Anda di halaman 1dari 66

Financial Management Theory

Oleh : Faizal Umar


NIM : C2C019053
MM Weekend Unsoed 2019
Chapter 2

Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Hasil dari proses akt yg dpt digunakan
sbg alat utk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perush. dgn pihak-pihak yg
berkepentingan dg data atau aktivitas
perusahaan.
Laporan Keuangan
 Setiap periode (misal setahun) perusahaan umumnya menyusun
laporan tahunan (annual report) yang berisi:
 Verbal section: perkembangan historis dan rencana ke depan
 Ikhtisar laporan keuangan

 Laporan keuangan menjawab kebutuhan informasi tentang kondisi


dan kinerja keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu.
 Melalui analisis laporan keuangan manajemen bisa melakukan
evaluasi dan menentukan langkah-langkah untuk perbaikan kinerja
perusahaan
EMPAT JENIS
LAPORAN KEUANGAN
 Ada empat jenis laporan keuangan utama perusahaan:

1. Neraca (balance sheets)


2. Laporan laba rugi(income statement)
3. Laporan perubahan ekuitas (statement of equity)
4. Laporan arus kas (cash flow statement)
NERACA
 Neraca adalah jenis laporan keuangan yang memuat informasi
tentang posisi finansial sebuah perusahaan pada waktu tertentu
(misalnya satu tahun) – snap shot..
 Dalam neraca, terdapat dua komponen utama, yaitu: (1) bagian
aset di sisi kiri dan (2) bagian kewajiban & ekuitas di sisi kanan
neraca.
 Prinsip keseimbangan dalam neraca:
Aktivitas investasi = Aktivitas pendanaan
Total Asset= Kewajiban + Modal sendiri
Aset Lancar + Aset Tetap = Kewajiban lancar + hutang jangka
panjang + modal sendiri
NERACA: CONTOH
Neraca PT. X
per 31 Desember 2003 dan 2002 (Ribuan Rupiah)
2002 2003 Passiva 2002 2003
Aktiva
Kas 2.200 2.000 Hutang Dagang 1.200 2.400
Piutang Dagang 13.600 14.000 Hutang wesel 2.400 4.000
Persediaan 8.600 12.000 Hutang upah 400 400
Aktiva Lancar 24.400 28.000 Hutang Pajak 4.800 5.200
Aktiva Tetap (Bruto) 58.800 72.000 Hutang lancar 8.800 12.000
Akumulasi Penyusutan 16.000 20.000 Hutang jangka panjang 23.200 32.000
Aktiva tetap netto 42.800 52.000 Modal Saham 10.000 lbr 9.600 9.600
Total Aktiva 67.200 80.000 Laba Ditahan 25.600 26.400
Modal sendiri 35.200 36.000
Total Passiva 67.200 80.000
LAPORAN LABA RUGI
 Laporan laba rugi merupakan rangkuman kinerja operasional
perusahaan dalam satu periode waktu (misalkan setahun).
 Dalam laporan laba rugi, bisa diperoleh informasi mengenai
semua pendapatan (revenues), biaya (expenses), serta laba
ataupun rugi perusahaan pada suatu periode akuntansi.
 Dalam laporan laba rugi ini juga dicantumkan informasi lain
seperti laba per lembar saham (EPS).
LAPORAN LABA
RUGI:CONTOH
Laporan Laba Rugi PT. X
1 jan sd 31 Des 2003 dan 2002 (dalam Ribuan
Rupiah)
Tahun 2002 Tahun 2003
Penjualan bersih Rp 114.000 Rp.
Harga Pokok 76.300 120.000
Penjualan 37.700 82.600
Laba Kotor 23.540 37.400
Biaya Operasi tunai 3.600 22.760
Biaya Penyusutan 10.560 4.000
Laba Operasi (EBIT) 10.640
Biaya Bunga (I) 1.880 2.640
Laba sebelum Pajak 8.680 8.000
Pajak (T) 3.480 3.200
Laba Bersih (EAT) 5.200 4.800

Laba per Saham (EPS) Rp520/lbr Rp480/lbr


LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
 Laporan perubahan ekuitas berisi informasi tentang perubahan
yang terjadi pada pos-pos akuntansi yang membentuk ekuitas
perusahaan.
 Jenis laporan ini sangat berguna bagi para pengguna informasi
laporan keuangan untuk mengetahui alasan terjadinya
perubahan pada ekuitas perusahaan.
LAPORAN LABA
DITAHAN: CONTOH
Saldo laba ditahan, 31 Desember 2002 25.600
Tambahan: Laba bersih 4.800
Pengurangan: Dividen kepada pemegang 4.000 saham biasa
Saldo laba ditahan, 31 Desember 2003 26.400
LAPORAN ARUS KAS
 Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan arus
kas yang terjadi sebagai akibat dari tiga aktivitas perusahaan
pada suatu periode akuntansi yaitu:
1. aktivitas operasi
2. aktivitas investasi
3. aktivitas pendanaan perusahaan
LAPORAN ARUS KAS:
CONTOH
Laporan Arus Kas
PT. X
1 januari – 31 Desember 2003
Operasi:
Laba operasi 4.800
Penyusutan aktiva tetap 4.000
(Kenaikan) atau penurunan piutang dagang (400)
(Kenaikan) atau penurunan persediaan (3.400)
Kenaikan atau (penurunan)hutang dagang 1.200
Kenaikan atau (penurunan) hutang Pajak __400
Aliran kas operasi 6.600
Investasi:
Penjualan atau (pembelian) aktiva tetap (13.200)
Pendanaan:
Kenaikan atau (penurunan) hutang wesel 1.600
Kenaikan atau (penurunan) hutang jangka panjang 8.800
Pembayaran Deviden (4000)
Aliran kas Pendanaan 6.400
Perubahan bersih Kas (200)
HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI
JENIS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Arus Kas
31 Desember 2003
Arus kas bersih dari
aktivitas operasi 6.600
Arus kas bersih dari
aktivitas investasi (13.200)
Arus kas bersih dari
aktivitas pendanaan 6.400
penurunan arus
kas bersih (200)
NERACA Kas, 31 Des 2002 2.200 NERACA,
31 Desember 2002 Kas, 31 Des 2003 2.000 31 Desember 2003
Aset: Aset:
Kas Rp 2.200 Kas Rp 2.000
Aset nonkas 65.000 Laporan Laba Rugi, Aset nonkas 78.000
Total aset 67.200 31 Desember 2003 Total aset 80.000

Kewajiban dan modal sendiri: Penjualan 120.000 Kewajiban dan modal sendiri:
Total kewajiban 32.000 Total biaya 115.200 Total kewajiban 44.000
Saham 9.600 Laba bersih 4.800 Saham 9.600
Laba ditahan 25.600 Laba ditahan 26.400
Total kewajiban & Total kewajiban &
Laporan Laba Ditahan,
modal sendiri 67.200 modal sendiri 80.000
31 Desember 2003

Laba ditahan
31 Desember 2002 25.600
Ditambah:
Laba bersih 4.800
Dikurangi:
Dividen 4.000
Laba ditahan:
31 Desember 2003 26.400

Desember, 2002 Desember, 2003


Chapter 3

Analisis Laporan Keuangan


ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN
Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan?:
A. Analisis berdasarkan data akuntansi:
1. Analisis rasio keuangan (financial rasio analysis) -
trend & benchmark.
2. Analisis Du Pont Chart
3. Model prediksi kebangkrutan
4. Analisis indeks
5. Analisis common size
6. Analisis sumber dan penggunaan Dana
B. Analisis kinerja perusahaan:
1. MVA dan EVA
ANALISIS
RASIO
 Analisis rasio merupakan analisis yang menghubungkan
unsur-unsur neraca dan laba rugi satu dengan yang
lainnya, yang dapat memberikan gambaran tentang
sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini
 Analisis rasio keuangan dilakukan dengan menggunakan
berbagai rasio keuangan yang bisa dikelompokkan dalam

1. Rasio likuiditas.
2. Rasio Hutang/leverage
3. Rasio aktivitas
4. Rasio profitabilitas.
5. Rasio nilai pasar.
RASIO LIKUIDITAS
 Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)
memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
 Oleh sebab itu item yang digunakan hanya
kewajiban jangka pendek dan sebagai
penjaminnya digunakan aktiva lancar.
 Rasio likuiditas terdiri atas
 1. Current Ratio
 2. Quick Ratio/ Acid Test Ratio
 3. Cash Ratio
Current
Ratio
 Current ratio yang disebut juga dengan rasio lancar
memperlihatkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan seluruh aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Aktiva Lancar
Current rasio (CR) =
Hutang lancar

Rp. 24.400
Current rasio (CR) 2002 = = 2,03
Rp. 8.800

Rp. 28.000
Current rasio (CR) 2003 = = 2,33
Rp. 12.000
Quick Ratio
 Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancar selain persediaan yang dimilikinya.
 Dari komponen aktiva lancar persediaan dianggap aset
yang paling lama bisa diuangkan (paling tidak likuid). Hal
ini berkaitan dengan panjangnya siklus yang diperlukan
untuk merubah persediaan menjadi kas, yaitu melalui
penjualan kredit, dan ditambah dengan ketidakpastian nilai
persediaan. Dengan alasan inilah persediaan tidak
dimasukkan dalam memperhitungkan quick rasio.
Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
 Quick Ratio (QR) =
Hutang lancar

Rp.24.400 - Rp.8.600
 QR 2002 = = 1,79
Rp.8.800

Rp.28.000 - Rp.12.000
 QR 2003 = = 1,33
Rp.12.000
Cash ratio
 Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan efek yang bisa
diuangkan dengan segera. Berikut rumus dan perhitungannya untuk PT.
X ditahun 2002 dan 2003
Kas + Efek
 Cash Rasio =
Hutang lancar

Rp.2.200 + Rp. 0
 Cash Ratio 2002 = = 0,25
Rp.8.800

Rp.2.000 - Rp.0
Cash Ratio 2003 = = 0,17
Rp.12.000
RASIO HUTANG/LEVERAGE
 Rasio Leverage menunjukkan proporsi
penggunaan hutang dalam perusahaan untuk
membiayai investasinya.
 Rasio ini terkadang disebut juga dengan rasio
solvabilitas, yaitu rasio yang memperlihatkan
kemampuan perusahaan melunasi seluruh
kewajibannya pada saat perusahaan dilikuidasi
 Beberapa rasio leverage: Debt ratio, Debt to
Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIE)
Debt Ratio
 Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasi pada keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahan.

Total Hutang
 Debt Ratio =
Total Aktiva

Rp. 32.000
 Debt Ratio 2002 = = 0,48
Rp.67.200

Rp. 44.000
 Debt Ratio 2003 = = 0,55
Rp.80.000
Debt Equity Ratio
(DER)
 Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang
dibandingkan modal sendiri untuk membiayai investasinya

Total Hutang
Debt Equity Ratio 
Total Modal sendiri
Rp.32.000
DER 2002   0,91
Rp. 35.200
Rp.44.000
DER 2003   1,222
Rp. 36.000
Time Interest Earned (TIE)
 Time Interest Earned (TIE) ratio memperlihatkan kemampuan laba
operasi atau laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) perusahaan
dalam membayar bunga hutang perusahaan.

Laba operasi
 TIE ratio =
Beban Bunga

Rp. 10.560
 TIE Ratio 2002 = = 5,62
Rp.1.880

Rp. 10.640
 TIE Ratio 2003 = = 4,03
Rp.2.640
RASIO
AKTIVITAS
 Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi dan efektifitas investasi
pada aktiva
 Beberapa rasio aktivitas:Total Asset Turn
Over, Receivable Turn Over, Average
Collection Period, Inventory Turn Over,
Average Day’s Inventory, Fixed Asset Turn
Over.
Total Asset Turn Over
(TATO)
 TATO atau rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektifitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba

Penjualan bersih
 TATO ratio =
Total Aktiva

Rp.114.000
 TATO ratio 2002 = = 1,70 x
Rp.67.200

Rp.120.000
 TATO ratio 2003 = = 1,5 x
Rp.80.000
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
 Rasio RTO atau rasio perputaran piutang digunakan untuk
mengukur efektifitas dan efisiensi dana dalam piutang.
Yaitu kemampuan dana yang diinvestasikan dalam bentuk
piutang berputar selama satu periode yang lazimnya satu
tahun.
 Perputaran ini nantinya terkait dengan seberapa cepat
piutang dilunasi oleh pelanggan, yaitu dengan rasio
Average collection period (ACP) atau Day’s sales out
standing.
 Semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat
penerimaan piutang dari pelanggan. Kondisi ini
menunjukkan semakin efisien dan efektif dana yang
tertanam dalam bentuk piutang.
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Penjualan kredit
 RTO ratio =
Piutang

360 hari
 ACP ratio =
Perputaran piutang
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rp. 114.000
 RTO ratio 2002 = = 8,38 x
Rp. 13.600

360 hari
 ACP ratio 2002 = = 43 hari
8,38 x

Rp. 120.000
 RTO ratio 2003 = = 8,57 x
Rp. 14.000

360 hari
 ACP ratio 2003 = = 42 hari
8,57 x
Inventory Turn Over (ITO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
 Rasio Inventory Turn Over (ITO) atau rasio
perputaran persediaan digunakan untuk mengukur
efektifitas dan efisensi dana yang tertaman dalam
persediaan. Yaitu kemampuan dana yang
diinvestasikan dalam bentuk persediaan berputar
selama satu periode, yang lazimnya satu tahun.
 Perputaran ini nantinya akan terkait dengan berapa
lama rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang
sebelum terjual (Average Day’s Inventory/ ADI).
Inventory Turn Over (ITO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
 Berikut cara penghitungan kedua rasio ini:

Harga pokok penjualan


 ITO ratio =
(Rata-rata) persediaan

360 hari
 ADI ratio =
ITO
Inventory Turn Over (ITO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rp.76.300
 ITO ratio 2002 = = 8,87 x
Rp. 8.600

360 hari
 ADI ratio 2002 = = 41 hari
8,87 x

Rp.82.600
 ITO ratio 2003 = = 8,79 x
Rp. 9.400

360 hari
 ADI ratio 2003 = = 41 hari
8,79 x
Fixed Asset Turn Over
(FATO)
 Rasio Fixed asset turn over (FATO) atau rasio perputaran aktiva tetap
digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana yang tertanam
dalam aktiva tetap.

Penjualan
 FATO ratio =
Aktiva Tetap bersih

Rp.114.000
 FATO ratio 2002 = =2.66x
Rp.42.800

Rp.120.000
 FATO ratio 2002 = =2,31x
Rp.52.000
RASIO
PROFITABILITAS
 Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Bisa dihubungkan
dengan penjualan, total aktiva, maupun dengan
modal sendiri
 Beberapa rasio profitabilitas: Gross profit margin,
Operating profit margin, net profit margin, Return
on Asset, Return on Investmen, Return on
equity/Nethworth
 Semakin besar rasio ini, berarti semakin baik
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Gross Profit Margin (GPM)
 Gross profit margin atau margin laba kotor
menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba kotor dari penjualan
perusahaan.
Laba kotor
Gross Profit Margin 
Penjualan

Rp. 37.700
Gross Profit Margin 2002   33,07%
Rp.114.000

Rp. 37.400
Gross Profit Margin 2003   31,17%
Rp.120.000
Operating Profit Margin
(OPM)
 Operating profit margin (OPM) atau margin laba operasi
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
operasi dari penjualan perusahaan

Laba Operasi (EBIT)


Operating Profit Margin 
Penjualan
Rp.10.560
Operating Profit Margin 2002   9,26%
Rp.114.000

Rp.10.640
Operating Profit Margin 2003   8,87%
Rp. 120.000
Net Profit Margin (NPM)
 Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih dari penjualan perusahaan

Laba Bersih (EAT)


Net Profit Margin 
Penjualan
Rp. 5.200
Net Profit Margin 2002   4,56%
Rp.114.000

Rp. 4.800
Net Profit Margin 2003   4%
Rp. 120.000
Return On Asset (ROA)
 ROA yang sering juga disebut dengan rentabilitas
ekonomi, menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi dari aktiva yang digunakan.

Laba Operasi (EBIT)


Return on Asset (ROA) 
Total Aktiva
Rp.10.560
ROA 2002   15,71%
Rp. 67.200
Rp.10.640
ROA 2003   13,3%
Rp. 80.000
Return On Investment (ROI)
 ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih dari aktiva yang digunakan.

Laba Bersih (EAT)


Return on investment (ROI) 
Total Aktiva
Rp. 5.200
ROI 2002   7,74%
Rp. 67.200

Rp. 4.800
ROI 2003   6%
Rp. 80.000
Return On Equity (ROE)
 ROE menunjukkan kemampuan dana yang berasal dari
modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih

Laba Bersih (EAT)


Return on Equity (ROE) 
Modal Sendiri
Rp. 5.200
ROE 2002   14,78%
Rp. 35.200

Rp. 4.800
ROE 2003   13,33%
Rp. 36.000
RASIO NILAI PASAR
 Rasio nilai pasar memperlihatkan nilai perusahaan dimata investor.
 Beberapa rasio nilai pasar
- Price earning ratio (PER): Pada pasar modal efisien rasio ini
mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan
- Market to book value: menunjukkan penilaian pasar terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan

Harga Pasar per lembar saham


Price Earning Ratio 
Laba Perlembar Saham

Harga Pasar perlembar Saham


Market to Book Value 
Nilai buku per lembar saham
TREND
ANALYSIS
 Trend analysis adalah cara analisis rasio keuangan dengan
membandingkan rasio-rasio yang sama pada dua atau lebih
periode berurutan (trend analysis).
 Cara seperti ini berguna untuk melihat tren perkembangan rasio
perusahaan selama beberapa periode berurutan, untuk melihat
apakah terjadi kecenderungan membaik ataukah menurun pada
berbagai rasio tersebut.
TREND ANALYSIS:
CONTOH
ROE
40%

30% PT A

20%

10%

98 99 00 01 02 03 TAHUN
BENCHMARK
ANALYSIS
 Benchmark analysis adalah analisis rasio keuangan dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan
suatu ukuran rasio pembanding (rasio industri ataupun rasio
perusahaan yang sama dalam industri dan atau perbandingan
terhadap perusahaan yang menjadi market leader dalam suatu
industri).

 Metoda seperti ini berguna untuk melihat perbandingan posisi


perusahaan relatif terhadap industri ataupun pesaingnya (atau
market leader-nya) - apakah lebih baik, rata-rata atau lebih
buruk.
BENCHMARK ANALYSIS: CONTOH
ROE
40%
PT A
30%

20% PT B

10%

98 99 00 01 02 03 TAHUN
DU PONT CHART
Return on Equity (ROE)

Return on Investment (ROI) X Asset/Equity

Net Profit Margin X Total Asset turnover

Laba bersih : Penjualan Penjualan : Total aset

Penjualan - Total biaya Aset lancar + Aset tetap

Biaya Biaya Kas & surat


operasi Bunga berharga

Biaya Beban Piutang


Depresiasi pajak
Persediaan
ANALISIS PREDIKSI
KEBANGKRUTAN
 Suatu perusahaan dikatakan bangkrut apabila perusahaan
tersebut tidak bisa melunasi kewajiban finansialnya
 Kebangkrutan ditandai dengan penundaan pelunasan
kewajiban dan menurunnya dividen yang diterima
pemegang saham.
 Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan
dalam perusahaan dapat digunakan analis kebangkrutan.
 Analisis ini menggunakan satu (univariat) atau beberapa
variabel (multivariat) yang dianggap dapat
mengindikasikan kabangkrutan dalam perusahaan.
Analisis
Kebangkrutan
 Salah satu analisis multivariate adalah analisis Z
Skor yang dikemukakan oleh Altman pertengahan
tahun 1960

 Z=6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4


Keterangan:
X1= Modal kerja/ Total Aktiva
X2= Laba Ditahan/ Total Aktiva
X3= EBIT/ Total AKtiva
X4= Nilai Pasar Modal Sendiri/ Total Hutang
ANALISIS INDEKS
 Analisis indeks merupakan analisis yang
menyatakan persentase elemen neraca ataupun
elemen laba rugi terhadap suatu tahun tertentu
sebagai tahun dasar.
 Dengan analisis indeks dapat diketahui fluktuasi
setiap elemen neraca maupun laba rugi selama
periode tertentu.
 Tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar
haruslah tahun dimana perusahaan beroperasi
secara normal.
Analisis Indeks
Analisis Indeks
Neraca PT. X
per 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam %)
2002 2003 Passiva 2002 2003
Aktiva
Kas 100,0 Hutang Dagang 100,0 200,0
Piutang Dagang 0 90,91 Hutang wesel 0 0
Persediaan 100,0 102,9 Hutang upah 100,0 166,6
Aktiva Lancar 0 4 Hutang Pajak 0 7
Aktiva Tetap 100,0 139,5 Hutang lancar 100,0 100,0
(Bruto) 0 3 Hutang jangka 0 0
Aktiva tetap netto 100,0 114,7 panjang 100,0 108,3
Total Aktiva 0 5 Modal sendiri 0 3
100,0 122,4 Total Passiva 100,0 136,3
0 5 0 6
100,0 121,4 100,0 137,9
Analisis Indeks
Analisis Indeks
Laporan Laba Rugi PT. X
1 jan sd 31 Des 2003 dan 2002 (dalam %)

Penjualan bersih Tahun Tahun


Harga Pokok 2002 2003
Penjualan 100,00 105,26
Laba Kotor 100,00 108,26
Biaya Operasi 100,00 99,20
Laba Operasi 100,00 98,60
Biaya Bunga 100,00 100,76
Laba sebelum Pajak 100,00 140,42
Pajak 100,00 92,16
Laba Bersih 100,00 91,95
100,00 92,31
METODA COMMON SIZE
 Common size: metoda analisis laporan keuangan yang berbasis
pada perhitungan berbagai item (pos-pos) yang ada dalam suatu
laporan keuangan dalam satuan persentase
 Dalam metoda ini, semua item yang ada dalam laporan rugi laba
dibagi dengan penjualan sehingga diperoleh hasil dalam satuan
persentase terhadap penjualan.
 Semua item dalam neraca dibagi dengan jumlah total aset dan
dihitung dalam satuan persentase sehingga diperoleh hasil dalam
satuan persentase terhadap total aset
 Dengan memperbandingkannya dalam beberapa periode dapat
dilihat kecendrungan yang terjadi untuk menentukan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang.
Metoda Common Size
Analisis common size
Neraca PT. X
per 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam %)

2002 2003 Passiva 2002 2003


Aktiva
Kas 3,27 2,50 Hutang Dagang 1,79 3,00
Piutang Dagang 20,24 17,50 Hutang wesel 3,57 5,00
Persediaan 12,80 15,00 Hutang upah 0,60 0,50
Aktiva Lancar 36,31 35,00 Hutang Pajak 7,14 6,50
Aktiva Tetap (Bruto) 87,50 90,00 Hutang lancar 13,14 15,00
Akumulasi 23,81 25,00 Hutang jangka 34,52 40,00
Penyusutan 63,69 65,00 panjang 52,38 45,00
Aktiva tetap netto 100,0 100,0 Modal sendiri 100,0 100,0
Total Aktiva 0 0 Total Passiva 0 0
Metoda Common
Size
Analisis Commonsize
Laporan Laba Rugi PT. X
1 jan sd 31 Des 2003 dan 2002 (dalam %)

Tahun Tahun
Penjualan bersih 2002 2003
Harga Pokok 100,00 100,00
Penjualan 66,93 68,83
Laba Kotor 33,07 31,17
Biaya Operasi 23,81 22,30
Laba Operasi 9,26 8,87
Biaya Bunga 1,65 2,20
Laba sebelum Pajak 7,61 6,67
Pajak 3,05 2,67
Laba Bersih 4,56 4,00
Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana/ Analisis
Aliran Dana
 Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan
dana dalam perusahaan, dan dari mana dana tersebut berasal.
 Pada dasarnya analisis ini melihat penerapan matching principle
didalam perusahaan. Prinsip ini menyatakan bahwa penggunaan
dana untuk jangka panjang harus didanai dari sumber dana jangka
panjang, sedangkan penggunaan dana untuk jangka pendek dapat
didanai dengan sumber dana jangka pendek atau jangka panjang.
 Dana dalam analisis ini dapat diartikan sebagai kas atau modal
kerja bersih. Dalam arti sempit dana berupa kas, sedangkan dalam
artian luas berupa modal kerja bersih (Aktiva lancar - Hutang
Lancar)

.
Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana/ Analisis
Aliran Dana
 Penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana
membutuhkan laporan keuangan berupa neraca selama dua
tanggal neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan
modal.
 Langkahnya:
 Mengelompokkan perubahan neraca pada perubahan yang
memperbesar kas/modal kerja (sumber) dan yang memperkecil
kas/modal kerja (penggunaan)
 Mengelompokkan elemen laba rugi kedalam golongan yang
memperbesar kas/modal kerja (sumber) dan yang memperkecil
kas/modal kerja (penggunaan)
 Menggabungkan semua informasi diatas dalam laporan sumber
dan penggunaan dana
 Melakukan analisis
Dana Dalam Artian Kas
Sumber dana dalam artian kas
 Berkurangnya aktiva lancar selain kas. Piutang berkurang
karena diterima pembayarannya dari pelanggan, persediaan
berkurang karena sudah terjual, surat berharga berkurang
karena dijual untuk menambah kas, dan sebagainya
 Berkurangnya aktiva tetap. Berkurangnya aktiva tetap bruto
berarti terjadi penjualan aktiva tetap, sedangkan berkurangnya
aktiva tetap netto berarti terdapatnya depresiasi atau
penyusutan.
 Bertambahnya setiap jenis hutang
 Bertambahnya modal
Modal bertambah karena penjualan saham baru atau pemilik
menambah modal baru kedalam perusahaan.
 Adanya keuntungan dari operasi perusahaan.
Dana Dalam Artian Kas
Penggunaan Dana
 Bertambahnya aktiva lancar selain kas. Persediaan bertambah
karena pembelian, piutang bertambah karena penjualan dilakukan
secara kredit, surat berharga bertambah karena dibeli, dan
sebagainya.
 Bertambahnya aktiva tetap. Aktiva tetap bertambah karena ada
pembelian
 Berkurangnya hutang. Hutang berkurang karena dilunasi, berarti
dana perusahaan berkurang
 Berkurangnya modal. Modal berkurang karena penarikan saham
yang beredar atau pemilik mengambil kembali dana yang tertanam
dalam perusahaan.
 Pembayaran kas deviden
 Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
Laporan Sumber dan penggunaan dana
(kas)
PT. X
1 januari – 31 Desember 2003
Sumber Dana
1.Laba bersih Rp.
2.Penyusutan aktiva tetap 4.800
3.Kenaikan hutang dagang 4.000
4.Kenaikan hutang Pajak 1.200
5.Kenaikan hutang wesel 400
6.Kenaikan hutang jangka panjang 1.600
Jumlah Sumber dana 8.800 Rp. 20.800
Penggunaan Dana
1.Pembayaran Deviden
2.Kenaikan piutang dagang Rp.
3.Kenaikan persediaan 4.000
4.Kenaikan aktiva tetap 400
Jumlah penggunaan Dana 3.400 Rp. 21.000
Jumlah kenaikan (penurunan) kas 13.200 (200)
Dana Dalam Artian Modal Kerja
Sumber Dana
 Berkurangnya aktiva tetap
 Bertambahnya hutang jangka panjang
 Bertambahnya modal
 Keuntungan dari operasi perusahaan.
Penggunaan Dana
 Bertambahnya aktiva tetap
 Berkurangnya hutang jangka panjang
 Berkurangnya modal
 Pembayaran kas deviden
 Kerugian dari operasi perusahaan
Laporan Sumber dan penggunaan dana
(kas)
PT. X
1 januari – 31 Desember 2003
Sumber Dana
1. Laba bersih Rp. 4.800
2. Penyusutan aktiva tetap 4.000
3. Kenaikan hutang jangka panjang 8.800
Jumlah Sumber dana Rp. 17.600

Penggunaan Dana
1. Pembayaran Deviden Rp. 4.000
2. Kenaikan aktiva tetap 13.200
Jumlah penggunaan Dana Rp. 17.200
Jumlah kenaikan (penurunan) modal kerja 400
MARKET VALUE ADDED (MVA)

 MVA merupakan ukuran kinerja perusahaan berdasar nilai


tambah (value added) yang ditunjukkan dari selisih antara
market value of stock terhadap book value of equity (equivalen
dengan jumlah modal sendiri yang disetorkan pemegang
saham)
MVA = Market Value of Stock – Equity Capital
= (Jumlah saham beredar x harga pasar saham)
- Total modal sendiri
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

 EVA mengukur efektifitas kinerja manajerial pada suatu


periode tertentu (satu tahun).
 EVA merupakan indikator ada atau tidaknya pertambahan
nilai dari investasi yang dilakukan

EVA = EBIT- Pajak – Biaya Modal yang digunakan


untuk operasi dalam satuan mata uang
= NOPAT – After tax dollar cost of capital used
to support operations

EVA = [EBIT (1-T)] – [(operating capital) (WACC)]

Anda mungkin juga menyukai