Anda di halaman 1dari 9

KRISIS EKONOMI SAAT

PANDEMI

Aria Zhafar Mehaz (312020002)


M. Raihan At-Thariq (312020007)
M. Agung Gumelar (312020024)
Ruly Hardiansyah Lesmana (312020031)
Fadli Ramdhan Isa (312020036)
Rizky Maulana Hasanudin (312020038)
Apa itu krisis ekonomi?

Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutu
p dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Ind
onesia pernah mengalami krisis moneter yang berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan kr
isis ekonomi yang parah saat itu. Pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter dikarenakan j
atuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan modal karen
a banyaknya kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi negara paling buruk dibandingkan
negara lain.
Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap roda perekonomia
n Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat. Indonesia tidak hanya mengalami
krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik, fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidim
ensional’ karena berdampak buruk hampir keseluruh sistem Indonesia.
The Mother of All Crisis

‘’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas hampir ke seluruh dunia s
alah satu negara yang terkena dampak dari krisis ekonomi global adalah Indonesia. Indonesia ke
mbali lagi mengalami krisis ekonomi karena Indonesia memiliki perekonomian terbuka dan saling
ketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia mudah terkena dampak eksternal. Namu
n pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan oleh Indonesia tidak begitu besar karena saat i
tu Indonesia hanya memiliki rasio ekspor atas PDB sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan b
agi Indonesia sendiri.
Menurut Rohmad Hadiwijoyo

Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM Indonesia


telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang menyelamatk
an Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum signifikan da
lam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Seperti yang diperliha
tkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak
mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat pada tahun 2012 ada
85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia seb
anyak 56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan ak
an mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic C
ovid-19. Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk men
gantisipasi terjadinya krisis ekonomi.
Kondisi Krisis Ekonomi Indonesia Akibat Pandemi
COVID-19

Kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi terancam terken
a krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus yang pertama ka
li muncul pada masyarakat Wuhan dinyatakan sebagai penyebab timbulnya co
rona virus pada Desember 2019. Saat itu hanya beberapa orang yang dinyatak
an positif terkena corona virus namun semakin hari semakin banyak orang-ora
ng yang terkena virus tersebut dikarenakan interaksi yang dilakukan oleh pen
derita yang belum mengetahui bahwa dirinya terpapar virus tersebut. Sehingg
a virus ini semakin menyebar bukan hanya masyarakat Wuhan saja yang terk
ena corona virus tetapi hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia me
ndapatkan dampak nya. WHO menyatakan bahwa corona virus adalah pande
mi karena menyebar ke seluruh negara di dunia sebanyak 185 negara yang te
rjangkit corona virus. Hal ini tentu sangat merugikan negara-negara yang tida
k tahu menahu sehingga mereka merasakan dampaknya.
Kondisi Krisis Ekonomi Indonesia Akibat Pandemi
COVID-19

Menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia mendapat pengaruh


virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa yang berkemba
ng di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasana perekonomian dunia sanga
t terpengaruh oleh kondisi virus corona yang sampai hari ini masih belum dip
astikan ini akan menjadi seberapa panjang. Dalam menghadapi masalah ini be
rbagai negara lain sudah membuat skenario untuk mengantisipasi penurunan
pertumbuhan ekonomi akibat virus corona, termasuk Indonesia.
Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis
Ekonomi Saat Pandemi
Pertama, Presiden memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas renc
ana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Kedua, melalui Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengalok
asikan ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi k
esehatan dan ekonomi.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan bahan pokok, diik
uti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah
.Bantu para buruh, pekerja harian, petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil agar da
ya belinya terjaga. Salah satunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana
pemerintah derah mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yang membutuhkan ditenga
h wabah virus COVID-19.
Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis
Ekonomi Saat Pandemi
Keempat, pemerintah mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak dan dilipatganda
kan, dengan catatan harus diikuti dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus c
orona, yaitu menjaga jarak aman satu sama lain.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang kartu semba
ko murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako akan menerima Rp
200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi tambahan kartu sembako ini, p
emerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun.

Keenam, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang selama ini d
ibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yang dised
iakan mencapai Rp 8,6 triliun.

Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar u
ntuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Anda mungkin juga menyukai