Anda di halaman 1dari 31

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

Kantor Wilayah Jawa Tengah


Produk Hukum Daerah
yang bersifat Penetapan
Keputusan Kepala Daerah, Keputusan DPRD,
Keputusan Pimpinan DPRD, dan Keputusan
Badan Kehormatan DPRD adalah penetapan
yang bersifat konkrit, individual, dan final.
Angka 9 Ketentuan Umum Permendagri Nomor 80Tahun
2015
Keputusan Kepala Daerah

Rancangan
Kepala Bagian
Keputusan Kepala
Hukum
Daerah

Pimpinan SKPD Sekretaris Daerah

Kepala Daerah

Keputusan Kepala
Daerah
Keputusan DPRD

Ketentuan mengenai penyusunan Peraturan DPRD


berlaku secara mutatis mutandis terhadap
penyusunan, pembahasan dan penetapan Rancangan
Keputusan DPRD.
Keputusan
Pimpinan DPRD

 Keputusan Pimpinan DPRD berupa penetapan untuk


menetapkan hasil rapat Pimpinan DPRD.
 Berisi materi muatan penetapan hasil rapat Pimpinan
DPRD dalam rangka menyelenggarakan tugas fungsi
DPRD yang bersifat teknis operasional.  
 Rancangan Keputusan Pimpinan DPRD disusun dan
dipersiapkan oleh Sekretariat DPRD.
 Keputusan Pimpinan DPRD ditetapkan oleh
Pimpinan DPRD dalam rapat Pimpinan DPRD.
Keputusan
Badan Kehormatan DPRD

 Keputusan Badan Kehormatan DPRD ditetapkan dalam


rangka penjatuhan sanksi kepada anggota DPRD.
 Keputusan Badan Kehormatan berisi materi muatan
penjatuhan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti
melanggar Peraturan DPRD tentang Tata Tertib dan/atau
Peraturan DPRD tentang Kode Etik.
 Keputusan Badan Kehormatan disusun berdasarkan hasil
penelitian terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan
anggota DPRD terhadap Peraturan DPRD tentang Tata
Tertib dan/atau Peraturan DPRD tentang Kode Etik.
 Keputusan Badan Kehormatan dilaporkan dalam rapat
paripurna DPRD
Keputusan Badan
Kehormatan DPRD

Rancangan
Badan Penelitian dan
Keputusan Badan
Kehormatan Kehormatan DPRD Pembuktian

Pimpinan DPRD Rapat Paripurna

Keputusan Badan
Kehormatan DPRD
Lanjutan...
Keputusan Badan Kehormatan disampaikan oleh
pimpinan DPRD kepada anggota DPRD yang
bersangkutan, pimpinan fraksi, dan pimpinan partai
politik yang bersangkutan.
PENULISAN PRODUK HUKUM DAERAH
YANG BERSIFAT PENETAPAN
(KEPUTUSAN)
Teknik Penyusunan Keputusan dan/atau bentuk keputusan
harus berpedoman pada teknik penyusunan dan/atau bentuk
peraturan perundang-undangan
Berdasarkan Pasal 97 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dijelaskan
bahwa:
“Teknik penyusunan dan/atau bentuk yang diatur dalam Undang-Undang ini
berlaku secara mutatis mutandis bagi teknik penyusunan dan/atau bentuk
Keputusan Presiden, Keputusan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Keputusan Pimpinan DPR, Keputusan Pimpinan DPD, Keputusan Ketua
Mahkamah Agung, Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi, Keputusan Ketua
Komisi Yudisial, Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan
Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala Badan,
Keputusan Kepala Lembaga, atau Keputusan Ketua Komisi yang setingkat,
Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi, Keputusan Gubernur, Keputusan
Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota, Keputusan
Kepala Desa atau yang setingkat.”
Berdasarkan Pasal 167 Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah, dijelaskan bahwa:
a.Penulisan produk hukum daerah diketik dengan menggunakan jenis huruf
Bookman Old Style dengan huruf 12;
b.Produk hukum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicetak dalam
kertas yang bertanda khusus, dengan ketentuan:
- menggunakan nomor seri dan/atau huruf, yang diletakan pada halaman
belakang samping kiri bagian bawah; dan
- menggunakan ukuran F4 berwarna putih.
SISTEMATIKA
Lambang
Berdasarkan Pasal 168 ayat (1)
Permendagri 80 Tahun 2015:
“Perda kabupaten/kota, peraturan bupati/walikota,
peraturan bersama bupati/walikota, dan keputusan
bupati/walikota, peraturan DPRD, keputusan DPRD,
keputusan pimpinan DPRD, dan keputusan badan
kehormatan kabupaten/kota menggunakan kop
lambang Negara pada halaman pertama.”
Nama Provinsi & Pejabat
Pembentuk Keputusan
Berdasarkan Pasal 168 ayat (2)
Permendagri 80 Tahun 2015:
“Penulisan nama provinsi dicantumkan pada halaman
pertama setelah penulisan nama pejabat pembentuk
produk hukum daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).”
Judul Keputusan
 Judul Keputusan memuat nomor, tahun penetapan,
dan nama Keputusan;
 Judul Keputusan ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa
diakhiri tanda baca;
 Judul Peraturan Perundang-undangan tidak boleh
ditambah dengan singkatan atau akronim;
 Pada nama Keputusan dapat ditambahkan kata
“PERUBAHAN” atau “PENCABUTAN”.
Pejabat Pembentuk Keputusan
Dibawah judul Keputusan dicantumkan Pejabat yang
membentuk atau menetapkan Keputusan, yang ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital, diletakkan di tengah
marjin dan diakhiri dengan tanda baca koma.
Contoh:

WALIKOTA MAGELANG
PROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN WALIKOTA MAGELANG


NOMOR … TAHUN …
TENTANG
TIM SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR

WALIKOTA MAGELANG,
Konsiderans
 Konsiderans diawali dengan kata “Menimbang”;
 Berdasarkan Pasal 55 ayat (1), UU 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, “Di dalam menyusun suatu Keputusan harus diberi
alasan pertimbangan yuridis, sosiologis, dan filosofis yang menjadi
dasar penetapan keputusan” (sedangkan berdasarkan UU 12/2011 
FSY ditempatkan secara berurutan di dalam konsiderans);
 Ketentuan mengenai pertimbangan yuridis, sosiologis, dan filosofis
yang menjadi dasar penetapan Keputusan tidak diperlukan jika
keputusan tersebut diikuti dengan penjelasan terperinci. Adapun
yang dimaksud dengan “penjelasan terperinci” adalah penjelasan
yang menguraikan alasan penetapan Keputusan sampai ke hal yang
bersifat detail dan jelas. (Pasal 55 ayat (2) UU 30/2014, berikut dengan
penjelasannya)
Contoh Konsiderans (FSY)
Menimbang: a. Bahwa setiap pegawai berhak untuk mengajukan cuti
dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan
dasarnya untuk memberikan kesempatan istirahat bagi
pegawai dalam rangka menjamin kesegaran jasmani dan
rohaninya serta mengembalikan kualitas kinerja pegawai;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan efisiensi dan efektivitas
hari kerja serta memberikan pedoman bagi Instansi
Pemerintah dalam melaksanakan cuti bersama tahun …;
c. bahwa berdasarkan Pasal 333 ayat (4) peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, cuti bersama
ditetapkan dengan Keputusan Presiden;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Presiden tentang Cuti Bersama Tahun …;
Contoh Konsiderans
(dengan penjelasan terperinci)
Menimbang: a. bahwa dalam rangka pemberantasan praktik pungutan liar
di wilayah Kota Magelang secara tegas, terpadu, efektif,
efisien, dan mampu menimbulkan efek jera;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud huruf a, perlu membentuk Tim Satuan Tugas
Sapu Bersih Pungutan Liar;
c. bahwa Pejabat/Pegawai sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini dipandang mampu dan memenuhi
syarat untuk ditetapkan sebagai Tim Satuan Tugas Sapu
Bersih Pungutan Liar;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Walikota tentang Tim Satuan Tugas Sapu
Bersih Pungutan Liar;
Dasar Hukum
Dasar hukum diawali dengan kata “Mengingat”, yang memuat:
 Dasar kewenangan pembentukan atau penetapan Keputusan (dasar
hukum dalam pengangkatan atau penetapan pejabat yang sesuai dengan
kedudukan dan kewenangannya); dan
 Dasar dalam menetepkan dan/atau melakukan Keputusan baik yang
bersifat langsung maupun tidak langsung (atribusi atau delegasi);
(Pasal 9 ayat (2) UU 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan)

Note:
Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan dimaksudkan sebagai
salah satu dasar hukum bagi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan,
Warga Masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan Administrasi
Pemerintahan dalam upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan. (Pasal 2 UU 30/2014 tentang Administrasi
Pemerintahan)
Desideratum
(jika diperlukan)
 Desideratum hanya dapat diawali dengan kata “Memperhatikan”, atau “Membaca”.
Akan tetapi jika memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, maka desideratum diawali
dengan kata “Memperhatikan”.
 Desideratum pada surat keputusan dibuat atau diterbitkan dimaksudkan untuk
tujuan tertentu. Seperti memberikan kepastian hukum, memberikan kedudukan
hukum, memberikan hak atau kewenangan, dan sebagainya. Dengan pemberian-
pemberian tersebut di atas ada maksud dan tujuan tertentu yang ingin diperoleh oleh
organisasi pembuat surat keputusan tersebut. Tujuan tertentu itulah yang biasanya
dicantumkan dalam desideratum.
 Desideratum biasanya dituliskan di dalam konsiderans. Pencantuman desideratum
dapat secara implisit atau eksplisit, tersirat maupun tersurat. Artinya ada surat
keputusan yang tidak memiliki bagian desideratum secara tersendiri dengan diktum
atau klausul tujuan pada SK tersebut. Bagi SK yang tidak mencantumkan secara
tersurat atau eksplisit isi konsideratum biasanya implisit atau tersirat pada subtopik
menimbang.
Contoh Desideratum
(jika diperlukan)
Memperhatikan: a. surat Edaran Badan Kepegawaian
Nasional Nomor ,…;
b. laporan dari … tanggal … tentang
pelanggaran disiplin pegawai yang
dilakukan oleh .. NIP … ;
c. hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
… NIP ..;
Diktum
Diktum terdiri atas:
 Kata “Memutuskan”
Kata Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa spasi di antara suku
kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua serta diletakkan di tengah marjin.

 Kata “Menetapkan”
Kata Menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan yang disejajarkan ke
bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata Menetapkan
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua.

 Jenis dan nama Keputusan


Jenis dan nama yang tercantum dalam judul Keputusan dicantumkan lagi setelah
kata Menetapkan tanpa frasa Daerah (Prov, Kab/Kota), serta ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
Batang Tubuh/Isi Ketetapan
Keputusan
Isi ketetapan atau keputusan dibuat dalam bentuk butir-butir bila isi ketetapan atau
keputusan terdiri dari beberapa hal. Surat keputusan mengandung unsur
memutuskan sesuatu dengan masa berlaku atau batas waktu dan kadang-kadang
diikuti dengan pencabutan SK sebelumnya yang mengatur hal yang sama.

Isi ketetapan dimulai dengan rumusan kata “KESATU”, “KEDUA”, “KETIGA”, dst,
yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua.
Contoh Batang Tubuh/Isi Ketetapan
KESATU : …
KEDUA : …
KETIGA : …
KEEMPAT : …
KELIMA : …
dst ..
KETUJUH : Keputusan Walikota ini mulai berlaku
pada
tanggal ditetapkan.
Ketentuan Penutup
Isi Ketetapan yang terakhir yang memuat “saat mulai
berlaku Keputusan”.
Penetapan Keputusan
Penetapan Keputusan memuat:
a.Tempat dan tanggal penetapan;
b.Nama jabatan;
c.Tanda tangan pejabat; dan
d.Nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat,
golongan, dan nomor induk pegawai, dengan ketentuan:
-Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital; dan
-Pada akhir nama jabatan diberi tanda baca koma.

Yang ditelakkan di sebelah kanan


Contoh Penetapan Keputusan
Ditetapkan di Magelang
Pada tanggal …
WALIKOTA MAGELANG,
tanda tangan
SIGIT WIDYONINDITO

Anda mungkin juga menyukai