Anda di halaman 1dari 16

Nama : Alfin Febrianto

Mahasiswa ATEM Semarang Tingkat III


LATAR BELAKANG
 Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang harus ditempuh oleh mahasiswa setelah
menjalani proses perkuliahan baik teoritis maupun praktis, yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan di Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) Semarang.
Kegiatan ini mempunyai makna yang penting dalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengalami dan mempraktikan serta mencoba secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang
telah diperoleh pada setiap tahap pendidikan (semester) disertai sikap professional secara utuh dan
menyeluruh di masyarakat.
 Peningkatan kemampuan mahasiswa khususnya dalam bidang elektromedik sangat perlu untuk di
tingkatkan. Selain mahasiswa juga diharapkan memiliki wawasan luas di luar lingkungan kampus
khususnya di Rumah Sakit.
 Progam Praktek Kerja Lapangan (PKL) diikuti mahasiswa tingkat III semester V dan lahan PKL nya
adalah rumah sakit negeri. Untuk memenuhi syarat Praktek Kerja Lapangan, maka setiap mahasiswa
diwajibkan menyusun laporan yang membahas minimal 2 peralatan medis untuk masing-masing orang 2
secara blok diagram serta pembahasan tentang managemen rumah sakit.
 Tujuan Umum
1. Dapat Mendalami pekerjaan bidang Teknik Elektromedik di Rumah Sakit,
sehingga mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mampu merawat serta
menangani kerusakan – kerusakan baik ringan maupun berat pada peralatan
medis.
2. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan
mengintegrasikan kompetensi yang diperoleh selama mengikuti pelajaran
peralatan elektromedik atau alat kesehatan dan sarana kesehatan secara lebih luas.
3. Memproleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk
Tujuan Praktek mendalami masalah – masalah teknik lebih lanjut.
Kerja Lapangan  Tujuan khusus
1. Memahami dengan benar pekerjaan bidang Teknik Elektromedik di Rumah Sakit
berkaitan dengan keselamatan kerja.
2. Membantu dan belajar pekerjaan elektromedik di linngkungan Rumah Sakit.
3. Mendalami system baru atau lebih peralatan elektromedik yang nantinya dapat
dijadikan bahan pembuatan tugas akhir akademi.
4. Belajar merawat dan menangani kerusakan ringan maupun berat peralatan medis
yang ada di Rumah Sakit.
5. Mampu beradaptasi dengan profesi lainnya di bidang pelayanan kesehatan.

01/24/2021 3
4
Tugas Pokok dan Fungsi Elektromedik

Pelayanan elektromedik adalah kegiatan perencanaan pengadaan dalam bentuk


analisa kebutuhan, instalasi, uji fungsi, pemeliharaan perbaikan, pengujian dan atau
kalibrasi, penyesuaian (adjustment), pemantauan fungsi dan inpeksi terhadap alat
elektromedik, alat ukur pengujian dan kalibrasi, serta kegiatan pengendalian atau
pemantauan mutu, keamanan, keselamatan, dari mulai persiapan pelaksanaan,
pelaporan dan evaluasi, pelayanan rancang bangun atau desain, dan pemecahan
masalah serta pembinaan teknis bidang elektromedik.
Fungsi teknisi elektromedis secara umum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 371/MENKES/SK/II/2007 tentang Standar
Profesi Teknisi Elektromedis yang dapat diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana,
penelitian serta penyuluh dan pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada
fasilitas Kesehatan.
(ESU)
ELEKTROSURGERY UNIT
PENGERTIAN

• Electrosurgery Unit (ESU) adalah alat bantu operasi bedah yang memanfaatkan arus listrik berfrekuensi tinggi. Atau mengalirkan
arus listrik melalui suatu jaringan. Pada penggunaannya, Elektrosurgery unit mengggunakan arus listrik yang besar dengan frekuensi
tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (thermal) dan meredam terjadinya efek (faradic) dan efek (ekrolitik), oleh
karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300KHz.

Faradik

efek yang timbul jika otot pada tubuh dialirkan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot tersebut akan bergerak
mengaakibatkan rangsangan yang diterima, untuk menghindari efek tersebut frekuensinya sekurang kurangnya 300KHz.

ekrolitik

efek yang timbul dalam jaringan biologis yang mengakibatkan pergerakan ion ion dalam tubuh
1.Conector put
switch/pedal BAGIAN-BAGIAN ALAT
2.Display

3.Tombol pengatur
frekuensi 1

4.Tombol mode cut 2

5.Tombol mode coag 3

6.Tombol power 4
5
7.Conector netral ped

8.Conector pensil couter 6


7
9.Conector bipolar 8
9
A.Pengatur volume buzzer

B. Output alarm
A
C. Conector kabel power

D. Grounding pin B

D
Pengoprasian ESU
 Pengoprasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar.

Mode Bipolar biasanya digunakan untuk proses koagulasi (pembekuan). elektroda berbentuk pinset
digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir
dari ujung elektroda yang lain.

Pada mode monopolar digunakan dua elektroda yang terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/
netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus
listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik
dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar biasanya digunakan pada bedah mayor
dengan metode pemotongan/cutting. bisa juga memotong sekaligus menghentikan pendaraan
1) Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2) Hidupkan alat dengan menekan tombol power
3) Setelah lampu indikator ESU menyala, berarti ESU siap dioperasikan.
4) Setting ESU yang akan digunakan
5) Pasang electrode pasif/ground dan aktifnya
6) Lakukan operasi dengan menekan hand swich/ foot swich
7) Setelah penggunaan selesai, sterilkan cutternya dan semua badan alat.
Rapikan alat ke tempatnya semula.
BLOCK DIAGRAM ESU
• Power supply mendapat inputan dari PLN, kemudian power
supply akan memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada
rangkaian osilator sebagai pembangkit frekwensi dan akan
diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang mana
pada rangkaian pembangkit frekuensi atau osilator yang
dapat menghasilkan frekuensi keluaran higga 700KHz
(tergantung kemampuan osilator yang dipakai) yang
kemudian akan masuk ke rangkaian modulator untuk
dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan
kemudian dikuatkan lagi oleh rangkaian power amp yang
akan menghasilkan frekwensi tinggi dan akan dikeluarkan
melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus
dari supply yang masuk ke HF generator akan diisolasikan,
sehingga menghasilkan frekwensi tinggi dengan pulsa yang
berbeda untuk cutting, berbentuk sinus yang terendam.
Setelah itu rangkaian akan mengendalikan dalam
penggunaannya, bentuk dapat dipilih sesuai kebutuhan baik
untuk cutting maupun untuk coagulasi. Output dari HF
generator akan dikeluarkan melalui elektroda aktif.
PEMELIHARAAN ELECTROSURGERY UNIT (ESU)

• Dalam pemeliharaan ESU biasanya di cek selama 3 bulan sekali dan setiap setahun untuk mengecek kondisi alat
serta akssesoris dari alat. Maka hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
A. Pemeliharaan 3 bulan
1. Cek dan Bersihkan seluruh bagian alat.
2. Cek fungsi Netral elektrode (bila rusak maka ganti jika dipeerlukan).
3. Cek fungsi Elektroda Aktif (bila rusak maka ganti jika diperlukan).
4. Cek fungsi tombol pada panel unit.
5. Cek fungsi sistem alarm.
6. Cek kabel power serta kabel grounding
7. Cek fungsi foot switch.
8. Cek fungsi sistem alat.
9. Uji kinerja alat.
TERIMAKASIH
BIPOLAR

BACK
MONOPOLAR

BACK
ELECTRODA NETRAL

BACK

Anda mungkin juga menyukai