Anda di halaman 1dari 16

 STEP 7

1. Apaa saja landasan hukum dari sistem SJSN?


2. Bagaimana pelaksanaan sistem pembayaran di RS?
3. Komponen medis apa saja yang termasuk dalam tariff CBGs?
4. Keuntungan dan kerugian dari sistem CBGs?
5. Jelaskan prinsip-prinsip managemen keuangan?
6. Jelaskan ttg management akutansi?
7. Apa saja kendala dalam penerapan CBGs?
8. Tujuan penghitungan unit cost ?
9. Bagaimana cara melakukan analisis unit cost?
10. Contoh instalansi (khusus intalasi Rawat Inap) yang di cover BPJS dan contoh kasus-kasus
sehingga efektif dan efisien?
1. 1. Apaa saja landasan hukum dari sistem
SJSN?
2. Bagaimana pelaksanaan sistem
pembayaran di RS?
3. Komponen medis apa saja yang
termasuk dalam tariff CBGs?
komponen-komponen medis yang sudah terhitung ke dalam tarif ini CBG's adalah
sebagai berikut:
Konsultasi dokter, 
 Pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium, radiologo (rontgen), dll, 
 Obat Formularium Nasional (Fornas) maupun obat bukan Fornas, 
 Bahan dan alat medis habis pakai, 
 Akomodasi atau kamar perawatan
 Biaya lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan pasien. 
4. Keuntungan dan kerugian dari sistem
CBGs?
5. Jelaskan prinsip-prinsip managemen
keuangan?
 Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.
1. Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti
bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan
yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat
manipulasi di pengelolaan keuangan.

 2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau
organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak
ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk
menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku
kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
 3. Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan
dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya,
menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah
diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan,
hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.

 4. Kelangsungan Hidup (Viability)


Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun operasional harus
sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu
ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus
menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat
melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.

 5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas
yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui
kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan
 6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan
dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-
resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang
sesuai dengan organisasi.

 7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)


Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan
prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap
akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi
6. Jelaskan ttg management akutansi?
7. Apa saja kendala dalam penerapan
CBGs?
Dalam penggunaan aplikasi INACBG ini kadang ditemui error atau kendala yang membuat aplikasi tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Beberapa kendala dan bagaimana cara mengatasinya tertera di Pemecahan Masalah ( Trouble
Shooting ) software INACBG pada Permenkes No 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis INACBG. Pemecahan masalah
tersebut antara lain mengenai :
Tarif INACBG tidak keluar
 Data Base INACBG rusak corrupt
 Setelah melakukan proses Grouping muncul keterangan error grouper : Date not Valid
 Setelah melakukan proses Grouping muncul keterangan error grouper : Gagal Grouper Hubungi Administrator
 Setelah melakukan grouping, terjadi error grouper dengan keterangan Class Not Register
Sedangkan solusinya diantaranya sebagai berikut :
 Memvalidasi ulang setup rumah sakit dalam aplikasi INACBG 
 Melakukan restore back up database aplikasi INACBG 
 Melakukan perbaikan database INACBG  secara manual melalui mysql administrator
 Menghapus file di local disk C://windows/addins/DAT/EG30/SYS.DAT
 Menginstal ulang aplikasi INACBG 
8. Tujuan penghitungan unit cost ?
9. Bagaimana cara melakukan analisis unit
cost?
Beberapa Metode Unit Cost yang dikenal adalah :
 Simple distribution Merupakan cara langsung membagi habis biaya diunit-unit pusat biaya
ke pusat pendapatan berdasarkan bobot tertentu.
 Step down method Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan
melalui beberapa tahap, yaitu pertama alokasi antara pusat biaya (disusun dengan unit
mulai dengan biaya tertinggi sebagai unit yang memberi biaya kepusat biaya lain).
Kemudian biaya yang diterima pusat biaya dibawahnya digabung dengan biaya asli
pusat.Biaya tersebut dialokasikan ke pusat pendapatan dengan dasar pembobotan.
 Double distrtibution Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan,
melalui duatahap, yaitu mula-mula dilakukan alokasi antara pusat biaya ke pusat biaya lain
danke pusat pendapatan, selanjutnya dilakukan alokasi dari pusat biaya ke pusat
pendapatan
 Activity-based costing Merupakan cara analisis biaya berdasarkan aktivitas
10. Contoh instalansi (khusus intalasi
Rawat Inap) yang di cover BPJS dan
contoh kasus-kasus sehingga efektif dan
efisien?

Anda mungkin juga menyukai