Anda di halaman 1dari 30

Deteksi Dini

Gangguan
Kesehatan
Reproduksi
By :
Cut Intan Fanny, SKM
01
Infertilitas
 Infertilitas merupakan kegagalan konsepsi setelah sekurang – kurangnya
satu tahun berhubungan seksual dengan frekuensi yang normal tanpa
kontrasepsi
 Berdasarkan patofisiologinya, 40 – 50 % infertilitas pria tidak diketahui
penyebabnya (idiopatik), 30 – 40 % disebabkan karena penyakit testis
(hipogonadisme primer), 10 – 20 % disebabkan karena masalah
transport sperma, dan 1 -2 % disebabkan oleh penyakit hipotalamus –
pituitari (hipogonadisme sekunder).
 Faktor penyebab yang tidak diketahui ini mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor seperti stress yang kronis, gaguan endokrin yang
diakibatkan oleh polusi lingkungan, reactive oxygen species dan
abnormalitas genetik.
Jenis Infertilitas
Infertil Primer

Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki
anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.

Infertil Sekunder

Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki anak sebelumnya tetapi saat
ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Sebanyak 60% - 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada
satu tahun usia pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada
tahun ke-2 pernikahan mereka. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki
anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak akan memiliki anak
Ciri-ciri Pasangan Yang Mengalami
Infertilitas

Pasangan tersebut Selama satu tahun Melakukan hubungan


Istri maupun suami tidak
memiliki keinginan atau lebih seksual 2-3 kali
pernah menggunakan alat
untuk memiliki anak. berhubungan seksual, dalam seminggu
ataupun metode kontrasepsi,
isteri belum dalam kurun waktu
baik kondom, obat-obatan
mendapatkan satu tahun
dan alat lain yang berfungsi
kehamilan
untuk mencegah kehamilan.
Faktor Penyebab
Gangguan Organ Reproduksi
 Terjadinya infeksi pada vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh
sperma, serta pengkerutan vagina yang akan menyebabkan terhambatnya transportasi sperma ke
vagina.
 Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus
serviks. Apabila mucus yang berada di serviks sedikit, maka perjalanan sperma ke dalam rahim
akan terganggu. Selain itu bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat
menutup serviks sehingga sperma tidak bisa masuk ke dalam rahim.
 Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai
darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang. Kelainan tuba falopii
akibat infeksi yang menyebabkan adhesi tuba falopii dan terjadi abstruksi sehingga ovum dan
sperma tidak dapat bertemu.
 Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan
pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.Hambatan
ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus dan hipofise.Bila terjadi gangguan sekresi
kedua hormon ini, maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada
gangguan ovulasi.
 Kegagalan Implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak berkembang dengan baik dan terjadilah abortus.
Penyebab Yang Mendasari Infertilitas Pria
Faktor Pre-testikular
Kelainan
Hipotalamus

Defisiensi gonadotropin (sindrom kallmann), Faktor pre-testikular yaitu


defisiensi LH, defisiensi FSH, sindrom faktor yang berasal dari
hipogonadotropik kongenital. Adanya kondisi – kondisi di luar
kelainan pada hipotalamus menyebabkan testis dan memperngaruhi
tidak adanya sekresi hormonal yang
berperan penting dalam spermatogenesis
proses spermatogenesis.
sehingga menginduksi keadaan infertil. Kelainan endokrin
(hormonal). Kelainan ini
Kelainan berupa :
hipofisis
Insufisiensi hipofisis (tumor, proses infiltrat, operasi, radiasi),
hiperprolaktinemia, hormon eksogen (kelebihan estrogen-androgen,
kelebihan glukokortikoid, hipertiroid dan hipotiroid) dan defisiensi
hormon pertumbuhan (growth hormone) menyebabkan gangguan
spermatogenesis.
B. Faktor Testikular
 Kelainan kromosom. Contohnya pada penderita sindrom Klinefelter,
terjadi penambahan kromosom X, testis tidak berfungsi dengan baik,
sehingga spermatogenesis tidak terjadi.
 Varikokel : dilatasi dari pleksus pamfiniformis vena skrotum yang
mengakibatkan terjadinya gangguan vaskularisasi testis yang
mengganggu proses spermatogenesis.
 Gonadotoksin
 Trauma, torsi, peradangan
 Penyakit sistemik (gagal ginjal, gagal hati dan anemia sel sabit)
 Tumor
 Kriptorkismus (undescended testis)
 Idiopatik
C. Faktor Post-
Testikular Gangguan fungsi
Faktor post-testikular sperma atau

3
merupakan kelainan pada

1
motilitas : sindrom
jalur reproduksi termasuk immotile silia, defek
epididymis, vas deferens maturasi, infertilitas
dan duktus ejakulatorius. imunogenik, infeksi.

Obstruksi traktus ejakulatorius, Gangguan koitus :

4
disebabkan karena adanya blokade impotensi, hipospadia,
kongenital, congenital absence of the waktu dan frekuensi
koitus.

2
vas deferens (CAVD), obstruksi
epididymis idiopatik, penyakit ginjal
polikistik, blokade yang didapat
(vasektomi, infeksi), blokade
fungsional (perlukaan saraf simpatis,
farmakologi)
Faktor Resiko Infertilitas Pria
● Usia
Seiring bertambahnya waktu, level testosteron darah akan semakin menurun dan
risiko infertil pun menjadi dua kali lipat pada usia lebih dari 35 tahun dibandingkan
dengan pria dengan usia di bawah 25 tahun. Risiko ini pun menjadi lima kali lipat
pada pria dengan usia di atas 45 tahun.

● Obesitas
Disregulasi endokrin pada orang dengan obesitas dapat meningkatkan faktor
risiko infertilitas.
● Alkohol
Konsumsi alkohol akan merusak aksis HPT dan berpengaruh pada proses spermatogenesis yang
mengakibatkan penurunan kualitas sperma.

● Paparan dalam pekerjaan


Pekerja yang setiap harinya terpapar timbal (Pb) mempunyai faktor risiko lebih tinggi terhadap
kejadian infertilitas.4 Adanya korelasi yang kuat antara kadar Pb dan Sb dengan perburukan
kualitas semen dan korelasi lemah yang ditunjukan oleh Hg dan Zn. Sedangkan Al, As, Cd, Cr,
Cu, Mn, Mo dan Tl tidak menunjukan korelasi dengan perburukan kualitas semen. Pria yang
terpapar pestisida memiliki kadar estradiol yang tinggi dan pria yang terpaparpelarut pestisida
memiliki kadar LH yang rendah dari pada pria yang tidak terpapar. Efek tersebut dapat
memperbanyak pria dengan infertilitas primer.
Olahraga
Olahraga berat dengan jangka panjang dapat mempengaruhi kualitas parameter semen dan
menurunkan jumlah testosteron total.

Merokok
Faktor risiko ini masih kontroversial terhadap kejadian infertilitas pria.

Laptop dan telepon seluler


Paparan laptop jangka panjang dapat meningkatkan suhu skrotum dan berdampak negatif pada
parameter sperma. Paparan gelombang elektromagnetik dari telepon seluler dapat menurunkan
jumlah dan motilitas sperma serta meningkatkan stress oksidatif sperma.

Stres
Penelitaian yang dilakukan oleh Al-Haija tahun 2010 menunjukan adanya penurunan parameter
sperma yang signifikan pada pria yang ada di bawah tekanan stres.
Penanganan
Penanganan infertilitas pada wanita
 Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital.
 Pemberian terapi obat

Penanganan infertilitas pada pria


 Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma
meningkat.
 Testosteron Enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan.
 FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
 Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
 Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.
 Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan nutrisi, tidak membiasakan
penggunaan celana yang panas dan ketat.
Pencegahan
• Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitian menunjukkan
pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma.
• Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormone testosterone yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan
sperma.
• Berperilaku dan pola hidup sehat
02
KTD
• Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu
sebab maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon
orangtua bayi tersebut.
• KTD disebabkan oleh faktor :
• Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai prosess
terjadinya kehamilan dan metode-metode pencegahan kehamilan
• Akibat terjadinya tindak perkosaan
• Kegagalan alat kontrasepsi
Upaya Pencegahan KTD

Pendidikan Seks yang kuat


• Pendidikan seks harus diberikan sedini mungkin kepada remaja dengan tetap
memperhatikan tingkat perkembangannya. Salah satu fator dominan dalam seks education
selain guru dan petugas kesehatan. Peran orang tua sangat potensial dalam pengembangan
kualitas kepribadaian remaja terutama masalah kesehatan reproduksi dan tanpa harus lepas
dari makna religious.
• Keberhasilan pendidikan seks tergantung pada sejauh mana  orang tua bersikap terbuka dan
mempu menjalin komunikasi efektif, tanpa harus melarang remaja melakukan interaksi,
penting juga dalam memberikan rambu-rambu dalam rangka membangun “Pergaulan yang
Sehat”, dengan demikian kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah.
● Menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma
 Dengan mengajarkan serta menerapkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
akan menciptakan kehidupan yang tentram, aman dan sejahtera tanpa adanya suatu masalah akibat
penyimpangan nilai-nilai dan norma-norma.
● Tradisi Masyarakat
 Kebiasaan dan adat istiadat yang harus menjadi salah satu faktor pendukung dalam upaya
pencegahan kehamilan tidak diinginkan.
 Sebaliknya, adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang baik hendaknya ditinggalkan, seperti orang
tua yang mengharuskan anakKnya untuk menikah diusia muda, adanya perjodohan, serta tradisi
masyarakat yang beranggapan bahwa membicarakan seks adalah sesuatu yang kotor, tidak pantas,
dan dianggap tabu. Padahal hal tersebut dapat menghambat proses pengajaran seks education.
● Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
● Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga, seni dan
keagamaan
● Hidari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan dorongan seksual, seperti meraba-raba
tubuh pasangannya dan menonton video porno
Penanggulangan
  Penggunaan alat kontrasepsi seperti, IUD, spiral, susuk, pil, kondom, dll.
Dimana penggunaan kontrasepsi  ini harus tepat agar tidak terjadi kegagalan
kontrasepsi
 Peran media dalam membentuk karakter seseorang. Sinetron atau film yang
merupakan metode reversible yang biasa dipakai pasangan untuk mencegah
terjadinya kehamilan tidak diinginkan.
 Peran Lingkungan sekitar. Peranan orang tua, teman, saudara, tetangga,
petugas kesehatan dan masyarakat untuk tetap mensupport ibu hamil untuk
merawat janinnya baik secara social, ekonomi, psikologis, maupun pelayanan
kesehatan yang memadai.
Aborsi adalah  berakhirnya
Aborsi adalah pengeluaran Tanpa intervensi tindakan
suatu kehamilan ( oleh akibat –
hasil konsepsi secara prematur medis (aborsi spontanea), dan
akibat tertentu ) sebelum buah
dari uterus─embrio, atau fetus aborsi yang direncanakan
kehamilan tersebut mampu
yang belum dapat hidup. melalui tindakan medis dengan
untuk hidup di luar
Dengan kata lain, aborsi adalah obat-obatan, tindakan bedah,
kandungan / kehamilan yang
berhentinya kehamilan atau tindakan lain yang
tidak dikehendaki atau
sebelum usia kehamilan 20 menyebabkan pendarahan
diinginkan.
minggu yang mengakibatkan lewat vagina (aborsi
kematian janin. provokatus).
Ada dua macam aborsi, yaitu
aborsi spontan dimana aborsi
terjadi secara alami
Resiko Aborsi
 Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
 Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
 Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
 Kanker hati (Liver Cancer).
 Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Dampak Aborsi
● Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ
di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
● Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut
rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh,
maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan
maka otot tersebut akan menjadi robek.
● Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
● Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari
kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa
produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.
04
Hormone Replacement
Therapy
Hormone Replacement
Therapy (HRT) atau Terapi Sulih
Hormon (TSH) adalah perawatan
medis yang menghilangkan gejala-
gejala pada wanita selama dan
setelah menopause untuk
menggantikan hormone yang
kurang kadarnya karena tidak
diproduksi secukupnya lagi akibat
kemunduran fungsi organ-organ
endokrin hormone.

Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Sulih Hormon (TSH)


adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita
selama dan setelah menopause untuk menggantikan hormone yang kurang
kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran
fungsi organ-organ endokrin hormone.
Kontraindikasi HRT
Mutlak : tromboemoloisme (thrombosis), anemia
sel sabit, penyakit serebro, hipertensi berat, uji
fungsi hati setelah hepatitis abnormal, gangguan
enzim.
Relatif : penyakit kardiovaskuler, DM, penyakit
ginjal, TBC, kanker payudara, fibroadenasis,
caendometrium, migraine dan epilepsy.
Efek Samping HRT

Mual, sakit kepala, perdarahan, depresi, perubahan emosi, Jika sediaan progesteron digunakan bersama dengan
nyeri tekanan pada payudara, perut kembung, siklus sediaan estrogen, sebagian besar akan mengalami
menstruasi yang berkepanjangan, kegagalan untuk perdarahan bulanan sebagaimana layaknya siklus
mengurangi gejala-gejala. Efek samping HRT (estrogen) menstruasi. Efek sampingan yang mungkin dialami para
adalah kanker payudara, kanker endometrium, wanita pengguna terapi hormon di antaranya mual,
tromboplebitis, perdarahan bercak. payudara menjadi lebih besar dan lebih lembut, puting
payudara berdiri, dan menjadi lebih gemuk. Efek itu
mungkin akan semakin berkurang seiring dengan
lamanya masa terapi. Sedangkan efek sampingan yang
agak jarang dijumpai, antara lain kekurangan dorongan
untuk berhubungan intim, depresi, perdarahan di tengah-
tengah siklus menstruasi, sakit pada dada dan persendian
(kaki).
Konseling HRT
 Pemeriksaan fisik lengkap termasuk laboratorium disamping anamnesis umum dan
khusus mengenai organ reproduksi
 Jelaskan efek samping dari HRT seperti perdarahan peningkatan berat badan, dan
kemungkinan terjadinya kanker payudara.
 Jelaskan cara pemakaian atau cara pemberian seperti tablet, krem,plester, injeksi serta
susuk.
 Khasiat pengobatan umumnya baru terlihat >6 bulan dan apabila belum terlihat khasiat
yang diinginkan, maka dosis obat perlu dinaikkan.
 Pada tahap awal HRT diberrikan 5 tahun dulu dan jika dianggap perlu pengobatan
dapat dilanjutkan
 Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan mamografi
serta pap smear setiap 6 bulan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai