Anda di halaman 1dari 27

Diagnosis dan Penatalaksanaan

Gangguan Psikotik
Dr Djusnidar Dja’far Sp KJ
Rumah Sakit Jiwa Tampan
Pekanbaru
Psikosis
Psikosis ditandai oleh:
• Distorsi pikiran dan persepsi
• Emosi yang tidak patut atau rentangnya
sempit
• Pembicaraan yang inkoheren atau irelevan
• Halusinasi
• Waham/delusi
• Kecurigaan berlebihan dan tak berdasar
Psikosis
• Dapat terlihat abnormalitas perilaku yang
berat, seperti perilaku disorganisasi, agitasi,
eksitasi, dan inaktivitas/overaktivitas.

• Dapat juga terlihat gangguan emosi, seperti


apati atau diskoneksitas antara emosi yang
utarakan dengan afek yang diobservasi
(seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh)
Penyebab Psikosis

Faktor Biologik Faktor Psikologik

Faktor Sosial
Awitan (Onset)
• Dapat mendadak atau perlahan-lahan
• Sering awitan antara usia 15 - 25 tahun
(normalnya beberapa tahun lebih dulu
pada laki-laki)
• Sering kali awitannya mempunyai fase
pre-psikotik dengan meningkatnya gejala
negatif yang diikuti oleh fase psikotik yang
jelas dengan gejala positif.
Gejala Negatif
• Emosi yang mendatar
• Tidak adanya motivasi dan energi
• Kehilangan minat dan kesenangan dalam
aktivitas
• Interaksi sosial berkurang

Sering kali gejala negatif menjadi lebih menonjol pada


fase yang lebih lanjut (kronis)
Gejala Positif

Distorsi persepsi Halusinasi

Distorsi pikiran Waham

Kesulitan dalam
Pembicaraan mempertahankan percakapan
dan/atau tetap fokus pada
terdisorganisasi suatu topik

Perilaku yang tidak biasa dan


Perilaku aneh serta kesulitan dalam
terdisorganisasi merencanakan dan
menyelesaikan aktivitas
Respons terhadap obat

• Gejala positif biasanya berespon terhadap


pengobatan dengan antipsikotik.
• Gejala negatif kurang responsif terhadap
obat antipsikotik
Perjalanan Penyakit

• Sebagian individu memiliki perjalanan


penyakit yang relatif stabil, sementara
sebagian yang lain memperlihatkan
perburukan progresif yang berhubungan
dengan disabilitas yang cukup berat.
Identifikasi Gangguan Psikotik

• Perilaku abnormal atau disorganisasi


– contoh: pembicaraan inkoheren atau tidak relevan, penampilan
yang tidak lazim, tidak rapi, perawatan diri buruk
• Delusi/waham
– kecurigaan atau keyakinan yang jelas keliru dan dipertahankan
• Halusinasi
– Mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak nyata
• Mengabaikan tanggung jawab yang biasa dikerjakan
terkait dengan pekerjaan, sekolah, rumah tangga, dan
aktivitas sosial
• Gejala manik
– Beberapa hari merasakan kebahagiaan yang abnormal, terlalu
bersemangat, banyak bicara, sangat mudah tersinggung, tidak
tidur, perilaku tidak bertanggung jawab
Diagnosis Gangguan Psikotik
1. Apakah orang ini mengalami psikosis
akut?
2. Apakah orang ini mengalami psikosis
kronis?
3. Apakah orang ini mengalami episode
manik akut?
4. Cari kondisi penyerta
1. Apakah orang ini mengalami
psikosis akut? [1]

• Inkoherensi atau pembicaraan Tanyakan pada orang itu


yang tidak relevan
atau pelaku rawat:
• Delusi
• Halusinasi • Kapan episode ini dimulai
• Perilaku menarik diri, agitasi, • Adakah episode
atau kacau sebelumnya
• Keyakinan bahwa ada pikiran • Detil tatalaksana
yang disisipkan atau tersiar sebelumnya atau saat ini
• Penarikan diri dari lingkungan
sosial dan penelantaran
tanggung jawab pekerjaan,
sekolah, rumah tangga, atau
aktivitas sehari-hari
1. Apakah orang ini mengalami
psikosis akut? [2]
• Jika ada gejala-gejala • Singkirkan gejala
multipel, kemungkinan psikotik akibat:
psikosis – Intoksikasi atau putus
• Jika episode ini: zat alkohol atau zat
psikoaktif lain.
– episode pertama ATAU
– Delirium akibat kondisi
– kekambuhan ATAU medik akut seperti
– perburukan gejala-gejala malaria serebral, infeksi
psikotik sistemik/sepsis, trauma
kepala

