Anda di halaman 1dari 16

FILARIASIS

CHELSEA/201806000244
Epidemiologi
• Filariasis banyak ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis,
termasuk Indonesia. Di Indonesia, filariasis masih menjadi masalah
endemis di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan
Papua, terutama di daerah pedesaan.
• Etiologi
• Penyebab filariasis adalah cacing filaria yang tergolong dalam kelas
nematoda jaringan. Ada 3 jenis cacing filaria, antara lain :
• Wuchereria bancrofti
• Brugia malayi
• Brugia timori
Overview Masalah
• Tn. A, 35 tahun, mengeluh pembengkakan pada seluruh tungkai
kanan sampai ke alat kelamin sejak 1 tahun lalu.
• Tidak nyeri dan tidak ada kemerahan  sebenernya ini gak bisa
dipastikan beberapa kasus filariasis bisa bengkak dan nyeri yang
hebat tetapi pada DVT biasanya nyeri dan sangat merah karena
ada vasodilatasi pembuluh darah.
• Pembengkakan perlahan namun semakin parah  tertumpuknya
cairan interstitial yang lebih banyak
• DI DESA juga ada yang mengeluh penyakit yang sama  penyakit
menular dan penyakit akibat parasit
Hasil PF
• PF:
• Keadaan umum baik
• Kesadaran : compos mentis
• TD 120/80 mmHg
• HR 80x/menit
• RR 16x/menit
• Suhu 36,5 derajat
• Kepala leher : normal
• Paru : normal
• Jantung : normal
• Ekstremitas inferior kanan ditemukan limfadenopati inguinal  penumpukan cacing dewasa yang
mati pada saluran limfe
• kulit tebal dan kasar, edema non pitting
• Ekstremitas inferior kiri tidak ada kelainan.
Hasil PP
• PP:
• Hb 12 g/dL (12-16 g/dL)
• Leukosit 7.000 (5.000-10.000)
• Trombosit 150.000 (150.000-400.000)
• Diff count: 0/5!!/2/63/22/2 eosinophilia  meningkat saat
infeksi parasit
• Hapusan darah tebal diambil pada malam hari ditemukan
• cacing berbentuk gilig ukuran 250 x 7 mikrometer,
bersarung.  karakteristik cacing filaria
Anatomi
• Cairan Limfe: cairan interstitial yg masuk ke pembuluh limfatik
• Pemb. Limfatik: Struktur mitip vena, lebih tipis, katup 1 arah lebih banyak dan
disekitarnya ada otot rangka, polos (untuk balikin cairan, protein angkut sel B dan
T_
• Jar. Limfatik: berisi sejumlah besar limfosit
• Nodus limfatikus (limfonodus) / kgb: organ berbentuk kacang, banyak sel B & T
• Nodulus limfatikus (limfonodulus)  plaque peyer , tonsil dan plural)

• Sirkulasi limfe
– Cairan dari kapiler → ruang interstitial → pembuluh limfatik → limfonodus → pembuluh
limfatik → duktus limfatikus [ductus limfatikus dextra / ductus thoracicus (3/4 badan kiri)]
→ masuk vena via junction yg berada antara v. jugularis internal & v. subclavian kanan kiri
Fisio fungsi sitem limfatik

– Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi 


– Mengangkut limfosit dari kel. Limfe ke sirkulasi
– Mengangkut lemak yg sudah diemulsi usus ke sirkulasi
– Menyaring & menghancurkan mikroorganisme agar tidak menyebar
– Menghasilkan antibodi bila terdapat infeksi
• Mekanisme
– Tek. ultrafiltrasi (hidrostatik)
• Cairan keluar dari kapiler ke cairan intersitital
– Tek. reabsorpsi
• Cairan dari interstitial masuk ke kapiler
• Cairan yg keluar > cairan yg direabsorpsi → kelebihan cairan diserap oleh sistem
limfe agar tidak menumpuk di interstitium
• P. Limfe awal
– Cairan masuk= Dindingnya tumpang tindih, membentuk lubang mirip katup →
tekanan cairan dari luar mendorong tepi yg tumpang tindih → terbentuk celah
→ cairan masuk
– Cairan tidak keluar= tekanan cairan di dalam mendorong tepi saling mendekat
→ katup tertutup → tidak keluar
– Pembuluh limfe menyatu → PL yg lebi besar → bermuara ke sistem vena di
dekat darah masuk atrium kanan

• ALIRAN
– Kontraksi otot mendorong cairan limfe
Patogenesis edema filariasi
• Edema: pembengkakan jar akibat kelebihan cairan interstitium
– Penyebab: sumbatan pembuluh limfe akibat cacing dewasa yang mati
– Kelebihan cairan filtrasi tertahan di cairan intersitium & tidak dapat dikembalikan ke darah

– Penyebab lain:
– Berkurangnya konsentrasi protein plasma: cairan yg direabsorpsi lebih sedikit | co/ eksresi
protein lebih akibat peny ginjal, sintesis protein kurang akibat peny hati
– Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler: lebih banyak cairan yg keluar dari kapiler ke
interstitial | co/ alergi(pelebaran pori kapiler akibat histamin)
– Meningkatnya tekanan vena: vena terbendung → tekanan darah kapiler meningkat →
tekanan hidrostatik naik → cairan yg ke interstitial makin bnyk | co/ Edema tungkai pada ibu
hamil (janin menekan vena shg darah susah balik)
Perjalanan penyakit
• Stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis
– Sumbatan sal limfer , cacing dewasa sebabin alergi
• Stadium akut
– Limfadenitis sering pada axilla dan inguinal)
– Limfangitis retrogard  nyamber kebawah
• Stadium menahun
– Hidrokes
– Limfadema
– elephantiasis pelebaran pembuluh limfe akibat peradangan terus menerus disertai dengan
tingginya kadar protein di saluran limfe sehingga merangsang pembentukan jaringan ikat
dan kolagen yang lama kelamaan akan menyebabkan obstruksi pembulu limfe.
– Kiluria urin warna putih
Daur HIDUP FILARIA
• Nyamuk hisap darah , manusia
ternifeksi larva stadium 3, dan
berkembang jadi larva stad 4 dan 5
(bentuk dewasa)
• Cacing betina dewasa
mengeluarkan mikrofilaria
bersarung dan hidup didarah
• Nyamuk hisap lagi mikrofilaria
berkembang jadi satd 1  stad 2
dan stad 3 di tubuh nyamuk dan
masuk ke perut nyamuk , kepala
dan alat tususk nyamuk
DD
• Lipedema (penumpukan lemak)
• Hernia ingunalis (bising usus kedengaran di testis)
• Limfangitis infeksi bakteri  penjalarannya ascending
pada filirasi retrograde
• Diagnosis : 
• Pem darah → cek darah/ cairan hidrocele → mikrofilaria (Jam 22.00-02.00)
& BIOPSY TP INVASIVE
• USG skrotum & kel inguinal → dancing filaria
• ICT → Ag W bancrofti
• Hemato → hipereosinofil
• Talaks : dietilcarbamazine sitrat (makro & mikrofilariasid), ivermectin,
parah bedah
Tambahan

Anda mungkin juga menyukai