Anda di halaman 1dari 21

PSIKOLOGI

HUMANISTIK
Psikologi humanistik sangat memperhatikan
tentang dimensi manusia dalam
berhubungan dengan lingkungannya secara
manusiawi dengan menitik-beratkan pada
kebebasan individu untuk mengungkapkan
pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-
nilai, tanggung jawab personal, otonomi,
tujuan dan pemaknaan.
James Bugental (1964) mengemukakan tentang
5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik,
yaitu

(1) keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke


dalam komponen-komponen;
(2) manusia memiliki keunikan tersendiri dalam
berhubungan dengan manusia lainnya;
(3) manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam
mengadakan hubungan dengan orang lain;
(4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat
bertanggung jawab atas pilihan-pilihanya; dan
(5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk
mencari makna, nilai dan kreativitas.
Teori humanistik sangat
memperhatikan dimensi manusia dalam
berhubungan dengan lingkungannya
secara manusiawi dengan menitik-
beratkan pada kebebasan individu
untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai,
tanggung jawab personal, otonomi,
tujuan dan pemaknaan .
Teori- humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada
metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada
pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin &
Greening, 2000).
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah
satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers
dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada
kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan
memahami perkembangan dirinya, serta menekankan
pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa
prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-
masalah kehidupannya
Memahami manusia sebagai suatu totalitas.
Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan
usaha untuk mereduksi manusia, baik ke
dalam formula S-R yang sempit dan kaku
(behaviorisme) ataupun ke dalam proses
fisiologis yang mekanistis. Manusia harus
berkembang lebih jauh daripada sekedar
memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus
mampu mengembangkan hal-hal non fisik,
misalnya nilai ataupun sikap.
Abraham Maslow
Biografi tokoh
Abraham Maslow dilahirkan di
Brooklyn, New York, pada tahun 1908.
Selepas SMU, Ia mengambil studi
hukum di City College of New York
(CCNY). Pada tahun 1934, Ia meraih
gelar PhD di University of Wisconsin.
Setahun kemudian, Ia kembali ke New
York dan bekerjasama dengan E.L.
Thorndike. Maslow kemudian
memperdalam riset dan studinya di
Universitas Columbia. Di sana Ia
bertemu dengan Alfred Adler, salah
satu kolega awal dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937 hingga tahun 1951, Maslow
memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York,
Ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth
Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer
seorang Gestalt psikolog. Maslow menjadi profesor di
Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjadi
resident fellow untuk Laughlin Institute of California. Pada
tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika
menganugerahkan gelar Humanist of the Year. Pada
tanggal 8 juni 1970 Ia meninggal karena serangan
jantung.
Menurut Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-
kebutuhan yang tersusun secara hirarki dari tingkat yang paling
mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi. Setiap kali
kebutuhan pada tingkatan paling bawah terpenuhi maka akan
muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.

Piramida kebutuhan maslow tergambar seperti di bawah ini:


Aktualisasi
Diri

Harga Diri
1. Menghargai diri sendiri
2. Dihargai oleh orang lain
Belongingness and love needs
Keinginan untuk dimiliki
dan dicintai mencintai

Kebutuhan akan Rasa Aman


keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum,
keteraturan, batas, kebebasan dari takut dan cemas.

Kebutuhan Fisiologis
bersifat homeostatis (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik)
Makan, Minum,
Teori Kebutuhan Maslow

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)


Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yan paling kuat
dan mendasar diantara yang lain.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Tentram (Safety Needs)


Kebutuhan mencari tempat perlindungan, rasa tentram, rasa
aman, membangun privacy individual (kebebasan individu),
mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana
pensiun.

3. Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (Belongingness Needs)


Dalam hal ini seseorang mencari dan menginginkan sebuah
persahabatan, menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan yang
lebih bersifat pribadi seperti mencari kekasih atau memiliki anak.
4. Kebutuhan Harga Diri ( Esteem Needs)
Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua
tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri ( Self Actualization Needs)


Inilah puncak sekaligus fokus perhatian Maslow dalam
mengamati hirarki kebutuhan. Terdapat beberapa istilah
untuk menggambarkan level ini, antara lain growth
motivation, being needs, dan self actualization.
Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang mengindikasikan
karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi:

1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni


melihat sesuatu apa adanya dan mampu melihat
persoalan secara jernih, bebas dari bias.
2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered),
yakni melihat persoalan hidup sebagai sesuatu yang
perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu
menjadi diri sendiri serta tidak berpura-pura.
4. Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi,
cenderung menyukai kesendirian dan menikmati
hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.
5. Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka
memberi penilaian tinggi pada individualitas dan
keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain
orang-orang yang telah beraktualisasi diri lebih suka
menerima kamu apa adanya ketimbang berusaha
mengubah diri kamu.
6. Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile).
Mereka lebih suka membuat lelucon yang menertawakan diri sendiri atau
kondisi manusia secara umum (ironi), ketimbang menjadikan orang lain sebagai
bahan lawakan dan ejekan.

7. Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)

8. Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu


dengan sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang.

9. Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience. Peak


experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu kondisi
saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri, terbebas dari
kungkungan tubuh kasarnya.
Berdasarkan berbagai kualifikasi yang
‘amat sulit’ tersebut, maka tidaklah
heran kalau masih sedikit orang di dunia
ini yang mencapai level aktualisasi diri
tersebut. Bahkan Maslow mengatakan
bahwa jumlah orang-orang yang telah
beraktualisasi diri tidaklah lebih dari dua
persen saja dari seluruh populasi dunia
Berikut ini beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan
di dalam isntansi/sekolah dalam mengaplikasikan teori
kebutuhan Maslow:
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis:
Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur
yang tepat
Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi individu yang representatif.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:


Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap
individunya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
Adanya ekspektasi yang konsisten
Mengendalikan perilaku individu di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem
pendisiplinan individu secara adil.
Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/
ganjaran atas segala perilaku positif individu dari pada pemberian hukuman atas
perilaku negatif individu.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan individu:
Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap individu, sabar, adil,
terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan dapat memahami individunya (kebutuhan, potensi,
minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap individunya.
Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap individunya.

b. Hubungan individu dengan individu:


Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya
di antara individu
Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
Sekolah mengembangkan tutor sebaya
Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri individu
Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki
individunya (scaffolding)
Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu
Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap individu
Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
Selalu siap memberikan bantuan apabila para individu mengalami kesulitan
Melibatkan seluruh individu di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
Ketika harus mendisiplinkan individu, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di
depan umum.

b. Penghargaan dari pihak lain


Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap individu dapat
saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
Mengembangkan program “star of the week”
Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh
individu.
Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap
empatik dan menjadi pendengar yang baik.
Berusaha melibatkan para individu dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait
dengan kepentingan para individu itu sendiri.
c. Pengetahuan dan Pemahaman
 Memberikan kesempatan kepada para individu untuk mengeksplorasi bidang-
bidang yang ingin diketahuinya.
 Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui
pendekatan discovery-inquiry
 Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
 Menyediakan kesempatan kepada para individu untuk berfikir filosofis dan
berdiskusi.

d. Estetik
 Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
 Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di
dalamnya memampangkan karya-karya seni individu yang dianggap menarik.
 Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
 Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
 Ruangan yang bersih dan wangi
 Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah
5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
 Memberikan kesempatan kepada para individu untuk melakukan yang
terbaik
 Memberikan kekebasan kepada individu untuk menggali dan menjelajah
kemampuan dan potensi yang dimilikinya
 Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan
nyata.
 Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta
kognitif individu.
 Melibatkan individu dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan
kreatif

Anda mungkin juga menyukai