• Episode psikotik akut


2. Apakah orang ini mengalami
psikosis kronis?

• Jika gejala-gejala berlangsung lebih dari 3


bulan
3. Apakah orang ini mengalami
episode manik akut?
Cari:
• Gejala-gejala yang berlangsung beberapa hari:
 Mood yang meningkat bermakna atau iritabel
 Energi atau aktivitas yang berlebihan
 Berbicara berlebihan
 Kurang berhati-hati

• Riwayat:
 Mood depresi
 Energi dan aktivitas yang menurun
Catatan:
• Orang yang mengalami episode manik
saja (tanpa depresi) juga diklasifikasikan
sebagai menderita gangguan bipolar

• Remisi sempurna di antara episode


sangat sering terjadi pada gangguan
bipolar
4. Cari kondisi penyerta

• Gangguan penggunaan alkohol atau obat/zat


• Bunuh diri/mencederai diri
• Demensia
• Penyakit fisik yang bersamaan: pertimbangkan
khususnya tanda/gejala yang mencurigakan
stroke, diabetes, hipertensi, HIV/AIDS, malaria
serebral atau obat-obatan (misalnya steroid)
Rencana Penatalaksanaan
• Terdiri dari 2 komponen utama:
1. Intervensi psikososial
2. Intervensi farmakologik
Intervensi Farmakologik

1. Memulai medikasi antipsikotik


2. Monitoring seseorang dalam terapi
antipsikotik
3. Menghentikan medikasi antipsikotik
1. Memulai medikasi antipsikotik

• Untuk mengontrol gejala-gejala psikotik akut secara tepat,


sebaiknya memulai terapi antipsikotik secepatnya
sesudah penilaian.

• Pertimbangkan terapi intramuskular akut jika terapi oral


tidak mungkin dilaksanakan. Jangan meresepkan injeksi
depo/jangka panjang untuk mengontrol gejala-gejala
psikotik akut secara tepat.

• Resepkan satu antipsikotik dalam 1 waktu (monoterapi).


• “Start low, go slow”: Mulai dengan dosis rendah yang
ada dalam kisaran terapeutik (lihat tabel medikasi
antipsikotik untuk detilnya) dan naikkan dosis secara
perlahan hingga mencapai dosis efektif terendah, untuk
tujuan menurunkan risiko efek samping.

• Coba melakukan terapi pada dosis optimum sedikitnya


4 – 6 minggu sebelum mempertimbangkan bahwa obat
tersebut tidak efektif.

• Haloperidol atau Klorpromazin oral sebaiknya ditawarkan


secara rutin pada orang dengan gangguan psikotik.
Tabel medikasi antipsikotik
Medikasi Haloperidol Klorpromazin Flufenazin depo/kerja
panjang
Dosis Awal 1,5 – 3 mg 75 mg 12,5 mg
Dosis Efektif 3 – 20 mg/hari 75 – 300 mg/hari* 12,5 – 100 mg, setiap 2 –
Tipikal (mg) 5 minggu
Cara Pemberian Oral/intramuskular (untuk Oral Injeksi intramuskular
psikosis akut) dalam di area gluteal
Efek samping
bermakna
Sedasi + +++ +
Kencing tersendat + ++ +
Hipotensi ortostatik + +++ +
Efek samping +++ + +++
ekstrapiramidal**
Sindrom Neuroleptik Jarang Jarang Jarang
Maligna***
Tardive dyskinesia**** + + +

Perubahan EKG + + +
Kontraindikasi Kesadaran menurun, Kesadaran menurun, Anak-anak, kesadaran
depresi sumsum tulang, depresi sumsum tulang, menurun, parkinsonisme,
faeokromositoma, porfiria, faeokromositoma aterosklerosis serebral
gangguan di basal ganglia yang nyata
* Dosis lebih hingga mencapai 1 g mungkin diperlukan pada kasus-kasus yang berat.
** Gejala-gejala Ekstrapiramidal di antaranya reaksi distonia akut, tics, tremor, rigiditas otot dan roda gerigi (cogwheel).
***Sindroma Neuroleptik Maligna merupakan gangguan yang jarang tapi berpotensi mengancam nyawa. Dtandai dengan kekakuan otot,peningkatan suhu tubuh dan tekanan darah.
**** Tardive dyskinesia adalah efek samping jangka panjang dari medikasi antipsikotik yang ditandai oleh gerakan-gerakan otot yang involunter, khususnya wajah, tangan, dan dada.
2. Monitoring seseorang dalam
terapi antipsikotik
Jika respons tidak adekuat pada lebih dari satu antipsikotik, menggunakan
satu jenis medikasi pada durasi waktu dan dosis yang adekuat:
• Kaji ulang diagnosis (dan kemungkinan diagnosis komorbid).
• Singkirkan psikotik yang diakibatkan oleh alkohol atau penyalahgunaan zat
psikoaktif (meskipun sudah disingkirkan sejak awal).
• Pastikan kesetiaan pengobatan; pertimbangkan injeksi antipsikotik depo/kerja
panjang untuk memperbaiki kesetiaan.
• Pertimbangkan untuk menaikkan medikasi saat ini atau menggantinya dengan
medikasi lain.
• Pertimbangkan antipsikotik generasi kedua (dengan pengecualian pada
clozapine), jika harga dan ketersediaannya tidak terbatas, sebagai alternatif
untuk haloperidol atau klorpromazin.
• Pertimbangkan clozapine bagi mereka yang tidak berespons pada antipsikotik
lain meskipun dalam durasi waktu dan dosis yang adekuat. Clozapine mungkin
dipertimbangkan oleh penyedia layanan kesehatan non-spesialistik di bawah
supervisi profesional kesehatan jiwa. Hal ini sebaiknya dipertimbangkan bila
monitoring laboratorium rutin tersedia, karena adanya risiko agranulositosis
yang mengancam nyawa
2. Monitoring seseorang dalam
terapi antipsikotik
Jika efek samping ekstrapiramidal (seperti
parkinsonism atau distonia) terjadi:
• Turunkan dosis antipsikotik, dan
• Pertimbangkan untuk mengganti ke antipsikotik
lain (contoh mengganti dari haloperidol ke
klorpromazine).
• Pertimbangkan pemberian antikolinergik untuk
penggunaan jangka pendek jika strategi tersebut
gagal atau efek samping ekstrapiramidal akut,
hebat, atau mengakibatkan disabilitas.
2. Monitoring seseorang dalam
terapi antipsikotik
Medikasi Antikolinergik:
• Triheksifenidil (Benzhexol) digunakan dengan dosis 4
– 12 mg per hari. Efek samping meliputi sedasi,
kebingungan/konfusi, dan gangguan memori, terutama
pada usia lanjut. Efek samping yang jarang meliputi
glaucoma sudut tertutup, miasthenia gravis, obstruksi
gastrointestinal.
• Biperiden, sediaan ini tidak ada di Indonesia. Dapat
dipergunakan sebagai alternatif dengan dosis 1 mg,
diminum 2 kali sehari, tingkatkan sampai dosis target
sampai dosis 3 – 12 mg per hari, oral atau intravena.
Efek samping serupa dengan Triheksifenidil.
3. Menghentikan medikasi
antipsikotik
• Untuk psikosis akut, lanjutkan terapi
antipsikotik hingga 12 bulan setelah remisi total.
• Untuk orang dengan psikosis kronik,
pertimbangkan penghentian tatalaksana jika
orang tersebut stabil untuk beberapa tahun,
titikberatkan pada risiko kekambuhan setelah
penghentian di samping kemungkinan efek
samping medikasi, pertimbangkan pilihan pasien
melalui konsultasi dengan keluarga.
• Jika memungkinkan, KONSUL KE SPESIALIS
terkait keputusan penghentian medikasi
antipsikotik.

Anda mungkin juga menyukai