Anda di halaman 1dari 40

D I A R E

Disusun oleh:
Sintya Kusuma Wardani
1965050150

Agatha Nagrintya Gintings


2065050052

Pembimbing:
dr. Tiroy Sari Bumi Simanjuntak, Sp.PD, FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 2 NOVEMBER – 28 NOVEMBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
DEFINISI
• Diare adalah penyakit yang ditandai dengan :

• Bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3x perhari)

• Kandungan air tinja > 200 gram atau 200ml/24 jam

• Disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair)

• Dengan atau tanpa darah dan atau lendir

• Dapat disertai dengan gejala klinis lain seperti muntah, demam, dehidrasi, dan gangguan elektrolit.
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi diare di Indonesia sekitar 9%, dengan angka kejadian paling tinggi pada anak
balita (16,7%). Diare menjadi penyebab kematian tertinggi diantara penyakit yang
sering menyerang anak usia kurang dari 5 tahun, sekitar 31,4% pada bayi dan 25,2% pada
anak balita (Depkes RI, 2010)

• Sekitar 70% kematian balita diakibatkan oleh diare, pneumonia, malnutrisi, malaria, dan
campak. Dari sejumlah itu, 1 – 2% diantaranya disebabkan oleh efek paparan diare yang
berlanjut pada dehidrasi atau kekurangan cairan dan keterlambatan penanganan
medis 
KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebab, dapat Berdasarkan patomekanisme, dapat


dibedakan menjadi : dibedakan menjadi :
• Diare Osmotik ( gangguan absorbsi )
• Diare Infeksi
• Diare Sekretorik ( gangguan sekresi )
• Diare Non Infeksi • Diare Inflamatorik
KLASIFIKASI
Berdasarkan menurut lamanya, Berdasarkan derajat dehidrasi,
dapat dibedakan menjadi : dapat dibedakan menjadi :
• Diare akut < 14 hari • Tanpa dehidrasi
• Diare kronik > 14 hari • Dehidrasi ringan
• Diare persisten ( kronis, disertai • Dehidrasi sedang
BB turun atau sulit naik ) • Dehidrasi berat
ETIOLOGI

Non Infeksius Infeksius


• Efek Psikologis • Bakteri
• Efek Penggunaan • Virus
Obat • Parasit
• Gangguan Gizi • jamur
ETIOLOGI
No Golongan Bakteri Golongan Virus Golongan Parasit Golongan Jamur

1. Salmonella Rotavirus Balantidium Coli Candida sp.

2. Escherichia Colli Calicivirus Blastocystis hominis Aspergillus sp.

3. Aeromonas Enteric Adenovirus Cryptosporidium parvum Zygomycosis sp.

4. Bacillus Cereus Corona virus Entamoeba Histolytica

5. Campylobacter jejuni Norovirus Giardia Lamblia

6. Clostridium Perfringens Herpes Simplex Virus Isospora Belli

7. Clostridium difficile Cytomegalovirus Strongyloides Stercoralis

8. Plesiomonas Shigelloides Norwalk virus Trichuris trichiura

9. Shigella

10. Staphylococcus Aureus

11. Vibrio Cholerae

12. Vibrio parahaemolyticus

13. Yersinia enterocolitica


FAKTOR RESIKO

Faktor Perilaku Faktor sanitasi


Meliputi kebersihan perorangan yang Penyediaan air bersih tidak memadai,
tidak memadai, pengelolaan makanan pemanfaatan air minum yang tercemar
tidak higienis, perilaku membuang tinja, sarana pembuangan tinja yang
kotoran tidak di jamban, dan perilaku tidak saniter, dan lingkungan rumah
tidak mencuci tangan dengan sabun yang tidak sehat
PATOFISIOLOGI
• Diare dapat disebabkan oleh 1 atau lebih patofisiologi/patomekanisme sebagai berikut :

1. Diare osmotik

2. Diare sekretorik

3. Diare inflamatorik

Mekanisme tersebut dipengaruhi pula oleh 2 faktor , yaitu :


• Faktor Mukosa
Perubahan dinamik mukosa , fungsi usus yang belum matang, penurunan permukaan mukosa karena atrofi villus,
jejas pada brush border , gangguan pada penyerapan enzim spesifik (disakaridase) , kerusakan pada ion transport
(Na, H, Cl, HCO3) yang menyebabkan gangguan absorbsi.
• Faktor Intraluminal
Bacterial overgrowth, peningkatan osmolaritas akibat malabsorbsi , parasit atau gangguan absorbsi toksin bakteri
(toksin cholera, E.Coli) , mediator inflamasi , asam empedu, dan obat-obatan yang menyebabkan gangguan sekresi.
Diare Osmotik  Rotavirus
Virus
di dalam usus halus merusak sel epitel apikal

Sel apikal diganti oleh sel kripta yang belum matang


aktivitas lactase menurun

Tidak dapat menyerap air & makanan


tidak dapat mencerna laktosa

Diare osmotik
DIARE SEKRETORIK
Masuknya bakteri,virus, protozoa
01
Riwayat infeksi ( Crohn, Vasculitis)

DIARE
Merusak vili-vili di sekitar
daerah brush border usus INFLAMATORIK
02 halus.

03 Reaksi inflamasi

Pengeluaran mediator
04
inflamasi
Eksudasi cairan dan elektrolit ke dalam
lumen usus  produksi mukus
05 meningkat  gangguan absorbsi
(hiperperistaltik)
M A N I F E S TA S I K L I N I S
Ge jala Kli n is Ro ta viru s Sh ige lla Salm o n e lla ETEC EIEC Ko le ra

Ma s a In ku bas i 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam

D e m am + ++ ++ - ++ -
Mu al m u n ta h Sering Jarang Sering sering jarang Sering

N ye ri p e ru t Tenesmus Tenesmus kram Tenesmus kolik - Tenesmus kram Kram

N ye ri ke p ala - + + - - -

Lam a Sa kit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari
Sifat Tin ja
Vo lu m e Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Fre ku e n s i 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus menerus

Ko n s is te n s i Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair


D a ra h - Sering Terkadang - + -
Ba u Langu Busuk Busuk tidak menyengat Tidak Amis khas

W arn a Kuning-hijau Merah-hijau Kehijauan Tidak berwarna Merah-hijau Air cucian beras

Le u ko s it - + + - - -

Lain -lain Anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik -


MANIFESTASI KLINIS Diare yang disebabkan oleh
jamur candida sp.

• Lama penyakit  dalam beberapa


minggu
• Mual muntah  Negatif
• Nyeri perut  Positif dengan keram
• Demam Negatif
• Iritasi pada rectum  Positif
• Darah dan lendir  Negatif
• Volume tinja  banyak ( 2L / hari )
DEHIDRASI BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA
Penilain A B C

Lihat keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu,lunglai,atau


tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Airmata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut dan lidah Kering Sangat kering


Basah

Minum biasa, Malas minum atau


Rasa haus Haus, ingin minum banyak tidak bisa minum
Tidak haus

Periksa : Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat


Anamnesis

Pemeriksaan
DIAGNOSIS
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
 Tanyakan onset atau sejak kapan mengalami diare
 konsistensi,volume, dan frekuensi BAB, adakah steatorrhea, pus, mucus
atau darah segar pada feses, atau melena
 Eksplorasi gejala penyerta seperti mual, muntah, nyeri perut, demam dan
tenesmus.
 Muntah paling sering ditemukan pada infeksi virus
 Demam > 38.5°C menunjukkan proses inflamasi yang dapat disebabkan
bakteri invasive, sitotoksin, amuba, virus, colitis, diverticulitis atau IBD
Anamnesis
• Tanyakan awitan durasi gejala dan apakah gejala seperti ini sering berulang
sebelumnya
• Durasi lebih dari beberapa hari cenderung menyingkirkan infeksi virus, karena
infeksi virus biasanya berlangsung singkat
• Nilai penurunan BB untuk mengetahui derajat dehidrasi sekaligus adanya tanda
bahaya
• Indikator dehidrasi lain adalah
• rasa haus
• volume dan kapan terakhir BAK
• dan penurunan kesadaran
Anamnesis
Tanyakan faktor risiko seperti

Konsumsi makanan yang tidak dimasak dengan baik


Riwayat berpergian ke daerah endemis
Berenang di danau atau terminum airnya
Keadaan immunocompromised
Penggunaan obat – obatan yang memicu diare*
Riwayat kontak dengan orang lain yang diare
Serta tinggal di rumah penampungan atau perawatan di rumah sakit
Pemeriksaan Fisik
Nilai tanda vital dan derajat dehidrasi pasien
Nilai ada/tidak bercak – bercak pada kulit, ulserasi mulut,
pembesaran tiroid, mengi, artritis, asites, massa abdomen,
tenderness dan defans muscular abdomen serta bising usus
Bila tidak yakin mengenai adanya darah di feses/diare berdarah
pada pasien >50 tahun, lakukan pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan Penunjang
• Analisis feses rutin
• Kultur feses
• Pemeriksaan darah, urin, kimia darah (ureum, kreatinin, elektrolit, gula darah, serum
transaminase dan bila diperlukan AGD) = bila pasien dengan dehidrasi
• Kolonoskopi/sigmoidoskopi harus dilakukan pada pasien dengan diare berdarah namun
analisis dan kultur feses tidak berhasil menemukan penyababnya, guna evaluasi neoplasma
atau kolitis
Contoh Hasil Pemeriksaan Feses
Tatalaksana
Tatalaksana diare akut antara lain :

OBAT
REHIDRASI DIET
ANTIDIARE

OBAT OBAT
ANTIMIKROBA ANTIJAMUR
Rehidrasi
Pasien kehilangan banyak cairan dan dehidrasi  pemberian cairan
intravena isotonik atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung
elektrolit dan gula
Cairan infus : 50-200ml/KgBB/24jam tergantung kebutuhan dan status
hidrasi
Derajat dehidrasi
• Dehidrasi ringan : kekurangan cairan 2-5% dari BB
• Dehidrasi sedang : kekurangan cairan 5-8% dari BB
• Dehidrasi berat : kekurangan cairan 8-10% dari BB
Kebutuhan Cairan
 BJ plasma dengan rumus
•Kebutuhan cairan = (BJ plasma – 1,025)/0,001 x KgBB x 4 ml

 Metode Pierce
•Dehidrasi ringan : 5% x KgBB
•Dehidrasi sedang : 8% x KgBB
•Dehidrasi berat : 10% x KgBB

 Metode Daldiyono berdasar skor klinis


•Kebutuhan cairan = (skor/15) x 10% x KgBB x 1 liter
Jalur Pemberian Rehidrasi
 Oral
•  diberikan pada pasien diare akut tanpa komplikasi atau dehidrasi
ringan dan bisa minum. menggunakan larutan rehidrasi oral (LRO) Oralit
hipotonik (29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Natrium bikarbonat dan 1,5g
KCl). Cth : oralit generik, renalyte, pharolit
 Enteral (dengan NGT)
•  Pada pasien yang terus menerus muntah dan tidak dapat menoleransi
pemberian cairan per oral (Dehidrasi sedang)
 Parenteral
•  diberikan pada diare akut dengan dehidrasi berat atau komplikasi lain
Diet
 Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah hebat.
 Pasien dianjurkan minum sari buah, teh, makanan mudah cerna
(pisang, sup)
 Pasien tidak boleh minum susu sapi  defisiensi laktase
transien yang disebabkan oleh bakteri/virus minuman berkafein
dan alkohol  meningkatkan motilitas usus
Obat Antidiare
 Obat antimotilitas
• Loperamide paling sering digunakan karena efek sampingnya paling kecil
• Bismuth subsalisilat  kontraindikasi dengan pasien HIV

 Obat yang mengeraskan tinja


• Atapulgite 4x2 tab/hari diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare
berhenti
• Smectite 3x1 saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti

 Obat anti sekretorik


• Hidrasec 3x1 tab/hari
Obat Antimikroba
Anti jamur
• Flukonasol oral 6 mg/ kg pada hari pertama diikuti dengan 3 mg/kg berat
badan/hari untuk hari selanjutnya,
• Itrakonasol dengan dosis 3-5 mg/kg berat badan/hari dibagi menjadi 2 atau 3
dosis,
• Ketokonasol dengan dosis 3.3-6.6 mg/kg berat badan/hari 3 x 1/hari
• Nistatin dengan dosis 2.500.000 U 3 x 1/hari
• Amfoterisin B 0,5 mg/KgBB IV
Indikasi Rawat Inap
 Dehidrasi sedang – berat
 Vomitus persisten
 Diare yang progresif dan makin
berat dalam 48 jam
 Lansia dan geriatric,
pasien immunocompromised
 Diare akut disertai komplikasi*
Edukasi
• Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan sesudah BAB
• Menggunakan air bersih
• Memasak makanan dan air yang baik dan benar
• Hindari makanan yang sudah terkontaminasi oleh lalat
• Gunakan jamban sehat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai