BEBERAPA HAL PENTING

DALAM PENGADAAN BARANG /

JASA PEMERINTAH

IR . HARIS PURADIREDJA
PROCUREMENT SPECIALIST

KONDISI SAAT INI
1. KKN SEMAKIN MERAJALELA,
KERUGIAN NEGARA MENINGKAT
2. LEMAHNYA PENGAWASAN &
REINFORCEMENT
3. BELUM SINKRONNYA PERATURAN
PBJ YANG ADA
4. LEMAHNYA SDM/PEMAHAMAN PBJ
5. KUALITAS PEKER.BURUK,
MASYARAKAT DIRUGIKAN
6. LEMAHNYA MORAL/KEPATUHAN
KETENTUAN/PER-UU-AN
SKEMA KONDISI PBJ SAAT INI
PARAMETER
1. UU. 18/1999 JAKON + PP
2. UU.NO.5/1999 PERS.UTS
3. UU.NO.22/1999 OTODA + PP
4. UU.NO.25/1999 PERIMB.KEU
5. KEPPRES 80/2003
6. FIDIC,KETENTUAN INTER.
VISI & MISI
TINDAKAN TURUN TANGAN
1. MEMPERKETAT PENGAWASAN &
PENERAPAN SANKSI
2. MENYIAPKAN UU-PBJ.
3. SOSIALISASI PERATURAN
PER-UU-AN/KEPPRES PBJ
4. PENINGKATAN PENGAWASAN/
PROFESIONALISME SH-PBJ
5. PENANGANAN SANGGAHAN/
PENGADUAN.
6. PEMBENTUKAN INSTITUSI YANG
MENANGANI KEGIATAN 1,2,3,4 DAN 5
LINGKUNGAN STRATEGIS
1. PELAKSANAAN OTODA
2. GLOBALISASI
3. IPOLEKSOSBUD.HANKAM LEMAH
4. PENGGAJIAN/KESEJ.PNS LEMAH
BANYAKNYA BEBAN BIAYA
PROYEK
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
1. PENINGKATAN PRODUKSI DALAM NEGERI DAN UKM.
2. MENYEDERHANAKAN PROSES & MEMPERCEPAT PROSES/
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
3. MENINGKATKAN PROFESIONALISME/SDM DAN DAYA SAING.
4. RESPONSIBILITAS DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA.
KONDISI YANG DIINGNKAN
PRODUK
1. MENGHAPUSKAN KKN,
1. LAPORAN MONEV ATAS PELAKSANAAN
PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI MENGURANGI KERUGIAN
NEGARA.
PELANGGARAN.
2. UU – PBJ DAN KEPPRES PBJ. 2. TIDAK ADANYA PERATURAN
3. MODUL-MODUL PBJ & LAPORAN
YANG SALING BERTENTANGAN.
SOSIALISASI
4. LAPORAN MONEV KEPATUHAN ATAS
3. KEMAMPUAN SDM &
PELAKSANAAN PBJ PROFESIONALISME SH
5. HASIL PEKER.YANG BERKUALITAS MENINGKAT
6. BANTUAN TEKNIS/PENYELESAIAN
4. PENYIMPANGAN BERKURANG
MASALAH PBJ.
5. HASIL PEKER.YG BERMANFAAT
7. LKPP TERBENTUK.
SEBESAR-BESARNYA UNTUK
MASYARAKAT.
PENGADAAN BARANG/JASA (PBJ) PEMERINTAH

LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN

SETELAH DOKUMEN ANGGARAN DITERIMA

1. Pembentukan Panitia pengadaan oleh Pengguna

Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
2. Duduk bersama PPK dan Panitia pengadaan untuk
menetapkan SISTIM PENGADAAN
3. Panitia menyusun Dokumen lelang / HPS berdasarkan
kesepakatan Sistim pengadaan antara PPK dan Panitia.
4. PPK menetapkan / mengesahkan dokumen lelang /
HPS
PENGADAAN BARANG/JASA (PBJ) PEMERINTAH

PENETAPAN SISTIM PENGADAAN YANG

DILAKSANAKAN PENYEDIA BARANG / JASA
a. Penetapan metoda pemilihan : Pelelangan Umum,
Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung,
Penunjukan Langsung
b. Penetapan metoda penyampaian penawaran
b. Penetapan metoda evaluasi penawaran
c. Penyusunan sistim pengadaan mempertimbangkan
juga : jenis, sifat, nilai, lokasi pekerjaan, jumlah
penyedia jasa dan kualifikasi dan klasifikasi badan
usaha.
 KONDISI PENGADAAN BARANG / JASA
SAAT INI.

a. BANYAKNYA PENANGKAPAN MENTERI, GUBERNUR,

BUPATI, WALIKOTA, PPK, PANITIA PENGADAAN OLEH
APARAT PENEGAK HUKUM, DALAM PROSES
PELELANGAN / PENUNJUKAN LANGSUNG,
PELAKSANAAN KONTRAK , MAUPUN KKN YANG
DILAKUKAN DI MASA LAMPAU.

b. PARA PEJABAT, PPK, PANTIA PBJ, TIDAK MENYADARI

BAHWA KONSEKWENSI PENGATURAN LELANG,
PENUNJUKAN LANGSUNG YANG KELIRU, ADALAH
HUKUM
 MASALAH
PENUNJUKAN LANGSUNG
1. KASUS-KASUS PENUNJUKAN LANGSUNG YANG
MUNCUL KE PERMUKAAN ( CONTOH KASUS : KPU,AFIS,
GUBERNUR, ACEH, SEKDA JAMBI, WAKIL WALIKOTA MEDAN )
“ MELANGGAR KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 “
.
2. PENGALAMAN MENGAJAR DI KPK
a. Kenapa KPU sampai babak belur demikian rupa ?
b. Apa itu Diskresi ?

3. PERTANYAAN MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN

a. Siapa yang bertanggung jawab ? Pimpro atau Panitia ?
b. Jadi proses ini rekayasa ?
c. Apakah PL yang dilakukan Yusril itu salah ?
d. Apakah harga satuannya mark up ?
 MASALAH
PENUNJUKAN LANGSUNG
4. PRINSIP-PRINSIP PENUNJUKAN LANGSUNG
DAN CARA PROSES PENUNJUKAN LANGSUNG YANG
BENAR
( CONTOH : PEMBANGUNAN WADUK JATIGEDE )
a. Perlu dibuat Justifikasi
b. Harga satuan harus dapat dibuktikan secara
profesional bahwa harganya wajar

5. CARA MELAKUKAN PEMBUKTIAN BAHWA TIDAK

TERJADI MARK UP DAN CARA PENILAIAN
KEWAJARAN HARGA DALAM NEGOSIASI HARGA,
HARUS TAHU :
a. Apa itu Metoda Pelaksanaan
b, Apa irtu Metoda Kerja
 UMUM
1. BANYAK PPK TIDAK MENYADARI BAHWA RISIKO TANDA
TANGAN KONTRAK KONSEKWENSINYA ADALAH HUKUM,
KONSEP KONTRAK TIDAK PERNAH DIBACA, LANGSUNG
TANDA TANGAN SAJA.

2. BAHKAN KADANG2 PPK TIDAK MENGERTI SAH ATAU

TIDAKNYA KONTRAK YANG DITANDATANGANINYA ITU.

3. DEMIKIAN JUGA, DOKUMEN LELANG JUGA TIDAK

PERNAH DIBACA DULU, PADAHAL DOKUMEN LELANG
ADALAH LANDASAN HUKUM BAGI PENYEDIA JASA DAN
PENGGUNA JASA DALAM MELAKUKAN PELELANGAN
( KUHPER PASAL 1338 )
 UMUM
4. BANYAK PPK YANG TIDAK PAHAM ARTI DAN PASAL2
YANG DITUANGKAN DALAM DOKUMEN LELANG /
DOKUMEN KONTRAK (APALAGI YANG BER-PHLN) ,
AKIBATNYA BANYAK MENIMBULKAN KLAIM2 YANG
TIDAK DAPAT DIHINDARKAN YANG KEMUDIAN
TERPAKSA HARUS DIPENUHI DALAM PELAKSANAAN
KONTRAK NYA.

