Anda di halaman 1dari 13

POST PARTUM ATAS HEMORAGI PASCA

PARTUM (HPP)

Seorang ibu berusia 23 tahun, melahirkan 2 jam yang lalu di klinik bersalin, mengeluh merasa
ada keluar darah, lemah, menggigil dan pandangan berkunang – kunang. Hasil pemeriksaan
menunjukan wajah pucat, TD : 90 / 60, N : 75 X/mnt,, TFU 1 jari di bawah pusat , uterus teraba
lembek, keluar darah pervagina 200 cc/jam
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
 
 
1 DS Agen cidera Fisik (luka Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri episiotomi)
P : pasien mengeluh nyeri pada luka episiotomi
Q : nyeri seperti diiris- iris
R : nyeri pada bekas luka episiotomi
S : 4 (sedang)
T : nyeri saat beraktifitas, nyeri hilang timbul, dan
berkurang saat istirahat
DO :
- Tampak gelisah
- TTV
TD = 90/80 mmHg
HR = 75 x/menit
RR = 10x/menit
T = 36,50C
1 DS : Komplikasi pasca partum (perdarahan) Resiko perdarahan
- Pasien mengatakan merasa lemah
DO :
- Adanya riwayat perdarahan pasca bersalin
- Konjungtiva tampak anemis
- Perdarahan ±200 cc/24jam
- Terdapat robekan jalan lahir
(luka episiotomi)
- TTV
TD = 90/80 mmHg
HR = 75 x/menit
RR = 19 x/menit
T = 36, 50C
- HB : 8 mg/dl
2 DS : Hipotensi Resiko Syok
- Klien mengatakan merasa menggigil dan
pandangan berkunang – kunang

DO :
- Mukosa bibir kering
- Klien tampak pucat
- TTV
TD = 90/80 mmHg
HR = 75 x/menit
RR = 19x/menit
T = 35, 00C
 
 
INTERVENSI
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nyeri (1400)
agen cidera 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang dan Observasi
teratasi, dengan kriteria hasil : 1. Kaji nyeri komperhensif yang meliputi lokasi,
Fisik (luka
  karakteristik, onset/durasi, frekuensi,kualitas,
episiotomi) Tingkat nyeri (2102) intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
  1. Nyeri yang dilaporkan, dari berat (1) 2. Obsrvasi adanya petunjuk nonverbal
menjadi tidak ada (5) 3. Monitor tanda – tanda vital
2. Agitasi, dari berat (1) menjadi tidak ada (5) Terapeutik
3. Tekanan darah, tidak normal (1) menjadi 1. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
normal (5) mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
  penerimaan pasien terhadap nyeri
Kontrol nyeri (1605) 2. Berikan prinsip – prinsip manajemen nyeri
4. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri (relaksasi nafas dalam)
tanpa analgetik, dari tidak menunjukan (1) 3. Bantu keluarga dalam mencari dan menyedikan
menjadi menunjukan (5) dukungan
Edukasi
1. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
2. Anjarkan keluarga untuk memberikan dukungan
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgetik
1 Resiko Setelah dilakukan intervensi Pencegahan perdarahan (4010)
perdaraha keperawatan 2x24 jam diharapkan Observasi
perdarahan tidak terjadi, dan 1. Monitor dengan ketat resiko
n f.r
teratasi, dengan kriteria hasil : terjadinya perdarahan
komplikasi   2. Monitor tanda dan gejala perdarahan
pasca Keparahan Kehiangan Darah (1203) menetap
partum 1. Perdarahan vagina, dari berat (1) 3. Monitor tanda – tanda vital
(perdaraha menjadi tidak (5) 4. Catat nilai hemoglobin dan hematokrit
n) 2. Penurunan tekanan darah sistol, Terapeutik
  dari berat (1) menjadi tidak (5) 1. Pertahankan agar pasien tetap tirah
3. penurunan tekanan darah diastol, baring jika terjadi perdarahan aktif
 
dari berat (1) menjadi tidak (5) Edukasi
4. penurunan hemogobin, dari berat 1. Intruksikan pasien dan keluarga untuk
(1) menjadi tidak (5) memonitor tanda- tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan
2. Intruksikan pasien untuk
mengkonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin K
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian transfusi
 
2 Resiko Syok Setelah dilakukan intervensi Pencegahan syoke (4260)
. f.r Hipotensi keperawatan 2x24 jam Observasi
diharapkan perdarahan tidak
1. Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal – syok (misl,
terjadi, dan teratasi, dengan
kriteria hasil : tekanan darah normal, tekananan nadi melemah)
  2. Monitor terhadap adanya tanda-tanda respom sindroma inflamasi
Keparahan Hipotensi (2114) sistemik (missal, peningkatan suhu, takikardi, takipnea, hipokarbia,
1. Pucat, dari berat (1) leukositosis, leukopenia)
menjadi tidak (5) 3. Monitor status sirkulasi ( missal, tekanan darah, warna kulit,
2. Pernapasan dangkal, dari temperature kulit, bunyi jantung, nadi dan irama
berat (1) menjai tidak (5) 4. Monitor suhu dan status respirasi
3. Nadi lemah, dari sedang 5. Monitor terhadap adanya tanda atau gejala asites dan nyeri
(3), menjadi tidak (5) abdomen atau punggung
4. Tekanan darah sistol Terapeutik
rendah, dari besar (2), 6. Berikan dan pertahankan kepatenan jalan napas, sesuai kebutuhan
menjadi tidak (5) 7. Berikan cairan IV dan oral, sesuai kebutuhan
  Edukasi
8. Anjurkan pasien san keluarga mengenai faktor –faktor pemicu syok
9. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala syok
yang dapat mengancam jiwa
10. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai langkah - langkah yang
harus dilakukan terhadap timbulnya gejalan syok
Selasa, Nyeri akut b.d 1. Mengkaji nyeri komperhensif yang S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian
15-12- agen cidera Fisik meliputi lokasi, karakteristik, luka bekas episiotomi, nyeri seperti diiris
2020 (luka episiotomi) onset/durasi, frekuensi,kualitas, – iris, skala nyeri 4 (sedang), Nyeri terasa
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor saat beraktivitas nyeri hilang timbul dan
pencetus : Pasien mengatakan nyeri pada berkurang saat istirahat dan saat
bagian luka bekas episiotomi, nyeri melakukan teknik nafas dalam.
seperti diiris – iris, skala nyeri 4 (sedang), O:
Nyeri terasa saat beraktivitas nyeri hilang - Pasien tampak gelisah
timbul dan berkurang saat istirahat. - Tanda – Tanda Vital
2. Memonitor tanda – tanda vital : TD = 90/80 mmHg
TD = 90/80 mmHg, HR = 75 x/menit, RR = HR = 75 x/menit
20x/menit, T = 36, 50C RR = 20 x/menit
3. Mengobsrvasi adanya petunjuk nonverbal T = 36, 5 0C
: A : Masalah belum teratasi
Pasien tampak gelisah P : Intervensi dilanjutkan
4. Memberikan prinsip – prinsip manajemen - Mengkaji nyeri komperhensif yang
nyeri (relaksasi nafas dalam) : meliputi lokasi, karakteristik,
Pasien melakukan teknik relaksasi nafas onset/durasi, frekuensi,kualitas,
daam untuk mengurangi nyeri intensitas atau beratnya nyeri dan
5. Menganjurkan penggunaan teknik non faktor pencetus
farmakologi : pasien mengerti tentang - Obsrvasi adanya petunjuk nonverbal
cara relaksasi nafas dalam untuk - Anjarkan keluarga untuk memberikan
mengurangi nyeri dukungan
6. Kolaborasikan pemberian analgetik : - Kolaborasikan pemberian analgetik
Pasien diberikan Ceftriaxone dan ketorolax
untuk mengurangi nyeri
Selasa, Resiko perdarahan 1. Memonitor dengan ketat resiko terjadinya S : Pasien mengatakan merasa letih, dan
15-12- f.r komplikasi pasca perdarahan : Adanya riwayat perdarahan keuar darah pervagina
2020 partum pasca bersalin, adanya luka episiotomi, O:
(perdarahan) konjungtiva tampak anemis - Adanya riwayat perdarahan pasca
2. Memonitor tanda – tanda vital : bersalin
TD = 90/80 mmHg, HR = 75x/menit, RR = 19 - Konjungtiva tampak anemis
x/menit, T = 36,5 C - Perdarahan ±200 cc/24jam
3. Mencatat nilai hemoglobin : HB : 8 mg/dl - Terdapat robekan jalan lahir
4. Intruksikan pasien dan keluarga untuk (luka episiotomi)
memonitor tanda- tanda perdarahan dan - TTV
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi TD = 90/80 mmHg
perdarahan : pasien mengatakan merasa HR = 75 x/menit
RR = 20x/menit
letih
T = 36,5 0C
- HB : 8 mg/dl
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memonitor dengan ketat resiko
terjadinya perdarahan
- Memonitor tanda – tanda vital
- Mencatat nilai hemoglobin
- Intruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda- tanda perdarahan
dan mengambil tindakan yang tepat
jika terjadi perdarahan
Selasa, 15- Resiko Syok f.r 1. Memonitor terhadap adanya respon S : Pasien mengatakan masih lemas
12-2020 Hipotensi terjadinya syok (misl, tekanan darah normal,  
tekananan nadi melemah) O:
- wajah klien tampak pucat
Hasil :
- RR: 19 x/mnt
Tekanan darah : 90 / 80 mmHg
- N : 75 X/mnt
2. Memonitor status sirkulasi
-  
Hasil : kulit teraba hangat, akral hangat, dan
A : masalah belum teratasi
Nadi : 75 x/mnt (regular)  
3. Monitor suhu tubuh dan status pernapasan P : intervensi dilanjutkan
Hasil : T : 36, 5 C, dan RR : 20 x/mnt - Menganjurkan pasien dan keluarga
4. menganjurkan pasien dan keluarga mengenai mengenai faktor –faktor yang dapat
faktor –faktor yang dapat pemicu terjadinya memicu terjainya syok
syok. - Menganjurkan pasien dan keluarga
Hasil : klien dan keluarga belum mengetahui mengenai langkah –langkah yang harus
faktor – faktor yang dapat memicu terjadinya dilakukan apabila timbul gejala syok
syok
5. menganjurkan pasien dan keluarga mengenai
langkah - langkah yang harus dilakukan
apabila timbulnya gejalan syok
hasil : klien dan keluarga belum mengetahui
langkah-langkah yang harus dilakukan
Hari ke 2
Rabu, Nyeri akut b.d 1. Mengkaji nyeri komperhensif yang S : Pasien mengatakan sedikit nyeri
16- 12- agen cidera Fisik meliputi lokasi, karakteristik, pada bagian luka bekas episiotomi,
2020 (luka episiotomi) onset/durasi, frekuensi,kualitas, skala nyeri 3 (ringan), Nyeri terasa saat
intensitas atau beratnya nyeri dan beraktivitas berat, dan berkurang saat
faktor pencetus : Pasien mengatakan istirahat dan saat melakukan teknik
sedikit nyeri pada bagian luka bekas nafas dalam.
episiotomi, skala nyeri 3 (ringan), Nyeri O:
terasa saat beraktivitas berat, dan - Keluarga tampak menemani dan
berkurang saat istirahat dan saat memberikan dukungan
melakukan teknik nafas dalam. - Pasien tampak tenang
2. Memonitor tanda – tanda vital : - Tanda – Tanda Vital
TD = 100/90 mmHg, HR = 79 x/menit, RR TD = 100/90 mmHg
= 20x/menit, T = 36,70C HR = 79 x/menit
3. Menganjurkan keluarga untuk RR = 20 x/menit
memberikan dukungan : keluarga T = 36,70C
tampak menemani dan memberikan A : Masalah belum teratasi
dukungan, pasien tampak tenang P : Intervensi dilanjutkan
4. Kolaborasikan pemberian analgetik : - Mengkaji nyeri komperhensif yang
Pasien diberikan Ceftriaxone dan meliputi lokasi, karakteristik,
ketorolax untuk mengurangi nyeri onset/durasi, frekuensi,kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan
faktor pencetus
- Memonitor tanda – tanda vital :
- Kolaborasikan pemberian analgetik
Rabu, Resiko perdarahan 1. Memonitor dengan ketat resiko S : Pasien mengatakan merasa letih, dan
16-12- f.r komplikasi terjadinya perdarahan : Adanya riwayat keuar darah via vagina
2020 pasca partum perdarahan pasca bersalin, adanya luka O:
(perdarahan) episiotomi, konjungtiva tampak anemis - Adanya riwayat perdarahan pasca
2. Memonitor tanda – tanda vital : bersalin
TD = 100/90 mmHg, HR = 79 x/menit, RR = - Konjungtiva tampak anemis
20x/menit, T = 36,70C - Perdarahan ±350 cc/24jam
3. Mencatat nilai hemoglobin : HB : - Terdapat robekan jalan lahir
9,6mg/dl (luka episiotomi)
Intruksikan pasien dan keluarga untuk - TTV
memonitor tanda- tanda perdarahan dan TD = 100/90 mmHg, HR = 79 x/menit,
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi RR = 20x/menit, T = 36,70C
perdarahan : pasien mengatakan merasa - HB : 9,6 mg/dl
letih jika beraktivitas berat A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dihentikan
Rabu, Resiko Syok 1. Memonitor terhadap adanya respon S : Pasien mengatakan masih lemas
16 – f.r Hipotensi terjadinya syok (misl, tekanan darah  
O:
12 – normal, tekananan nadi melemah)
2020 Hasil : - wajah klien sedikit pucat
- RR: 20 x/mnt
Tekanan darah : 100 / 90 mmHg
2. Memonitor status sirkulasi - N : 79 X/mnt
-  
Hasil : kulit teraba hangat, akral hangat,
A : masalah belum teratasi
dan Nadi : 79 x/mnt (regular)  
3. Monitor suhu tubuh dan status P : intervensi dilanjutkan
pernapasan Hasil : T : 36, 7 C, dan RR : - Menganjurkan pasien dan
20 x/mnt keluarga mengenai faktor –
4. menganjurkan pasien dan keluarga faktor yang dapat memicu
mengenai faktor –faktor yang dapat terjainya syok
pemicu terjadinya syok. Menganjurkan pasien dan keluarga
Hasil : klien dan keluarga belum mengenai langkah –langkah yang
mengetahui faktor – faktor yang dapat harus dilakukan apabila timbul
memicu terjadinya syok gejala syok
5. menganjurkan pasien dan keluarga
mengenai langkah - langkah yang harus
dilakukan apabila timbulnya gejalan
syok
hasil : klien dan keluarga belum
mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai