REFLUX
Disusun oleh:
Amirah dhia nabila sinum
1102014020
Pembimbing:
Kol (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp. THT-KL
Letkol CKM dr.Moh. Andi Fatkhurokhman, Sp. THT-KL
dr.Taufani Dewi Vitriana Tri Lestari, Sp. THT-KL
Pendahuluan
Refluks Laring Faring/ Laryngopharyngeal Reflux (LPR) dapat didefinisikan
sebagai pergerakan asam lambung secara retrograd menuju faring dan laring serta
saluran pencernaan atas. LPR dapat menyebabkan iritasi dan perubahan pada laring
LPR harus dibedakan dari GERD. Pasien dengan LPR biasanya mempunyai keluhan di
daerah kepala dan leher sedangkan pada GERD biasanya didapatkan keluhan klasik
seperti esofagitis dan rasa panas di dada (heartburn Perbedaan ini menyebabkan
pendahuluan kedua penyakit tersebut memerlukan pengobatan yang agak berbeda Inflamasi
jaringan laring yang disebabkan LPR mudah rusak karena intubasi sehingga
mempermudah progesifitas menjadi granuloma dan dapat berubah menjadi stenosis
subglotik. Dalam menentukan diagnosis LPR perlu dilakukan anamnesis yang teliti,
pemeriksaan penunjang seperti laringoskopi fleksibel, pH dan lain-lain. Pengobatan
LPR meliputi kombinasi diet, modifikasi perilaku, antasida, antagonis reseptor H2,
proton pump inhibitor (PPI) dan tindakan bedah
Tinjauan Pustaka
Anatomi Faring
Faring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong,
yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Dinding faring
dibentuk oleh (dari dalam keluar): 1. Selaput lendir; 2. Fasia faringobasiler;
3. Pembungkus otot; 4. Sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas: 1.
Nasofaring; 2. Orofaring; 3. Laringofaring. Unsur-unsur faring meliputi: 1.
Mukosa; 2. Palut lendir (mucous blanket); 3. Otot
Persarafan
Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus
faring yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk oleh cabang faring dari
nervus vagus, cabang dari nervus glosofaring dan serabut motorik.
Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk
otot-otot faring kecuali muskulus stilofaring yang dipersarafi
langsung olaeh cabang nervus glosofaring (n.IX).
vaskularisasi
Faring mendapat darah dari beberapa sumber dan kadang-kadang
tidak beraturan. Yang utama berasal dari cabang a. karotis eksterna
(cabang faring asendens dan cabang fausial) serta dari cabang a.
maksila interna yakni cabang palatina superior
Anatomi Laring
Laring
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan
suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi
vertebra cervicalis IV – VI. Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi
dan palpasi dimana didapatkannya kartilago tiroid yang pada pria dewasa
lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia Laring atau disebut juga
Adam’s apple atau jakun
Persarafan
Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior
dan Nn. Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan
vaskularisasi
Laring mendapat perdarahan dari cabang A. Tiroidea Superior
dan Inferior sebagai A. Laringeus Superior dan Inferior. Arteri
Laringeus Superior berjalan bersama ramus interna N. Laringeus
Superior menembus membrana tirohioid menuju ke bawah
diantara dinding lateral dan dasar sinus pyriformis
Fisiologi Faring
Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara dan untuk artikulasi.
02
Fungsi Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot
yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Gerakan laring ke atas dan
Proteksi ke depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah.
Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke
sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.
03
Fungsi Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga
dada dan M. Krikoaritenoideus posterior terangsang sehingga kontraksinya
Respirasi menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial
CO2 dan O2 arteri serta pH darah
Fisiologis Laring
04
05
06
Fungsi Pelepasan tekanan secara mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk
mempertahankan laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan sekret
Batuk yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring.
08
Fungsi Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi kelenjar berusaha
Ekspetorasi mengeluarkan benda asing tersebut
09
Epidemiologi
02 Kira-kira 10% orang Amerika sering merasakan rasa terbakar pada
dada. Dan sekitar 30-50% jarang merasakannya
03 Etiologi
pada laryngopharyngeal reflux, spincter tersebut tidak berfungsi
dengan baik, sehingga asam lambung atau makanan dalam lambung
dapat kembali naik ke faring atau laring laryngopharyngeal reflux
dapat juga terjadi karena adanya refluks secara retrograd dari asam
lambung atau isinya seperti pepsin ke saluran esofagus atas dan
menimbulkan cedera mukosa karena trauma langsung
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
Disfagia
Throat clearing
Batuk kronik
Suara serak
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Medikamentosa
.
hindari makanan yang menurunkan tonus otot sfingter esofagus seperti makanan
berlemak, gorengan, kopi, soda, alkohol, mint, coklat buahan dan jus yang asam,
cuka, mustard dan tomat
Lansoprazole Sucralfat
Proton Pump Inhibitor (PPI) atau penghambat dapat digunakan untuk melindungi mukosa dari
pompa proton merupakan terapi LPR yang utama
dan paling efektif dalam menangani kasus refluks.
A cedera akibat asam dan pepsin. Pemeriksaan
sedianya dilakukan rutin setiap 3 bulan yang
Cara kerja PPI dengan menurunkan kadar ion berguna memantau gejala atau mencari
hidrogen cairan refluks tetapi tidak dapat penyebab lain jika tidak terjadi perbaikan
menurunkan jumlah dan durasi refluks.
Lansoprazole
Ditemukan terdapat perbaikan bermakna nilai D B
C
gejala/keluhan dengan pemberian terapi
Lansoprazole 2x30 mg perhari pada 2-3 bulan
E Cairan Alginate
Cairan ini efektif membuat tahanan mekanik yang
berfungsi sebagai anti refluks pada daerah fundus
gaster. Sehingga akan mengurangi efek cairan
refluks jika sampai ke laring
Pembedahan
Fundoplikasi
Prognosis
Contents Title