5. KEPPRES NO.80 TAHUN 2003 MENETAPKAN “ UNTUK

KONTRAK BERNILAI > RP. 50 MILIAR SEBELUM TANDA
TANGAN KONTRAK HARUS TELAH MENDAPAT
PERSETUJUAN AHLI HUKUM KONTRAK “
 UMUM
6. UNTUK KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI, DIMANA
MENCARI AHLI HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI ?
REPUBLIK INI BELUM ADA AHLI HUKUM KONTRAK
DI BIDANG KONSTRUKSI

7. BAGI PROPINSI2 YANG MEMILKI DANA BESAR DAN

MEMPUNYAI PAKET2 PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG
BERNILAI > RP. 50 MILIAR, MAKA SEBAGAI PENGGANTI
AHLI HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI ,DAPAT DIBENTUK
TIM PENGGANTI AHLI HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI
YANG ANGGOTANYA TERDIRI DARI :
a. Pejabat yang menguasai bidang hukum
b. Pejabat yang menguasai bidang pengadaan jasa konstruksi
pemerintah
 UMUM
8. KONDISI PENGADAAN BARANG/JASA DI RI SAAT INI :
> PEMBERANTASA KKN YANG SEMAKIN MENINGKAT,
BEBAN2 PROYEK YANG SEMAKIN MEMBENGKAK, INTERVENSI
ATASAN YANG SEMAKIN MENEKAN, SEMAKIN BANYAK ORANG
YANG TIDAK MAU MENJADI PPK
> KEPPRES NO. 80 TH 2003 : MENGANUT PENETAPAN PEMENANG
KEPADA PENAWARAN TERENDAH TEREVALUASI YANG
RESPONSIF, POTENSIAL TERJADI PENAWARAN YANG SANGAT
RENDAH / POTENSIAL PUTUS KONTRAK DAN POTENSIAL
TIMBUL PERSELISIHAN / GUGATAN KE PENGADILAN

9. PPK HARUS DIBEKALI PEMAHAMAN TTG ASPEK2 HUKUM

KONTRAK KONSTRUKSI, SEKALI GUS MENINGKATKAN
KE HATI2 AN DALAM MENGELOLA PROYEK
BEBERAPA HAL PENTING PBJ PEMERINTAH
1. Lingkup Keppres No. 80 Tahun 2003 dan
berikut tambahan pasal – pasalnya.

2. Tindakan melawan hukum dalam proses PBJ

dengan cara Penunjukkan langsung
a. Beberapa contoh kasus Penunjukkan langsung yang
bermasalah
b. Asas-asas dalam penunjukkan langsung
c. Justifikasi PL dan Negosiasi penilaian kewajaran harga
d. Penjukkan langsung pekerjaan lanjutan untuk pemilihan
penyedia jasa pelaksanaan pekerjaan pekerjaan konstruksi
e. Penunjukkan langsung dengan dalih investasi
f. Penujukkan langsung dalam proyek bantuan China
BEBERAPA HAL PENTING PBJ PEMERINTAH
3. Perbedaan penyimpangan dan penyelewengan
a. Penyimpangan
> Keppres No. 80 th 2003 : banyak yang belum diatur,
mengandung interpretasi berbeda2, banyak yang tidak
jelas, pemahaman PPK & Panitia yang lemah ( terbukti dari
hasil kelulusan ujian serftifikasi / banyak yang tidak lulus )
> PPK & Panitia harus menetapkan, dan bisa saja salah
atau beda pendapat
> Bila melakukan PL ternyata salah, maka ini = penyimpangan
administrasi, bukan penyelewengan

b. Penyelewengan
> Menguntungkan diri sendiri atau orang lain
> Merugikan negara
> Hasilnya tidak dapat dimanfaatkan sebesar2nya untuk
kepentingan masyarakat
 PERBUATAN MELAWAN HUKUM
c. Perbuatan melawan hukum.
( PenjelasanKepala kejaksaan ttg “Apa itu Melawan hukum” )
Putusan MA No. 42 K/Kr/1965 tanggal 8 Januari
1966 antara lain memuat :

Suatu tindakan pada umumnya dapat hilang sifatnya sebagai

melawan hukum bukan hanya berdasarkan suatau ketentuan
dalam perundang-undangan, melainkan juga berdasarkan asas-
asas keadilan atau asas hukum yang tidak tertulis dan bersifat
umum seperti misalnya 3 faktor :

1. Negara tidak dirugikan

2. Kepentingan umum dilayani
3. Terdakwa tidak diuntungkan
 NOTA KESEPAHAMAN KEJAKSAAN
AGUNG, KAPOLRI, DAN BPKP
1. Bila ada pengaduan, tidak dapat langsung dilakukan
penangkapan,harus digelar kasus dulu antara Polri, Jaksa, dan BPKP,
apakah ada kerugian negara atau karena kesalahan prosedur saja.
2. Kalau ada kerugian negara maka bisa ditangkap
itupun dilakukan setelah ada pembayaran, kalau
hanya kesalahan prosedur maka hanya penyimpangan administrasi
saja.
3. Yang mengajukan pengaduan sembarangan dan ternyata tidak benar,
dapat ditangkap, pencemaran nama baik.
4. Perlu sosialisasi sampai tingkat Kapolres
5. Perlu ditindak lanjuti dengan Edaran Gubernur / Bupati
 BEBERAPA HAL PENTING
PBJ PEMERINTAH
4. Akibat kurangnya pemahaman Panitia lelang dalam
Administrasi pengadaan misalnya tentang :
> penilaian kualifikasi
> verifikasi nyata
> metoda evaluasi dengan sisitim nilai

5. Dalam hal Keppres no.80 tahun 2003 belum mengatur :

> atur oleh PPK dan masukkan dalam dokumen lelang
> dokumen lelang adalah landasan hukum = Undang2 bagi
para pihak yang membuatnya.

6. Pengertian Diskresi berikut contoh - contoh nya :

 BEBERAPA HAL PENTING DALAM
PBJ PEMERINTAH
7. PPK tidak menyadari konsekwensi tanda
tangan kontrak KUHPer 1338, 1320-1337,1338,
1339,1266, dan 1604-1617 )

8. Pengertian KUHPer 1338

dan Kasus pengaturan lelang PBJ
> pengertian itikad baik
> Indikasi kuat menurut Keppres No. 80 tahun 2003

9. Perintah mengatur lelang dari Atasan (salah satu

alasan pembenaran atas Perbuatan Melawan Hukum )
> Panitia tetap harus akuntabel
> Panitia independen, tidak bisa di intervensi
> Panitia bertanggung jawab atas proses pelelangan tsb
> Segala resiko ada di Panitia pelelangan
 BEBRAPA HAL PENTING DALAM
PBJ PEMERINTAH
10. APAKAH KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 SUDAH
DAPAT MENGATUR SEMUA ?
YANG BELUM DIATUR BAGAIMANA ?

11. YANG BELUM DIATUR, MAKA SEORANG PEJABAT

PEMBUAT KOMITMEN
“ DAPAT MENGATUR SENDIRI “,
DENGAN TETAP MENGACU / BERDASARKAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ESENSI PENGADAAN
BARANG / JASA .
 BEBRAPA HAL PENTING DALAM
PBJ PEMERINTAH
12. APAKAH PRINSIP – PRINSIP PBJ ? YAITU EFISIEN,
EFEKTIF, TERBUKA DAN BERSAING, TRANSPARAN, ADIL/
TIDAK DISKRIMINATIF, DAN AKUNTABEL.
APAKAH ITU TERBUKA ? APAKAH ITU TRANSPARAN ?

13. DOKUMEN LELANG ADALAH LANDASAN HUKUM

BAGI PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA DALAM
MELAKSANAKAN PELELANGAN ( KUH PERDATA 1338 ),
JANGAN MEMBUAT DOLUMEN LELANG YANG
BERTENTANGAN DENGAN KEPPRES NO.80 TAHUN 2003,
BILA KEPPRES BELUM MENGATUR, TETAPKAN OLEH
PENGGUNA BARANG/JASA DENGAN TETAP MENGACU
KEPADA PRINSIP-PRINSIP PENGADAAN BARANG / JASA
 UMUM
10. MASUKKAN DALAM DOKUMEN LELANG KETENTUAN-
KETENTUAN BARU YANG ADA DI KEPPRES NO. 80
TAHUN 2003 SEPERTI :

a. biaya penggandaan dokumen lelang

( Panitia LL di Aceh ditangkap karena menarik biaya lelang)
b. pasca kualifikasi
c. persyaratan kelulusan prakualifikasi / dokumen kualifikasi.
(KPK : kenapa KPU babak belur seperti itu ?)
d. rincian HPS rahasia
( Kenapa rincian HPS rahasia ? )
e. tidak menggugurkan penawaran dalam pembukaan penawaran.
( contoh : Kesalahan menetapkan lelang ulang dan Evaluasi
ulang Oleh Panitia lelang di Surabaya)
f. harga satuan timpang
(harga satuan yang sengaja ditinggi-tinggikan)
 UMUM
10. MASUKKAN DALAM DOKUMEN LELANG KETENTUAN-
KETENTUAN BARU YANG ADA DI KEPPRES NO. 80
TAHUN 2003 SEPERTI :

g. PENAWARAN TERENDAH TEREVALUASI YANG

RESPONSIF
( Berapapun rendahnya, tunjuk ! Kasus Bili2, kasus pnk
jalan di Palembang, kasus pengadaan pipa baja (Korea)
h. tidak menggugurkan teknis berdasarkan analisa harga
satuan ( Kasus FO Dep[ok )
i. BA evaluasi rahasia sampai dengan tanda tangan
kontrak
j. indikasi kuat KKN
( Kasus lelang rp. 1200 juta)
 UMUM
10. MASUKKAN DALAM DOKUMEN LELANG KETENTUAN-
KETENTUAN BARU YANG ADA DI KEPPRES NO. 80
TAHUN 2003 SEPERTI :

k. penandatanganan pakta integritas

( jelaskan : kapan menandatangani pakta integritas )
l. pengaduan masyarakat
( jelaskan sanggahan dan pengaduan )
m. dilarang mengubah dokumen lelang sebelum
tandatangan kontrak secara sepihak.
( UU no. 18 th 1999 pasal 18.(3)
n. jaminan pelaksanaan 5% dari Bank.
( jelaskan : kenapa jaminan pelaksanaan dari Bank )
 UMUM
10. MASUKKAN DALAM DOKUMEN LELANG KETENTUAN-
KETENTUAN BARU YANG ADA DI KEPPRES NO. 80 TAHUN
2003 SEPERTI :

0. Pemutusan kontrak secara sepihak bila keterlambatan

melebihi jumlah hari denda nilai jaminan pelaksanaan
( jelaskan : KUHPerdata Pasal 1266 )
p. terlambat membayar, harus memberikan kompensasi
( jelaskan : besarnya ganti rugi yang harus dibayar
PPK )
q. Uang retensi diganti jaminan pemeliharaan, dapat
mencairkan jaminan pemeliharaan.
( jelaskan : masa pemeliharaan dapat melewati akhir tahun
anggaran )
 UMUM
11. PENGERTIAN2 PENTING LAIN YANG PERLU
DIPERHATIKAN :

o. Paket kontrak Multi years

(Kontrak tahun jamak)
p. Pengertian melawan hukum
(Penjelasan Kepala Kejaksaan Tasikmalaya)
q. Pengertian Analisa Harga Satuan
kasus di Kabupaten Binjai)
r. Tentang Skema Pelaksanaan kontrak
 SKEMA PELAKSANAAN KONTRAK
Submission of
Advance Payment
Within 60 Days

Approval Mobilization
Letter of from Exim 30 Days
Acceptance Bank China
FHO
Commencement PHO
Contract ( Defect Liability
of work ( Taking Over
signing Certificate )
Certificate )
Notice to
Commence
PCM

Max
30 days FIELD CCO
Site Take ENGINERING
Over
Max Employer and
Submis of 30 days
Performance Contractor
Bond responsibility for
Building Failure
Max Max
MAX 10 TH
28 Days 60 days CONSTRUCTION PERIOD MAINTENANCE
65 MONTHS (1950 DAYS) PERIOD
12 MONTHS
NOTES :
PCM = PRE CONST
MEETING
CONTRACT PERIOD
PHO = PROFESSIONAL
HAND OVER
FHO = FINAL HAND OVER
CCO = CONTRACT PERFORMANCE BOND
CHANGE ORD PERIOD
90 Days
 PENGATURAN LELANG / PERSAINGAN
USAHA TIDAK SEHAT
1. DIMANA – MANA TERJADI PENGATURAN LELANG,
DAN DIMANA – MANA PEJABAT MENJADI
TERSANGKA, BAHKAN BANYAK YANG TELAH
DIVONIS MELAKUKAN
TINDAK PIDANA KORUPSI KARENA PENGATURAN
LELANG ADALAH TINDAK PIDANA KEJAHATAN,
MENYAMPAIKAN DOKUMEN PALSU,
PENGGELEMBUNGAN BIAYA / MERUGIKAN NEGARA,
MELAKUKAN PERBUATAN MELANGGAR ASAS
KEPATUTAN / ASAS KEADILAN, MELAKUKAN
TINDAKAN TIDAK SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANG – UNDANGAN YANG BERLAKU
( KEPPRES NO.80 TAHUN 2003 ).
 KESIMPULAN
1. Di Indonesia KKN seperti dibiarkan berkembang
sampai membudaya sangat luas, dilakukan bersama –
sama secara besar – besaran.

2. Kerusakan akibat KKN sudah sedemikian besar, KKN

terus berjalan semakin merajalela, kerugian negara
besar sekali,

3. KKN menjadi akar penyebab hampir semua masalah

yang kita hadapi, pemberantasan KKN harus dilakukan
secepatnya melalui action plan yang kongkrit, dimana –
mana Indonesia sudah menjadi bahan hinaan dan
tertawaan.
 INTERNATIONAL BEST PRACTICES
1. PRAKTEK-PRAKTEK PENGADAAN YANG DI ADOPT
OLEH LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL DAN
DIYAKINI DAPAT MENGHASILKAN PRODUK YANG
BERKUALITAS YANG SERING DISEBUT SEBAGAI
INTERNATIONAL BEST PRACTICES.

2. APAKAH KITA SUDAH MEMILIKI NATIONAL BEST

PRACTICES ? BELUM ! , KITA MELAKSANAKAN PBJ
BARU SEKEDAR MEMENUHI FAKTOR LEGALITAS
( POKOKNYA ASALKAN WAKTU DIPERIKSA AMAN ! )
 PRODUK YANG BERKUALITAS DAN
PENGUSAHA SETEMPAT
1. SOSIALISASI KEPPRES BUKAN HANYA UNTUK PNS,
TAPI JUGA UNTUK MASYARAKAT DAN BADAN USAHA
( STAKE HOLDER ).

2. YANG DIBUTUHKAN MASYARAKAT ADALAH PENGUSAHA

PROFESIONAL YANG DAPAT MENGHASILKAN PRODUK-
PRODUK YANG BERKUALITAS, YANG HASILNYA DAPAT
DIMANFAATKAN SEBESAR-BESARNYA UNTUK
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, BUKAN PENGUSAHA
SETEMPAT

3 YANG BENAR ADALAH MENJADI PENGUSAHA SETEMPAT

YANG PROFESIONAL.
 PENGGUNAAN PRODUKSI
DALAM NEGERI
1. KOMPONEN DALAM NEGERI UNTUK JASA ADALAH UNTUK
JASA YANG DILAKUKAN DIDALAM NEGERI DENGAN
MENGGUNAKAN TENAGA AHLI DAN PERANGKAT LUNAK
DIDALAM NEGERI.

2. SETIAP PENGADAAN BARANG / JASA, WAJIB

MEMAKSIMALKAN PRODUKSI DALAM NEGERI.

3. APABILA DIDALAM NEGERI SUDAH TERDAPAT

PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI JUMLAH TKDN DAN
NILAI BMP > 40%, MAKA PELAKSANAAN PBJ NYA HARUS
DIANTARA PERUSAHAAN DALAM NEGERI YANG
MEMPRODUKSI BARANG TERSEBUT.
 PENGGUNAAN PRODUKSI
DALAM NEGERI
4. APABILA DIDALAM NEGERI BELUM ADA
PERUSAHAAN YANG MENCAPAI JUMLAH TKDN DAN
BMP > 40%, MAKA PREFERENSI HANYA DIBERIKAN
KEPADA BARANG / JASA YANG MEMPUNYAI TKDN
LEBIH BESAR ATAU SAM DENGAN 25%

5. NILAI BMP MAKSIMAL 15% DAN DIHITUNG

BERDASARKAN LAMPIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN.

6. TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI JASA ADALAH

PERBANDINGAN ANTARA HARGA JASA KESELURUHAN
DIKURANGI HARGA JASA LUAR NEGERI, TERHADAP
BIAYA KESELURUHAN.