Anda di halaman 1dari 23

MATERI PERKULIAHAN

TUGAS KELOMPOK
MATERI NILAI MORAL DAN NORMA

DISUSUN OLEH
1.ADJI FIRMANSYAH
2.ANINDITA AZAHROH
3.SURYANI

JURUSAN MANAJEMEN DAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS PANCASAKTI BEKASI
KONSEP NILAI MORAL DAN NORMA

1.1.KONSEP NILAI
Secara etimologis, nilai berasal dari kata “value” (Inggris),
valere (Latin) yang berarti Kuat , berguna, harga, taksiran,
Mutu, Kadar.
Sementara itu, secara terminologi kita dapat melihat beberapa
pandangan para ahli mengenai definisi nilai antara lain :
1. Nilai adalah suatu keyakinan, berkaitan dengan cara bertingkah laku
atau tujuan akhir tertentu, melampaui situasi spesifik, mengarahkan
seleksi atau evaluasi Terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-
kejadian, serta tersusun
berdasarkan derajat kepentingannya (Schwartz, 1994)
2.Nilai adalah sebuah patokan yang bersifat normatif dan dapat
mempengaruhi
manusia dalam menentukan sebuah pilihan (Kupperman)
Menurut Notonogoro, nilai terdiri atas tiga macam, meliputi:
1) Nilai material, yakni sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia.
2) Nilai vital, yakni sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat melaksanakan
kegiatan.
3) Nilai kerohanian, dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a) Nilai kebenaran bersumber pada akal pikiran manusia (rasio,
budi, dan cipta)
b) Nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa manusia.
c) Nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada kehendak
keras, keras hati,
dan nurani manusia.
d) Nilai religius (ketuhanan) yang bersifat mutlak dan bersumber
pada keyakinan
Berbeda dengan jenis-jenis nilai yang dikemukakan oleh Notonogoro, dilihat dari segi
filsafat, nilai dapat diklasifikasi ke dalam tiga jenis, diantarnya:
1) Nilai logika yaitu benar dan salah. Dalam hal ini, nilai logika berkaitan dengan
pengetahuan atau kaidah berpikir seseorang. Sebagai contoh seorang siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, kemudian ia berhasil menjawab
dengan benar, maka secara logika jawaban tersebut dianggap benar, dan ketika
jawabannya keliru maka secara logika jawaban tersebut dianggap salah.
2) Nilai etika yaitu nilai tentang baik dan buruk yang berkaitan dengan perilaku
manusia. Jadi, kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti
wajahnya buruk, tetapi menunjuk perilaku orang itu buruk. Nilai etik adalah nilai
moral. Jadi, moral yang di maksudkan di sini adalah nilai moral sebagai bagian
dari nilai.
3) Nilai estetika yaitu nilai tentang indah dan tidak indah. Nilai estetika lebih
berkaitan dengan kesenian, keindahan, keserasian, penampilan fisik.
1.2. Konsep Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata ‘mos’ (Latin), bentuk jamaknya
‘mores’ yang berarti tata cara, adat-istiadat. Kata moral dalam bahasa arab, identik
dengan akhlak, yang berarti perangai, watak, tabiat, karakter yang menetap kuat dalam
jiwa manusia Dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara
ringan dan mudah, Tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya .
Sementara itu, secara terminologi, definisi mengenai moral dapat dilihat dari
beberapa pandangan ahli, antara lain:
1) Moral adalah ajaran, ukuran, tentang baik atau buruknya akhlak, budi pekerti
dan susila
manusia, baik sebagai pribadi, warga masyarakat, dan warga negara (Suseno,
1998).
2) Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang benar dan salah
dalam
perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang sesuai dengan
standar perilaku yang tepat pada kelompok atau masyarakat tersebut
(Merriamwebster)
3) Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut
hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku (Chaplin, 2006).
•Kesadaran moral
•Pengetahuan nilai moral
MORAL •Pandangan ke depan
KNOWING •Penalaran moral
•Pengambilan keputusan
•Pengetahuan diri

•Kata hati
MORAL •Rasa percaya diri
FEELING •Empati
•Cinta kebaikan
•Pengendalian diri
•Kerendahan diri

MORAL
•kemampuan
•kemauan
BEHAVIOR
•kebiasaan
TUJUAN DAN FUNGSI MORAL
Adapun beberapa tujuan dan fungsi moral adalah sebagai berikut:
- Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan.
- Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh
kebaikan
dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi
moral.
- Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena
moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
- Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena
menunaikan
fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan
perasaan
JENIS DAN WUJUD MORAL
Wujud moral dalam diri seseorang dapat terlihat dari penampilan dan perilakunya
secara keseluruhan. Adapun beberapa macam moral adalah sebagai berikut:
- Moral Ketuhanan, yakni moral yang berhubungan dengan keagamaan/ religius
berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang,
misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan sebaik-baiknya.
menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan
yang berbeda agama.
- Moral Ideologi dan Filsafat, yakni moral yang berhubungan dengan semangat
kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara, misalnya menjunjung
tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contoh; menolak ideologi asing
yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.
1.3. Konsep Norma
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan tingkah laku yang sesuai
dan berterima,
aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu.

A. Norma agama
Norma agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup manusia yang
sumbernya dari wahyu Tuhan. Penganut agama meyakini bahwa apa yang
diatur dalam
norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang disampaikan kepada
nabi dan rasul Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia di dunia.
B. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari suara hati nurani
manusia. Peraturan hidup ini berkenaan dengan bisikan kalbu dan suara hati nurani manusia.
Norma kesusilaan ada bersamaan dengan kelahiran atau keberadaan manusia itu sendiri,
tanpa melihat jenis kelamin dan suku bangsanya.
Norma kesusilaan bertujuan agar manusia mempunyai kehidupan yang berakhlak atau
mempunyai hati nurani yang bersih. Sumber dari norma kesusilaan ini adalah hati sanubari
manusia itu sendiri, yang bersifat otonom dan tidak ditujukan kepada hal-hal yang besifat
lahiriah, tetapi ditujukan kepada sifat batin manusia. Artinya dengan hati nurani yang bersih
maka manusia akan dapat membedakan mana yang merupakan perilaku yang buruk dan
mana perilaku yang tidak baik. (Chairun Arrasjid, 2004:8).
C. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan peraturan hidup yang
timbul dari pergaulan segolongan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Norma
kesopanan
bertujuan untuk mencapai kehidupan dalam pergaulan hidup berlangsung dengan
menyenangkan. Peraturan-peraturan yang timbul tersebut ditaati sebagai pedoman yang
mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya
(Winataputra, 2007:6.18)
D. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang timbul mengenai
tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat dan dibuat oleh badan-badan resmi
negara serta bersifat
memaksa sehingga mempunyai perintah dan larangan serta wajib
ditaati oleh seluruh
masyarakat. Norma hukum bertujuan untuk mencapai ketertiban
dan kedamaian dalam
pergaulan hidup. Ketertiban dan kedamaian dapat tercapai dengan
menciptakan suatu
keserasian antara ketertiban (yang bersifat lahiriah) dengan
ketentraman (yang bersifat
batiniah) (Winataputra, 2008:6.18)
1.4. Hubungan antara nilai, moral dan norma
Berdasarkan uraian diatas tersebut, kita dapat melihat bahwa
ada hubungan yang erat
antara nilai, moral dan norma. Hubungan antara ketiga
komponen itu dapat diringkas dalam
beberapa point of view, meliputi:
- Nilai, moral dan norma memiliki hubungan timbal balik dan
bersifat interaktif dalam
artian bahwa saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
- Nilai dan norma dapat dijadikan sebagai suatu pedoman, tolak
ukur, penuntun,
petunjuk bagi moral manusia dalam kehidupannya, baik dalam
hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia maupun dengan alam semesta.
2.NILAI MORAL DAN NORMA DALAM PANCASILA DAN
DINAMIKA
KEHIDUPAN
Nilai-nilai Pancasila diyakini kebenarannya dan senantiasa
melekat dalam kehidupan bangsa
dan negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan nilai-nilai yang
hidup dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia, yakni:
1. Nilai-nilai Ketuhanan (religiositas) sebagai sumber etika dan
spiritualitas (yang bersifat
vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental
etika kehidupan bernegara.
5.Nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.

Konsep Implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan pada berbagai bidang kehidupan
negara.
a. Bidang Politik.
Implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan pada bidang politik dapat
ditransformasikan melalui sistem politik yang bertumpu kepada asas kedaulatan rakyat
berdasarkan konstitusi, mengacu pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Beberapa konsep dasar
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Sektor suprastruktur politik, seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lembaga
pemerintah lainnya baik di pusat maupun di daerah. Semua lembaga pemerintah
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai batas kewenangan yang ditentukan dalam
UUD dan peraturan perundang-undangan lainnya .
2) Sektor masyarakat. Dalam sistem politik, infrastruktur politik (lembaga-lembaga sosial
politik, seperti organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan media massa) tersebut
berfungsi memberikan masukan kepada suprastruktur politik dalam menghasilkan
kebijakan publik yang menyangkut kepentingan umum

2. Bidang ekonomi.
Pandangan Mubyarto dalam Oesman dan Alfian (1993: 240--241) mengenai 5 prinsip
pembangunan ekonomi yang mengacu kepada nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa, roda perekonomian digerakkan oleh
rangsanganrangsangan ekonomi, sosial, dan moral;
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat untuk
mewujudkan pemerataan sosial (egalitarian), sesuai asas-asas kemanusiaan;
3.Persatuan Indonesia, prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan
perekonomian nasional yang tangguh. Hal ini berarti nasionalisme menjiwai setiap
kebijaksanaan ekonomi;
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan
merupakan bentuk paling konkrit dari usaha bersama;
5) Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, adanya imbangan yang jelas dan tegas
antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi dalam pelaksanaan
kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi dan keadilan sosial.

C. Bidang Sosial Budaya.


Masyarakat Indonesia memiliki karakter hidup bergotong royong sebagaimana disampaikan
oleh Bung Karno dalam pidatonya 1 Juni 1945. Namun akhir-akhir ini, semangat gotongroyong di
kalangan masyarakat menunjukkan gejala semakin luntur. Rasa persatuan dan
kesatuan bangsa tergerus oleh tantangan arus globalisasi yang bermuatan nilai individualistic
dan materialistic.
Apabila hal ini tidak segera dicegah, bukan tidak mungkin jati diri bangsa
akan semakin terancam. Mengingat karakter masyarakat Indonesia yang
berbhinneka
tunggal ika sebagaimana disebutkan dalam Pasal 36 A UUD 1945.

D. Bidang Hankam
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan,
terkait dengan Nilai - nilai instrumental sebagaimana terkandung dalam
Pasal 30 ayat (1), (2), (3), (4), dan Ayat (5) UUD 1945. Prinsip-prinsip yang
merupakan nilai instrumental Pancasila dalam bidang pertahanan dan
keamanan sebagaimana terkandung dalam Pasal 30 UUD 1945 dapat
Dikemukakan sebagai berikut:
1) Kedudukan warga negara dalam pertahanan dan keamanan
berdasarkan pasal 30 ayat (1) UUD 1945, “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha Pertahanan dan keamanan negara”.
2. Sistem pertahanan dan keamanan. Adapun sistem pertahanan dan keamanan yan
g
dianut adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang lazim disingk
at
Sishankamrata. Dalam Sishankamrata, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepoli
sian
Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan kekuatan utama, sedangkan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.
3) Tugas pokok TNI yang terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara,
sebagai alat negara dengan tugas pokok mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara. Tugas pokok POLRI sebagai alat neg
ara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat masyarakat, mempunyai tugas
pokok melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai