Anda di halaman 1dari 4

KASUS

EUTHANASIA PASIF
Kelompok 1

 Sumar perni 2001040


 Yuyu ratu arista 2001053
 Hesty pebrianty andy 2001051
 Andriani 2001016
 A . Nurul fadhilah 2001015
 Nurmiati Suardi 2001052
 Nurlia 2001028
 Normawati 2001047
 Nurhijjah 2001045
 Prida pipi oktaviani 2001039
 Muhammad Zaenal 2001054
 Cici Amalia 2001017
 Rasdiana Rusdi 2001029
KASUS
Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon
terminal denganmetasitase yang telah resisten terhadap
tindakan kemoterapi dan radiasi di bawa keIGD karena
jatuh dari kamar mandi dan menyebabkan robekan
dikepala. Laki-lakitersebut mengalami nyeri abdomen dan
tulang dan kepala yang hebat dimana sudahtidak dapat lagi
diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal
ituditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan
nyeri bertambah hebat saatlaki-laki itu mengubah
posisinya. Walaupun klien tampak bisa tidur, namun ia
seringmeminta diberikan obat analgesik. Kondisi klien
semakin melemah dan berdasarkandiagnosa dokter, klien
maksimal hanya bertahan beberapa hari saja.
Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan
mendengar informasidari dokter, keluarga memutuskan
untuk mempercepat proses kematian pasienmelalui
Eutanasia pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran
yaitu oksigen dan obat-obatan lain dan dengan keinginan
agar dosis analgesik ditambah. Dr spesialisonkologi yang
ditelpon saat itu memberikan advist dosis morphin yang
rendah dantidak bersedia menaikkan dosis yang ada
karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan
UU yang ada. Apa yang seharusnya dilakukan oleh anda
selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi 
desakan keluarga yang terusdilakukan ?
Tanggapan :
Sikap sebagai seorang perawat yaitu memberikan pengertian
kepada keluarga klien bahwa permintaannya ( euthanasia)
adalah perbuatan yang melanggar hukum dan di negara
indonesia melanggar tindakan tersebut. Sebagai seorang perawat
kita harus memberikan semangat kepada klien agar tetap tabah
menjalani penyakitnya walau hasil akhirnya nanti ia tetap
meninggal dunia dan memberikan dukungan kepada keluarga
pasien agar berdoa dan sabar menghadapi masalah ini,
keputusan yang kita lakukan sebagai seorang perawat adalah
kita tetap melaksanakan pengobatan atau terapi sebagaimana
mestinya tanpa harus mempercepat kematian klien dengan
berbagai alasan, karena akan melanggar hukum yang telah
berlaku di indonesia.dan setiap tindakan yang dilakukan harus
menyiapkan informed consent agar keluarga pasien tidak
menuntut pertanggung jawaban jika ada suatu hal yang tidak di
harapakan.

Anda mungkin juga menyukai