KEPERAWATAN ORTOPEDI
PRODI DIII KEP FLORA
Osteosarcoma
Tumor ganas tulang primer pada regio metafise tulang
siku)
Proksimal humerus 9%
Etiology
Masih unknown
Diduga :
Paparan Radiasi.
Virus.
Trauma.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Radiologi
Biopsi
Riwayat Penyakit
Keluhan utama: Bengkak dan Nyeri (Terutama malam
hari).
(diurut).
Lokal
Pembengkakan dengan batas tidak tegas, venectasi
(+), kulit mengkilat (Shinny) dan bisa ada ulcus
Perabaan lunak, panas dan sering ada bising
pembuluh darah
Bisa disertai pembesaran kel lymfe regional.
Bahagian distal : atrofi & ggn neurovaskuler
Radiologi
Ada 3 kemungkinan gambaran Rx
Codman's triangle
Proses Gambaran Radiologi
Metastase
Metastase : Lebih banyak hematogen
Metastase dapat ke :
Hepar
Myosistis ossifican
Ewing sarcoma
Chondrosarcoma
Pengobatan
Umum : Perbaiki KU pasien :Gizi, Darah dll
Pembedahan
Wide eksisi
Amputasi,
Limb salvage procedure
Terapi Adjuvant treatment.
Imunoterapi
Radioterapi
Chemoterapi
Imunoterapi & Radioterapi
1. Imunoterapi
BCG, & Allogenik Sarcoma cell vaccine im 1X 1-
2/ mg selama 2 th
2. Radioterapi
Biasanya radioresistent, tapi minimal dapat
mengurangi lesi.
Dosis 1000 – 1700 Rad pasca operasi.
Standford Code Protocol 6500-7500 R selama 7
minggu kemudian tunggu 6 bulan. Jika tak ada
metastase ke paru operasi
Chemoterapi
Bekerja sebagai menghambat replikasi DNA sel tumor
sehingga pertumbuhannya terhenti.
Obat Chemo
Single Drug MTX or adriamycin in high dose
Multi Drug Kombinasi Cyclophosphamid, vancristine ,
adriamycin & phenillanamine mustrad.
Dosis / Cara Pemberian
0,5 -1mg/kgBW/days for 3 hari dextrose 5% 200cc with
interval 4-6 weeks.(satu kali kur)
Diberikan 6-7 Kur
Prognosa
Jelek sekali
diagnose
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Riwayat kesehatan
– Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang
terkena.
– Klien mengatakan susah untuk
beraktifitas/keterbatasan gerak
– Mengungkapkan akan kecemasan akan
keadaannya
• Pengkajian fisik
Pada palpasi teraba massa pada derah yang
terkena. pembengkakan jaringan lunak yang
diakibatkan oleh tumor.
• Pengkajian status neurovaskuler; nyeri
tekan
Keterbatasan rentang gerak
• Hasil laboratorium/radiologi
– Terdapat gambaran adanya
kerusakan tulang dan pembentukan
tulang baru.
– Adanya gambaran sun ray spicules
atau benang-benang tulang dari
kortek tulang.
– Terjadi peningkatan kadar alkali
posfatase.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri akut berhubungan dengan proses
patologik dan pembedahan (amputasi).
• Kerusakan mobilitas fisik yang
berhubungan dengan kerusakan
muskuluskletal, nyeri, dan
amputasi.
• Kerusakan integritas kulit atau jaringan
berhubungan dengan penekanan pada
daerah tertentu dalam waktu yang lama.
• Resiko infeksi berhubungan dengan fraktur
terbuka kerusakan jaringan lunak.
INTERVENSI
• Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
berhubungan dengan proses patologik dan
pembedahan (amputasi)
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
nyeri akut teratasi seluruhnya.
Kriteria Hasil :
•Klien mengatakan nyeri hilang dan
terkontrol,
•Klien tampak rileks, tidak meringis, dan
mampu istirahat/tidur dengan tepat,
•Tampak memahami nyeri akut dan
metode untuk menghilangkannya, dan
•Skala nyeri 0-2.
Intervensi
•Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri
(skala 0-10). Selidiki perubahan karakteristik
nyeri.
R / : Untuk mengetahui respon dan sejauh
mana tingkat nyeri pasien.
•Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah
posisi sering, pijatan lembut).
R / : Mencegah pergeseran tulang dan
penekanan pada jaringan yang luka.
• Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang
luka.
R / : Peningkatan vena return, menurunkan edema,
dan mengurangi nyeri.
• Berikan lingkungan yang tenang.
R / : Agar pasien dapat beristirahat dan mencegah
timbulnya stress.
• Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
analgetik, kaji efektifitas dari tindakan penurunan
rasa nyeri.
R / : Untuk mengurangi rasa sakit / nyeri.
Diagnosa Krperawatan : Kerusakan
mobilitas fisik yang berhubungan dengan
kerusakan muskuluskletal, nyeri,
dan amputasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
kerusakan mobillitas fisik teratasi
seluruhnya.
Kriteria Hasil :
•Pasien menyatakan pemahaman situasi
individual, program pengobatan, dan tindakan
keamanan,
•Pasien tampak ikut serta dalam program latihan /
menunjukan keinginan berpartisipasi dalam
aktivitas,
•Pasien menunjukan teknik / perilaku yang
memampukan tindakan beraktivitas, dan
•Pasien tampak mempertahankan koordinasi dan
mobilitas sesuai tingkat optimal.
Intervensi :
•Kaji tingkat immobilisasi yang
disebabkan oleh edema dan persepsi
pasien tentang immobilisasi tersebut.
R /: Pasien akan membatasi gerak karena
salah persepsi (persepsi tidak
proporsional)
• Dorong partisipasi dalam aktivitas
rekreasi (menonton TV, membaca
koran dll ).
R / : Memberikan kesempatan untuk
mengeluarkan energi, memusatkan
perhatian, meningkatkan perasaan
mengontrol diri pasien dan membantu.
dalam mengurangi isolasi sosial.
• Anjurkan pasien untuk melakukan
latihan pasif dan aktif pada yang
cedera maupun yang tidak.
R / : Meningkatkan aliran darah ke otot
dan tulang untuk meningkatkan tonus
otot, mempertahankan mobilitas sendi,
mencegah kontraktur / atropi dan
reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.
• Bantu pasien dalam perawatan diri.
R / : Meningkatkan kekuatan dan
sirkulasi otot, meningkatkan pasien
dalam mengontrol situasi,
meningkatkan kemauan pasien untuk
sembuh.
• Berikan diit Tinggi protein Tinggi
kalori , vitamin , dan mineral.
R / : Mempercepat proses penyembuhan,
mencegah penurunan BB, karena pada
immobilisasi biasanya terjadi
penurunan BB.
• Kolaborasi dengan bagian fisioterapi.
R / : Untuk menentukan program latihan.
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan
integritas kulit atau jaringan
berhubungan dengan penekanan pada daerah
tertentu dalam waktu yang lama.
Intervensi :
•Kaji adanya perubahan warna kulit.
R / : Memberikan informasi tentang sirkulasi
kulit.
• Pertahankan tempat tidur kering dan bebas
kerutan.
R / : Untuk menurunkan tekanan pada area
yang peka resiko kerusakan kulit lebih
lanjut.
• Ubah posisi dengan sesering mungkin.
R / : Untuk mengurangi tekanan konstan pada
area yang sama dan meminimalkan resiko
kerusakan kulit.
• Beri posisi yang nyaman kepada
pasien.
R / : Posisi yang tidak tepat dapat
menyebabkan cedera kulit / kerusakan
kulit
• Kolaborasi dengan tim kesehatan dan
pemberian zalf / antibiotic.
R / : Untuk mengurangi terjadinya
kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan : Resiko
infeksi berhubungan dengan fraktur terbuka
kerusakan jaringan lunak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
resiko infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
•Tidak ada tanda-tanda Infeksi,
•Leukosit dalam batas normal, dan
•Tanda-tanda vital dalam batas normal.
• Kaji keadaan luka (kontinuitas dari
kulit) terhadap adanya: edema, rubor,
kalor, dolor, fungsi laesa.
R/ : Untuk mengetahui tanda-tanda
infeksi.
• Anjurkan pasien untuk tidak
memegang bagian yang luka.
R/ : Meminimalkan terjadinya
kontaminasi.
• Rawat luka dengan menggunakan tehnik
aseptik
R/ : Mencegah kontaminasi dan
kemungkinan infeksi silang.
• Mewaspadai adanya keluhan nyeri
mendadak, keterbatasan gerak,
edema lokal, eritema pada daerah luka.
R/ : Merupakan indikasi adanya
osteomilitis.
• Kolaborasi pemeriksaan darah :
Leukosit
R/ : Leukosit yang meningkat artinya
sudah terjadi proses infeksi.