Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Hasil dari proses akt yg dpt digunakan
sbg alat utk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perush. dgn pihak-pihak yg
berkepentingan dg data atau aktivitas
perusahaan.
Laporan Keuangan
Setiap periode (misal setahun) perusahaan umumnya menyusun
laporan tahunan (annual report) yang berisi:
Verbal section: perkembangan historis dan rencana ke depan
Ikhtisar laporan keuangan
Kewajiban dan modal sendiri: Penjualan 120.000 Kewajiban dan modal sendiri:
Total kewajiban 32.000 Total biaya 115.200 Total kewajiban 44.000
Saham 9.600 Laba bersih 4.800 Saham 9.600
Laba ditahan 25.600 Laba ditahan 26.400
Total kewajiban & Total kewajiban &
Laporan Laba Ditahan,
modal sendiri 67.200 modal sendiri 80.000
31 Desember 2003
Laba ditahan
31 Desember 2002 25.600
Ditambah:
Laba bersih 4.800
Dikurangi:
Dividen 4.000
Laba ditahan:
31 Desember 2003 26.400
1. Rasio likuiditas.
2. Rasio Hutang/leverage
3. Rasio aktivitas
4. Rasio profitabilitas.
5. Rasio nilai pasar.
RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)
memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Oleh sebab itu item yang digunakan hanya
kewajiban jangka pendek dan sebagai
penjaminnya digunakan aktiva lancar.
Rasio likuiditas terdiri atas
1. Current Ratio
2. Quick Ratio/ Acid Test Ratio
3. Cash Ratio
Current
Ratio
Current ratio yang disebut juga dengan rasio lancar
memperlihatkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan seluruh aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Aktiva Lancar
Current rasio (CR) =
Hutang lancar
Rp. 24.400
Current rasio (CR) 2002 = = 2,03
Rp. 8.800
Rp. 28.000
Current rasio (CR) 2003 = = 2,33
Rp. 12.000
Quick Ratio
Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancar selain persediaan yang dimilikinya.
Dari komponen aktiva lancar persediaan dianggap aset
yang paling lama bisa diuangkan (paling tidak likuid). Hal
ini berkaitan dengan panjangnya siklus yang diperlukan
untuk merubah persediaan menjadi kas, yaitu melalui
penjualan kredit, dan ditambah dengan ketidakpastian nilai
persediaan. Dengan alasan inilah persediaan tidak
dimasukkan dalam memperhitungkan quick rasio.
Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio (QR) =
Hutang lancar
Rp.24.400 - Rp.8.600
QR 2002 = = 1,79
Rp.8.800
Rp.28.000 - Rp.12.000
QR 2003 = = 1,33
Rp.12.000
Cash ratio
Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan efek yang bisa
diuangkan dengan segera. Berikut rumus dan perhitungannya untuk PT.
X ditahun 2002 dan 2003
Kas + Efek
Cash Rasio =
Hutang lancar
Rp.2.200 + Rp. 0
Cash Ratio 2002 = = 0,25
Rp.8.800
Rp.2.000 - Rp.0
Cash Ratio 2003 = = 0,17
Rp.12.000
RASIO HUTANG/LEVERAGE
Rasio Leverage menunjukkan proporsi
penggunaan hutang dalam perusahaan untuk
membiayai investasinya.
Rasio ini terkadang disebut juga dengan rasio
solvabilitas, yaitu rasio yang memperlihatkan
kemampuan perusahaan melunasi seluruh
kewajibannya pada saat perusahaan dilikuidasi
Beberapa rasio leverage: Debt ratio, Debt to
Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIE)
Debt Ratio
Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasi pada keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahan.
Total Hutang
Debt Ratio =
Total Aktiva
Rp. 32.000
Debt Ratio 2002 = = 0,48
Rp.67.200
Rp. 44.000
Debt Ratio 2003 = = 0,55
Rp.80.000
Debt Equity Ratio
(DER)
Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang
dibandingkan modal sendiri untuk membiayai investasinya
Total Hutang
Debt Equity Ratio
Total Modal sendiri
Rp.32.000
DER 2002 0,91
Rp. 35.200
Rp.44.000
DER 2003 1,222
Rp. 36.000
Time Interest Earned (TIE)
Time Interest Earned (TIE) ratio memperlihatkan kemampuan laba
operasi atau laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) perusahaan
dalam membayar bunga hutang perusahaan.
Laba operasi
TIE ratio =
Beban Bunga
Rp. 10.560
TIE Ratio 2002 = = 5,62
Rp.1.880
Rp. 10.640
TIE Ratio 2003 = = 4,03
Rp.2.640
RASIO
AKTIVITAS
Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi dan efektifitas investasi
pada aktiva
Beberapa rasio aktivitas:Total Asset Turn
Over, Receivable Turn Over, Average
Collection Period, Inventory Turn Over,
Average Day’s Inventory, Fixed Asset Turn
Over.
Total Asset Turn Over
(TATO)
TATO atau rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektifitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba
Penjualan bersih
TATO ratio =
Total Aktiva
Rp.114.000
TATO ratio 2002 = = 1,70 x
Rp.67.200
Rp.120.000
TATO ratio 2003 = = 1,5 x
Rp.80.000
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rasio RTO atau rasio perputaran piutang digunakan untuk
mengukur efektifitas dan efisiensi dana dalam piutang.
Yaitu kemampuan dana yang diinvestasikan dalam bentuk
piutang berputar selama satu periode yang lazimnya satu
tahun.
Perputaran ini nantinya terkait dengan seberapa cepat
piutang dilunasi oleh pelanggan, yaitu dengan rasio
Average collection period (ACP) atau Day’s sales out
standing.
Semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat
penerimaan piutang dari pelanggan. Kondisi ini
menunjukkan semakin efisien dan efektif dana yang
tertanam dalam bentuk piutang.
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Penjualan kredit
RTO ratio =
Piutang
360 hari
ACP ratio =
Perputaran piutang
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rp. 114.000
RTO ratio 2002 = = 8,38 x
Rp. 13.600
360 hari
ACP ratio 2002 = = 43 hari
8,38 x
Rp. 120.000
RTO ratio 2003 = = 8,57 x
Rp. 14.000
360 hari
ACP ratio 2003 = = 42 hari
8,57 x
Inventory Turn Over (ITO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rasio Inventory Turn Over (ITO) atau rasio
perputaran persediaan digunakan untuk mengukur
efektifitas dan efisensi dana yang tertaman dalam
persediaan. Yaitu kemampuan dana yang
diinvestasikan dalam bentuk persediaan berputar
selama satu periode, yang lazimnya satu tahun.
Perputaran ini nantinya akan terkait dengan berapa
lama rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang
sebelum terjual (Average Day’s Inventory/ ADI).
Inventory Turn Over (ITO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Berikut cara penghitungan kedua rasio ini:
360 hari
ADI ratio =
ITO
Inventory Turn Over (ITO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rp.76.300
ITO ratio 2002 = = 8,87 x
Rp. 8.600
360 hari
ADI ratio 2002 = = 41 hari
8,87 x
Rp.82.600
ITO ratio 2003 = = 8,79 x
Rp. 9.400
360 hari
ADI ratio 2003 = = 41 hari
8,79 x
Fixed Asset Turn Over
(FATO)
Rasio Fixed asset turn over (FATO) atau rasio perputaran aktiva tetap
digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana yang tertanam
dalam aktiva tetap.
Penjualan
FATO ratio =
Aktiva Tetap bersih
Rp.114.000
FATO ratio 2002 = =2.66x
Rp.42.800
Rp.120.000
FATO ratio 2002 = =2,31x
Rp.52.000
RASIO
PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Bisa dihubungkan
dengan penjualan, total aktiva, maupun dengan
modal sendiri
Beberapa rasio profitabilitas: Gross profit margin,
Operating profit margin, net profit margin, Return
on Asset, Return on Investmen, Return on
equity/Nethworth
Semakin besar rasio ini, berarti semakin baik
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin atau margin laba kotor
menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba kotor dari penjualan
perusahaan.
Laba kotor
Gross Profit Margin
Penjualan
Rp. 37.700
Gross Profit Margin 2002 33,07%
Rp.114.000
Rp. 37.400
Gross Profit Margin 2003 31,17%
Rp.120.000
Operating Profit Margin
(OPM)
Operating profit margin (OPM) atau margin laba operasi
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
operasi dari penjualan perusahaan
Rp.10.640
Operating Profit Margin 2003 8,87%
Rp. 120.000
Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih dari penjualan perusahaan
Rp. 4.800
Net Profit Margin 2003 4%
Rp. 120.000
Return On Asset (ROA)
ROA yang sering juga disebut dengan rentabilitas
ekonomi, menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi dari aktiva yang digunakan.
Rp. 4.800
ROI 2003 6%
Rp. 80.000
Return On Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan dana yang berasal dari
modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih
Rp. 4.800
ROE 2003 13,33%
Rp. 36.000
RASIO NILAI PASAR
Rasio nilai pasar memperlihatkan nilai perusahaan dimata investor.
Beberapa rasio nilai pasar
- Price earning ratio (PER): Pada pasar modal efisien rasio ini
mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan
- Market to book value: menunjukkan penilaian pasar terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan
30% PT A
20%
10%
98 99 00 01 02 03 TAHUN
BENCHMARK
ANALYSIS
Benchmark analysis adalah analisis rasio keuangan dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan
suatu ukuran rasio pembanding (rasio industri ataupun rasio
perusahaan yang sama dalam industri dan atau perbandingan
terhadap perusahaan yang menjadi market leader dalam suatu
industri).
20% PT B
10%
98 99 00 01 02 03 TAHUN
DU PONT CHART
Return on Equity (ROE)
Tahun Tahun
Penjualan bersih 2002 2003
Harga Pokok 100,00 100,00
Penjualan 66,93 68,83
Laba Kotor 33,07 31,17
Biaya Operasi 23,81 22,30
Laba Operasi 9,26 8,87
Biaya Bunga 1,65 2,20
Laba sebelum Pajak 7,61 6,67
Pajak 3,05 2,67
Laba Bersih 4,56 4,00
Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana/ Analisis
Aliran Dana
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan
dana dalam perusahaan, dan dari mana dana tersebut berasal.
Pada dasarnya analisis ini melihat penerapan matching principle
didalam perusahaan. Prinsip ini menyatakan bahwa penggunaan
dana untuk jangka panjang harus didanai dari sumber dana jangka
panjang, sedangkan penggunaan dana untuk jangka pendek dapat
didanai dengan sumber dana jangka pendek atau jangka panjang.
Dana dalam analisis ini dapat diartikan sebagai kas atau modal
kerja bersih. Dalam arti sempit dana berupa kas, sedangkan dalam
artian luas berupa modal kerja bersih (Aktiva lancar - Hutang
Lancar)
.
Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana/ Analisis
Aliran Dana
Penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana
membutuhkan laporan keuangan berupa neraca selama dua
tanggal neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan
modal.
Langkahnya:
Mengelompokkan perubahan neraca pada perubahan yang
memperbesar kas/modal kerja (sumber) dan yang memperkecil
kas/modal kerja (penggunaan)
Mengelompokkan elemen laba rugi kedalam golongan yang
memperbesar kas/modal kerja (sumber) dan yang memperkecil
kas/modal kerja (penggunaan)
Menggabungkan semua informasi diatas dalam laporan sumber
dan penggunaan dana
Melakukan analisis
Dana Dalam Artian Kas
Sumber dana dalam artian kas
Berkurangnya aktiva lancar selain kas. Piutang berkurang
karena diterima pembayarannya dari pelanggan, persediaan
berkurang karena sudah terjual, surat berharga berkurang
karena dijual untuk menambah kas, dan sebagainya
Berkurangnya aktiva tetap. Berkurangnya aktiva tetap bruto
berarti terjadi penjualan aktiva tetap, sedangkan berkurangnya
aktiva tetap netto berarti terdapatnya depresiasi atau
penyusutan.
Bertambahnya setiap jenis hutang
Bertambahnya modal
Modal bertambah karena penjualan saham baru atau pemilik
menambah modal baru kedalam perusahaan.
Adanya keuntungan dari operasi perusahaan.
Dana Dalam Artian Kas
Penggunaan Dana
Bertambahnya aktiva lancar selain kas. Persediaan bertambah
karena pembelian, piutang bertambah karena penjualan dilakukan
secara kredit, surat berharga bertambah karena dibeli, dan
sebagainya.
Bertambahnya aktiva tetap. Aktiva tetap bertambah karena ada
pembelian
Berkurangnya hutang. Hutang berkurang karena dilunasi, berarti
dana perusahaan berkurang
Berkurangnya modal. Modal berkurang karena penarikan saham
yang beredar atau pemilik mengambil kembali dana yang tertanam
dalam perusahaan.
Pembayaran kas deviden
Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
Laporan Sumber dan penggunaan dana
(kas)
PT. X
1 januari – 31 Desember 2003
Sumber Dana
1.Laba bersih Rp.
2.Penyusutan aktiva tetap 4.800
3.Kenaikan hutang dagang 4.000
4.Kenaikan hutang Pajak 1.200
5.Kenaikan hutang wesel 400
6.Kenaikan hutang jangka panjang 1.600
Jumlah Sumber dana 8.800 Rp. 20.800
Penggunaan Dana
1.Pembayaran Deviden
2.Kenaikan piutang dagang Rp.
3.Kenaikan persediaan 4.000
4.Kenaikan aktiva tetap 400
Jumlah penggunaan Dana 3.400 Rp. 21.000
Jumlah kenaikan (penurunan) kas 13.200 (200)
Dana Dalam Artian Modal Kerja
Sumber Dana
Berkurangnya aktiva tetap
Bertambahnya hutang jangka panjang
Bertambahnya modal
Keuntungan dari operasi perusahaan.
Penggunaan Dana
Bertambahnya aktiva tetap
Berkurangnya hutang jangka panjang
Berkurangnya modal
Pembayaran kas deviden
Kerugian dari operasi perusahaan
Laporan Sumber dan penggunaan dana
(kas)
PT. X
1 januari – 31 Desember 2003
Sumber Dana
1. Laba bersih Rp. 4.800
2. Penyusutan aktiva tetap 4.000
3. Kenaikan hutang jangka panjang 8.800
Jumlah Sumber dana Rp. 17.600
Penggunaan Dana
1. Pembayaran Deviden Rp. 4.000
2. Kenaikan aktiva tetap 13.200
Jumlah penggunaan Dana Rp. 17.200
Jumlah kenaikan (penurunan) modal kerja 400
MARKET VALUE ADDED (MVA)