Anda di halaman 1dari 8

Toksikologi

DEFINISI :
Ilmu yang mempelajari sifat2 racun zat kimia terhadap
mahluk hidup dan lingkungan.

-> Mempelajari “keamanan” setiap zat kimia yg masuk


kedalam tubuh.
Zat kimia (xenobiotik) yg dimaksud didalamnya al:
- obat
- pestisida
- polutan lingkungan
- toksin alami dan
- zat aditif makanan

Selalu dimulai pada hewan : toksikologi eksperimental.

Penilaian keamanan dilakukan melalui ekstrapolasi data


dari hewan ke manusia
Pengujian toksisitas harus berdasarkan pada :
 sifat zat (kimia atau obat) serta
 cara penggunaannya :
- penggunaan obat secara kronik (contoh penggunaan obat
hipertensi dan obat kontrasepsi harus ada data karsinogenisitas
dan teratogenisitas)
- penggunaan akut misalnya obat cacing, harus memenuhi syarat
toksisitas akut

Aspek-aspek pengujian toksikologi :

 Uji farmakokinetik
a. Absorpsi
b. Distribusi
c. Biotransformasi/metabolisme
d. Ekskresi

 Uji farmakodinamik
Efek yang terjadi pada semua organ tubuh.
 Penilaian keamanan zat kimia :
- NOEL(No observed effect level) dan NEL (No effect level)
mg/kgBB/D
- ADI (Acceptable Daily Intake) = NEL/100 mg/kgBB/hari
- MPC (Maximal Permissible Concentration)
=ADIxBB (kg)/faktor makanan (kg)= …..ppm
faktor makanan adalah konsumsi rata2 sesuatu makanan tertentu
dalam kg/orang/hari

 Uji toksikologi :
- Hewan coba
Tikus putih umur 2-3 bulan BB = 180-200 gram
- Toksisitas akut
Single dose experiments, dievaluasi 3-14 hari,
tentukan ED 50 dan LD 50
- Toksisitas kronik
Percobaan sub akut (1-3 bulan)
Percobaan kronik (3-6 bulan)
Life long studies  uji karsinogenitas
Keracunan
 Klasifikasi menurut cara terjadinya keracunan :
- Self poisoning (pasien makan obat dg dosis berlebihan tetapi
dengan pengetahuan bahwa dosis ini tdk akan membahayakan)
- Attempted suicide (pasien bermaksud bunuh diri, bisa berakhir
dengan kematian atau pasien sembuh kembali)
- Accidental poisoning (merupakan kecelakaan, tanpa faktor
kesengajaan)
- Homicidal poisoning (akibat kriminal yaitu seseorang dengan
sengaja meracuni orang lain)

 Kalsifikasi menurut mula waktu terjadinya keracunan :


- Keracunan akut, misalnya keracunan makanan
- Keracunan kronik, misalnya nekrosis papila ginjal akibat makan
analgesik bertahun-tahun
 Alat tubuh yang terkena keracunan : jantung, hati,
ginjal, contoh bahan kimia yg menyebabkan keracunan
pada ketiga organ tubuh tersebut : CCl4(karbon tetra
klorida)

 Penyebab keracunan :
- Accidental poisoning, umumnya tjd pada anak2
karena kebiasaan memasukkan segala benda yg
dijumpai kedalam mulut
- Suicide, umumnya barbiturat atau hipnotik / sedatif
- Self poisoning  paracetamol
- Homicidal  insektisida
Gejala dan diagnosis keracunan :
 Kesadaran  tingkat I(mudah diajak bicara), II(sopor), III(soporokoma),
IV(koma)
 Respirasi : frekuensi napas dan volume semenit (  4 L/menit)
 Tekanan darah
 Kejang (menandakan adanya rangsang SSP)
 Pupil dan refleks ekstremitas, misalnya : Morfin, Atropin
 Bising usus (biasanya menyertai perubahan derajat kesadaran)
 Jantung (berupa kelainan ritme jantung, misalnya Digitalis, Antidepresan
trisiklik

Prevensi keracunan akibat absorpsi obat :


 Melalui kulit  jangan cuci dengan zat pelarut organik, sabun dan air
merupakan pilihan utama
 Melalui inhalasi  pindahkan ke ruangan segar
 Per oral :
- Merangsang muntah, mengorek dinding farings belakang dengan
spatel atau memberikan Apomorfin 5-8 mg SC.
- Bilas lambung (misalnya dengan pipa karet berdiameter besar).
- Pemberian pencahar  norit (via nasogastric tube) dosis 35-50
mg, kemudian 15-20 mg setiap 4-6 jam.

Anda mungkin juga menyukai