MEDISINAL
Fase
Farmasetika/
BIOFARMASI
PENGERTIAN
Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan mempelajari
pengaruh-pengaruh pembuatan sediaan farmasi terhadap efek
terapeutik obat.
Sekitar tahun 1960 para ahli mulai sadar bahwa efek obat
tidak hanya tergantung pada faktor farmakologi, melainkan
juga pada bentuk pemberian dan terutama pada faktor
formulasinya.
Liberasi
2 tahap : Pemecahan dan peluruhan
Dipengaruhi oleh :
granul pecah
Absorbsi
Obat tersedia untuk ·Distribusi
bekerja ·Metabolisme
·Ekskresi
FASE FARMAKOKINETIK
FASE FARMAKODINAMIK
Skema perjalanan obat dalam tubuh dapat digambarkan
sebagai berikut :
Fase biofarmosetik
Efek Sistemis
A. Oral
Pemberiannya melalui mulut.
Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis
Tidak dapat diterapkan untuk obat yang bersifat merangsang (emetin,
aminofillin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzil penisilin,
insulin,dan oksitosin)
Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya
Digunakan untuk mencapai efek lokal dalam usus misalnya untuk obat
cacing, dan obat diagnostik untuk pemotretan lambung-usus.
Pemberian antibiotik untuk sterilisasi lambung-usus pada infeksi atau
sebelum operasi.
B. Oromukosal
Pemberian melalui mukosa di rongga mulut, ada dua macam cara yaitu :
Sub Lingual
Obat ditaruh dibawah lidah
Terjadi absopsi oleh selaput lendir ke vena-vena lidah yang sangat
banyak.
Obat langsung masuk peredaran darah tanpa melalui hati (tidak di-
inaktifkan).
Efek yang diinginkan tercapai lebih cepat.
Efektif untuk serangan jantung, asthma.
Kurang praktis untuk digunakan terus menerus karena dapat merangsang
selaput lendir mulut.
Bentuk tablet kecil contoh Isosorbid tablet.
Bucal
Obat diletakkan diantara pipi dan gusi.
C. Injeksi
Pemberian obat secara parenteral, yaitu di bawah atau menembus
kulit/ selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk :
Memberikan efek obat dengan cepat.
Terutama untuk obat-obat yang merangsang atau dirusak oleh getah
lambung
Diberikan pada pasien yang tidak sadar, atau tidak mau bekerja
sama.
Keberatan pada pasien yang disuntik (sakit) dan mahal, sulit
digunakan.
Ada bahaya infeksi, dapat merusak pembuluh atau saraf.
Macam-macam injeksi.
Subkutan /hipodermal (s.c).
Penyuntikan di bawah kulit, hanya untuk obat yang tidak merangsang dan
larut baik dalam air atau minyak, efeknya agak lambat dibanding cara i.m
atau iv, mudah digunakan sendiri contohnya suntikan Insulin.
Intra muscular (i.m).
E. Rektal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek
sistemik lebih cepat dan lebih besar dibandingkan peroral dan
baik sekali digunakan untuk obat yang mudah dirusak oleh asam
lambung
Contoh :
Suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal
seperti pada wasir
Salep yang dioleskan pada permukaan rektal hanya mempunyai
efek lokal.
F. Transdermal.
Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester,
obat menyerap secara perlahan dan kontinyu masuk
kedalam sistim peredaran darah, langsung ke jantung.
B. Inhalasi.
Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan
penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan, dan
pernafasan. Contoh: bentuk sediaan gas, zat padat atau aerosol.
Intrarespiratori Erosol