2. Anominity (Tanpa nama)
3. Confidentially (Kerahasiaan)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Terima Kasih